HPI 10102
3 SKS
13/11/2019 1
KULIAH 1
• Arti dan Ruang Lingkup Hukum Pidana
• Sumber-sumber Hukum Pidana Di Indonesia
13/11/2019 2
SIFAT DAN TEMPAT HUKUM PIDANA
13/11/2019 5
1) dan 2) = Substantive Criminal Law /
Hukum Pidana Materiil
13/11/2019 7
Pengertian Hukum Pidana
Prof. Simons
13/11/2019 10
KUHP dan Sejarahnya
• Andi Hamzah • Utrecht
- Jaman VOC -Jaman VOC
- Jaman Hindia -Jaman Daendels
Belanda -Jaman Raffles
- Jaman Jepang -Jaman Komisaris
- Jaman Kemerdekaan Jenderal
-Tahun 1848-1918
-KUHP tahun 1915 -
sekarang
13/11/2019 11
Jaman VOC
• Hukum kapal (hukum disiplin)
• Statuten van Batavia 1650
• Hk. Belanda kuno
• Asas2 Hk. Romawi
13/11/2019 12
Jaman Daendels
• Tahun 1798 VOC dibubarkan
• Tahun 1810 Peraturan mengenai hukum
dan peradilan “Zemenstel “ hukum adat
mendapat lebih perhatian.
• GolongaN Eropa berlaku STATUTA
BETAWI BARU
• Golongan hukum Indonesia berlaku
hukum adat
• Perlakuan hukum adat yang terbatas
13/11/2019 13
Muncul hukuman yang ganas
13/11/2019 14
Jaman Raffles
• Dalam banyak hal terjadi peringanan
hukuman;
• Perhatian besar terhadap hukum adat
• Perlakuan hukum adat yang terbatas
• Hukum adat = hukum Islam
13/11/2019 15
Jaman Hindia Belanda
• Dualisme dalam H. Pidana
1. Putusan Raja Belanda 10/2/1866 (S.1866 no.55) -
-> Orang Eropa
2. Ordonnantie 6 Mei 1872 (S.1872) --> Orang
Indonesia & Timur Asing
• kodifikasi
• Unifikasi :
Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch – Indie (kopi
dari Ned Straftwetboek)
- Putusan Raja Belanda 15/10/1915 Berlaku 1/1/1918
disertai
- Putusan Raja Belanda 4/5/1917 (S.1917 no. 497) :
mengatur peralihan dari H. Pidana lama --> H.
13/11/2019 16
Pidana baru.
Jaman Jepang
• WvSI masih berlaku
• Osamu Serei (UU) No. 1
Tahun 1942, berlaku
7/3/1942
• H. Pidana formil yang
mengalami banyak
perubahan
13/11/2019 17
Jaman Kemerdekaan
13/11/2019 19
SUMBER-SUMBER HUKUM
PIDANA DI INDONESIA
• KUHP (beserta UU
yang merubah &
menambahnya)
• UU Pidana di luar
KUHP
• Ketentuan Pidana
dalam Peraturan
perundang-undangan
non-pidana
13/11/2019 20
KUHP
• Buku I : Ketentuan Umum (Pasal 1
– Pasal 103)
11/13/2019 22
SUMBER HUKUM HUKUM PIDANA FORMIL
(TERTULIS)
DI INDONESIA
13/11/2019 27
Contoh UU non pidana yang memuat sanksi
pidana
• UU Lingkungan
• UU Pers
• UU Pendidikan Nasional
• UU Perbankan
• UU Pajak
• UU Partai Politik
• UU pemilu
• UU Merek
• UU Kepabeanan
• UU Pasar Modal
13/11/2019 28
Hukum Pidana Umum & Khusus
• H. Pidana Umum • H. Pidana Khusus
1. H.Pidana sipil 1. H. Pidana militer
13/11/2019 30
Pasal 1 KUHP
13/11/2019 32
Asas-asas dalam
Pasal 1 ayat (1 ) KUHP
• 1. Asas Legalitas
• 2. Asas Larangan berlaku surut
• 3. Asas Larangan
• penggunaan Analogi
13/11/2019 33
ASAS LARANGAN BERLAKU
SURUT
• Undang-undang pidana berjalan ke depan
dan tidak ke belakang :
13/11/2019 34
Larangan berlaku surut dalam berbagai ketentuan
Nasional
• Ps 28i UUD 1945
• Ps 18 (2) dan Ps 18 (3) UU No. 39 Tahun 1999
Internasional
• Ps 15 (1) hukum tidak berlaku surut
• dan (2) pengecualian dalam kejahatan
menurut hukum kebiasaan international
ICCPR
• Ps 22, 23, dan 24 ICC
13/11/2019 35
Pengecualian Larangan
Berlaku Surut
• Ps 43 UU No. 26 Tahun 2000
• Perpu 1/2002 & 2/2002 UU 15/2003 ;
UU 16/2003
13/11/2019 36
Ps 28i UUD 1945
• “… hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.”
13/11/2019 37
UU No. 39/ 1999 ttg HAM
• Ps 18 (2) • Ps 18 (3)
Setiap orang tidak Setiap ada perubahan
boleh dituntut untuk dalam peraturan
dihukum atau dijatuhi perundang-undangan
pidana, kecuali maka berlaku ketentuan
berdasarkan suatu yang paling
peraturan perundang- menguntungkan bagi
undangan yang tersangka
sudah ada sebelum
tindak pidana itu
dilakukan
13/11/2019 38
UU No. 26/ 2000 ttg Pengadilan
HAM (bisa berlaku surut ?)
(1) Pelanggaran hak asasi • Penjelasan Ps 43 (2)
manusia yg. Berat yg.
Terjadi sebelum “ Dalam hal DPR Indonesia
diundangkannya UU ini, mengusulkan
diperiksa dan diputus dibentuknya Pengadilan
oleh pengadilan HAM ad HAM ad hoc, DPR
hoc.
(2) Pengadilan HAM ad hoc Indonesia mendasarkan
sebagaimana dimaksud pada dugaan telah
dalam ayat (1) dibentuk terjadinya pelanggaran
atas usul DPR Indonesia HAM yang berat yg
berdasarkan peristiwa dibatasi pada locus dan
tertentu dg. Keputusan
presiden. tempus delicti tertentu yg
terjadi sebelum
13/11/2019 diundangkannya undang- 39
undang ini.
UU Anti Terorisme dan Putusan
MK
• MK membatalkan ketentuan berlaku surut
dalam UU Anti Terorisme krn
bertentangan dengan UUD 1945
13/11/2019 41
Pendapat Scholten
(dan juga Utrecht)
• Pada hakekatnya tidak ada perbedaan antara penafsiran
ekstensif dan analogi. Dalam kedua hal itu hakim
membuat konstruksi , yaitu membuat (mencari) suatu
pengertian hukum yang lebih tinggi. Hakim membuat
suatu kaidah yang lebih tinggi dan yang dapat dijadikan
dasar beberapa ketentuan yang mempunyai kesamaan.
Mis.
• Mengambil = mengadakan suatu perbuatan yang bermaksud
memindahkan sesuatu benda dari tangan yang satu ke tangan
yang lain
13/11/2019 42
Pendapat Scholten
(dan Utrecht)
• PENAFSIRAN • ANALOGI
EKSTENSIF
• Hakim meluaskan • Hakim membawa
lingkungan kaidah perkara yang harus
yang lebih tinggi diselesaikan ke dalam
sehingga perkara lingkungan kaidah
yang bersangkutan yang lebih tinggi
termasuk juga di
dalamnya
13/11/2019 43
Pasal 1 ayat (2) KUHP
-+-----------+---------------+---->
UU Perbuatan Perubahan UU
• Perubahan UU ? …………….
Teori : (1) Teori formil (2) Teori materiil terbatas (3)
Teori materiil tidak terbatas
13/11/2019 44
Perubahan UU yg dimaksud Pasal
1 (2) KUHP
• Teori Formil :Ada perubahan undang-undang kalau redaksi undang-
undang pidana berubah (simons)
ditolak oleh Putusan HR 3 Des 1906 , kasus ps 295 sub 2 KUHP,
batas dewasa 23 21 tahun dlm BW
13/11/2019 45
Perubahan kesadaran/perasaan hukum
• (Baca lebih lanjut dalam buku Lamintang Putusan MA, dalam bag.
Berlakunya UU Pidana Menurut Waktu)
13/11/2019 46
Tempus delicti penting diketahui
dalam hal2 :
• Kaitannya dg Ps 1 KUHP
• Kaitannya dg aturan tentang Daluwarsa
• Kaitannya dg ketentuan mengenai pelaku
tindak pidana anak : Ps 45,46,47 KUHP
atau UU Pengadilan Anak
13/11/2019 47
Teori2 Tempus Delicti
• 1. Teori Perbuatan fisik (de leer van
de lichamelijke daad)
• 2. Teori bekerjanya alat yg digunakan
(de leer van het instrumen)
• 3. Teori Akibat (de leer van het
gevolg)
• 4. Teori waktu yg jamak (de leer van
de meervoudige tijd)
13/11/2019 48
Teori2 Locus Delicti
13/11/2019 49
Locus delicti penting diketahui
dalam hal2 :
• Hukum pidana mana yang akan
diberlakukan
- H. Indonesia atau H. negara lain
• Kompetensi relatif suatu pengadilan
- contoh : PN Jakarta Selatan atau PN
Bogor
13/11/2019 50
Teori mana yg dipilih ?
13/11/2019 51
Surabaya Semarang Cirebon
---- racun --> ----diminum ---> ----- mati
A --> B B B
13/11/2019 52
Asas2 Berlakunya Hukum Pidana (1)
• Asas Teritorialitas/ wilayah :
Ps 2 --> Ps 3 KUHP --> Ps 95 KUHP , UU No 4/1976
• Asas Nasionalitas Pasif/ perlindungan : Ps 4 :1,2 dan
4 --> Ps 8 KUHP , UU No. 4/1976 , Ps 3 UU No. 7/
drt/ 1955 Lihat Ps 16 UU 31/1999
• Asas Personalitas/ Nasionalitas Aktif :
Ps 5 KUHP --> Ps 7 KUHP --> Ps 92 KUHP
• Asas Universalitas :
Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976
“melakukan kejahatan ttg mata uang, uang kertas
negara atau uang kertas Bank”
13/11/2019 53
Asas2 berlakunya H. Pidana : Beberapa
masalah !
• Wilayah Indonesia ?
• Kapal :
a) kapal Indonesia
b) kapal perang
c) kapal dagang
• Asas Universalitas :
- Kejahatan Terorisme ?
- Kejahatan HAM berat ?
13/11/2019 54
UU No.43/2008
• Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang selanjutnya disebut dengan
Wilayah Negara adalah salah satu unsur
negara yang merupakan satu kesatuan
wilayah daratan, perairan pedalaman,
perairan kepulauan dan laut teritorial
beserta dasar laut dan tanah di bawahnya,
serta ruang udara di atasnya, termasuk
seluruh sumber kekayaan yang terkandung
di dalamnya.
13/11/2019 55
Batas Wilayah
• Pasal 5
• Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta
ruang udara di atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral
mengenai batas darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan hukum internasional.
• Pasal 6
• (1) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, meliputi:
a. di darat berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, dan Timor
Leste;
• b. di laut berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, Singapura, dan
Timor Leste; dan
• c. di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan batasnya
dengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
• (2) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk titik-titik
koordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau trilateral.
• (3) Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan negara lain, Indonesia
menetapkan Batas Wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan hukum internasional.
13/11/2019 56
Asas2 Berlakunya H. Pidana : Pengecualian (2)
• Ps 9 KUHP : Hukum publik internasional
membatasi berlakunya Ps 2,3,4,5, 7, dan 8
KUHP
• Termasuk yg memiliki imunitas h.pidana :
Sesuai perjanjian Wina 18/4/1961
• Yg memiliki imunitas :
1) Kepala-kepala negara & keluarganya (sec.
resmi, bukan incognito/singgah)
2) Duta negara asing & keluarganya -->
konsul : tergantung traktat antar negara.
3) Anak buah kapal perang asing : termasuk
awak kapal terbang militer
4) Pasukan negara sahabat yg berada di
wilayah negara atas persetujuan negara
13/11/2019 57
• Menurut perjanjian Wina 18/4/1961, maka
keluarga termasuk memiliki imunitas (hak
eksteritorial)
• Untuk ketua organisasi internasional
biasanya dilindungi (tergantung traktat
antar negara).
13/11/2019 58
KULIAH 3
• Istilah
• Definisi
• Cara Merumuskan Tindak Pidana
• Subjek Tindak Pidana
• Unsur-Unsur Tindak Pidana
13/11/2019 59
Tindak Pidana
Istilah
• Strafbaar feit
• Perbuatan pidana
• Peristiwa pidana
• Tindak pidana
• Delict / Delik
• Criminal act
• Jinayah
13/11/2019 60
Tindak Pidana
Definisi
• Simons : “kelakuan yg diancam dg pidana, yg bersifat
melawan hukum yg berhubungan dg kesalahan &
dilakukan oleh orang yg mampu bertanggung jawab”
13/11/2019 61
Aliran Monistis ………...
Aliran Dualistis …………..
13/11/2019 62
Aliran Monistis
• Tidak memisahkan antara perbuatan dan
pertanggungjawaban
13/11/2019 63
Aliran Dualistis
• Tindakan/perbuatan dari manusia
• Memisahkan secara tegas antara
perbuatan (pidana) dan
pertanggungjawaban
• disebutkan kualifikasinya
tanpa disebut unsur-unsurnya
--> mis. Ps 297, Ps 351
• disebutkan unsur-unsurnya,
tidak disebut kualifikasinya -->
mis. Ps 106, Ps 167, Ps 209
13/11/2019 65
Contoh unsur2 dalam rumusan
tindak pidana
Pasal 362 KUHP Pasal 338 KUHP
• barangsiapa • barangsiapa
• mengambil
• dengan sengaja
• barang
- yg sebagian/ seluruhnya • menghilangkan
kepunyaan orang lain nyawa orang lain
• dengan maksud memiliki
• secara melawan hukum
13/11/2019 69
Contoh unsur dalam rumusan tindak
pidana
Pasal 285 Pasal 359
• barangsiapa • barangsiapa
• dengan kekerasan atau • karena kealpaannya
• ancaman kekerasan
• menyebabkan orang
• memaksa
lain mati
• seorang wanita
• bersetubuh dengan dia
• di luar perkawinan
13/11/2019 70
KULIAH 4
• Tentang Penggolongan Tindak Pidana
13/11/2019 71
Tindak Pidana
Pembagian Tindak Pidana (Jenis Delik)
• Delik Kejahatan & Delik pelanggaran
• Delik Materiil & Delik Formil
• Delik Komisi & Delik Omisi
• Delik Dolus & Delik Culpa
• Delik Biasa & Delik Aduan
• Delik yg Berdiri sendiri & Delik Berlanjut
• Delik Selesai & Delik yg diteruskan
• Delik Tunggal & Delik Berangkai
• Delik Sederhana & Delik Berkualifikasi; Delik Berprivilege
• Delik Politik & Delik Komun (umum)
• Delik Propia & Delik Komun (umum)
• Terdiri atas satu delik yang • Terdiri atas dua atau lebih
berdiri sendiri delik, yang karena kaitannya
yang erat mengakibatkan
dikenakan satu sanksi
• Untuk pemidanaannya tidak kepada terdakwa
perlu menggunakan
ketentuan tentang TP;
tinggal melihat berapa • Untuk pemidanaannya
ancaman pidana dari Pasal menggunakan ketentuan
yang dilanggar tentang gabungan TP, yaitu
Pasal 64 KUHP
13/11/2019 76
Delik Berlanjut
• Masih menjadi perdebatan apakah delik berlanjut
(voortgezette delict) sama dengan perbuatan berlanjut
(voortgezette handeling)
• Sebagian sarjana (termasuk Utrecht) menyamakan
voortgezette delict dengan voortgezette handeling) dan untuk
pemidanaannya memakai ketentuan Pasal 64 KUHP, dengan
syarat:
• Perbuatan –perbuatan timbul dari 1 kehendak
• Perbuatannya harus sejenis
• Tenggang waktu antara 1 perbuatan dengan perbuatan yang
lain, tidak terlalu lama
13/11/2019 77
Delik Selesai Delik Berlangsung terus
• Satu atau beberapa • satu atau beberapa
perbuatan tertentu yang perbuatan yang
selesai dalam suatu melangsungkan suatu
waktu tertentu yang keadaan yang dilarang
singkat
• Mis: Pasal 221, Pasal 261,
• Mis: Pasal 362, Pasal Pasal 333
338
13/11/2019 78
Delik Tunggal Delik Berangkai
• Delik di mana untuk • Delik di mana untuk dapat
dapat dipidananya si dipidananya si pelaku maka
pelaku maka ybs. cukup ybs. harus melakukan
melakukan perbuatan perbuatan tersebut beberapa
tersebut sebanyak satu kali (berulang-ulang,
kali berturut-turut)
• Karena harus dilakukan
• Mis: Pasal 362, Pasal berulang-ulang: bisa berupa
338 pencaharian atau kebiasaan
(sebagai unsur yang
menentukan untuk
dipidananya pelaku)
• Mis: Pasal 296, Pasal 481
13/11/2019 79
Delik Pokok/sederhana • Delik Berkualifikasi
• Delik yang dalam Delik pokok yang ditambah
perumusannya dengan unsur yang
mencantumkan unsur2 memperberat pemidanaan
pokok yang menentukan mis: Pasal 351 ayat (2),
pemidanaannya Pasal 363, Pasal 365 ayat
Pasal 362, Pasal 351 ayat (4)
(1)
• Delik Berprevilege
Delik pokok yang ditambah
dengan unsur yang
meringan pemidanaan
13/11/2019 Mis: Pasal 308. Pasal 364
80
Delik Komuna (bukan delik
Delik Politik politik)
• Delik yang mengandung • Delik yang tidak
unsur politik mengandung unsur politik
Mis: Makar untuk Mis: pembunuhan orang
menggulingkan biasa (Pasal 338),
pemerintah (Pasal 107), Pencurian mobil (Pasal
makar untuk membunuh 362)
kepala negara (Pasal
104)
13/11/2019 81
Delik Propria Delik Komuna
• Delik yang hanya dapat • Delik yang dapat
dilakukan oleh orang2 dilakukan oleh setiap
tertentu (subjeknya orang
adalah orang-orang • Cirinya: Subjeknya
tertentu) adalah “barang siapa“
• Mis: Pasal 308, Pasal • Mis: Delik Pencurian
346, Pasal 449 (Pasal 362), Delik
Pembunuhan (Pasal 338)
13/11/2019 82
KULIAH 5
• Tentang Ajaran Kausalitas
• Sifat Melawan Hukum
13/11/2019 83
KAUSALITAS
• 1. Pengertian ?
• 2. Kapankah diperlukan ajaran kausalitas ?
• 3. Ajaran Kausalitas ?
Ilustrasi :
B pinjam uang ke rumah A, karena kedatangan B, maka A
terlambat ; karena terlambat A mengendarai mobil
dengan kecepatan tinggi; A menubruk C sehingga luka-
luka; C dibawa ke RS dan dioperasi oleh dokter D; D
meminta E merawat dengan suntikan tertentu; E salah
memberikan obat pada C; C mati.
13/11/2019 84
Pengertian Kausalitas
• Hal sebab-akibat
• Hubungan logis antara sebab dan akibat
• Persoalan filsafat yang penting
• Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus
menjadi sebab peristiwa lain
• Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di
suatu masa lalu
• Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan
makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan
pada pengertian kausalitas agar mereka dapat
menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu
13/11/2019 85
Pengertian Ajaran Kausalitas
• Ajaran yang berupaya untuk mencari
sebab dari timbulnya akibat
• Dalam hukum pidana, sebab yang dicari
adalah suatu perbuatan
• Dengan ditemukannya sebab, maka dapat
ditemukan siapa yang dapat
dipersalahkan dan diminta
pertanggungjawabannya
13/11/2019 86
Kapankah diperlukan ajaran Kausalitas/ Jenis delik apa
yang memerlukan ajaran kausalitas?
13/11/2019 87
Ajaran Kausalitas
• Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von
Buri)
• Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima
: Birkmeyer , Mulder
• Teori-teori menggeneralisasi : teori
Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe,
Rumelin)
• Teori Relevansi : Langemeijer
13/11/2019 88
Ajaran Conditio Sine Qua Non
• Semua faktor yaitu semua syarat, yang
turut serta menyebabkan suatu akibat dan
yang tidak dapat dihilangkan dari
rangkaian faktor-faktor ybs. Harus
dianggap causa (sebab) akibat itu.
• Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)
• Ada beberapa sebab
• Syarat = sebab
13/11/2019 89
Pembatasan Ajaran Von Buri
• Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van
Hamel [dibatasi dg ajaran kesalahan
(dolus/culpa)]
• Pengkesampingan semua sebab yang
terletak di luar dolus atau culpa; dalam
banyak kejahatan dolus atau culpa
merupakan unsur-unsur perumusan delik.
13/11/2019 90
Teori-teori Individualisasi / Causa
Proxima
• Birkmeyer :
Teori ini berpangkal dari teori Conditio
Sine Qua Non . Di dalam rangkaian
syarat-syarat yang tidak dapat dihilangkan
untuk timbulnya akibat, lalu dicari syarat
manakah yang dalam keadaan tertentu itu,
yang paling banyak membantu untuk
terjadinya akibat.
• G.E Mulder :
• Sebab adalah syarat yang paling dekat
13/11/2019 91
dan tidak dapat dilepaskan dari akibat.
Teori-teori menggeneralisasi
• Von Bar : teori ini tidak menyoal tindakan
mana atau kejadian mana yang in
concreto memberikan pengaruh
(fisik/psikis) paling menentukan. Yang
dipersoalkan adalah apakah satu syarat
yang secara umum dapat dipandang
mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti
yang bersangkutan mungkin ditemukan
dalam rangkaian kausalitas yang ada
13/11/2019 92
Teori-teori menggeneralisasi
• Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhan
faktor positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpa
sekaligus meniadakan akibat. Namun pembatasan demi
kepentingan penetapan pertanggungjawaban pidana tidak dicari
dalam nilai kualitatif/kuantitatif atau berat/ringannya faktor dalam
situasi konkret, tetapi dinilai dari makna semua itu secara umum,
kemungkinan dari faktor-faktor tersebut untuk memunculkan akibat
tertentu. Sebab = syarat-syarat yang dalam situasi dan kondisi
tertentu memiliki kecenderungan untuk memunculkan akibat
tertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau secara objectif
memperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.
• Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan
akibat tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2
bentuk pengetahuan :
(a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi /
pengetahuan Nomologis yg memadai
(b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan
Ontologis/ pemahaman fakta (empirik)
13/11/2019 93
Teori-teori menggeneralisasi
• Rumelin (Teori Adequat Objectif) :
Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk
terjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa
yang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukan
tindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu ada,
entah diketahuinya atau tidak – jadi pada apa yang kemudian
terbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwa
tersebut.
• Simons :
Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umum
pengalaman manusia dapat menimbulkan akibat
• Pompe :
Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat
menimbulkan akibat
13/11/2019 94
Teori Relevansi
• Langemeijer
Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri
dengan memilih satu atau lebih sebab dari
sekian yang mungkin ada, yang dipilih
sebab-sebab yang relevan saja , yakni
yang kiranya dimaksudkan sebagai sebab
oleh pembuat undang-undang.
13/11/2019 95
Sifat Melawan Hukum
• Arti :
- tanpa hak sendiri (zonder eigen recht)
- bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht)
- tanpa alasan yg wajar
- Bertentangan dengan hukum positif
13/11/2019 96
Perbedaan Ajaran Materiil dan
Formil
• Materiil : • Materiil :
mengakui adanya sifat melawan hukum adalah
pengecualian / penghapusan unsur mutlak dari tiap-tiap
dari sifat melawan hukumnya tindak pidana, juga bagi yang
perbuatan menurut hukum dalam rumusannya tidak
yang tertulis dan yang tidak menyebut unsur-unsur
tertulis tersebut
• Formil : • Formil :
hanya mengakui pengecualian sifat tersebut tidak selalu
yang tersebut dalam undang- menjadi unsur delik, hanya jika
undang saja/ mis, Ps. 49. dalam rumusan delik
disebutkan dengan nyata-
nyata barulah menjadi unsur
delik
13/11/2019 97
Pembuktian Melawan Hukum
• Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum
selalu menjadi unsur delik, ini tidak berarti
bahwa karena itu harus selalu dibuktikan
adanya unsur tersebut oleh penuntut umum
• Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah
tergantung dari rumusan delik yaitu apakah
dalam rumusan unsur tersebut disebutkan
nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidak
perlu dibuktikan.
13/11/2019 98
Alasan Pencantuman unsur Melawan
Hukum
13/11/2019 106
Bentuk-Bentuk Dolus
1. Dolus sebagai maksud tujuan
2. Dolus dengan kesadaran akan keniscayaan akibat/sengaja
dengan keinsyafan kepastian (sadar kepastian
noodzakelijkheidsbewustzijn)
3. Dolus dengan kesadaran akan besarnya kemungkinan/
kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (opzet met
waarschijnlijkheids bewustzijn/ awareness of probability)
4. Dolus eventualis (kesengajaan bersyarat; opzet met
mogelijkheidsbewustzijn/voorwaardelijk opzet/awareness of
possibility)
Kesengajaan bersyarat: dengan mengetahui dan
menghendaki menerima risiko yang besar
13/11/2019 107
Bentuk-bentuk
Kesengajaan/dolus
• Ada sarjana yang membedakan bentuk-bentuk dolus
menjadi 3 macam,yaitu: sebagai maksud,
berkeinsyafan kepastian dan berkeinsyafan
kemungkinan (misalnya PAF Lamintang, Tresna,
Moeljatno)
• Mereka menyamakan dolus eventualis dengan
kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan
• Dolus eventualis merupakan perkembangan dalam
hukum pidana, khususnya dalam hal bentuk-bentuk
kesengajaan dan HR Belanda baru menerima
kesengajaan
13/11/2019
bentuk ini setelah PD II 108
Bentuk-bentuk kesengajaan
• Sengaja sebagai maksud/ tujuan :
- apabila pembuat menghendaki perbuatan dan/akibat perbuatannya;
- tidak dilakukan perbuatan itu jika pembuat tahu akibat perbuatannya tidak
terjadi
- Tidak harus berupa tindak pidana
• Sengaja sebagai keinsyafan kepastian :
- pembuat yakin bahwa akibat yg dimaksudkannya tidak akan tercapai tanpa
terjadinya akibat yg tidak dimaksud
• Sengaja sebagai keinsyafan kemungkinan:
- pembuat sadar bahwa mungkin akibat yg tidak dikehendaki akan terjadi
untuk mencapai akibat yg dimaksudnya
- Kesengajaan berkeinsyafan kepastian dan kemungkinan tidak dapat berdiri
sendiri. Selalu bersifat accesoir terhadap kesengajaan sebagai maksud
13/11/2019 109
Dolus eventualis
• Pelaku dengan kehendak dan kesadaran
menerima kemungkinan munculnya akibat
yang buruk.
13/11/2019 114
Asas penting dalam masalah
pertanggungjawaban
• Geen Straf zonderschuld
• Tiada Pidana tanpa kesalahan :
meskipun seseorang telah melakukan
perbuatan yang melawan hukum; namun
tanpa adanya kesalahan maka dia tidak
dapat dipidana
13/11/2019 115
Dapat dipersalahkan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan
• 3 syarat yang harus dipenuhi:
• Kemampuan bertanggungjawab
• Ada hubungan psikis antara pelaku dan
perbuatannya , dalam bentuk dolus atau
culpa
• Tidak ada dasar penghapus kesalahan
13/11/2019 116
Arti “dan” diantara unsur dengan sengaja & unsur
melawan hukum
• Van Hamel, simons, pompe : perbedaan
itu mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP :
dengan sengaja dan melawan hukum ; Ps
333 KUHP : dengan sengaja melawan
hukum
13/11/2019 118
KULIAH 7
• Percobaan Tindak Pidana
13/11/2019 119
PERCOBAAN (POGING)
• PASAL 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat
untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu,
bukan semata-mata disebabkan karena
kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam
hal percobaan dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana
penjara paling lama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan
kejahatan selesai.
• Pasal 54
13/11/2019Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana 120
Kasus 1
• Seorang yang sedang berdiri di bordes
KA, ketika akan diperiksa karcisnya oleh
kondektur, ia telah menendang kaki
petugas tersebut. Sehingga apabila
kondektur tidak dengan cepat
berpegang pada tiang besi KA, pasti ia
jatuh keluar dan terlindas KA (Arrest HR
Tgl 12 Maret 1942)
13/11/2019 121
Kasus 2
• Seorang POLANTAS memberi tanda agar
sebuah kendaraan bermotor berhenti,
karena tidak menyalakan lampu.
Pengemudi tetap tancap gas, sehingga
kalau petugas tidak menghindar
dengan cara melompat ia akan
tertabrak (Arrest HR 6 Pebruari 1951)
13/11/2019 122
Kasus 3
Percobaan Pembunuhan Berencana
KASUS
• A bermaksud menghabisi nyawa B
dengan meletakkan bom di mobil B. Bom
meledak sebelum B masuk mobil dan
mengakibatkan B luka-luka parah.
PASAL YG DIDAKWAKAN
• Pasal 340 jo Pasal 53 KUHP ( Percobaan
pembunuhan berencana)
ANCAMAN PIDANA
• 15 tahun penjara (lihat Ps. 53 ayat 3)
13/11/2019 123
• Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yg
merupakan percobaan tindak pidana yg
dipidana sbg delik selesai. Hal ini terdapat
juga dalam UU Pidana di luar KUHP.
• Ada juga delik-delik khusus dlm KUHP yg
mirip dgn percobaan yaitu makar (ps. 87)
dan permufakatan jahat (ps. 88), namun
ada syarat dr Ps. 53 yg belum dipenuhi
tapi sudah dapat dihukum
13/11/2019 124
POGING (PERCOBAAN)
• “Permulaan kejahatan yang belum selesai”
• Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang dan diancam
hukuman oleh undang-undang
• Poging adalah perluasan pengertian delik
• Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan hukuman oleh
undang-undang sebab perbuatan itu melanggar kepentingan hukum
atau membahayakan kepentingan hukum
• KUHP tidak memberi perumusan/ definisi
• Harus diketahui kapan suatu delik dianggap selesai
• Delik selesai berbeda antara delik formil dan delik materiil
• Pada delik formil : delik selesai apabila perbuatan yang dilarang
telah dilakukan
• Pada delik materiil : delik selesai apabila akibat yang dilarang dan
diancam dengan hukuman oleh undang-undang telah timbul atau
terjadi
13/11/2019 125
Teori Subyektif
- subjectieve pogingsleer –
• seseorang yang melakukan percobaan
untuk melakukan kejahatan itu pantas
dihukum, oleh karena orang tersebut
telah menunjukkan perilaku yang tidak
bermoral yang bersifat jahat ataupun
yang bersifat berbahaya”
• Terdapat sikap batin atau watak yang
berbahaya dari si pelaku
13/11/2019 126
Teori Obyektif
- objectieve pogingsleer –
• Seseorang yang melakukan percobaan
untuk melakukan suatu kejahatan itu
dapat dihukum oleh karena “tindakan-
tindakannya telah bernilai
membahayakan bagi kepentingan-
kepentingan hukum”
13/11/2019 127
Pengklasifikasian Teori Objektif
13/11/2019 129
Teori Campuran
• Teori Subyektif
- subjectieve pogingsleer –
dan
• Teori Obyektif
- objectieve pogingsleer –
13/11/2019 130
Syarat Percobaan yg dapat
dipidana
• Niat
• Permulaan Pelaksanaan
• Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena
kehendaknya sendiri
13/11/2019 131
Syarat Pertama
NIAT atau “Voornemen”
• Menurut doktrin dan yurisprudensi
:”voornemen” harus ditafsirkan sebagai
kehendak, “willen” atau “opzet”
• Seseorang harus mempunyai kehendak,
yaitu kehendak melakukan kejahatan
• Karena ada 3 macam opzet, apakah opzet
di sini harus dtafsirkan dalam arti luas atau
hanya opzet dalam arti pertama (sebagai
“ogmerk” atau tujuan) ?
13/11/2019 132
Syarat Kedua
Permulaan Pelaksanaan
• “Niat sudah terwujud dengan adanya permulaan
pelaksanaan” een begin van uitvoering
• Harus ada suatu perbuatan(handeling)
• apa yang dimaksud “perbuatan sebagai
permulaan pelaksanaan” ?
• Undang-undang tidak merumuskan pelaksanaan
atau”uitvoering” dan bagaimana bentuknya
• Perlu digunakan penafsiran
13/11/2019 133
Pelaksanaan Kehendak atau
Pelaksanaan Kejahatan ?
• Secara gramatika, harus dihubungkan dengan kata yang
mendahuluinya yaitu “voornemen”/ niat/kehendak
Niat sudah terwujud dengan adanya permulaan
pelaksanaan. Jadi : pelaksanaan itu ditafsirkan
sebagai “pelaksanaan kehendak” TEORI POGING
SUBYEKTIF
• Tetapi, jika dihubungkan dengan anak kalimat berikutnya
“… tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri” maka
secara sistematis maka ditafsirkan sebagai
“pelaksanaan kejahatan” TEORI POGING OBYEKTIF
13/11/2019 134
CONTOH KASUS
• A menghendaki untuk membunuh B , untuk melaksanakan
maksudnya, A harus melakukan beberapa perbuatan, yaitu :
• a. A pergi ke tempat penjualan senjata api
• b. A membeli senjata api
• c. A membawa senjata api ke rumahnya
• d. A berlatih menembak
• e. A menyiapkan sebjata apinya dengan membungkusnya rapat-
rapat
• f. A menuju rumah B
• g. Sesampai di rumah B, A mengisi senjata itu dengan peluru
• h. A mengarahkan senjata kepada B
• i. A melepaskan tembakan ke arah B
13/11/2019 135
MANA YANG MERUPAKAN PELAKSANAAN ?
APAKAH TIAP2 PERBUATAN DALAM KASUS TSB
DAPAT DIHUKUM ?
13/11/2019 138
Pendapat Hoge Raad
Ada “permulaan pelaksanaan” apabila antara perbuatan
yang dilakukan dan kejahatan yang dkehendaki oleh
seseorang itu terdapat hubungan erat langsung; yaitu
apabila seorang melakukan sesuatu perbuatan untuk
melaksanakan kejahatan , perbuatan itu baru dianggap
sebagai permulaan pelaksanaan apabila disamping
perbuatan itu tidak dibutuhkan lagi perbuatan-perbuatan
yang lain untuk menyelesaikan kejahatan.
13/11/2019 139
Percobaan delik formil
“apabila telah dimulai perbuatan/tindakan
yang disebut dalam rumusan delik”
Hoge Raad arrest tanggal 8 Maret 1920
N.J.1920
• “perbuatan menawarkan untuk dibeli dan
perbuatan menghitung uang kertas yang
telah dipalsukan di depan orang lain”
adalah tindakan permulaan dari tindakan
pelaksanaan
13/11/2019 140
Percobaan delik materiil
• “segera setelah tindakan yang dilakukan
oleh pelakunya itu, menurut sifatnya
secara langsung dapat menimbulkan
akibat yang terlarang oleh undang-
undang, tanpa pelakunya tersebut harus
mel;akukan suatu tindakan yang lain”
• Hoge Raad Arrest 19 Maret 1934, N.J
1934 Eindhovense Brandstichting - arrest
13/11/2019 141
Syarat Ketiga
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri
13/11/2019 142
Dalam Pasal 18 RUU KUHP
13/11/2019 143
Macam2 Percobaan (Doktrin)
• Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging --
> apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telah
melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainya
kejahatan, tetapi kejahatan tidak selesai karena suatu hal
13/11/2019 144
Pasal 20 RUU KUHP
13/11/2019 146
Mangel am tatbestand (gebrek aan
feitelijk tosdracht v/e zaak)
• Kejadian-kejadian yang mirip dengan
percobaan yang tidak sempurna/ tidak wajar
di mana salah satu unsur dari kejahatan
tertentu itu sebenarnya tidak mungkin ada
atau tidak mungkin terjadi
• Misal:
• menggugurkan kandungan seorang
perempuan yang tidak pernah hamil;
• mencuri barang yang pencurinya tidak tahu
bahwa barang tersebut sebelum dicuri telah
diwariskan/diberikan padanya.
13/11/2019 147
Putatif Delict
• Seseorang mengira bahwa apa yang
dilakukan merupakan suatu tindak
pidana, padahal tindakan tersebut tidak
dilarang
• Contoh:
• Seseorang masuk ke Indonesia dan membawa
sejumlah uang kertas asing. Semula ia
beranggapan telah mencoba atau melakukan
suatu kejahatan. Namun ternyata uang yang ia
bawa masih dalam batas ketentuan yang tidak
dilarang
13/11/2019 148
Percobaan dalam kealpaan
• Pasal 287 KUHP
• “…yang sepatutnya ia harus dapat
menduga bahwa wanita itu belum cukup
umurnya…”
• Pasal 480 KUHP
• “…yang sepatutnya ia harus dapat
menduga bahwa barang itu diperoleh si
penjual dari kejahatan…”
13/11/2019 149