Kompetensi Dasar;
mampu mengidentifikasi titik‐ Indikator
titik kritis pada pengelolaan Keberhasilan;
BMD dan melaksanaan audit Setelah mengikuti diklat
BMD ini Peserta mampu:
1.mampu mengidentifikasi
secara kritis saat
melaksanakan audit atas
penilaian kewajaran nilai
BMD.
2.mampu mengidentifikasi
secara kritis saat
melaksanakan audit atas
kendalan penatausahaan
dan akuntansi BMD
1
MENU PEMBELAJARAN
“AUDIT ATAS PENILAIAN KEWAJARAN
& KEANDALAN PENATAUSAHAAN, AKUNTANSI BMD”
4. Latihan
2
KONSEPSI PENILAIAN BMD
Pengertian ...
PP 27 tahun 2014;
Penilaian adalah proses kegiatan untuk
memberikan suatu opini nilai atas suatu objek
penilaian berupa Barang Milik Negara/Daerah
pada saat tertentu.
Tujuan ...
Tujuan; untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penilaian BMD dilakukan dalam rangka;
1. penyusunan neraca Pemerintah Daerah,
2. pemanfaatan, kecuali dalam bentuk Pinjam Pakai
3. pemindahtanganan, kecuali dalam bentuk Hibah.
sewa-menyewa
penjualan
pengadaan
tanah/ganti rugi
Start
Pendahuluan
9
Gambaran Umum
Proses penilaian
Pendekatan
penilaian
Tujuan penilaian
10
Proses penilaian
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Identifikasi Properti Tanggal Penilaian Tujuan Penilaian Jenis Nilai
SURVEI PENDAHULUAN
Personil dan
Data yang
Sumber Data Waktu Perencanaan Kerja
Diperlukan
Pelaksanaan
REKONSILIASI NILAI
12
Proses penilaian dengan pendekatan
perbandingan data pasar
13
Proses penilaian dengan
pendekatan biaya
Keterangan;
RCN = Reproduction/replacement cost new dibagi dalam dua kategori
yaitu:
1. Biaya reproduksi adalah biaya yang dibutuhkan untuk membangun
dengan menggunakan harga yang berlaku pada saat penilaian
dilakukan yang merupakan replika dari properti yang dinilai
2. Biaya penggantian adalah perkiraan biaya untuk membangun dengan
menggunakan harga yang berlaku saat penilaian dilakukan.
Proses penilaian dengan
pendekatan kapitalisasi pendapatan
1. Menentukan total pendapatan kotor potensial (potential gross
income),
2. Menentukan tingkat kekosongan (vacancy rate),
3. Menentukan total pendapatan lain-lain,
4. Menentukan total pendapatan kotor efektif yaitu (1)+(2) – (3),
5. Menentukan total biaya (outgoings),
6. Menentukan total pendapatan bersih operasional yaitu (4) – (5),
7. Menentukan tingkat dan prosedur kapitalisasi yang sesuai,
8. Melakukan pengkapitalisasian untuk mendapatkan nilai modal dari
objek.
15
1. Penilaian Aset Untuk Tujuan
Sewa-menyewa
a. Konsepsi Nilai Sewa Pasar
Nilai sewa pasar merupakan harga dari suatu transaksi
sewa-menyewa yang memenuhi unsur-unsur:
1) pemilik properti dan penyewa sama-sama berkehendak
melakukan transaksi (sewa- menyewa).
2) dalam keadaan pasar terbuka/kompetitif.
3) pemilik properti dan penyewa mempunyai pengetahuan,
pengalaman, dan informasi yang cukup mengenai objek
yang ditransaksikan.
4) tenggat waktu pemasaran yang cukup.
Besarnya sewa tidak semata-mata bergantung pada karakteristik fisik properti
seperti luas, bentuk fisik, fasilitas penunjang, dan lokasi tetapi lebih pada
ekspektasi dan persepsi para pelaku di pasar. 16
1. Penilaian Aset Untuk Tujuan
Sewa-menyewa
Panduan rumus;
• Nilai sisa bangunan (NSB) menurut umur tidak sesuai
dengan kondisi nyata, maka NSB ditetapkan
berdasarkan kondisi bangunan sebagai berikut:
– baik = 85% s.d. 100 % (siap pakai/perlu pemeliharaan awal),
– rusak ringan = 70% s.d. < 85% (rusak sebagian non struktur),
– rusak berat = 55% s.d. < 70% (rusak sebagian non struktur/
struktur),
– rusak berat = 35% s.d. < 55% (rusak sebagian besar non
struktur/struktur).
19
1. Penilaian Aset Untuk Tujuan
Sewa-menyewa
Panduan rumus;
• Dalam hal yang disewakan adalah prasarana
bangunan, dalam rangka menetapkan nilai sisa
bangunan, maka Menteri Keuangan menetapkan
acuan penyusutan/tahun sebagai berikut:
pekerjaan halaman = 5 %
mesin/instalasi = 10 %
furniture/elektronik = 25 %
penyusutan maksimal = 80 %
20
Contoh Penerapan
Dinas X akan menyewakan sebagian area halamannya kepada pihak
ketiga. Lokasi properti terletak di Jl A yang merupakan kawasan bisnis
yang sangat prospektif. Luas area yang ada adalah 400 m2 dengan lebar
depan 10 meter. Berdasarkan survei transaksi penjualan properti
pembanding di Jl A diperoleh data sebagai berikut:
• Properti pembanding (PP) 1, tanah di tepi jalan A status Hak Milik
seluas 250 m2 dengan frontage 11 meter (lebar di muka menghadap
jalan), permukaan rata, terjual 3 bulan lalu dengan harga Rp
437.500.000.
• PP 2, tanah di tepi jalan A, status HGB seluas 400 m2 terletak kurang
lebih 300 meter dari Dinas X baru saja terjual Rp 720.000.000.
Frontage-nya 12 meter.
• PP 3, tanah kosong seluas 273 m2 status Hak Milik tidak persis di tepi
jalan A, yakni masuk gang selebar 3 meter sepanjang ± 50 m terjual
dengan harga Rp 400.400.000,00. Halaman depan tanah tersebut
lebarnya 13 meter.
21
Contoh Penerapan
22
Langkah pertama;
• Menaksir harga pasar dari properti pembanding dengan faktor
penyesuaian tertentu sehingga diperoleh indikasi harga pasar tanah
sesuai karakteristik properti subjek. Faktor penyesuaian dilakukan
melalui pertimbangan profesional berdasarkan survei dan
pengalaman penilai.
• Sesuai asumsi yg ada, maka;
• perbedaan 1 meter frontage memberikan kontribusi harga 0,5%.
Artinya, frontage yang lebih sempit 1 meter harganya menjadi Rp
0,5% lebih murah.
• Status kepemilikan juga memberikan persepsi harga yang
berbeda, dimana tanah dengan status HGB harganya menjadi
lebih murah 0,1% dibandingkan Hak Milik, (sedangkan status Hak
Pakai dengan Hak Milik dianggap tidak ada perbedaan).
• Perbedaan aksesibilitas juga mempengaruhi harga dengan faktor
penyesuaian 5%. Mengenai waktu transaksi diasumsikan tidak
berpengaruh karena masih dalam range waktu yang berdekatan
dengan tanggal penilaian.
Perhitungan dikaitkan dengan asumsi yg ada
Penye- Penye- Penye-
Uraian P Dinas PP 1 PP 2 PP 3
suaian suaian suaian
Rata-rata 1.663.428
Pembuatan 1.663.000
Langkah kedua ..
• Menggunakan formula (rumus) yg telah ditetapkan;
• tingkat sewa yang dapat diajukan Dinas A dalam
menawarkan sewa kepada pihak ketiga adalah 3,33%
X Rp 1.663.000 X 400 meter = Rp 22.151.160 per
tahun atau dibulatkan Rp 22.150.000 per tahun.
• Jika indikasi nilai pasar properti pembanding setelah
faktor penyesuaian digunakan semua, maka tingkat
sewa pasar berada pada kisaran Rp 18.847.800 -
Rp 24.109.200 per tahun.
2. Penilaian BMD Untuk Tujuan
Penjualan
26
2. Penilaian BMD Untuk Tujuan
Penjualan
Pendekatan Penilaian;
Dalam konteks penjualan secara lelang, penilaian aset
dilakukan dalam rangka menentukan nilai limit.
Pada lelang non eksekusi, penilaian menggunakan basis
nilai pasar dengan analisis HBU (nilai tertinggi dan
terbaik). Namun, dalam lelang eksekusi, yaitu lelang dalam
rangka melaksanakan putusan pengadilan atau yang dapat
dipersamakan dengan itu terdapat hal yang membedakan
dengan kriteria pasar, yakni adanya unsur memaksa.
Penilaian dapat menggunakan tiga alternatif pendekatan
penilaian yang ada, yaitu;
perbandingan data pasar,
pendekatan biaya, maupun
kapitalisasi pendapatan disesuaikan dengan karakteristik properti
yang dijual. 27
2. Penilaian BMD Untuk Tujuan
Penjualan
28
Contoh Penerapan
Simpulan ...
(pasangan bata merah diplester, acian, finishing cat standard
mowilex)
4 Pekerjaan kosen dan daun pintu jendela Rp 19.720.000,00
(kusen kayu kamfer 6 X 15 oven, daun pintu jati dan double
teakwood)
pendekatan
7 Pekerjaan kamar mandi/WC Rp 2.040.000,00
(lantai keramik 20X20, dinding keramik 20X25, closet jongkok dan
monoblok)
255.055.658 = 14
Keuntungan developer 10% (dari biaya langsung plus
Rp
Rp
187.748.000,00
18.774.800,00
Rp 281.455.658,- overhead)
Rp 206.522.800,00
15 Konsultasi, Pajak-pajak dan bunga (30%) Rp 61.956.840,00
Biaya Tidak Langsung 97.799.640,00
47
AUDIT ATAS PENILAIAN
KEWAJARAN BMD
Tujuan Audit;
• Meyakinkan bahwa penilaian terhadap
BMD sesuai dengan SAP yang berlaku,
dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Daerah, pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah.
Langkah Kerja ...
1. Periksa apakah penetapan nilai barang milik daerah dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah daerah berpedoman
pada SAP.
2. Periksa apakah penilaian barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau
pemindahtanganan dilakukan oleh Tim atau melibatkan
penilaian independen yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
dengan tujuan untuk mendapatkan nilaiwajar.
3. Periksa apakah hasil penilaian barang milik daerah selain
tanah dan atau bangunan telah ditetapkan oleh pengelola
barang.
4. Periksa apakah seluruh barang milik daerah telah dilakukan
penilaian dan dimasukkan dalam neraca daerah.
AUDIT ATAS
PENATAUSAHAAN BMD
Tujuan Audit