Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

Dengue Hemorrhagic Fever Grade II


M.Fourta lasocto
DOKTER PEMBIMBING :
Dr. camelia khairun nissa, Sp.PD
Identitas pasien
Nama : Ny. S
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Suku : Sunda
Alamat : kp. Cikadu rt 3/rw7
Tanggal datang : 07 april 2015

ANAMNESIS :

Keluhan utama:
Demam tinggi sejak ± 6 hari
Riwayat penyakit sekarang :

Demam tinggi sejak ± 1 minggu, dan sempat turun pada hari


ketiga,pada hari ke empat demam tinggi naik kembali,pada hari ke
6 penderita segera dibawa ke IGD. Disertai sakit kepala (+) seperti
ditusuk- tusuk,hilang timbul. Rasa nyeri dan panas pada mata (+),
Badan pegal- pegal dan nyeri (+),lemas (+), mimisan (+),mual
(+),muntah (-). Tidak nafsu makan(+),sesak(-), gusi berdarah
(- ),nyeri menelan (+),nyeri perut dan nyeri ulu hati (+). BAB (N)
lendir(-),darah (-), BAK(N).bintik- bintik merah dikulit (+),gelisah
(+), Berkeringat banyak (+),riwayat bepergian ke daerah atau kota
lain disangkal. Batuk(-), sesak(-), daerah rumah banyak nyamuk,
dan daerah sering banjir.
• Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat demam yg sama sebelum nya (-)

 Riwayat asma disangkal

 Riwayat TB Paru (-)

 Riwayat penyakit gula disangkal


• Riwayat Penyakit Keluarga

 Di keluarga pasien tidak ada yang menderita hal yang sama.

 Riwayat penyakit jantung disangkal


 Riwayat penyakit gula disangkal

 Riwayat asma disangkal


•Riwayat Pengobatan

•Pernah dirawat di rs.almuluk cuman tidak ada perbaikan langsung di rujuk ke rs sekarwangi

•Riwayat Alergi

•- Riwayat alergi terhadap makanan disangkal oleh pasien

•- Riwayat alergi terhadap obat-obatan disangkal oleh pasien

•- Riwayat alergi terhadap cuaca disangkal oleh pasien

•Riwayat Psikososial

•Tetangga pasien ada yang mengalamin hal serupa.

•Daerah banjir
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• TTV
 Tekanan darah 110/ 70 mmHg
 Nadi 93 kali/ menit,reguler,tidak kuat angkat,isi kurang,pulsasi
lemah
 Respirasi rate 20 kali/ menit
 Suhu 37,8 ° C
STATUS GENERALISATA

• Normocephal, simetris,
rambut hitam, distribusi
Kepala merata, tidak mudah
rontok.

• konjungtiva anemis (-/-),


sklera ikterik (-/-), refleks pupil
Mata (+/+), d= 2 mm/2mm, isokor
kanan-kiri, edema palpebra(-).
• Kulit warna sawo matang,
efloresensi (-), scar (-), ikterus
pada kulit (-), sianosis (-),
Kulit pucat pada telapak tangan
dan kaki (-),lembab dan
kering (+),pteki (+).

• Tidak ada pembesaran KGB


pada daerah submandibula,
supraclavicula, infraclavicula,
KGB axilla, inguinal serta tidak
ada nyeri penekanan
Hidung : Normonasi, hidung bagian luar tidak ada kelainan, epistaksis
UROGENITALIA
Jantung (- ),pernafasan cuping hidung (-) Deviasi septum (-), sekret (-/-
Inspeksi:
Inspeksi
), rinorrhea:ictusDatar,
cordistidak
(-/-), tampak
tidaknasal
polip terlihat suatutekan
(-), nyeri penonjolan
(-)
Palpasi
Telinga:ictus
Palpasi cordis ada
::Normotia,
Ballotement pada(-) ICS Vtimpani
membran di sebelah medial
intak, nyerilinea
tekanmidklavikularis
processus
sinistra
mastoideus
Perkusi (-/-), otore
: Redup, nyeri(-/-),
ketok darah
(-) (-/-), pendengaran baik.
Perkusi : Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Mulut
Ekstremitas :Bibir kering (+), stomatitis (-), mukosa mulut lembab, lidah
Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
kotor(+),
Ekstremitas
Kiri atas : SIC faringatastidak
II Linea Parahiperemis,
:Sternalis
Akral dinginT1/T1 (+),edema
Sinistra
Leher
Kiri bawah: :Pembesaran
SIC IVparut
Linea (-), KGB
Medio (-), Pembesaran
Clavicularis Sinistra tiroid (-),JVP ( 5±2 ) cmH 2O
(-), jaringan pigmentasi
THORAX normal, telapak tangan pucat (+), jari
Auskultasi
Paru-Paru : bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler
tabuh (-),: turgor
Murmur (-) Gallop (-abdomino-torakal,
)
-Inspeksi Pernafasan gerakan dinding paru saat
ABDOMEN kembali lambat (-),memar tangan kiri (-)
bernafas simetris saat statis dan dinamis, penggunaan otot bantu
I Ekstremitas bawah :akral dingin(+),jaringan
bekas trauma (-) parut (-),
: Datar, venektasi (-), caput medusa (-), tonjolan (-), bekas operasi (-),
pernafasan (-), bekas operasi (-),
P : Supel,
pigmentasi Nyeri tekan epigastrium (+), terlokalisir, nyeri tekan abdomen
normal,
-Palpasi : Taktil fremitus
(+), Hepatomegali (+), splenomegali simetris (-),
antara
reboundparusign
kiri(-).
dan kanan
P -Perkusi
: Timpani : Sonor
pada 4pada
telapak
kedua
kuadran
kaki pucat
lapangan
abdomen,
(-), dullness
paru,
shifting
jari tabuh
batas (-), turgor
paru-hepar
(-) setinggi
A ICS: V kembali
lineausus
Bising lambat
midclavicularis
(+) pada seluruh dextra
kuadran abdomen 15 x/menit
-Auskultasi : Vesikuler (-), edema pretibialapang
+/+ dikedua dan pergelangan
paru, intensitas kakisuara
(-). nafas
menguat, Ronkhi basah -/- , Ronkhi kering -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 7 April 2015
Hasil Pemeriksaan Hematologi
1.Hasil Pemeriksaan Laboratorium
• Tanggal 7 april 2015

- Hb : 13,5 g/dl
- Leukosit : 5.300 / ul
- Trombosit : 47.000/ ul
- Hematokrit : 40%
• Tanggal 7 april 2015

- Dengue : IgG : positif


- Igm : positif
• Tanggal 8 april 2015

- Hb : 12,5 g/dl
- Leukosit : 4.400 / ul

- Trombosit : 69.000/ ul

- Hematokrit : 39%
- Tanggal 9 april 2015
- Hb : 13,8 g/dl

- Leukosit : 5000 / ul
- Trombosit : 95.000/ ul

- Hematokrit : 42%
Working Diagnosa : DHF grade II

Differensial Diagnosis :
Demam Typoid
Malaria
tifoid
PENATALAKSANAAN
*Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan Darah Rutin : Hb ,trombosit,
hematokrit,leukosit,Gol.darah, APTT,Bleeding
time,clotting time,PPT
- Pemeriksaan fungsi Hati
- Pem.morfologi darah tepi jika perlu
- Pemeriksaan gas darah dan kadar elektrolit
- Uji tourniquet
- uji serrologi dengue
- Rongent Thoraks
- EKG
• *Non Medikamentosa :
• - Tirah baring
• - Makanan lunak

• *Medikamentosa
- Pemberian O2 2-4 liter/ menit
- Rawat di HCU
- Observasi TTV dan keadaan umum tiap jam,serta Hb dan hematokrit
setiap 4- 6 jam
- Pasang urine bag untuk mengukur diuresis.
-Loading cairan RL 10-20 ml/ KgBB, evaluasi setelah 15-30 menit.
- Rencana Transfusi Trombosit
- Ondansentron i.v
- Paracetamol 3x1
- Omeprazol 2x 40 mg i.v
- Vit BC 3x1
Analisa kasus
- Demam tinggi dan sempat turun pada hari ke tiga,demam
kembali naik pada hari ke empat (pelana kuda)
- Bintik- bintik merah dikulit
- Akral dingin
- sakit kepala,mual,diare,lemas,badan pegal dan nyeri,lidah kotor.
- lingkungan sekitar rumah banyak genangan air
- psikososial : Tetangga sekitar rumah ada yang dirawat karena
DBD
- Tekanan darah 110/70 mmhg,nadi 89 kali/ menit,reguler,tidak
kuat angkat,isi kurang,pulsasi lemah,suhu 37,8 °C
- Hb : 13,5g/dl, Leukosit:5.300/ul, Trombosit: 47.000/ul,
Hematokrit : 40%
- Dengue tes IgG positif,IgM positif
Follow up

Tanggal 9 April 2015


S : Sudah tidak ada keluhan
O : TD 110/70 mmHg
Nadi 98 x/ menit
Suhu 37 °C
RR 18 x/ menit
Hb : 13,8 g/dl
Leukosit : 5000 / ul
Trombosit : 95.000/ ul
Hematokrit : 42%
A : Dengue syok sindrome
P : RL 500 cc/8 jam
Hemacell / 24 jam
 PULANG
TINJAUAN
PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue
Definisi
– Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia &
diatesis hemorgik
ETIOLOGI Demam dengue dan
demam berdarah dengue
disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk
dalam genus Flavivirus,
keluarga Flaviviridae.
serotipe virus dengue, yaitu :
 DEN-1,
DEN-2,
DEN-3  serotipe
terbanyak diIndonesia.
dan DEN-4
How is it spread??

