Yudha - Perbedaan Dan Persamaan Antara Pengetahuan, Agama, Seni Dan Teknologi
Yudha - Perbedaan Dan Persamaan Antara Pengetahuan, Agama, Seni Dan Teknologi
Teknologi
MAKALAH
Disusun Oleh :
Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang
270110130102
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
Kata Pengantar
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perbedaan
dan Persamaan Antara Pengetahuan, Agama, Seni dan Teknologi dengan
baik dan tepat waktu.
2
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
Nana Sulaksana. Makalah ini menjelaskan tentang apa itu dan bagaimana
Perbedaan dan Persamaan Antara Pengetahuan, Agama, Seni dan Teknologi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan...2
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Pengetahuan............3
2.2 Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Filsafat.....4
2.3 Agama.......6
2.4 Hubungan Agama dan Filsafat.....6
2.5 Seni...8
2.6 Teknologi..9
2.7 Persamaan dan Perbedaan serta Hubungan Ilmu Pengetahuan, Agama..10
2.8 Persamaan dan hubungan Seni dan Teknologi.12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang
telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan
objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang
berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
2.3 Agama
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.
Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk
menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta.
Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas,
etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar
4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci.
Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa
atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan,
meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia.
Agama juga mungkin mengandung mitologi.
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan
atau kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata mile Durkheim, agama
berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" mile
Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat
beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui
rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
2.4 Hubungan Antara Agama dan Filsafat Ilmu
Filsafat dan agama adalah dua pokok persoalan yang berbeda, namun memiliki
hubungan. Agama banyak berbicara tentang hubungan antara manusia dengan Yang Maha
Kuasa, sedangkan filsafat seperti yang dikemukakan di atas bertujuan menemukan kebenaran.
Jika kebenaran yang sebenarnya itu mem-punyai ciri sistematis, jadilah ia kebenaran filsafat.
7
Jika agama membincangkan tentang eksistensi-eksistensi di alam dan tujuan akhir
perjalanan segala maujud, lantas bagaimana mungkin agama bertentangan dengan filsafat.
Bahkan agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian dan
pengkajian filsafat. Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-
keyakinan dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang penganut
agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan menghayati secara
rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan kepercayaan agamanya.
Dengan demikian, filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu
faktor perusak keimanan, bahkan sebagai alat dan perantara yang bermanfaat untuk
meluaskan pengetahuan dan makrifat tentang makna terdalam dan rahasia-rahasia doktrin
suci agama, dengan ini niscaya menambah kualitas pengahayatan dan apresiasi kita terhadap
kebenaran ajaran agama.
Isi filsafat itu ditentukan oleh objek apa yang dipikir-kan. Karena filsafat mempunyai
pengertian yang berbeda sesuai dengan pandangan orang yang meninjaunya, akan besar
kemungkinan objek dan lapangan pembicaraan fil-safat itu akan berbeda pula. Objek yang
dipikirkan filosof adalah segala yang ada dan yang mungkin ada, baik ada dalam kenyataan,
maupun yang ada dalam fikiran dan bisa pula yang ada itu dalam kemungkinan[18]. Sehingga
dalam hal ini hubungan filsafat dengan agama adalah agama sebagai objek kajian filsafat.
Agama adalah salah satu materi yang menjadi sasaran pembahasan filsafat. Dengan
demikian, agama menjadi objek materia filsafat. Ilmu pengeta-huan juga mempunyai objek
materia yaitu materi yang empiris, tetapi objek materia filsafat adalah bagian yang
abstraknya. Dalam agama terdapat dua aspek yang berbeda yaitu aspek pisik dan aspek
metefisik. Aspek metafisik adalah hal-hal yang berkaitan dengan yang gaib, seperti Tuhan,
sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia dengan-Nya, sedangkan aspek pisik adalah manusia
sebagai pribadi, maupun sebagai anggota masyarakat.
Kedua aspek ini (pisik dan metafisik) menjadi objek materia filsafat. Namun demikian
objek filsafat agama banyak ditujukan kepada aspek metafisik daripada aspek fisik. Aspek
fisik itu sebenarnya sudah menjadi pembahasan ilmu seperti ilmu sosiologi, psikologi, ilmu
biologi dan sebagainya. Ilmu dalam hal ini sudah memi-sahkan diri dari filsafat. Dengan
demikian, agama ternyata termasuk objek materia filsafat yang tidak dapat diteliti oleh sain.
Objek materia filsafat jelas lebih luas dari objek materi sain[19]. Perbedaan itu sebenarnya
disebabkan oleh sifat penyelidikan. Penyelidikan filsafat yang dimaksud di sini adalah
penyelidikan yang mendalam, atau keingintahuan filsafat adalah bagian yang terdalam. Yang
menjadi penyelidikan filsafat agama adalah aspek yang terdalam dari agama itu sendiri.
8
Sedangkan para tokoh Islam juga berpendapat adanya hubungan antara filsafat dan
agama. Abu Hayyan Tauhidi, dalam kitab al-Imt' wa al-Munasah, berkata, "Filsafat dan
syariat (agama) senantiasa bersama, sebagaimana syariat dan filsafat terus sejalan, sesuai,
dan harmonis". Abul Hasan 'Amiri, dalam pasal kelima kitab al-Amad 'ala al-Abad, juga
menyatakan, "Akal mempunyai kapabilitas mengatur segala sesuatu yang berada dalam
cakupannya, tetapi perlu diperhatikan bahwa kemampuan akal ini tidak lain adalah pemberian
dan kodrat Tuhan. Sebagaimana hukum alam meliputi dan mengatur alam ini, akal juga
mencakup alam jiwa dan berwenang mengarahkannya. Tuhan merupakan sumber kebenaran
yang meliputi secara kodrat segala sesuatu.
Cakupan kodrat adalah satu cakupan dimana Tuhan memberikan kepada suatu makhluk
apa-apa yang layak untuknya. Dengan ini, dapat kesimpulan bahwa alam natural secara
esensial berada dalam ruang lingkup hukum materi dan hukum materi juga secara substansial
mengikuti jiwa, dan jiwa berada di bawah urusan akal yang membawa pesan-pesan Tuhan.
Hal itu menunjukkan jika filsafat dan agama terdapat hubungan yang saling terkait satu
dengan yang lainnya.
Tidaklah terlalu asing orang mengatakan bahwa pembahasan filsafat terhadap agama
tidak menambah keyakinan atau tidak meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan. Ini bisa
berarti bahwa pembahasan agama secara filosofis tidak perlu dan usaha itu adalah sia-sia.
Tetapi perlu diingat bahwa pembahasan agama dengan kacamata filsafat bertujuan untuk
menggali kebenaran ajaran-ajaran agama tertentu atau paling tidak untuk mengemukakan
bahwa hal-hal yang diajarkan dalam agama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip logika.
Sehingga dari sanalah diketahui bahwa terdapat hubungan erat antara filsafat dan agama.
2.5 Seni
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir , menurut kajian
ilmu di eropa mengatakan ART yang berarti artivisual yaitu adalah suatu media yang
melakukan suatu kegiatan tertentu. Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni
diungkapkan oleh beberapa ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli
nya
Menurut Aristoteles
seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
Everyman Encyklopedia
Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang,
bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak kemewahan,
kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
Ensiklopedi Indonesia
Di dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa seni merupakan ciptaan segala hal
karena keindahannya orang senang melihat atau mendengarkannya.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara berpendapat, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari
hidupnya, perasaan, dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan manusia.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni
juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu
artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set
peraturan untuk penggunaan medium itu.
2.6 Teknologi
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan
terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan
teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.
Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. namun,
teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap
zaman memiliki teknologinya sendiri.
