Anda di halaman 1dari 5

Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk, Makna Kiasan atau Hakiki?

tulang rusuk
Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk lakilaki.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,






,




,


Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu
jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat
dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya,
engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.(HR. Muslim)

Demikian juga sabda beliau,

-

















-
Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri), karena wanita itu
diciptakan dari tulang rusuk Dalam satu riwayat: Wanita itu seperti tulang rusuk.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam beberapa ayat Al-Quran ada beberapa ayat yang mengisyaratkan bahwa Hawa tercipta
dari Nabi Adam alaihissalam.
Allah Taala berfirman,

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (an-Nisaa : 1)
Dan firman Allah,


























Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan
istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu
mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya
seraya berkata: Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah
kami termasuk orang-orang yang bersyukur. (al-Araf: 189)

Demikianlah jika dipadukan bahwa hadits dan AL-Quran tidak dipertentangkan. Hawa
tercipta dari tulang rusuk nabi Adam alahissalam.
Dijelaskan dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah (semacam MUI di Saudi) yang diketui oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:
Dzahir hadits menunjukkan bahwa wanita (yang dimaksud di sini adalah Hawa ) diciptakan
dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini tidaklah menyelisihi hadits lain yang
menyebutkan penyerupaan wanita dengan tulang rusuk. Bahkan diperoleh faedah dari hadits
yang ada bahwa wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk karena
memang ia berasal dari tulang rusuk.
Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka tidak bisa disangkal
kebengkokannya. Apabila seorang suami ingin meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan
tidak ada kebengkokan padanya niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan
perpisahan. Ini berarti memecahkannya.
Namun bila si suami bersabar dengan keadaan si istri yang buruk, kelemahan akalnya dan
semisalnya dari kebengkokan yang ada padanya niscaya akan langgenglah kebersamaan dan
terus berlanjut pergaulan keduanya. Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di
antaranya Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah l merahmati mereka
semua. Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam
tidaklah benar.
(Fatwa no. 20053, kitab Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`,
17/10)

kesimpulannya:

1.Makna wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki bukan makna kiasan tetapi itulah
makna dzahirnya
2. para suami selayaknya memaklumi kebengkokan wanita dan bersabar, misalnya ketika
sensitif datang bulan, dan selayaknya suami mengingat kebaikan-kebaikan istri yang merawat
anak-anak dan bersabar di dalam rumah demi untuk suami
3. para istri juga harus sadar bahwa terkadang dia bengkok dan mungkinsering menyusahkan
suami, membentak suami dan kadang jarang bersyukur dengan kebaikan suami. Ingat juga
bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah wanita, karena seringnya mengingkari kebaikan
suami.
https://muslimafiyah.com/wanita-diciptakan-dari-tulang-rusuk-makna-kiasan-atauhakiki.html

f) Pendekatan Psikologis
Yang dimaksud dengan pendekatan psikologis disini adalah pendekatan yang menekankan
pada kondisi kejiwaan objek atau kepada siapa sebuah hadis ditujukan.
Pendekatan ini perlu dilakukan mengingat Nabi saw. terkadang memberikan jawaban yang
berbeda-beda terhadap satu pertanyaan yang sama. Dalam masalah ini, maka pendekatan yang
paling tepat digunakan dalam memahami hadis-hadis tersebut yaitu dengan pendekatan
psikologi.
Sebagai contoh, hadis Nabi saw. tentang amalan yang paling utama, disebuah hadis Nabi
menjawab bahwa amal yang paling utama adalah memberi makan orang lain dan
menyebarkan salam, dihadis lain Nabi bersabda shalat pada waktunya adalah yang paling
utama, ada juga hadis yang menyatakan bahwa berimana kepada Allah dan Rasulnya, jihad
dijalan Allah, haji yang mabrur merupakan amalan yang paling utama dan lain sebagainya.
Jika kita melihat hadis-hadis tersebut secara tekstual, maka yang kita simpulkan adalah hadishadis tersebut saling bertentangan. Ketika satu diklaim benar maka yang lain menjadi salah.

Akan tetapi, jika kita melihat konteksnya, bahwa Nabi ketika menyatakan sabdanya, melihat
kepada kondisi dan kejiwaan orang yang bertanya. Karena kondisi mereka berbeda-beda,
maka jawaban Nabi untuk merekapun berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing.
Menurut Prof. Dr. Syuhudi Ismail, perbedaan materi jawaban sebenarnya tidaklah bersifat
substantif. Yang substantif ada dua kemungkinan, yakni 1) relevansi antara keadaan orang
yang bertanya dengan materi jawaban yang diberikan, 2) relevansi antara keadaan kelompok
masyarakat tertentu dengan materi jawaban yang diberikan. Oleh karena itu hadis-hadis yang
sejenis diatas, bersifat temporal dan kondisional.
http://erlanmuliadi.blogspot.co.id/2011/05/pendekatan-pendekatan-dalam-memahami.html

Anda mungkin juga menyukai