Makalah13 2
Makalah13 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal usia sekolah anak-anak sudah dapat mengucapkan semua
bunyi bahasa. Namun, bunyi-bunyi tertentu terutama yang berupa klaster masih
sulit bagi mereka untuk mengucapkannya. Apabila kita lihat dari hasil penelitian
Darmin Zuchdi menunjukkan bahwa beberapa anak kelas dua dan tiga
melakukan kesalahan pengucapan f diucapkan /p/ (1995 : 29).
Pada usia prasekolah anak-anak menjadi sensitif terhadap pola fonetik
dan sering membuat irama kata-kata dengan mengganti suatu bunyi atau suku
kata, sehingga mengucapkan : dag, dig, dug, atau ini ani, ini ima. Proses ini
berlangusng secara ototmais sebagai permainan kata, kemudian sesudah itu
barulah terjadi proses penggunaan kata secara terkontrol.
Untuk itulah pentingnya kesadaran fonologis merupakan prediktor
terbaik pada kesuksesan membaca permulaan pada anak-anak (Adam, dkk dalam
Blischack, 2004). Anak-anak yang mengalami gangguan fonologi memiliki
kesadaran fonologi yang rendah dan mempunyai dampak pada perkembangan
akademik ketika masuk Sekolah Dasar, seperti adanya kesulitan membaca.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah batasan dan kajian fonologi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kesadaran fonologis ?
3. Apakah kesadaran fonologi penting bagi anak ?
4. Bagaimanakah progres perkembangan keterampilan-keterampilan kesadaran
fonologi pada anak ?
5. Bagaimanakah cara mengidentifikasi dan mereproduksi bunyi-bunyi huruf
(fonem) secara akurat dalam kata ?
1
6. Bagaimanakah cara mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pembelajaran
kesadaran fonologi dengan secara akurat mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan spesifik yang ditujukan ?
C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui batasan dan kajian fonologi
2. Menjelaskan kesadaran fonologis
3. Dapat mengetahui pentingnya kesadaran fonologi bagi anak
4. Mendeskripsikan progress perkembangan keterampilan-keterampilan
kesadaran fonologi pada anak
5. Mengidentifikasi dan mereproduksi bunyi-bunyi huruf (fonem) secara akurat
dalam kata
6. Mengimplementasi kegiatan-kegiatan pembelajaran kesadaran fonologi dan
secara akurat mengidentifikasi keterampilan-keterampilan spesifik yang
ditujukan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyebutnya sebagai kesadaran fonemik, seperti Lewkowicz, juga Rozin dan
Gleitman (dalam Wagner dan Torgessen, 1987: 192).
Shankweiler dan Liberman (dalam Torgessen dkk., 1992 : 364)
mengatakan bahwa kesadaran fonologis merupakan suatu konsep yang sangat
kompleks. Meskipun demikian, beberapa ahli membatasi pengertian kesadaran
fonologis sebagai berikut: Menurut Wagner dkk. (1987: 355), kesadaran
fonologis merupakan pengetahuan yang menerangkan tentang fonem. Pada
kesempatan lain, Wagner bersama Torgessen membatasi kesadaran fonologis
sebagai struktur bunyi dari bahasa seseorang (Wagner dan Torgessen, 1987:
192). Stanovich, secara garis besar membatasi kesadaran fonologis sebagai
sensitivitas atau kesadaran eksplisit seseorang terhadap struktur bunyi dari kata-
kata dalam bahasanya (Torgessen dkk., 1992: 364). Dengan mengutip pendapat
Lewkowicz, Spector (1992: 353) membatasi istilah kesadaran fonologis sebagai
kemampuan seseorang dalam merasakan kata-kata yang diucapkan menjadi
suatu rangkaian bunyi yang berurutan.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesadaran
fonologis merupakan sensitivitas seseorang akan struktur bunyi dari kata-kata
yang diucapkan dalam bahasa seseorang. Sebagai contoh, anak yang kesadaran
fonologisnya tinggi akan menyadari bahwa antara kata "makan" dan "bukan"
mempunyai silabel akhir yang bunyinya sarna; pada tingkatan yang lebih tinggi,
anak dapat menyadari bahwa bunyi "kan" merupakan kesatuan bunyi dari fonem
“k", "a" dan "n" secara berurutan. Jadi kesadaran fonologi adalah istilah umum
yang digunakan untuk semua keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan
untuk membedakan bunyi-bunyi dalam bahasa lisan.