Kemajuan Teknologi
10
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari
pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas
tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological
progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan
kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
2.7 Persamaan dan Perbedaan serta Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Dalam pandangan saintis, agama dan ilmu pengetahuan mempunyai perbedaan. Bidang
kajian agama adalah metafisik, sedangkan bidang kajian sains / ilmu pengetahuan adalah
alam empiris. Sumber agama dari tuhan, sedangkan ilmu pengetahuan dari alam.
Dari segi tujuan, agama berfungsi sebagai pembimbing umat manusia agar hidup tenang dan
bahagia didunia dan di akhirat. Adapun sains / ilmu pengetahuan berfungsi sebagai sarana
mempermudah aktifitas manusia di dunia. Kebahagiaan di dunia, menurut agama adalah
persyaratan untuk mencapai kebahagaian di akhirat.
Menurut Amstal, bahwa agama cenderung mengedepankan moralitas dan menjaga
tradisi yang sudah mapan, eksklusif dan subjektif. Sementara ilmu pengetahuan selalu
mencari yang baru, tidak terikat dengan etika, progesif, bersifat inklusif, dan objektif.
Meskipun keduanya memiliki perbedaan, juga memiliki kesamaan, yaitu bertujuan memberi
ketenangan. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan
setelah mati, Sedangkan ilmu memberi ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan
di dunia. Misalnya, Tsunami dalam Konteks agama adalah cobaan Tuhan dan sekaligus
rancangan-Nya tentang alam secara keseluruhan. Oleh karena itu, manusia harus bersabar
atas cobaan tersebut dan mencari hikmah yang terkandung dibalik Tsunami. Adapun menurut
11
ilmu pengetahuan, Tsunami terjadi akibat pergeseran lempengan bumi, oleh karena itu para
ilmuwan harus mencari ilmu pengetahuan untuk mendeteksi kapan tsunami akan terjadi dan
bahkan kalau perlu mencari cara mengatasinya.
Karekteristik agama dan ilmu pengetahuan tidak selau harus dilihat dalam Konteks
yang berseberangan, tetapi juga perlu dipikirkan bagaimana keduanya bersinergi dalam
membantu kehidupan manusia yang lebih layak. Osman Bakar mengatakan bahwa
epistemology, metafisika, teologi dan psikologi memiliki peran penting dalam
mengembangkan intelektual untuk merumuskan berbagai hubungan konseptual agama dan
ilmu pengetahuan. Peran utamanya adalah memberikan rumusan-rumusan konseptual kepada
para ilmuan secara rasional yang bisa dibenarkan dengan ilmiah dan dapat dipertanggung
jawabkan untuk digunakan sebagai premis-premis dari berbagai jenis sains. Misalnya
kosmologi, dengan adanya kosmologi dapat membantu meringankan dan mengkonseptualkan
dasar-dasar ilmu pengetahuan seperti fisika dan biologi.
Ilmu pengetahuan yang dipahami dalam arti pendek sebagai pengetahuan objektif,
tersusun, dan teratur. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama. Sebut saja
Alkitab, Alkitab merupakan sumber intelektualitas dan spiritualitas. Ia merupakan sumber
rujukan bagi agama dan segala pengembangan ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber
utama inspirasi pandangan orang islam tentang keterpaduan ilmu pengetahuan dan agama.
Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber dan melalui banyak cara dan jalan,
tetapi semua pengetahuan pada akhirnya berasal dari Tuhan. Dalam pandangan Alkitab,
pengetahuan tentang benda-benda menjadi mungkin karena Tuhan memberikan fasilitas yang
dibutuhkan untuk mengetahui. Para ahli filsafat dan ilmuan muslim berkeyakinan bahwa
dalam tindakan berpikir dan mengetahui, akal manusia mendapatkan pencerahan dari Tuhan
Yang Maha mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan akan diketahui dengan lantaran
model dan metode bagaimana memperolehnya.
Alkitab bukanlah kitab ilmu pengetahuan, tetapi ia memberikan pengetahuan tentang
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang selalu dihubungkan dengan pengetahuan metafisik
dan spiritual. Panggilan Alkitab untuk membaca dengan Nama Tuhanmu telah dipahami
dengan pengertian bahwa pencarian pengetahuan, termasuk didalamnya pengetahuan ilmiah
yang didasarkan pada pengetahuan tentang realitas Tuhan. Hal ini dipertegas oleh Ibnu Sina
yang menyatakan, Ilmu pengetahuan disebut ilmu pengetahuan yang sejati jika
menghubungkan pengetahuan tentang dunia dengan pengetahuan Prinsip Tuhan.
Agama dan ilmu pengetahuan memang berbeda metode yang digunakan, karena
masing-masing berbeda fungsinya. Dalam ilmu pengetahuan kita berusaha menemukan
12
makna pengalaman secara lahiriyah, sedangkan dalam agama lebih menekankan pengalaman
yang bersifat ruhaniah sehingga menumbuhkan kesadaran dan pengertian keagamaan yang
mendalam. Dalam beberapa hal, ini mungkin dapat dideskripsikan oleh ilmu pengetahuan
kita, tetapi tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan rumus-rumus ilmu pasti. Sekalipun
demikian, ada satu hal yang sudah jelas, bahwa kehidupan jasmani dan rohani tetap dikuasai
oleh satu tata aturan hukum yang universal. Ini berarti, baik agama maupun ilmu
pengetahuan, yaitu Allah. Keduanya saling melengkapi dan membantu manusia dalam
bidangnya masing-masing dengan caranya sendiri. Fungsi agama dan ilmu pengetahuan dapat
dikiaskan seperti hubungan mata dan mikroskop. Mikroskop telah membantu indera mata kita
yang terbatas, sehingga dapat melihat bakteri-bakteri yang terlalu kecil untuk dilihat oleh
mata telanjang. Demikian pula benda langit yang sangat kecil dilihat dengan mata telanjang,
ini bisa dibantu dengan teleskop karena terlalu jauh. Demikian halnya dengan wahyu Ilahi,
telah membantu akal untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang diamati oleh indera.
Jika ini hanya dilakukan oleh akal maka akan menyesatkan manusia.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu,
yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu berusaha
untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana
ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara
menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah;
14
macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta
implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu
sendiri.
Berbicara tentang Filsafat Ilmu tidak lepas kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan,
Agama, Seni dan Teknologi. Karena keempat komponen diatas merupakan dasar yang saling
terkait dalam acuan filsafat ilmu. Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan
manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang
berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Teknologi adalah metode ilmiah untuk
mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia.
Ilmu pengetahuan kaitannya dengan agama di dalam pandangan saintis yaitu
dimana
agama dan ilmu pengetahuan mempunyai perbedaan. Bidang kajian agama adalah
metafisik, sedangkan bidang kajian sains / ilmu pengetahuan adalah a lam empiris.
Sumber agama dari Tuhan, sedangkan ilmu pengetahuan dari alam. Ilmu pengetahuan
yang dipahami dalam arti pendek sebagai pengetahuan objektif, tersusun, dan teratur.
Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama.
Selain itu, didalam unsur kebudaayaan terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana
ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan
bagian dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaaan mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam satu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan masyarakat tesebut, dan juga
perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya kebudaayaan masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.notepedia.info/2013/08/pengertian-seni-serta-penjelasannya.html
http://tugasteknikmesin.blogspot.com/2011/12/definisi-ilmu-pengetahuan.html
http://linanaeee.blogspot.com/2013/04/hubungan-antara-filsafat-dengan-agama.html
Jerome R. Ravertz, 2004. Filsafat Ilmu (Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar Offset.
Jujun S. Suriasumantri, 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta. Pusataka
Sinar Harapan.
Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila Pendekatan Melalui Metafisika. Logika Dan
Etika. Yogyakarta. PT Hanindita Graha Widya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni
http://id.wikipedia.org/wiki/TEknologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu