Anda di halaman 1dari 21

TEORI KEPRIBADIAN

PSIKOLOGI ANALITIS CARL GUSTAV JUNG

Dosen Pengampu: Puri Handayani, M.A

Disusun oleh :

Aness Sela Soraya


Ihsanul Fikri

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


SYAIKH ABDURRAHMAN SIDIK
BANGKA BELITUNG
2022
Carl Gustav Jung (1875-1961)
adalah orang pertama yang
mendefinisikan tipe kepribadian
manusia dengan istilah ekstrovert
dan introvert, dan menjelaskan
empat fungsi kepribadian manusia
yang disebut fungsi berpikir,
merasakan, intuitif, dan perasaan.
Struktur Kepribadian
Fungsi Psikologis Dasar

a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide dan intelek. Dengan berpikir, manusia berusaha memahami
hakikat manusia dan dirinya sendiri.

b. Merasa. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ini adalah nilai sesuatu, baik positif atau negatif untuk
subjek. Fungsi perasaan memberikan pengalaman subjektif manusia tentang kesenangan dan
kesakitan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.

c. Pembentukan. Pembentukan adalah fungsi persepsi atau fungsi realitas. Ia menghasilkan fakta-
fakta konkrit atau bentuk-bentuk representasi dunia.

d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses bawah sadar dan isi di bawah ambang kesadaran.
Orang yang intuitif melampaui fakta, perasaan, dan ide untuk mencari sifat realitas.
Interaksi Antar Sistem Kepribadian
1) Satu sistem dapat mengkompensasi kelemahan sistem lain
2) Satu sistem dapat melawan sistem lain
3) Dua atau lebih sistem dapat bergabung untuk membentuk sintesis.
PRINSIP ENTROPI
ENERGI PSIKIS
Prinsip entropi
Energi psikis adalah bentuk
menyatakan bahwa
dari manifestasi dari berbagai
distribusi energi dalam
energi kehidupan, yaitu
jiwa mencari
energi organisme sebagai
keseimbangan atau
sistem biologis.
keseimbangan.

DINAMIKA KEPRIBADIAN

PRINSIP KESETARAAN
PENGGUNAAN ENERGI
Prinsip ekivalensi menyatakan
bahwa jika energi dikeluarkan Semua energi psikis yang
untuk menghasilkan kondisi ada untuk kepribadian
tertentu, jumlah yang dipakai guna untuk dua
dikeluarkan akan muncul di tujuan.
tempat lain dalam sistem.
Perkembangan Kepribadian
Kausalitas Versus Teleologi
Pandangan kausalitas menyatakan bahwa kejadian saat
ini adalah akibat atau akibat dari pengaruh keadaan atau
sebab sebelumnya. Masa kini tidak hanya ditentukan
oleh masa lalu (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh
masa depan (teleologi).
Sinkronisitas
Fenomena sinkronis dapat dijelaskan berdasarkan sifat arketipe. Arketipe
dikatakan psikoid, yaitu mereka bersifat psikologis dan fisik pada saat yang
bersamaan.

Akibatnya adalah arketipe bisa membawa kita ke dalam kesadaran suatu


gambaran mental dari sebuah peristiwa fisik walaupun tidak ada persepsi
langsung tentang peristiwa fisik tersebut.

Prinsip sinkronisitas akan meningkatkan pandangan bahwa pikiran


menyebabkan terwujudnya atau terjadinya hal-hal yang dipikirkan.
Keturunan

Keturunan berkaitan dengan naluri biologis yang menjalankan


fungsi pelestarian diri dan reproduksi. Naluri adalah dorongan batin
untuk bertindak dengan cara tertentu, ketika kondisi jaringan
tertentu muncul. Pandangan Jung tentang naluri tidak berbeda
dengan biologi modern. Selain pewarisan naluri biologis ada juga
"pengalaman" leluhur. Pengalaman-pengalaman ini diturunkan
dalam bentuk arketipe.
Tahapan Perkembangan
Menurut Jung, ada empat tahap perkembangan:

MASA KANAK-KANAK USIA PEMUDA ( YOUTH AND


USIA PARUH BAYA USIA TUA (USIA TUA)
1. Tahap anarkis (0 – 6 tahun) YOUNG ADULT HOOD)
(TUDUNG TENGAH) Usia tua ditandai dengan
Tahap ini ditandai dengan Tahap remaja berlangsung dari
Tahapan ini dimulai tenggelamnya kesadaran
kesadaran yang tidak teratur dan masa pubertas hingga usia paruh
antara usia 35 sampai 40 ke alam tanpa dasar.
sporadis atau kadang ada baya.
tahun. Tahap ini dicirikan Banyak dari mereka
kadang tidak. Tahap ini ditandai dengan
dengan adanya mengalami kesengsaraan
2. Tahap monarki (6 – 8 tahun) meningkatnya aktivitas,
aktualisasi potensi yang karena berorientasi pada
Tahap ini ditandai dengan kematangan seksual, tumbuhnya
sangat bervariasi. Pada masa lalu dan menjalani
perkembangan ego, dan kesadaran dan pemahaman
usia paruh baya muncul hidup tanpa tujuan.
dimulainya pemikiran verbal dan bahwa era kehidupan anak yang
kebutuhan nilai spiritual,
logis. bebas masalah telah berlalu.
yaitu kebutuhan yang
3. Tahap dualistik (8 – 12 tahun) Kelahiran jiwa terjadi pada awal
selalu menjadi bagian
Tahap ini ditandai dengan pubertas, mengikuti perubahan
dari jiwa, namun pada
pembagian ego menjadi 2, fisik dan ledakan seksualitas.
usia muda sudah
objektif dan subjektif. Pada Tahap ini ditandai dengan
dikesampingkan, karena
tahap ini, kesadaran terus perbedaan perlakuan anak
pada usia tersebut orang
berkembang. Anak-anak dengan perlakuan orang dewasa
lebih mementingkan
sekarang melihat diri mereka dari orang tuanya. Kepribadian
nilai-nilai materialistis.
sebagai orang pertama, dan kemudian harus mampu
Usia pertengahan adalah
menyadari keberadaan mereka memutuskan dan beradaptasi
usia realisasi diri.
sebagai individu yang terpisah. dengan kehidupan sosial.
Progresi dan Regresi