http://www.metapathogen.com/IMG/Aedes-aegypti.jpg

THE VECTOR: Aedes aegypti


Mekanisme Penularan
Vektor dan distribusi geografis penyakit-
penyakit mirip dengue.
Virus Nama Vektor Distribusi
penyakit
Togavirus Chikungunya Aedes Afrika, India,
Togavirus O’nyong- aegepty Asia Tenggara
Flavivirus nyong Aedes Afrika Timur
West Nile africanus Eropa, Afrika,
Fever Anopheles Timur
funestus Tengah, India
Culex
molestus
Culex
univittatus
Epidemiologi
Manifestasi Klinis

ASIMTOMATIK Demam yang tidak


terbedakan

Demam dengue
SIMTOMATIK

Demam berdarah

Dengue
DIAGNOSIS
2. Demam Berdarah Dengue
3.
1. Sindrom
Demam
Berdasarkan SyokWHO
Dengue
kriteria Dengue
1999 diagnosis DBD ditegakkan bila
semua Seluruh
Ditegakkan kriteria
bila
hal di bawah terdapat DBD disertai
dua
ini terpenuhi. kegagalan
atau lebih manifestasi
sirkulasi
a. Demam
klinis dengan
atau
(nyeri riwayatmanifestasi
kepala, demam
nyeri nadi 2-7
akut, antara
retro-orbital, yanghari,cepat dan
biasanya
mialgia/artralgia,
bifasik.
ruam kulit, manifestasi perdarahan, leukopenia)
lemah, tekanan darah turun (<20 mmHg),berikut:
b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan
ditambah
hipotensi pemeriksaan
- Uji bendungdibandingkan
positif.
serologis dengue
standard positif;
sesuai atau
umur,
ditemukan
-kulit pasienataudemam dengue/ demam berdarah
dingin dan lembab serta gelisah.
Petekie, ekimosis, purpura.
dengue yang
- Perdarahan sudah(tersering
mukosa dikonfirmasi pada
epitaksis ataulokasi dan waktu
perdarahan gusi),
yangperdarahan
atau sama. di tempatlain.
- Hematemesis atau melena.
c. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/μl).
d. Terdapat minimal satu dari tanda-tanda kebocoran plasma
patogenesis
Patogenesis
Secondary heterologous dengue infection

Replikasi virus Anamnestic antibody respons

Teori secondary
Kompleks virus-antibodi hipotesis

heterologous Aktifasi komplemen


immune
Komplemen menurun

infection
Anafilatoksin (C3a, C5a)
enhancement.
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat Ht meningkat
30% kasus Perembesan plasma Natrium turun
syok
Cairan dalam
Hipovolemia rongga serosa
Anoksia Syok Asidosis
Meninggal
Kurva Suhu Infeksi Dengue
Ditemukan keadaan lain yang mempengaruhi keparahan
penyakit dengue:

• 1. Adanya hubungan infeksi primer dan sekunder. Contohnya,


kombinasi serotipe primer dan sekunder DEN-1/DEN-2 atau DEN-
1/DEN-3 dipandang memberi risiko yang tinggi untuk terkena dengue
yang parah.
• 2. Imunitas individu dalam menghasilkan sitokin dan kemokin yang
dihasilkan oleh aktivasi imun berhubungan dengan keparahan
penyakit.
• 3. Semakin panjang interval antara infeksi virus dengue primer dan
sekunder, maka keparahan dengue semakin meningkat.
• 4. Peranan genetik juga diduga berpengaruh terhadap keparahan
penyakit. Penelitian menunjukkan prevalensi DBD pada orang negroid
diasosiasikan dengan insidensi yang rendah (2%), sementara orang
kaukasoid memilki insidensi yang lebih tinggi (30%).
DHF berdasarkan WHO
 Confirmed DHF:
 Kasus dengan konfirmasi laboratorium sebagai berikut deteksI antigen dengue, peningkatan titer
antibodi > 4 kali pada pasangan serum akut dan serum konvalesens, dan atau isolasi virus.

 Demam tinggi selama 2 – 7 hari.

 Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :


 Uji bendung positif
 Ptekie, ekimosis, purpura
 Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
 Hematemesis atau melena

 Trombositopenia ( PLT< 100.000/ul)

 Terdapat minimal 1 dari tanda plasma leakage:


 Hematokrit meningkat > 20% dibanding standar umur dan jenis kelamin
 Hematokrit turun >20% setelah mendapat cairan
 Efusi pleura, asites
DD/DBD Derajat Gejala Lab
DD Demam disertasi 2 atau lebih  Leukopenia  Serologi
tanda : sakit kepala, nyeri retro-  Trombositopenia, tdk dengue (+)
orbital, mialgia, artralgia ada kebocoran plasma

DBD I Gejala diatas, ditambah dgn uji Trombositopenia


bendung (+) (<100.000), bukti ada
kebocoran plasma
II Gejala diatas, ditambah dgn Trombositopenia
perdarahan spontan (<100.000), bukti ada
kebocoran plasma
III Gejala diatas ditambah dengan Trombositopenia
kegagalan sirkulasi (kulit dingin (<100.000), bukti ada
dan lembab, serta gelisah) kebocoran plasma
IV Syok berat disertai dengan Trombositopenia
tekanan darah dan nadi tidak (<100.000), bukti ada
terukur kebocoran plasma
Protokol 1  Tersangka DBD

Periksa Hb, Ht,


trmbosit

Hb, Ht normal,
Trombosit 100- Hb, trmbosit
trombosit < 150
150 ribu/mm3 normal, Ht ↑
ribu/mm3

Dipulangkan →
kontrol 24 jam →
Dirawat Dirawat
periksa Hb, Ht,
trmbosit
Protokol 2
Beri cairan 1500+[20x
(BB-20)] ml/hari →
observasi Hb, Ht,
trombosit tiap 24 jam.

Hb, Ht ↑ 10-20%, Hb ,Ht ↑ > 20%,


trmbosit < 100 trmbosit < 100
ribu/mm3 ribu/mm3

Beri cairan →
Protokol 3
observasi tiap 12 jam.
Protokol 3

Ada perbaikan →
3ml/kgbb/jam.
Observasi 24-48
Ht ↓, frek. Nadi ↓, jam → boleh pulang Ada perbaikan →
Ht ↑ > 20% → 5ml/kgbb/jam.
produksi urin ↑.
kristaloid 6- Tidak ada
Cairan
7ml/kgbb/jam. perbaikan →
5ml/kgbb/jam →
Observasi stlh 3-4 Tidak ada 15ml/kgbb/jam.
observasi setelah 2
jam perubahan →
jam.
10ml/kgbb/jam →
observasi setelah 2
jam.
Tidak ada
perbaikan/syok →
tatalaksana
sindrom syok
PROTOKOL 4
• Perdarahan spontan → beri cairan sama dgn DBD tanpa syok lainnya →
observasi pasien tiap 4-6 jam
• Cek protrombin time, PTT (partial protrombin time), fibrinogen, D-
Dimer atau CT (clotting time), BT (blooding time)
• Tranfusi komponen darah sesuai indikasi

PROTOKOL 5
• Cairan + O2 2-4 liter/menit
• Loading cairan 10-20 ml/ KgBB, evaluasi setelah 15-30 menit. Bila
renjatan telah teratasi jumlah cairan dikurangi 7 ml/KgBB/jam. Bila
keadaan tetap stabil 60-120 menit, pemberian cairan 5 ml/KgBB/jam.
• Bila 24-48 jam renjatan teratasi, cairan perinfus dihentikan
• Selain itu dapat diberikan O2 2-4 L/ menit.
• Pantau tanda vital dalam 48 jam pertama kemungkinan terjadinya
renjatan berulang.
• Periksa DPL, hemostasis, AGD, kadar Na, K, Cl, serta Ureum dan Creatinin
PENCEGAHAN

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau


mengurangi vektor nyamuk DBD.

Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah kegiatan membrantas telur,


jentik dan kepompong nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya.
PEMBERANTASAN
Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dilakukan dengan cara “3M” yaitu :
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti : Bak mandi/WC,
drum, dll. (M1)
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti : Gentong Air, Tempayan, dll
(M2).
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan (M3).
Prognosis
Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi
oleh adanya antibodi yang didapat secara pasif atau
infeksi sebelumnya. Pada DBD, kematian telah terjadi
pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi dengan
penanganan intensif yang adekuat kematian dapat
ditekan <1% kasus. Keselamatan secara langsung
berhubungan dengan penatalaksanaan awal dan
intensif. Pada kasus yang jarang, terdapat kerusakan
otak yang disebabkan syok berkepanjangan atau
perdarahan intrakranial
Komplikasi

Pada dewasa dan mungkin pada anak-anak, keadaan


yang mendasari dapat berakibat pada perdarahan
signifikan. Kejang dapat terjadi saat temperatur tinggi,
khususnya pada demam chikungunya. Lebih jarang lagi,
setelah fase febril, astenia berkepanjangan, depresi
mental, bradikardia, dan ekstrasistol ventrikular dapat
terjadi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai