Anda di halaman 1dari 14

OM

SWASTYASTU
LESI NERVUS MEDIANUS
Nama Kelompok :
● Dewa Made Krisna Viandara (18031008)

● Luh Dian Raika Pramesti (18031010)


Definisi Lesi Nervus Medianus
Lesi medianus adalah parealisis pada otot yang berjalan
ke sebagaian besar group otot flexor-pronator dari lengan
bawah&mempersyarafi seluruh otot-otot volaris superficial
kecuali musculus flexor carpi ulnaris dan yang
mempersyarafi otot-otot volaris profunda kecuali bagian
ulnar dari otot flexor digitorum profundus, yang disebabkan
karena trauma.
Etiologi Lesi Nervus Medianus
Pada umumnya levis nervus medianus disebabkan oleh
trauma. Trauma yang  dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung dapat juga akibat trauma perifer yang
meliputi fraktur dan dislokasi caput humeri maupun dislokasi sendi
siku, trauma langsung pada luka misalnya tusukan pisau. Sehingga
fragmen tulang yang menekan langsung pada saraf yang
mengakibatkan saraf terjepit. Secara langsung dapat karena
dislokasi shoulder atau fraktur humerus, sehingga fragmen tulang
menekan saraf yang mengakibatkan saraf terjepit.
Tanda dan Gejala Lesi
Nervus Medianus
Gejala meliputi kelemahan motorik, gangguan
sensorik, gangguan autonom dan melemahnya Gangguan Fungsional
refleks tendon. 
 Fungsi tangan, termasuk fine motor deksteritas
Gangguan Sensorik  Fungsional dasar, fungsional aktivitas dan lingkungan
aktivitas.
 Negatif (hilang sensasi) : Anesthesia
 Positif (sensasi berlebih) : Paraesthesia, rasa terbakar,
disesthesia, hiperalgesia, hiperpathia, nyeri kilat,
causalgia.
Pembatasan Gerak
 Gerakan pronasi melemah atau menghilang
 Gerakan fleksi lengan bawah dan menyorongkan siku
Gangguan Motorik keluar melemah
 Kelemahan otot-otot yang disarafi oleh n.medianus
 Kram kerap menyertai
Lesi Nervus Medianus menyebabkan Wrist extensi dan tidak
dapat di flexikan, Pronasi tangan tidak dapat dilakukan,
sedangkan phalang distal jari telunjuk tidak dapat di flexikan
dan ibu jari tidak dapat beroposisi sehingga tidak dapat
mendekati ujung jari – jari lain nya akibat atropi otot-otot

Lesi
thenar maka terdapatlah tangan yang menyerupai tangan
monyet atau monkey hand.

Nervus
edi anu
M
s
PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI
Adanya trauma menyebabkan proses  peradangan pada jaringan-
jaringan di sekitar saraf medianus (tendon dan tenosynovium).
Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan di sekitar saraf menjadi
bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus.
Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan menyebabkan kecepatan
hantar (konduksi) dalam serabut sarafnya terhambat, sehingga timbulah
berbagai gejala seperti rasa lemah (paralisis), agak kaku, kesemutan
Komplikasi Lesi Nervus
Medianus
Komplikasi yang sering timbul pada nervus medianus yaitu atropi otot, kontraktur otot dan
keterbatasan gerak sendi, sehingga menimbulkan gangguan fungsional dan timbul kurang percaya diri
penderita pada lingkungannya.
Tes untuk Lesi 1. Upper Limb Tension
Test 1 (ULTT 1)
Nervus 1. Shoulder girdle depression
2. Shoulder abduction
Medianus 3. Shoulder external rotation
4. Forearm Supination
5. Wrist and Finger extension
6. Elbow extension
7. Cervical Slide Flexion
2. Upper Limb Tension Test
2a (ULTT 2a)
1. Shoulder girdle depression
2. Elbow extension
3. Exorotation (lateral rotation)  of
the whole arm
4. Wrist, finger and thumb extension
Penatalaksanaan
Fisioterapi untuk Lesi
Ultrasound
Nervus Medianus Frekuensi US yang digunakan sekitar 1 sampai 3 MHz
Heating (Infra Red) dengan menggunakan metode langsung, dimana 3 MHz
untuk jaringan yang superfisial dan 1 MHz untuk jaringan
Nyeri menurun akibat pengaruh dari infra red menurut yang lebih dalam. Durasi sekitar 3-5 menit. Pegobatan
Sujatno pemanasan yang ringan dalam waktu yang cukup dapat diulangi 1-2 kali setiap hari. Efek yang dimiliki oleh
lama akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang akan Ultrasound berupa Efek mekanik (micromassage) yang
mengakibatkan peningkatan volume darah ke jaringan. Efek menimbulkan pemanasan sehingga terjadi vasodilatasi,
terapeutik yang dihasilkan dari pemberian Infra Red dapat
karena terjadi vasodilatasi peredaran darah menjadi lanyar
mengurangi atau menghilangkan nyeri, rileksasi otot.
serta otot-otot menjadi rileks dan nyeri berkurang
Pemberian IR dengan jarak 30-45 cm dan waktu terapi yaitu
15 menit. Monitor setiap 5 menit.
Massage
Massage memproduksi traumatic hyperemia dengan
meningkatkan suplai darah di area otot yang spasme dengan
cara mengurangi nodule dan melemaskan struktur serat otot
yang spasme. Teknik massage yang digunakan yaitu
stroking, petrissage, friction dan effleurage. Tiap teknik
dilakukan selama 10 detik dan dilakukan selama 5-15
menit.
Stretching
Latihan peregangan otot atau stretchingdapat dilakukan
dengan cara statis, dinamis, pasif dan kontraksi relaksasi
(PNF). Stretching secara statis dapat dipilih sebagai upaya
pencegahan dan pengobatan CTS dengan fokus gerakan pada
Terapi Latihan daerah otot pergelangan tangan, tangan dan lengan. Gerakan
ini biasa disebut dengan hand, wrist and arm stretches.
Terapi latihan yang terdiri dari active exercise dan passive Rangkaian gerakan stretching ini dapat dilakukan dengan
exercise dilakukan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi posisi duduk maupun berdiri. Rangkaian gerakan stretching
pasien. Terapi latihan yang dipilih untuk meningkatkan tersebut dilakukan tidak boleh lebih dari 5 menit tiap kali
kekuatan otot pada kasus ini adalah dengan Resisted active pelaksanaannya dan dapat diulang sebanyak 3–4 kali dalam
exercise. Selain itu juga dapat disarankan melakukan latihan sehari.
dengan ULTT 1 dan 2a.
ANY
QUESTION?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai