Skenario 2 Kelompok 1
Skenario 2 Kelompok 1
SISTEM INTEGUMEN
Oleh KELOMPOK 1
Tutor
Ns. Cindy Puspita Sari H. Djafar, M.Kep
S K E N A R I O 2
Seorang laki-laki usia 35 tahun dibawa ke rumah sakit karena tersengat listrik pada
saat memperbaiki lampu di rumahnya. Awalnya pasien tanpa sengaja memegang
kabel telanjang, lalu kesetrum dan terjatuh ke lantai. Pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik diperoleh data, terdapat luka pada lengan kanan dan punggung
kiri sampai ke leher, pasien sering mengerang kesakitan jika luka disentuh dengan
skala nyeri 6, ada riwayat pingsang < 15 menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV,
tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 32
x/menit, SpO2 94%, suhu badan 38,3oC, dan LILA 25,4 cm. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 8,9 mg/dL, GDS 182 mg/dL, Albumin 2,50 mg.
KATA KUNCI
KLASIFIKASI ISTILAH
PENTING
Tersengat Listrik
Luka
Tersengat Listrik Nyeri saat di sentuh
Nyeri Takipnea
HB Hipertemia
GDS Penurunan HB
ALBUMIN Penurunan Albumin
MIND MAP
LUKA LUKA LEBAM
BAKAR
LUKA AKIBAT
KESETRUM
LUKA
LECET
Table Cheklist
2 Hipertermi
- -
3 Penurunan Hb
- -
4 Takipnea
- -
5 Penurunan Albumin
- -
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
Mengapa pada kasus diatas terjadi
penurunan Albumin?
Mengapa pada kasus diatas terjadi
penurunan Hb?
Mengapa pasien pada kasus diatas
mengalami demam?
INFORMASI TAMBAHAN
‘’Efektifitas Debridemen Mekanik Pada Luka Bakar Derajat III Terhadap Kecepatan
Penyembuhan Luka”
Tatalaksana luka bakar berfokus pada pencegahan infeksi dan memberi kesempatan
sel-sel sisa epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka. Debridemen
dilakukan untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan
benda asing, sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi bakteri dan
juga untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati (eskar). Debridemen dapat
dilakukan malalui beberapa metode seperti debridemen mekanik, debridemen
enzymatic, dan pembedahan. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kekurangan. Cara paling cepat dan efisien yang umumnya dilakukan adalah
debridemen mekanik. Debridemen mekanik dilakukan dengan melakukan eksisi
primer seluruh tebal kulit sampai fasia (eksisi tangensial) atau dengan mengupas
lapisan kulit yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih
viabel. Tindakan mempercepat proses ini akan menguntungkan bagi pasien sehingga
waktu antara terjadinya invasi bakteri dan timbulnya masalah iatrogenik yang lain
dapat dikurangi
Klarifikasi Informasi Tambahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurma Afiani (2019)
dengan judul “Efektifitas Debridemen Mekanik Pada Luka Bakar
Derajat III Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka” didapatkan hasil
bahwa Debridemen mekanik yang dilakukan paska luka bakar
terbukti efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka.
Debridemen mekanik paska luka bakar akan tetap efektif dilakukan
selama masih dalam fase inflamasi (0-3 hari) paska cedera .
LA P O R A N D I S K U S I
Pengkajian
Tanda vital :
Tekanan darah : 150/90
mmHg
Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 32 x/mnt
Suhu tubuh : 38,3℃
Analisa Data
Hipoksemia
Hipoksia
Saraf Afferen
Medula Spinalis
Hipotalamus
Merangsang Nyeri
Nyeri Akut
Analisa Data
Hipertermi
Analisa Data
SIKI
No SDKI SLKI
1 Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) Tingkat Perdarahan (L.02017) Manajemen Hipovolemia
Kategori : Fisiologis (I.03116)
Definisi : Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
Subkategori : Respirasi Kehilangan darah baik internal penurunan volume cairan intravaskuler.
Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada level (terjadi di dalam tubuh) maupun Observasi
kapiler yang dapat mengganggu metabolism Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
tubuh eksternal (terjadi diluar tubuh) Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
Penyebab : Kriteria Hasil : tekanan darah munurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane
Hiperglikemia Setelah dilakukan intervensi mukosa kering, volume urin menurun,
Penurunan konsentrasi hemoglobin keperawatan selama 3 x 24 jam hematocrit meningkat, haus, lemah)
Peningkatan tekanan darah maka Tingkat Pendarahan Monitor intake dan output
Kekurangan volume cairan Terapeutik
Menurun, dengan kriteria hasil: Hitung kebutuhan cairan
Penurunan aliran arteri dan/atau vena Hemoglobin membaik Berikan asupan cairan oral
Kurang terpapar informasi tentang factor Edukasi
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup monoton, Tekanan darah membaik anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas) Albumin membaik anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kurang terpapar informasi tentang proses Kolaborasi
penyakit (mis. Dabetes mellitus, hyperlipidemia) Kolaborasi pemberian cairan IV (mis.NaCl, RL)
Kurang aktivitas fisik Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis(mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
Albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
Rencana Keperawata
2. Agen pencedera kimiawi 1. Keluhan nyeri menurun 8. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Meringis menurun 10. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
3. Agen pencedera fisik 3. Pola naps membaik Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4. Tekanan darah membaik
Rencana Keperawata
EVALUASI
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana keperawatan. Evaluasi menilai respon pasien yang meliputi subjek, objek,
pengkajian kembali (assessment), rencana tindakan (planning) (Basri, Utami &
Mulyadi, 2020).
Daftar Pustaka
Rizki. A. D. (2021) Studi Literatur: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Luka Bakar Dengan Masalah Resiko Infeksi. Tugas Akhir (D3) thesis.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Anita, N. (2019). Manajemen Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Pada Tn “Y” Dengan Diagnosis Thermal Burn Injury (Combutsio) Di
Ruang Unit Luka Bakar RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo. Karya Ilmiah Akhir (S1). STIKKES Panakkukang Makassar.
KEMENKES RI. (2019). Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. diunduh tanggal 14 November 2022 pada
situs : https.//kemkes.go.id
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Terima kasih banyak
Atas perhatiannya