Oleh :
Lia Lindiawati, S.Pd
28 Mei 2022
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tabel 1.1 Data Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa SMPN 4Klari
Nilai Ulangan
Tahun Kelas Semester Jumlah Harian Pelajaran Rata-
Ajaran Siswa Matematika rata
Tertinggi Terendah
Sumber: hasil
2021/2022 Ulangan
VIIIB awal(I)siswa kelas
Ganjil 38 VIII B SMPN
90 4 Klari50 67
Dilihat dari hasil ulangan harian siswa pada tabel 1.1 menunjukan bahwa hasil belajar
matematika siswa juga masih dibawah kriteria yang diharapkan. Adapun kriteria ketuntasan
minimum (KKM) mata pelajaran matematika yang di terapkan di SMPN 4 Klari adalah 75, namun
dari 38 orang siswa- siswi kelas VIII B hanya 18 orang yang dinyatakan lulus sesuai dengan KKM
sedangkan 20 orang lagi masih dibawah KKM.
Rumusan masalah
“Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
Problem Based Learning lebih baik di bandingkan dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional di SMPN 4 Klari ?”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar
matematika siswa melalui penerapan model Problem Based Learning dengan hasil
belajar matematika siswa melalui pembelajaran konvensional di SMPN 4 klari.
KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru
terutama dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti untuk
dapat menghasilkan karya tulis yang dapat bermanfaat dan sebagai pedoman untuk
peneliti-peneliti selanjutnya dalam meneliti masalah yang sama
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar siswa
belajar mandiri dan mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam belajar
matematika.
4. Dalam dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu dan kualiatas pendidikan.
HIPOTESIS TINDAKAN
sebagai berikut: “Hasil belajar matematika siswa SMPN 4 Klari yang diajarkan
pembelajaran konvensional.”
BAB II KAJIAN TEORI
Guru
Siswa
Kondisi Guru belum menerapkan model
awal Kemampuan pemecahan masalah siswa rendah,
pembelajaran yang mengacu pada
kebanyakan siswa terbiasa dengan pembelajaran yang
pemecahan masalah beberapa model
konvensional. Kebanyakan siswa hanya mengikuti contoh
pembelajaran yang digunakan lebih
yang diberikan guru, sehingga jika ada soal yang berbeda
berpusat kepada guru dan kebanyakan
belum dapat mencari solusi pemecahan masalah dan
sumber belajar hanya terpaku kepada
berakibat pada rendahnya hasil belajar
guru.
SIKLUS I
Langkah-langkah model Problem Based Learning:
Tindakan Penerapan model Problem Based 1. Orientasi pada masalah
Learning dalam pembelajaran matematika 2. Mengorganisasi belajar
yang mengacu pada pemecahan masalah 3. Membimbing penyelidikan
sehingga meningkatkan hasil belajar siswa 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
5. Menganalisis dan evaluasi
SIKLUS I
Langkah-langkah model Problem Based Learning:
1. Orientasi pada masalah
Kondisi Hasil belajar siswa kelas VIII B 2. Mengorganisasi belajar
akhir 3. Membimbing penyelidikan
SMPN 4 klari meningkat
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
5. Menganalisis dan evaluasi
BAB III. METODE PENELITIAN
Siswa kelas VIII B SMPN 4 klari yang berjumlah 38 siswa terdiri dari 19
SUBYEK PENELITIAN siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan
Perencanaan
PRISEDUR PENELITIAN Tindakan
Observasi
Refleksi
Berdasarkan Tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa dari 38 siswa terperinci tidak ada siswa yang mempunyai nilai
dengan kategori sangat rendah dan rendah. Jadi dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 4
Klari pada siklus I sebagian besar memiliki kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Statistik nilai siswa pada siklus I dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Frekuensi Frekuensi
Interval nilai Kategori Persen (%) Persen (%)
Siklus I Siklus II
0 – 20 Sangat rendah 0 0 0 0
21 – 40 Rendah 0 0 0 0
41 – 60 Sedang 7 18,4 0 0
61 – 80 Tinggi 16 42,1 17 44,7
81 – 100 Sangat Tinggi 15 39,5 21 55,3
Jumlah 38 100 38 100
Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh informasi bahwa dari 38 siswa terperinci tidak ada
siswa yang mempunyai nilai dengan kategori sangat rendah, rendah, dan sedang. Jadi dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Klari pada siklus II sebagian
besar memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi.
Statistik nilai siswa pada siklus II dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Frekuensi siklus I Frekuensi Siklus II
25
21
20
17
16
15
15
Frekuenasi
10
7
0 0 0 0 0
0
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Kategori
100%
92%
89%
90% 84%
82%
79%
80% 74%
71%
68% 66%
70%
persentase
58%
60%
50%
Siklus 1
40%
Siklus 2
30%
20%
10%
0%
Visual activities Oral activities Listening Mental activities Emotional
Aktivitas
Dari data yang disajikan dalam gambar di atas terlihat bahwa keaktifan siswa pada setiap kategori
meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan metode PBL.
BAB V. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian aktifitas siswa diperoleh informasi bahwa adanya peningkatan dalam aktifitas listening
dari 74% menjadi 89%, oral dari 58% menjadi 79%, emotional dari 66% menjadi 84%, visual dari 71% menjadi
82%, dan mental dari 68% menjadi 92%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based
Learning dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Klari. Keaktifan siswa dilihat dari
aspek memperhatikan, bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan, berpendapat, kerjasama dalam kelompok, mengerjakan
soal, belajar menggunakan sumber, dan presentasi kelompok dari siklus I sampai II sebagian besar aspek mengalami
peningkatan.
2. Penerapan model Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 4
Klari. Peningkatan nilai rata-rata kelas dari pra siklus ke siklus I meningkat dari 68 menjadi 78 dan siklus I ke siklus II
meningkat dari 78 menjadi 85. Nilai rata-rata Pada pra siklus sampai siklus I kategori nilai sangat tinggi siswa meningkat dari
5 siswa menjadi 15 siswa, dan dari siklus I sampai siklus II kategori nilai sangat tinggi meningkat dari 15 siswa menjadi 21
siswa. Prestasi belajar siswa pada Siklus II mencapai indikator keberhasilan dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
87 %.
SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru menyampaikan materi dengan model Problem Based Learning tetapi dengan berbagai
media.
b. Guru menggunakan model Problem Based Learning pada materi pembelajaran yang sulit
dipahami dan perlu pemikiran mendalam untuk melatih kemampuan siswa dalam berpikir
c. Guru dapat menerapkan model Problem Based Learning dalam materi tertentu untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa:
Siswa belajar menggunakan model Problem Based Learning dengan sungguh-sungguh pada
materi yang sesuai, karena mempunyai banyak manfaat kedepannya. Contoh: meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, berpandangan luas dalam memecahkan masalah yang berhubungan
dengan dunia nyata dan juga dapat memberikan bekal kecakapan berfikir secara ilmiah, apalagi
dunia ini akan semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat.
TERIMAKASIH