Anda di halaman 1dari 39

Diare

Kelompok Ganjil A
PRAKTIKUM PRESKRIPSI 2016
Kelompok Ganjil
• Marsella Fitriasari • Rahma Arga D.
• Marlina Winda P. • Anik Mukarromah
• Kathina Deswi A. • Aldi Bachtiar P.
• Witri Rochaeni H. • Neva Melinda M.
• Nurti Dwi W. • S. Wanda Nurussofa
• Nani Yuniawati • Hilwa Arif Mahfud
• Elys Octaviana • Reffany Dyah S.
• Hanny Ummu I. • Melvy Rosalina R.
• Hani Rahmania
• Nur Afifa
• Nicky Pratiwi Y.
• Alvinda Latifatul
• Roha Fakhri N.I.
Etiologi diare
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a.) Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi: (a) Infeksi bakteri:
Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan
sebagainya. (b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain. (c) Infestasi
parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur
(candida albicans).
2. infeksi parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak
berumur dibawah 2 tahun.
Lanjutan etiologi
b.) Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
c. ) Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. ) Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama
pada anak yang lebih besar.
e.) Faktor Pendidikan
f. ) Faktor pekerjaan
g.) Faktor umur balita Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang
berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.
h. ) Faktor lingkungan Penyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit yang berbasisi
lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor
ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia
i.) Faktor Gizi Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena itu,
pengobatan dengan makanan baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut
j.) Faktor sosial ekonomi masyarakat
k.) Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi
l.) Faktor terhadap Laktosa (susu kaleng)
Patofisiologi Diare
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di
antaranya:
• 1. Faktor infeksi, proses ini diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke
dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus.

• 2. Faktor malabsorbsi, yaitu kegagalan dalam melakukan absorbsi yang


mengakibatkan tekanan osmotik meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus.

• 3. Faktor makanan, terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mempengaruhi proses
penyerapan makanan.

• 4. Faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus


yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat
menyebabkan diare (Hidayat, 2006:12).
Manifestasi Klinis Diare
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah, demam, gelisah, nyeri perut , Feses

disertai lendir atau darah, warna tinja berubah hijau karena bercampur dengan empedu.

Pada penyakit diare ,tinja mengandung sejumlah ion Na, Cl, dan CO3. Kehilangan air dan

elektrolit meningkat jika pasien muntah. Kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini

dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia.

Dehidrasi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan

kematian jika tak di tangani. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan,

sedang atau berat (Juffrie, 2010).


Gejala klinis
o Defekasi berbentuk cair lebih dari 3 kali per
hari
o Berlangsung mendadak dan kurang dari 2 minggu
o Ditemukan tanda dehidrasi dan infeksi
o Analisis dan biakan tinja ditemukan
mikroorganisme
o Berat jenis plasma meningkat
o Elektrolit, kalium dan natrium menurun

o (source : PDT bag/smf ilmu penyakit dalam ed III 2008)


Trimetoprim Sulfametoxazol
Farmakokinetik
 Sulfametoksazol dan trimetoprim dengan cepat dan baik diserap
dari saluran pencernaan setelah pemberian oral
 Luas didistribusikan ke dalam jaringan tubuh dan cairan, termasuk
dahak, aqueous humor, cairan telinga tengah, sekresi bronkial,
cairan prostat, cairan vagina, dan empedu.
 Trimetropim lebih larut dalam lipid daripada sulfametoksazol,
trimetopim memiliki volume distribusi yang lebih besar ketimbang
sulfametoksazol
 Sulfametoksazol dan trimetoprim dimetabolisme di liver.
 Kedua sulfametoksazol dan trimetoprim dengan cepat diekskresikan
dalam urin oleh filtrasi glomerulus dan aktif secretion tubular, Pada
orang dewasa dengan fungsi ginjal normal, sekitar 45-85% dari
dosis sulfametoksazol dan 50-67% dari dosis trimetoprim
diekskresikan dalam urin.
Farmakodinamik
 Cotrimoxazole adalah antibiotik yang merupakan kombinasi
Sulfamethoxazole dan Trimethoprim dengan perbandingan
5 : 1.
 Kombinasi tersebut menjadikan obat ini memiliki efek
bakterisidal yang kuat pada bakteri, karena bekerja pada
dua tahap pembentukan asam nukleat dan protein yang
penting bagi bakteri. Dengan mekanisme kerja tersebut
obat ini memiliki aktivitas antibakterial yang luas terhadap
bermacam – macam kuman seperti Streptococcus sp,
Staphylococcus so, Pneumococcus sp, Klebsiella,
Neisseria, Bordetella.
 Dosis ini harus diturunkan sebanyak separuhnya pada
pasien dengan bersihan kreatinin sebesar 15-30 ml/menit
Mekanisme Kerja
• Kuman memerlukan PABA (P-aminobenzoic acid ) untuk
membentuk asam folat yang digunakan untuk sintesis purin dan
asam asam nukleat .Sulfonamid merupakan penghambat kompetitif
PABA .
• Efek antibiotik sulfonamid oleh adanya darah ,nanah dan jaringan
narkotika karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang
dalam media yang mengandung basa purin dan timidin.
• Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfonamid karena
menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak
mensintesis sendiri),
• Dalam proses asam folat ,bila PABA digantikan oleh sulfonamid,
maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak fungsional.

(Farmakologi dan Terapi Ed 5 Hal 600)


PABA
Dihidropteroat Sulfonamid
sintessa berkompetisi
dengan PABA

As.Hidrofolat

Dihidrofolat
Trimetroprim
reduktase
As.Tetrahidrofolat

Purin

DNA
Komposisi
• Non- forte
• Trimetoprim : 80 mg/tab
• Sulfametaksazole : 400 mg/tab
• Forte
• Trimetoprim : 160 mg/tab
• Sulfametaksazole : 800 mg/tab

• ISO Vol 47 Hal.172


Indikasi dan Kontraindikasi
• INDIKASI:
Oral / parenteral: Pengobatan ISK disebabkan oleh strain yang rentan
dari bakteri, enteritis shigellosis dan Pneumocystis carinii pneumonitis.
Oral: Pengobatan otitis media akut dan eksaserbasi akut dari bronkitis
kronis; pengobatan diare pelancong. Penggunaan berlabel (s):
Pengobatan kolera, infeksi salmonella-jenis dan nocardiosis;
pencegahan ISK berulang pada wanita; profilaksis infeksi bakteri pada
pasien yang rentan; pengobatan prostatitis; profilaksis pneumonia
pneumonitis carinii.
• KONTRAINDIKASI :
Hipersensitivitas terhadap sulfonamid; anemia megaloblastik yang
disebabkan oleh kekurangan folat; kehamilan aterm; laktasi; bayi <2
mo usia.

• Pustaka: A TO Z FACT DRUG


Sanprima / Sanprima Forte
Dosis
-Tiap tablet Sanprima mengandung Trimethoprim 80
mg dan Sulfamethoxazole 400 mg.
-Per 5ml sirup sulfametoxazole 200mg, trimethoprim
40mg
-Per kapl forte sulfametoxazole 800mg, trimethoprim
160mg

Dosis Sanprima yang umum


diberikan adalah :  Anak usia 6 bulan – 5 tahun
*Sanprima sirup : 5 ml 2 kali
 Dewasa dan anak diatas 12 tahun sehari.
*Sanprima tablet : 2 tablet (  Anak usia 6 minggu – 5 bulan
maksimal 3 tablet), 2 kali sehari. *Sanprima sirup : 2,5 ml 2 kali
*Sanprima forte kaplet : 1 kaplet sehari.
(maksimal 1 ½ kaplet), 2 kali sehari.
 Anak usia 6 – 12 tahun Sanprima sebaiknya diminum
*Sanprima tablet : 1 tablet, 2 kali bersamaan dengan makanan.
sehari.
*Sanprima sirup : 10 ml 2 kali (MIMS edisi 14 tahun 2013 hal
sehari. 290)
Bactrim/Bactrim Forte
Tiap kemasan bactoprim mengandung zat aktif (nama
generik) sebagai berikut :
(trimethoprim 80 mg + sulfamethoxazole 400 mg) / tablet
(trimethoprim 160 mg + sulfamethoxazole 800 mg) / kaplet
forte
(trimethoprim 40 mg + sulfamethoxazole 200 mg) / 5 ml sirup

Dewasa dan anak >12 tahun


Dosis: Anak 2-5 tahun
a. 2 tablet 2 kali sehari Dosis: 2,5-5 mL 2 kali sehari
b. 1 kaplet 2 kali sehari (kaplet
forte) Bayi 6 minggu-2 tahun
Dosis: 2,5 ml 2 kali sehari
Infeksi berat
Dosis: 3 tab 2 kali sehari

Anak 6-12 tahun (MIMS edisi 14 tahun 2013


Dosis: 5-10 ml 2 kali sehari halaman 289)
Cara minum :
Boleh sebelum atau sesudah makanan, diminum dengan
air

EFEK SAMPING :
ALERGI
HALUSINASI
MIOKARDITIS
SAKIT
MUAL
KEPALA
DEPRESI MUNTAH

INSOMNIA DIARE
Attapulgit
Farmakokinetik &
Farmakodinamik
• Attapulgite merupakan adsorbent dan tidak diabsopsi oleh saluran cerna,
sebagian besar dimetabolisme di usus dan dikeluarkan melalui feses
• Attapulgite adalah sebuah adsorptif magnesium aluminium phyllosilicate
yang mengikat racun , bakteri dan air
• Bekerja non-selektif, mengadsorpsi air, enterotoxin, juga obat dan nutrisi
• Pemberian adsorbent berjarak 2 – 3 jam dengan pemberian obat lain
• Entrostop : attapulgit koloid teraktivasi (aluminium magnesium silikat),
pectin

(Drug bank.ca)
(GOODMAN GILMAN’S-Manual Of Pharmacology And Therapeutics -2008 :642)
(Non-Prescription Medicines: 90)
Mekanisme Kerja
• Attapulgite mempunyai daya absorbsi untuk menyerap
racun ,bakteri dan entero virus yang menyebabkan
diare.
• Dapat mengurangi frekuensi buang air besar dan
membantu memperbaiki konsistensi feses.
Komposisi
• Diagit :
• Attapulgite 600 mg, pectin 50 mg

• Entrostop :
• Actived colloidal attapulgite 650 mg, pectin 50 mg

• MIMS edisi 12, Hal: 21


Indikasi dan Kontraindikasi
INDIKASI:
Mengatasi gejala diare dan kram

KONTRAINDIKASI :
Pasien yang hypersensitive terhadap attapulgite atau
komponen penyusunnya.

Perhatian : Jangan gunakan untuk> 2 hari. Jika diare


berlanjut, hubungi penyedia layanan kesehatan. Dosis
tidak didirikan pada anak <3 tahun.

Pustaka : BNF 57 2009


Dosis
 Dosis :
 Dewasa : 2 tablet setelah buang air besar pertama kali, 2
tablet tiap kali setelah buang air besar berikutnya. Maksimal
12tablet/hari.
 Anak 6-12 tahun : ½ dosis dewasa. Maksimal 6 tablet/hari.
• (MIMS edisi 14 tahun 2013 halaman 26)

 Cara Minum : diminum tiap diare


 EFEK SAMPING : Konstipasi
• (MIMS vol.13 hal.26)
Scopma
( Hyoscine – N –butylbromide )
Farmakokinetik
• Hiosin –n- butil bromida (quatrener derivate ) absobsinya
rendah pada GIT dan tidak siap melewati BBB
• Metabolisme dihati, dan apabila diberikan dalam bentuk
injeksi, Hiosin n- butil bromida dimetabolisme lebih dari
108 jam ( AFS 2010, 1303 )
• Distribusi : Obat berikatan dengan protein plasma secara
reversibel dan dapat melewati plasenta dan terdistribusi
ke air susu . ( AHFS 2010, 1303 )
• Eliminasi : Sebagian besar diekskresikan melalui urin
(3,4% atau kurang dari 1 % dari dosis tunggal ) dalam
waktu 72 jam setelah administrasi injeksi subkutan. (
AHFS 2010, 1303 )
Farmakodinamik
• Scompa merupakan merk dagang yang mengandung
Hiosin Hidrobromida
• Hiosin telah digunakan sebagai Antispasmodic untuk
meringankan nyeri otot polos kejang terkait dengan
saluran pencernaan. Bekerja dengan menurunkan
motilitas gastrointestinal dan digunakan untuk
mengurangi spasme pada sindrom iritasi usus
•(At a Glance, p.32)
Mekanisme Kerja
• Kandungan Scopma yaitu Hyoscine-
N-butylbromide yang mempunyai
tempat kerja khusus pada ganglion
parasimpatis di dinding saluran cerna
,sehingga mempunyai efek
antispasmodik spesifik pada otot
polos saluran cerna ,saluran empedu
dan saluran kemih.
Komposisi
• Scopma :
• Hiosin-N-butilbromida 10 mg

• ISO Vol 47 Hal.457


Indikasi dan Kontraindikasi
• INDIKASI:
anastesi, kolik empedu, kolik ginjal, mabuk
perjalanaan, vertigo

• KONTRAINDIKASI:
hipersensitivitas, porfiria, pasien dengan penyakit
glaucoma

Pustaka: Martindale 36th 1735


 Dosis:
Dosis Dewasa : 1-2 kapsul 4x/hari
Anak 6-12 tahun : 1 kapsul 3x/hari
Scopma Plus
Dewasa : 1-2 kapsul 3x/hari
Maksimal : 6 kapsul/hari

(MIMS edisi 14 tahun 2013 halaman 25)

 Cara Minum : diminum setelah makan

 EFEK SAMPING : NYERI PADA MENELAN

ULSERASI ESOPHAGUS

HIPERESALIVASI

DIARE
Interaksi Obat
Interaksi Obat
Scopma

Obat hipnotik, antiepilepsi (glutetimid,


fenobarbital, fenitoin, karbamazepin),
rifampisin, alkohol, propantelin,
metoklopramid, kloramfenikol.

Tidak berinteraksi dengan attapulghit dan


trimethoprim sulfamethoxsazole

(Medscape, Drug Interaction Checker)


KIE
• Antibiotik trimethoprim dan sulfametoksazole
digunakan sampai habis sesuai dengan reserp
dokter agar tidak menimbulkan resisten
(kekebalan bakteri)
• Antibiotik disimpan di tempat sejuk dan
terhindar dari sinar matahari
• Es yang mungkin terjadi mual muntah
• Diminum dengan air air putih, sesudah makan
• Attapulgite diminum sesudah makan
• Attapulgite digunakan sebagai antidiare
• Scopam digunakan untuk nyeri pada lambung atau usus
halus
• Scopam diminum sesudah makan
• Efek samping yang mungkin terjadi adalah sembelit, bisa
diatasi dengan banyak makan- makanan berserat,
memperbanyak mengkonsumsi air putih.
• Selain mengkonsumsi obat- obat untuk bisa
mengoptimalkan pengobatan bisa dilakukan dengan
menjaga pola makan, misalnya menghindari makan-
makanan yang pedas, asam, serta menjaga atau
meningkatkan kebersihan makanan.
• Memperbanyak minum air yang mengandung elektrolit.
DRP (Drug Related Problem)
No Jenis DRP DRP yang ditemukan dalam resep Penyelesaian

1 Interaksi Obat

2 Penyakit yang tak


diterapi

3 Obat tanpa Indikasi

4 Obat yang tidak tepat

5 Over dose dose

6 Under dose

7 Reaksi Obat yang tak


diinginkan

8 Gagal dapat Obat


Terapi Non Farmakologi
• 1. Perbanyak meminum air mineral
• 2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum
ASI
• 3. Banyak mengonsumsi garam oralit
• 4. Makan makanan yang padat
• 5. Banyak makan buah dan umbi-umbian,
seperti pisang, apel, pear, kentang, dll.
• 6. Sebaiknya hindari makan makanan
pedas dan asam.
Missed Dosed
• Jika melewatkan jadwal minum
obat, maka segeralah untuk
meminumnya. Dan disarankan
untuk tidak menggandakan dosis
obat untuk mengganti dosis yang
sudah terlewat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai