POQ
POQ adalah
adalah model
model persediaan
persediaan yang
yang diterapkan
diterapkan
ketika
ketika persediaan
persediaan secara
secara terus
terus -- menerus
menerus mengalir
mengalir
atau terbentuk sepanjang suatu periode tertentu
atau terbentuk sepanjang suatu periode tertentu
setelah
setelah dilakukan
dilakukan pemesanan
pemesanan atau
atau ketika
ketika produk
produk
diproduksi
diproduksi dan
dan dijual
dijual pada
pada saat
saat yang
yang bersamaan.
bersamaan.
Quantity
Quantity Discount
Discount adalah
adalah pengurangan
pengurangan harga
harga yang
yang
ditawarkan
ditawarkan kepada
kepada pembeli
pembeli yang
yang melakukan
melakukan
pembelian
pembelian dalam
dalam jumlah
jumlah besar,
besar, untuk
untuk merangsang
merangsang
mereka membeli dalam jumlah banyak
mereka membeli dalam jumlah banyak
Ordering
Ordering Costs
Costs –– biaya
biaya proses
proses administrasi,
administrasi, biaya
biaya
overhead pemesanan dan menerima pesanan
overhead pemesanan dan menerima pesanan
Holding
Holding Costs
Costs -- biaya
biaya yang
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan
tranportasi
tranportasi // pengiriman
pengiriman barang
barang untuk
untuk suatu
suatu periode
periode
waktu
waktu tertentu,
tertentu, termasuk
termasuk juga
juga biaya
biaya yang
yang berkaitan
berkaitan Titik pemesanan ulang atau Reorder Point menurut
dengan
dengan penyimpanan
penyimpanan di di gudang
gudang a.l.
a.l. asuransi,
asuransi, bunga
bunga
bank
bank hinga
hinga kerugian
kerugian yang
yang ditimbulkan
ditimbulkan karena
karena Jay Heizer dan Barry Render (2015:567)
barang yang disimpan rusak atau kadaluarsa.
barang yang disimpan rusak atau kadaluarsa. merupakan tingkat persediaan (titik) dimana
tindakan harus diambil untuk mengisi ulang
Setup
Setup Cost
Cost –– biaya
biaya persiapan
persiapan mesin/alat
mesin/alat untuk
untuk persediaan barang kembali.
memenuhi pemesanan (transportasi)
memenuhi pemesanan (transportasi)
Risiko kebakaran merupakan potensi kerugian yang dapat
mengacam keselamatan jiwa manusia dan menimbulkan
kerugian harta benda akibat nyala api yang tidak terkendali
Sumber:
Prof. Suprapto
(2020)
1. Site Visit (tinjau lokasi kebakaran, rasakan situasi dan
perbedaan, lihat sekeliling)
2. Pengamatan Visual (amati perubahan warna beton,
Untuk memberikan pertimbangan
rasional menyangkut sejauh mana lelehan logam, dll.)
gedung tersebut kemungkinan masih 3. Dengan Alat (uji palu beton, uji ultra sonic, uji
dapat diperbaiki dan laik difungsikan
pembebanan inti, uji beban)
kembali, sebagian atau seluruhnya
(ini penting apalagi kalau gedung di- 4. Pengetesan di laboratorium (uji bahan, uji sifat bakar,
asuransikan) atau di demolish. Ini uji tingkat ketahajn api)
menyangkut baik aspek arsitektonis,
struktur (utamanya), dan aspek 5. Analisis Program Komputer (SAP)
mekanikal & elektrikal . 6. Pelaporan (tingkat keparahan bangunan, perkiraan
biaya, peralatan mana yang harus dibuang)
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan system pencegahan kebakaran merupakan kegiatan wajib
dilakukan
2. Pembinaan dan pelatihan, pegawai yang berkepentingan terhadap pencegahan kebakaran
harus mendapatlan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
3. Rencana keadaan darurat (Fire Emergency Plan /FEP)
4. Setiap kegiatan atau pekerjaan fisik yang berlangsung harus memenuhi standar bahaya
kebakaran
• Menjamin aspek keselamatan terhadap kebakaran melalui kesiagaan SDM, system &
peralatan yang tersedia.
• Mewujudkan kepedulian dan tanggung-jawab manajemen terhadap antisipasi bahaya
kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
• Memahami bahwa kebakaran merupa risiko yang memerlukan tindakan pencegahan dan
pengendalian yang sistematis, terencana, dan berkesinambungan.
• Memahami bahwa melalui pengaturan tindakan yang terencana dan sistematis tersebut maka
dampak risikokebakaran dapat diminimasi bahkan dieliminasi.
SOP Audit Keselamatan Kebakaran
2 TUJUAN
Mewujudkan metode kerja yang terarah,
MAKSUD 1 efisien dan efektif bagi pemeriksa dalam upaya
mendapatkan informasi faktual yang lengkap
Acuan dan petunjuk praktis bagi dan akurat tentang kondisi keselamatan
Inspektur Kebakaran dan/atau petugas kebakaran suatu bangunan gedung
pemeriksa lain yang diberikan
kewenangan dalam melaksanakan
pemeriksaan kondisi keselamatan
RUANG
kebakaran bangunan gedung pada 3 LINGKUP
pemeriksaan lapangan. - Pemeriksanaan data bangunan
- Pemeriksaan gambar dan spesifikasi
sistem proteksi kebakaran
- Pemeriksaan lapangan dan pengujian
kinerja sistem
REFERENCES:
https://media.neliti.com/media/publi
cations/97452-ID-penerapan-siste
m-manajemen-keselamatan-d.pdf
Prof. Suprapto. 2020. Risiko dan
Investigasi Kebakaran
Rahardjo, H. A, Hafizh, N., dan
Prihanton, M. (2019) Manajemen
Resiko Kebakaran Untuk
Keberlangsungan Funsgi Bangunan