Disusun oleh :
a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide dan intelek. Dengan berpikir, manusia berusaha memahami
hakikat manusia dan dirinya sendiri.
b. Merasa. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ini adalah nilai sesuatu, baik positif atau negatif untuk
subjek. Fungsi perasaan memberikan pengalaman subjektif manusia tentang kesenangan dan
kesakitan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.
c. Pembentukan. Pembentukan adalah fungsi persepsi atau fungsi realitas. Ia menghasilkan fakta-
fakta konkrit atau bentuk-bentuk representasi dunia.
d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses bawah sadar dan isi di bawah ambang kesadaran.
Orang yang intuitif melampaui fakta, perasaan, dan ide untuk mencari sifat realitas.
Interaksi Antar Sistem Kepribadian
1) Satu sistem dapat mengkompensasi kelemahan sistem lain
2) Satu sistem dapat melawan sistem lain
3) Dua atau lebih sistem dapat bergabung untuk membentuk sintesis.
PRINSIP ENTROPI
ENERGI PSIKIS
Prinsip entropi
Energi psikis adalah bentuk
menyatakan bahwa
dari manifestasi dari berbagai
distribusi energi dalam
energi kehidupan, yaitu
jiwa mencari
energi organisme sebagai
keseimbangan atau
sistem biologis.
keseimbangan.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
PRINSIP KESETARAAN
PENGGUNAAN ENERGI
Prinsip ekivalensi menyatakan
bahwa jika energi dikeluarkan Semua energi psikis yang
untuk menghasilkan kondisi ada untuk kepribadian
tertentu, jumlah yang dipakai guna untuk dua
dikeluarkan akan muncul di tujuan.
tempat lain dalam sistem.
Perkembangan Kepribadian
Kausalitas Versus Teleologi
Pandangan kausalitas menyatakan bahwa kejadian saat
ini adalah akibat atau akibat dari pengaruh keadaan atau
sebab sebelumnya. Masa kini tidak hanya ditentukan
oleh masa lalu (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh
masa depan (teleologi).
Sinkronisitas
Fenomena sinkronis dapat dijelaskan berdasarkan sifat arketipe. Arketipe
dikatakan psikoid, yaitu mereka bersifat psikologis dan fisik pada saat yang
bersamaan.
Tujuan dari tes asosiasi Jung adalah untuk mengungkapkan perasaan yang
dibebankan secara kompleks. Gambar-gambar yang diikat dalam lingkaran
yang kompleks memiliki muatan emosional yang besar dan ekspresi
emosional tersebut dapat diukur oleh Jung menggunakan 100 kata sebagai
stimulus yang dipilih atau disusun untuk memancing reaksi emosional.
Jung menggunakan pendekatan eklektik terhadap teori dan praktik psikoterapi. Perlakuannya terhadap kliennya
bervariasi, tergantung pada usianya, tahap perkembangannya, dan jenis neurosisnya.
Analisis mimpi
Tujuan dari interpretasi mimpi Jung adalah untuk mengungkap unsur-unsur yang ada dalam ketidaksadaran pribadi dan
ketidaksadaran kolektif, mengintegrasikannya ke dalam kesadaran untuk memfasilitasi proses realisasi diri. Adapun
metode analisis mimpi dari Jung, yaitu:
a. Amplifikasi, dalam amplifikasi asosiasi dilakukan dengan tetap menjaga link respon dengan materi mimpi,
sehingga terdapat asosiasi jamak yang memberikan bentuk konstelasi di sekitar mimpi.
b. Urutan mimpi, Jung menganalisis komponen mimpi yang berurutan untuk melihat kongruensi lanjutan dan
koreksi perkembangan lebih lanjut.
c. Imajinasi aktif, semacam introspeksi yang bahannya tercampur, sebagian mimpi, sebagian visi/fantasi, atau
kombinasi keduanya. Orang-orang diminta untuk fokus pada gambaran mimpi yang mudah diingat tetapi tidak
dapat dipahami atau gambar visual spontan dan mengamati apa yang terjadi pada gambar-gambar itu saat
mereka bergerak setelah digabungkan. Imajinasi aktif seperti melukis dalam pikiran. Semua ekspresi orang
tersebut direkam tanpa henti, untuk menghasilkan serangkaian materi bawah sadar yang dapat dikaitkan dengan
sikap sadar si pemimpi pada saat itu.