1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. B
Umur : 69 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Desa Banyu Hirang, Amuntai
No.Medical Record : 1-41-xx-xx
Tanggal Masuk : 26 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : 01 Januari 2018
Diagnosa Medis : Pneumototaks + TB Paru + Pneumonia
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas. Sesak nafas tersebut dirasakan hilang
timbul. Sesak nafas dirasakan ketika klien batuk dan sering terjadi pada
malam hari.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pada hari Rabu tanggal 26 Desember 2018 klien mengalami sesak nafas
disertai batuk berdahak. Sehingga klien langsung di rujuk ke Rumah Sakit
Ulin Banjarmasin, klien pun akhirnya di bawa ke Rumah sakit Ulin
Banjarmasin dengan diagnosa Pneumototaks + TB Paru + Pneumonia.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan 11 tahun yang lalu klien pernah pernah dibawa ke
Rumah Sakit Amuntai dengan keluhan penyakit TB Paru, Setelah itu Klien
hanya rawat jalan dan mengkonsumsi obat paru selama 6 Bulan, setelah itu
klien menghentikan mengkonsumsi obat tersebut karena klien merasa
sudah sehat dan membaik. Pada tanggal 17 Desember 2018 Klien
mengalami sesak napas di sertai batuk berdarah kemudian dibawa ke
Rumah Sakit Amuntai, kemudian pada tanggal 23 Desember 2018 Klien
diperbolehkan untuk pulang. Dan pada tanggal 26 Desember 2018 klien
mengalami sesak napas dan batuk sehingga klien dibawa ke RS Ulin
Banjarmasin.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua klien tidak pernah memiliki penyakit yang serius dan klien tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan.
5. Genogram
D. Riwayat Aktivitas Sehari-hari
1. Nutrisi
a. BB dan TB BB : 65 Kg BB : 63 Kg
TB : 160 cm TB : 160 cm
b. Diet
c. Kemampuan
Mengunyah Mandiri Mandiri
Menelan mandiri Mandiri
d. Frekuensi 3x/hari dengan 3x/hari dengan
porsi 1 piring. porsi tidak tentu .
e. Makanan yang menimbulkan Makanan yang Makanan yang
alergi pedas pedas
total/sebagian
Intravena
- Ranitidin
Jenis
- 2x 1
Jumlah
Output
Levofloxacin
Jenis
1x 750
Jumlah..cc/hari
3. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari -
Warna Berwarna kuning
dan lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada keluhan
keluhan
Bantuan total/sebagian Mandiri Bantuan Sebagian
b. BAK
Frekuensi 3-4x/hari 1-2x/hari
Jumlah - -
Tidak ada Tidak ada keluhan
Keluhan
keluhan
Mandiri Dibantu
Bantuan total/sebagian
4. Istirahat Tidur
a. Mulai tidur Pukul 22-00 Tidak menentu
b. Lama tidur 6-7 jam Tidak menentu
c. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
d. Gangguan tidur Tidak ada Sesak napas dan
batuk
e. Kebiasaan sebelum tidur - -
5. Personal Hygiene
a. Mandi (frekuensi, bantuan 2 x/hari dengan Hanya diseka
total/ sebagian) cara mandiri. dengan bantuan
sebagian
E. Data Psikososial
Klien menerima keadaan saat ini dan berharap cepat sembuh dan bisa
pulang ke rumah, klien ditemani istri, dan anak perempuannya.
F. Data Spiritual
Klien beragama islam dan keluarga selalu berdoa agar klien cepat sembuh.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum:
Pada saat pengkajian pada tanggal 01 Desember 2018 pukul 11.30
WITA klien tampak sesak nafas dan batuk.
GCS : (E= 4, V= 5, M=6) Compos mentis
Vital Sign
TD : 140/90 mmHg
N : 111 x/menit
R :33 x/menit
T : 36, 5 derajat celcius
SPO2 : 94 % dengan terpasang oksigen nasal kanul 2 ltr/mnt
TB : 160 cm
BB : 63 kg
3. Sistem pernapasan
Inspksi : Pola napas cepat dan dangkal, menggunakan otot bantu napas,
Pernapasan cuping hidung, Bentuk dada lebih besar sebelah kanan, terpasang
WSD dengan ujung distal di proyeksi hemithorax dextra aspek anterior
setinggi VTh 9.
Palpasi : Taktil fremitus tidak teraba getaran
Perkusi : Terdengar hipersonor pada bagian dada sebelah kanan
Auskultasi : tidak terdengar suara napas.
4. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjer tyroid, rambut klien putih beruban.
5. Sistem pencernaan
Tidak teraba benjolan, kadang-kadang terasa sedikit nyeri tekan bagian perut
karena selama dirawat di Rumah sakit klien tidak ada BAB.
6. Sistern Muskuluskeletal
Keterbatasan aktivitas klien akibat sesak nafas, kelemahan dan
penurunan kemampuan mobilitas.
Skala otot
4444 4444
2222 2222
Keterangan :
0 : Paralisis total
1 : Tidak ada gerak
2 : Tidak dapat melawan gravitasi
3 : Gerak normal melawan gravitasi
4 : Gerak normal sedikit tahanan
5 : Kekuatan otot penuh
7. Sistem Kardiovaskuler
Adanya nyeri dada karena pernafasan sesak, nadi cepat 111 x/mnt,
tidak ada kelainan bunyi jantung.
8. Sistem perkemihan
Tidak ada kelainan dan gangguan pada sistem perkemihan.
9. Sistem Reproduksi
Klien tidak mengalami kelainan pada bagian genetalia.
10. Sistem integumen
Warna kulit tidak sianosis, turgor kulit kembali dalam 2 detik, kelembaban
kulit kering, ada insisi pemasangan WSD pada mid acilaris ICS 4 bagian
dextra.
H. Data Penunjang
1. Laboratorium
Rabu, 26 Desember 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobin 11.9 ribu/ul 14,00-17,50 g/dL Low
Leukosit (WBC) 9.200 4,400-11.300
Eritrosit (RBC) 4,03 4,50-5,90 Juta/ul Low
Trombosit (PLT) 254.000 142.000-424.000/ul
Hematokrit 33,5 40,00-50,00% Low
MCV 83,2 80,00-96,00 fI
MCH 29,5 28,00-33,00 pg
2. Rongtan
Tanggal 31-Desember-2018
Hasil:
- Tampak opasitas inhomogen di lobus superior pulmo biltarel, batas tak
tegas, air bronchogram (+), infiltrat (+)
- Kedua hilus tertarik ke cranial.
- Kedua diafragma tenting.
- Cor, CTR > 0,5
- Sistem tulang yang tervisualisasi intak
- Terpasang WSD dengan ujung distal di proyeksi hemitro dextra aspek
anterior setinggi VTh 9.
Kesimpulan :
- TB pulmo bilateral lama aktif.
- Besar cor normal
- Terpasang WSD dengan ujung distal di proyeksi hemitrhorax dextra aspek
anterior setinggi VTh 9
I. Therapy
No Nama Dosis Jalur Indikasi Kontra Mekanisme Efek
indikasi samping
1. Ns 20 IV Hiponatremia atau Hipernatre Secara umum Demam,
tpm sindrom rendah mia dan larutan abses,
garam. restensi kristaloid nekrosis
Mengembalikan cairan menembus jaringan atau
keseimbangan membrane infeksi pada
cairan dalam kapiler dari tempat
tubuh dan kompartemen suntikan,
pengganti cairan intravaskular trombosis
ekstraselular kompartemen vena atau
terapi intertisisal hipervolemia
untukalkalosis kemudian di
metabolic, pelarut distribusikan
untuk obat yang kesemua
diberikan secara kompatemen
IV ekstravaskular
2. Raniti 2x1 IV Tukak lambung Penderita Menghambat Sakit kepala,
dine amp dan tukak yang secara buang air
duodenum, diketahui kompetitif besar, diare,
refluks esofagitis, hipersensit histamine mual, nyeri
dyspepsia, if terhadap pada reseptor perut, gatal-
episodic kronis, ranitidine H2 sel-sel gatal pada
tukak akibat parietal kulit.
AINS, sindrom lambung, yang
Zollinger-Ellison, menghambat
kondisi lain sekresi asam
dimana lambung;
pengurangan volume
asam lambung lambung dan
bermanfaat konsentrasi
ion hydrogen
berkurang.
Tidak
mempengaruhi
sekresi pepsin,
sekresi faktor
intrinsic yang
distimulasi
oleh penta-
gastrin, atau
serum gastrin.
3. Cefta 3x1 IV Infeksi umum, Penderita Ceftazidime Flebilitis
zidim vial infeksi saluran yang merupakan atau
e pernafasan bagian hipersensit antibiotika tromboflebiti
bawah, infeksi if terhadap sefalosporin s pada
saluran kemih, antibiotika semisintetik pemberian
infeksi jaringan sefalospori yang bersifat IV ; rasa
lunak dan kulit, n bakterisidal. sakit atau
infeksi tulang dan Mekanisme inflamasi
sendi, infeksi kerja setelah
abdominal dan antibakteri injeksi IM;
bilier, dialysis dengan hipersensitiv
menghambat itas ; reaksi-
enzyme yang reaksi
bertanggung anafilaktik
jawab (bronkospas
terhadap e dan atau
sintesis hipotensi);
dinding sel. gastrointesti
Secara in vitro nal (diare,
ceftazidime nausea,
dapat nyeri,
mempengaruhi abdominal,
mikroorganis thrust atau
me dalam colitis)
range/spectru
m yang luas,
termasuk
strain yang
resisten
terhadap
gemtamicin
dan
aminoglikosid
lainnya. Selain
itu ceftazidime
sangat stabil
terhadap
sebagian besar
beta-
laktamase,
plasmid dan
kromosomal
yang secara
klinis
dihasilkan
oleh kuman
gram negative
dan dengan
demikian
ceftazidime
aktif terhadap
beberapa
strain resisten
terhadap
ampisilin dan
sefalosporin
lainnya.
3. Neur 1x1 IV Gangguan pada Tidak Neurobion Perdarahan
obion amp sistem saraf tepi boleh meningkatkan saluran
yang ditandai digunakan kondisi cerna dan
dengan kebas dan oleh Metabolisme nyeri kolik
kesemuatan pada penderita karbohidrat karena ulkus
anggota gerak. yang sehingga yang
Penderita pegal – diketahui mempertahank kambuh.
pegal otot. memiliki an Dolo-
Pengobatan riwayat pertumbuhan neurobion
berbagai kelainan hipersensit normal., juga dapat
akibat kekurangan if atau Memproduksi menyebabka
vitamin B seperti alergi 10ntibody dan n nyeri
penyakit beri-beri, terhadap hemoglobin kepala,
gangguan saraf vitamin B dengan pusing,
otak, sariawan, kompleks menjaga lelah,
infeksi mata, atau tingkat gula gangguan
hingga penurunan komponen darah dalam tidur,
kesadaran. vitamin kisaran iritabilitas
Suplementasi B1, normal, atau kejang.
pada pasien vitamin Mengobati
anemia atau B6, atau kekurangan
kekurangan darah vitamin vitamin b12.
merah akibat B12 dan
defisisensi komponen
vitamin B, dengan lain dari
keluhan lemas, obat. Tidak
pucat, pusing, diperkenan
kan juga
pada orang
dengan
gangguan
pembekua
n darah.
DO :
- Keadaan umum:
Klien terlihat sesak napas
SPO2 94 % dengan terpasang
oksigen nasal kanul 2 ltr/mnt
Pola napas cepat dan dangkal,
menggunakan otot bantu napas,
Pernapasan cuping hidung,
Bentuk dada lebih besar sebelah
kanan
2. DS : Penurunan respon Resiko infeksi
- Klien mengatkan sudah terpasang terhadap
WSD satu minggu peradangan
- Klien mengatkan kadang-kadang
terasa gatal dan sakit pada bagian
pemasangan selang
DO :
- Tampak sedikit kemerahan pada
sekitar kulit tampak insisi
pemasangan slan WSD
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien hanya terbaring di tempat
tidur
Skala otot :
4444 4444
2222 2222
K. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b/d ketidakefektifan ekspansi paru.
2. Resiko infeksi b/d penurunan respon terhadap peradangan.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot.
L. Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
(Nursing Outcome) (Nursing
Intervention
Classication)
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
efektif b/d keperawatan diharapkan bersihan dan SPO2
ketidakefektifan jalan napas efektif 2. Auskultasi
ekspansi paru. Dengan kriteria : suara napas
Indikator IR ER 3. Posisikan klien
Frekuensi 2 2 untuk
pernapasan memaksimalka
sesuai yang n ventilasi
diharapkan 4. Ajarkan batuk
Irama napas 3 3 efektif.
sesuai yang di 5. Kolaborasi
harapkan Pemberian obat
Ekspansi dada 2 3 Ranitidine,
simetrsi Levofloxacin,
Tidak dengan tenaga
didapatkan 3 3 medis
penggunaan
otot bantu
napas.
Bebas dari
suara napas 3 3
tambahan
Keterangan
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihan
penurunan respon keperawatan diharapkan lingkungan
terhadap Resiko infeksi teratasi dengan setelah dipakai
peradangan. kriteria : pasien lain
Indikator IR ER 2. Batasi
Pengetahuan 3 3 pengunjung
tentang bila diperlukan
resiko 3. Instruksikan
Monitor 3 3 pada
Resiko dari pengunjung
lingkungan untuk mencuci
Menghindari 3 3 tangan saat
paparan yang berkunjung dan
bisa setelah
mengancam berkunjung
kesehatan 4. Pertahankan
Memodifikasi 3 3 lingkungan
gaya hidup aseptik selama
untuk pemasangan
menguragi alat
resiko 5. Bersihkan
bagian
Keterangan disekitar
1. Keluhan ekstrim pemasangan
2. Keluhan berat WSD
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
mobilitas fisik b/d keperawatan diharapkan kriteria : adanya
penurunan Kriteria IR ER pembatasan
kekuatan otot. Keseimbangan pasien dalam
tubuh melakukan
Posisi tubuh aktivitas
Gerakan otot 2. Bantu pasien
Gerakan sendi untuk
menggunakan
tongkat saat
Keterangan berjalan dan
1. Keluhan ekstrim cegah terhadap
2. Keluhan berat cedera
3. Keluhan sedang 3. Kaji
4. Keluhan ringan kemampuan
5. Tidak ada keluhan pasien dalam
mobilisasi
4. Latih pasien
dalam
pemenuhan
ADL secara
mandiri sesuai
kemampuan
5. Dampingi dan
bantu pasien
saat mobilisasi
dan bantu
pemenuhan
ADL
6. Kolaborasi
pemberian obat
dengan dokter
dan tim medis.