Perkembangan dapat mengikuti gerak maju, progresif, atau mundur,


regresif. Kemajuan menurut Jung berarti bahwa ego sadar
menyesuaikan diri dengan memuaskan baik tuntutan lingkungan
eksternal maupun kebutuhan alam bawah sadar. Dalam
perkembangan normal, kekuatan yang berlawanan disatukan dalam
aliran proses psikis yang terkoordinasi dan harmonis.
Proses individualisasi

Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli yang tidak


terbedakan yang dimiliki manusia saat lahir. Tujuan akhir
pemekaran adalah realisasi diri. Untuk memiliki kepribadian yang
sehat dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan mencapai
tingkat diferensiasi, perkembangan, dan ekspresi sepenuhnya.
Proses pencapaian inilah yang dinamakan proses individuasi.
Fungsi Transenden

Jika keragaman telah dicapai melalui proses individuasi, maka


sistem-sistem yang terdiferensiasi tersebut kemudian
diintegrasikan oleh suatu fungsi transenden.
Sublimasi dan represi

Sublimasi bersifat progresif, represi bersifat regresif. Sublimasi


menyebabkan jiwa bergerak maju, sedangkan represi
menyebabkan jiwa bergerak mundur.
Simbolisme

Simbol dalam psikologi Jung memiliki dua fungsi utama. Simbol


merupakan upaya untuk memuaskan impuls-impuls naluriah
yang dihambat, di sisi lain simbol merupakan perwujudan materi
arketipe. Simbol adalah bentuk representasi psikis. Simbol tidak
hanya mengungkapkan kekayaan kebijaksanaan umat manusia
yang diperoleh secara rasial dan individual, tetapi juga mewakili
tahapan perkembangan yang jauh mendahului perkembangan
manusia saat ini.
CONTOH APLIKASI
PSIKOANALISA KLASIK
Tes Asosiasi Kata

Tujuan dari tes asosiasi Jung adalah untuk mengungkapkan perasaan yang
dibebankan secara kompleks. Gambar-gambar yang diikat dalam lingkaran
yang kompleks memiliki muatan emosional yang besar dan ekspresi
emosional tersebut dapat diukur oleh Jung menggunakan 100 kata sebagai
stimulus yang dipilih atau disusun untuk memancing reaksi emosional.

Klien diinstruksikan untuk menanggapi setiap kata dengan kata pertama


yang muncul di pikirannya. Respon kata direkam, dilengkapi dengan
pengukuran waktu reaksi, detak jantung, dan respons galvanik kulit. Dapat
diuji ulang untuk mendapatkan konsistensi jawaban. Reaksi tertentu
merupakan tanda bahwa kata stimulus menyentuh kompleks.
Psikoterapi
Saat menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan melalui 4 tahapan, yaitu:
a. Pengakuan (pengakuan), klien memuntahkan isi bawah sadar yang mengganggunya dengan
menggunakan benda-benda disekitarnya sebagai sarana.
b. Penjelasan (pencerahan), tahap ini adalah tahap interpretasi dan penjelasan,penyebab perilaku neurotik
yang tidak diinginkan, mirip dengan transferensi Freud.
c. Pendidikan (edukasi) terapis mendorong klien untuk mempelajari perilaku baru, sehingga klien dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjawab tantangan yang muncul.
d. Transformasi (perubahan), membuka jalan bagi klien untuk mencapai realisasi diri. Membantu klien
belajar membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga pasien mampu mengatur secara harmonis dan
menyadari seluruh potensinya.

Jung menggunakan pendekatan eklektik terhadap teori dan praktik psikoterapi. Perlakuannya terhadap kliennya
bervariasi, tergantung pada usianya, tahap perkembangannya, dan jenis neurosisnya.
Analisis mimpi
Tujuan dari interpretasi mimpi Jung adalah untuk mengungkap unsur-unsur yang ada dalam ketidaksadaran pribadi dan
ketidaksadaran kolektif, mengintegrasikannya ke dalam kesadaran untuk memfasilitasi proses realisasi diri. Adapun
metode analisis mimpi dari Jung, yaitu:
a. Amplifikasi, dalam amplifikasi asosiasi dilakukan dengan tetap menjaga link respon dengan materi mimpi,
sehingga terdapat asosiasi jamak yang memberikan bentuk konstelasi di sekitar mimpi.
b. Urutan mimpi, Jung menganalisis komponen mimpi yang berurutan untuk melihat kongruensi lanjutan dan
koreksi perkembangan lebih lanjut.
c. Imajinasi aktif, semacam introspeksi yang bahannya tercampur, sebagian mimpi, sebagian visi/fantasi, atau
kombinasi keduanya. Orang-orang diminta untuk fokus pada gambaran mimpi yang mudah diingat tetapi tidak
dapat dipahami atau gambar visual spontan dan mengamati apa yang terjadi pada gambar-gambar itu saat
mereka bergerak setelah digabungkan. Imajinasi aktif seperti melukis dalam pikiran. Semua ekspresi orang
tersebut direkam tanpa henti, untuk menghasilkan serangkaian materi bawah sadar yang dapat dikaitkan dengan
sikap sadar si pemimpi pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai