Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Memahami Peran Pemimpin Dalam


Manajemen Konflik Dan Organisasi
Keperawatan
A. Peran dan Fungsi Pemimpin

Menurut Oemar Hamalik ada 5 (lima) hal yang


perlu diperhatikan agar pemimpin dapat berperan
baik didalam organisasi yang dipimpinnya. Meliputi :

1. Peran sebagai katalisator


2. Peran sebagai Fasilitator
3. Peran sebagai pemecah masalah
4. Peran sebagai penghubung sumber
5. Peran sebagai komunikator
Lanjutan...
1. Peran Sebagai Katalisator
Seorang pemimpin harus menumbuhkan pemahaman dan kesadaran
orang-orang yang dipimpinannya, agar tindakan yang dilakukan
dapat bermanfaat untuk kepentingan semua anggota organisasi.
Para anggota merasa bahwa hasil kerja pimpinannya tidak semata-
mata menguntungkan dirinya, tetapi menguntungkan semua anggota
organisasi secara keseluruhan. Maka pemimpin harus melaksanakan
tugas :
a. Melakukan identifikasi masalah yang dihadapi oleh kelompok,
baik masalah intern maupun masalah ekstern.
b. Merumusksan masalah yang paling penting dan masalah yang
sangat sering terjadi dan dihadapi oleh oleh anggota kelompok
c. Merumuskan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah dan mencari berbagai alternatif pemecahannya
2. Peran sebagai Fasilitator
Seorang pemimpin harus dapat mendorong dan menumbuhkan
kesadaran para kelompok di suatu organisasi yang dipimpinnya
supaya kesadaran para kelompok di suatu organisasi yang
dipimpinnya supaya melakukan perubahan yang diharapkan untuk
meningkatkan perkembangan suatu organisasinya. Pemimpin
harus dapat memberikan berbagai kemudahan bagi para
kelompoknya dengan cara :
a. Mengorganisasikan kegiatan para kelompok untuk
memudahkan organisasi mencapai tujuannya.
b. Membuat keputusan yang mengacu kepada penyusunan skala
prioritas tugas-tugas yang hendak dikerjakan oleh organisasi
dan para kelompoknya.
3. Peran sebagai pemecah masalah

Seorang pemimpin harus mampu bertindak cepat, tepat,


dantanggap permasalahan yang dihadapi oleh organisasi,
dan berusaha memecahkan masalah tersebut dengan
secepat-cepatnya. Pemimpinharus mampu menentukan
saat dan bentuk pemberian bantuankepada anggota atau
kelompok, sehingga dapat menyesuaikan diridengan
setiap gerak langkah yang dilakukan untuk
memecahkanpermasalahan yang ada.
4. Peran sebagai penghubung sumber

Seorang pemimpin harus dapat mencari sumber-sumber


yang berkenaan dengan kondisi dan kebutuhan
organisasi. Dengan sumber-sumbver tersebut, pemimpin
dapat membantu organisasi atau kelompok untuk
mengetahui cara-cara pendekatan yang dapat dilakukan
untuk memperoleh bantuan yang diperlukan
dalamrangka memecahkan masalah yang sedang
dihadapi.
5. Peran sebagai komunikator

Seorang pemimpin harus dapat


mengkomunikasikan gagasannya kepada orang
lain, yang kemudian disampaikan kepada orang
lain,yang kemudian disampaikan kepada orang lain
secara berlanjut.Bentuk komunikasi harus
dilakukan secara dua arah supaya gagasan yang
disampaikan dapat dibahas secara luas, yang
mencakup para pelaksana dan khalayak sasaran
perlu menguasai teknik berkomunikasi secara
efektif.
B. Strategi Penyelesaian Konflik

1. Pengertian
Marquis dan Huston (1998) mendefinisikan
konflik sebagai masalah internal dan eksternal
yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan
pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang
atau lebih. Littlefield (1995) mengatakan bahwa
konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian
atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi
akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau
organisasi yang merasa kepentingannya terancam.
2. Penyelesaian Konflik
Langkah-langkah
Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan
suatu konflik meliputi pengkajian, identifikasi, dan intervensi.
a) Pengkajian
• Analisis situasi.
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang
perlukan, setelah dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi
semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam.
• Analisis dan mematikan isu yang berkembang.
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi.
• Menyusun tujuan.
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
b) Identifikasi
• Mengelola perasaan.
Hindari respons emosional: marah, sebab setiap orang
mempunyai respons yang berbeda terhadap kata-kata,
ekspresi dam tindakan.

c) Intervensi
• Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan
dengan baik. Selanjutnya identifikasi hasil yang positif
yang akan terjadi.
• Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik.
Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang
berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi.
C. Strategi Penyelesaian
Konflik
a) Kompromi atau negosiasi.
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua
yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada
keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini
sering diartikan sebagai lose-lose situation.
Kedua unsur yang terlibat meyerah dan
menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam
manajemen keperawatan, strategi ini sering
digunakan oleh middle dan top manajer
keperwatan. (Nursalam, 2009:127)
b) Kompetisi.
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation.
Penyelesaian ini memerlukan hanya ada satu orang atau kelompok
yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akibat
negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa, dan
keinginan untuk perbaikan di masa mendatang. (Nursalam,
2009:127)

c) Akomodasi.
Istilah lain yang sering digunakan adalah “cooperative”. konflik
ini berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang
berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi
kesempatan pada orang lain untuk menang. Masalah utama pada
strategi ini sebenarnya tidak terselesaikan strategi ini biasanya
digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dengan
berbagai konsekuensinya. (Nursalam, 2009:127).
d) Smoothing.
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara
mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada
strategi ini. Individu yang terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan
dengan penuh kesadaran dan inspeksi diri

e) Menghindar.
Seseorang mungkin mengakui adanya konflik namun ia
ingin menarik diri atau menekannya. Contoh-contoh dari
perilaku meghindar (avaiding) adalah mencoba
mengabaikan sesuatu konflik dan menghindari orang lain
yang tidak bersepakat dengan anda. (Robbins,
2008:182).
f) Kolaborasi.
Strategi ini merupakan strategi win-win solution.
Dalam kolaborasi, kedua pihak yang terlibat menentukan
tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu
tujuan. Strategi ini merupakan strategi “win-win
solution”. Dalam kolaborasi, kedua unsur yang terlibat
menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan
tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-
masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan bisa
berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari
situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak mempunyai
kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak
adanya kepercayaan dari kedua kelompok atau
seseorang. (Nursalam, 2009:128)

Anda mungkin juga menyukai