4
mengidentifikasi bunyi dalam kata-kata yang diucapkan, mereka akan dengan
lebih mudah membaca kata. Yaitu, membaca kata-kata dengan membunyikan
atau mengucapkan bunyi yang dihasilkan dari masing-masing huruf dalam kata-
kata.
Kesadaran Fonemik -
Kesadaran kata - mampu Kesadaran suku kata - mampu untuk mendengar
untuk mendengar dan mampu untuk dan membedakan bunyi-
membedakan kata-kata mendengar dan bunyi individu atau
dalam suatu kalimat membedakan suku-suku fonem-fonem dalam suatu
yang diucapkan kata individu dalam kata
Kesadaran
Fonemik
5
suku kata dan kemudian akan dipecahkan lagi dalam suku-suku kata yang lebih
sederhana.
6
Onset = /l/, Rime = /ap/
Dan = D (onset) + an (rime)
Bus = Bu (onset) + u (rime)
Cat = C (onset ) + at (rime)
4. Mendengarkan bunyi-bunyi huruf individu (fonem) (paling sulit)
Dalam kata, anak-anak perlu mendengar dan mengidentifikasi
bunyi-bunyi huruf individu dalam sebuah suku kata (atau kata). Bunyi-
bunyi individu ini disebut fonem.
Contoh : Dalam kata Lap = /L/.../A/.../P/... Terdiri dari 3 fonem
Pesawat = /P/.../e/.../s/.../a/.../w/.../a/.../t/ terdiri dari 7 fonem
Bawang = /b/.../a/.../w/.../a/.../ng/ terdiri dari 5 fonem
Syahadat = /sy/.../a/.../h/.../d/.../a/.../t/ terdiri dari 6 fonem
• Onset
Memecah
rime kata0kata atau suku-suku kata
menjadi bunyi-bunyi huruf individu (atau
fonem), misalnya, lap = /l/ + /a/ + /p/
Paling Sulit
7
1. Mampu mendengar
bunyi pertama/awal (e.g: /b/ dalam /buku/)
Paling Mudah
2. Mampu
mendengar bunyi (e.g.: /u/ dalam /buku/)
akhir
3. Mampu mendengar
bunyi tengah atau (eg: /u/ dan /k/ dalam /buku/)
semua bunyi dalam kata
4. Menggabungkan bunyi-
bunyi untuk membuat sebuah mis: /b/ + u/ + /k/
kata + /u/ = /buku/)
Paling Sulit
8
/Laba/, /Raba/
Kedua kata itu mirip benar. Masing-masing terdiri dari 4 buah
bunyi yang pertama mempunyai bunyi /L/, /a/, /b/, /a/, dan yang kedua
mempunyai bunyi /r/, /a/, /b/ dan /a/.
Buku = /b/ + /u/ + /k/ + /u/
2. Diagraf
Diagraf merupakan dua buah huruf yang menghasilkan suatu bunyi yang
berbeda dari bunyi aslinya.
9
1) Ajar anak-anak mengenali kata-kata berirama
3. Lebih Kompleks
1) Ajar anak-anak mengidentifikasi bunyi awal dari sebuah kata atau suku
kata
2) Ajar anak-anak mengganti bunyi-bunyi awal dalam satu kata untuk
menghasilkan satu kata baru
3) Ajar anak-anak mengidentifikasi hurug akhir dari sebuah kata atau suku
kata
4. Paling Kompleks
1) Ajar anak-anak mengenal semua bunyi (fonem) dalam satu kata
(mensegmentasi)
2) Ajar anak-anak menggabung fonem
Tiap anak menerima sebuah kartu atau secarik kertas yang terdapat sebuah
kotak Elkonin. Anak tersebut mendengar sebuah kalimat dan memindahkan
sebuah token (penutup botol, batu kecil, dsb.) ke dalam kotak untuk tiap kata yang
ia dengar. Untuk menyelesaikan tugas ini, anak tersebut harus mengisolasi semua
kata yang terdapat dalam kalimat tersebut.
10
jika anak-anak dapat mengidentifikasi antara bunyi-bunyi pada awal, tertengahan
atau akhir kata.
Contoh :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13