Anda di halaman 1dari 21

Kesan dan Pesan untuk Kakak Asisten Bioteknologi :

1. Kak Suharyanti Amir

Kak anti adalah asisten unit Yoghurt, kakak asisten yang paling cantik dan murah senyum
kepada praktikan tentunya. Saat diperiksa laporannya sama kak anti juga benar-benar
diperiksa sampai lampiran dengan teliti yang berbeda dengan kakak asisten yang lain,
kalau di chat juga balasannya cepat hehe. Makasih banyak kaka atas ilmunya.

Pesan untuk kak anti : Tetap dijaga keramahan dan murah senyumnya kakak.

2. Kak Eka Wahyuni

Kak eka adalah asisten pertama yang saya dapat untuk praktikum pengantar
bioteknologo untuk unit EM4 dan unit Biogas sederhana. Kak eka orangnya baik dan
suka senyum. Walaupun itu hari kelompokku telat Acc tapi kaka tetap sabar untuk acc
kelompokku.

Pesan untuk kak Eka : Tetap semangat dan sabar menghadapi praktikannya kak. Tetap
menjadi sosok yang mudah bergaul dengan praktikan atau orang lain kakak. Terima
kasih untuk semua ilmunya.

3. Kak Nyai Ratih Iha

Kak Nyai adalah asisten untuk unit pembuatan tapai ketan hitam dan unit pembuatan
tempe. Kelompok saya tidak sempat Acc laporan di kakak karena adanya kesalahan
komunikasi. Walaupun begitu saya mengucapkan minta maaf dan terima kasih banyak
untuk kak Nyai atas ilmunya yang diberikan.

Pesan untuk Kak Nyai : Tetap menjadi asisten yang disiplin dan profesional kaka.

3. Kak Ahmad Fathurrahman Hala

Kak fatur adalah asisten untuk dua unit yaitu pembuatan nata de coco dan virgin
coconut oil. Kak fatur selalu sesuai dengan janjinya untuk Acc. Walaupun kak fatur tidak
sempat membimbing saat praktikum kami berlangsung tapi terima kasih atas segala
ilmunya yang bermanfaat.

Pesan untuk kak Fatur : Tetap menjadi pribadi yang ramah kak fatur.

4. Kak A. Ekasari Febriyanti

Kak Febi adalah asisten untuk unit isolasi secara sederhana, asisten terakhir yang cantik
dan baik hati dan suaranya lembut. Kakak yang cepat respon juga kalau di chat untuk
minta acc. Terima kasih juga kakak atas segala ilmunya.
Pesan untuk kak Febi : Tetap menjadi pribadi yang seperti sekarang kakak.

Untuk semua kakak asisten, mohon maaf atas segala kesalahan kakak dan terima kasih

untuk semua ilmu yang telah diberikan yang sangat bermanfaat.HALAMAN

PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Pengantar Bioteknologi yang berjudul


“Pembuatan EM4 Sederhana” disusun oleh:

nama : Nurasmila Nasrun


NIM : 1614042026
kelas : Pendidikan Biologi B
kelompok : 5 (Lima)
telah diperiksa dan dikoreksi olehAsisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.

Makassar, April 2019


Koordinator Asisten Asisten

Suharyanti Amir, S.Pd Eka Wahyuni


NIM.1314141011

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Prof. Dr. Hj. Yusminah Hala, M.S
NIP. 19611212 198601 2 002
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Pengantar Bioteknologi yang berjudul


“Biogas Sederhana” disusun oleh:

nama : Nurasmila Nasrun


NIM : 1614042026
kelas : Pendidikan Biologi B
kelompok : 5 (Lima)
telah diperiksa dan dikoreksi olehAsisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.

Makassar, April 2019


Koordinator Asisten Asisten

Suharyanti Amir, S.Pd Eka Wahyuni


NIM.1314141011

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Hj. Yusminah Hala, M.S


NIP. 19611212 198601 2 002
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan teknologi terus menerus tentunya tidak bukan karena
tuntutan manusia akan kebutuhannya, salah satunya kebutuhan pangan. Pupuk
merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produksi pangan di
Indonesia. Penemuan pupuk kimia anorganik merupakan salah satu pemicu
terjadinya revolusi hijau bidang pertanian di dunia. Ketika teknologi intensifikasi
yang mengandalkan bahan agrokimia atau pupuk kimia diterapkan di Indonesia
terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian. Namun tanpa disadari penggunaan
pupuk kimia secara terus menerus terbukti merugikan. Pupuk sangat dibutuhkan
oleh banyak orang untuk menambah unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan pupuk ataupun bahan lain yang sifatnya organik dimaksudkan
untuk mengurangi masalah yang sekarang timbul akibat dipakainya bahan-bahan
kimia yang telah terbukti merusak tanah dan lingkungan. Seperti penggunaan
pupuk kimia akan berakibat merusak tanah. Penggunaan insektisida dan pestisida
kimia dalam pengendalian predator, hama dan penyakit juga merusak lingkungan
yang keduanya berpengaruh terhadap system pertanian. Pemakaian pupuk kimia
dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara, dan kehidupan
mikroorganisme rendah.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan salah satunya yaitu
melakukan penekanan pada proses pengomposan. Dalam proses pengomposan
secara alami perlu waktu yang relatif lama, tergantung dari bahan dasarnya. Usaha
untuk mempercepat pengomposan telah banyak dilakukan, diantaranya adalah
dengan perlakuan fisik seperti memperkecil ukuran bahan yang akan
dikomposkan atau dengan perlakuan kimia seperti pemberian effective innoculant
sebagai dekomposer bahan organik menjadi kompos/humus. Pengomposan adalah
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
EM terdiri dari kultur campuran dari beberapa mikroorganisme yang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.
Pembuatan kompos adalah proses yang dilakukan menggunakan larutan
effective microorganisme yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh
Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya. Dalam EM
ini terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini
dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik.
Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu: Bakteri fotosintetik,
Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast),Actinomycetes.
Effective Mikroorganism merupakan suatu teknologi dapat digunakan
dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan
industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak
banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
Pemakaian Effective Mikroorganism merupakan salah satu teknologi yang
dapat digunakan dalam usaha pengelolaan pertanian yang mampu mengurangi
pengaruh negative terhadap lingkungan. Pengomposan merupakan salah satu
contoh proses pengolahan sampah secara aerobik dan anaerobik yang merupakan
proses saling menunjang untuk menghasilkan kompos. Sampah yang dapat
digunakan dengan baik sebagai bahan baku kompos adalah sampah organik,
karena mudah mengalami proses dekomposisi.
Pupul alami atau organik yang disebut kompos terbuat dari bahan – bahan
hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat
proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa
ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea. Sampah kota bisa juga digunakan
sebagai kompos dengan catatan bahwa sebelum diproses menjadi kompos sampah
kota harus terlebih dahulu dipilah- pilah, kompos yang harus dipisahkan terlebih
dahulu. Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada
proses pembuatan kompos baik bahan baku, dapat dilakukan oleh siapapun dan
dimanapun tempat pembuatan maupun cara pembuatan. Berdasarkan uraiasn
diatas, maka dilakukannya praktikum pembuatan EM4 sederhana.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan EM4 Sederhana dengan
menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional.
C. Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan EM4 Sederhana
dengan menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Saat ini untuk mempercepat proses pembuatan pupuk baik padat maupun
cair sering digunakan starter yang biasa kita sebut dengan istilah EM-4 (effective
microorganism). Banyak cara untuk membuat Effective Microorganism atau
“mikroba efektif” tersebut. EM-4 merupakan penemuan yang sangat berharga
untuk pertanian, awalnya adalah orang Jepang, bernama Teruo Higa pada tahun
1970 dan kini mulai banyak diterapkan oleh para petani modern. Karena saat ini
terbukti pupuk kimia sintesis sangat berdampak buruk untuk lingkungan
khususnya untuk kesuburan tanah itu sendiri dan untuk kesehatan manusia yang
mengkonsumsi makanan dan pupuk organik/alami ternyata sangat ramah
lingkungan dan tidak berbahaya bagi yang mengkonsumsi makanan hasil
pertanian dengan menggunakan pupuk organik (Yusminah dan Ali, 2019).
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu melalui metode fermentasi. Produk yang dihasilkan masih sangat
sederhana dengan hanya memanfaatkan mikroorganisme dan produknya dalam
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Orang
mesir kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorganisme untuk membuat bir,
anggur, vinegar, keju, tuak, yoghurt, dan sebagainya. Bioteknologi telah
mengalami perkembangan sesuai perkembangan jamannya untuk memproduksi
alkohol, penisilin, dan akhirnya menghasilkan teknologi monoklonal.
Bioteknologi dibedakan menjadi dua yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional merupakan proses bioteknologi
yang mengandalkan jasa mikroba untuk mengasilkan produk. Bioteknologi
modern merupakan penerapan bioteknologi yang menggunakan alat dan cara kerja
yang canggih, dilakukan dalam keadaan bersih dan steril, kualitas baik, dan
kuantitas produk yang lebih banyak (Nugroho dan Rahayu, 2017).
Effective microorganism 4 atau EM4 adalah suatu kultur campuran

berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri fotosintesis, bakteri

asam laktat, ragi, Actinomycetes, dan jamur peragian) yang dapat digunakan

sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah dan dapat

memperbaiki kesehatan serta kualitas tanah. Sebelum digunakan, EM4 perlu

diaktifkan dahulu karena mikroorganisme di dalam larutan EM4 berada dalam

keadaan tidur (dorman). Pengaktifan mikroorganisme di dalam EM4 dapat

dilakukan dengan cara memberikan air dan makanan (molase). Dengan

menggunakan EM4, waktu pengomposan dapat dipercepat yakni pengomposan

hanya membutuhkan waktu berkisar antara 3-5 hari (Yuniwati dkk, 2012).

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Jenis pupuk sendiri jika dilihat dari senyawa penyusunnya dibagi menjadi dua
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah nama kolektif
untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak
menjadi hara tersedia bagi tanaman. Pupuk organik yang baik adalah pupuk yang
mengutamakan kandungan C-organik sehingga dapat menghasilkan nilai C/N
rasio yang rendah. Untuk pencapaian C/N rasio serta kandungan Nitrogen (N),
Fosfor (P) dan Kalium (K) yang sesuai standar dapat dilakukan dengan membuat
pupuk organik melalui proses dekomposisi dengan bantuan energi yang berasal
dari fermentasi mikroba yang biasanya disebut dengan Effective Microorganism
(EM-4) (Kurniawan dkk, 2015).
Pengomposan merupakan salah satu cara untuk membuat pupuk organik,
namun cara ini membuthkan waktu yang relative lama. Usaha untuk mempercepat
pengomposan telah banyak dilkaukan, diantaranya adalah dengan perlakuan fisik
seperti memperkecil ukuran bahan yang akan dikomposkan atau dengan perlakuan
kimia seperti pemberian effective inoculants sebagai decomposer bahan organik
menjadikompos/humus. Pengomposan adalah proses dimana bahan organic
mengalami penguraian secara biologi, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Membuat kompas adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompas dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian
air yang cukup, pengaturan aerasi, dan pemberian effective innoculat activator
pengompoan (Haumahu, 2012).
Biasanya untuk mempercepat proses pengomposan harus dilakukan dalam
kondisi aerob karena tidak menimbulkan bau. Namun, proses mempercepat
pengomposan dengan bantuan EM4 berlangsung secara anaerob (sebenarnya semi
anaerob karena masih ada sedikit udara dan cahaya). Dengan metode ini, bau yang
dihasilkan ternyata dapat hilang bila proses berlangsung baik. Dalam proses
fermentasi bahan organic, mikroorganisme akan bekerja dengan baik bila
kondisinya sesuai. Proses fermentasi akan berlangsung dalam kondisi anaerob, pH
rendah (3-4), kadar garam dan kadar gula tinggi, kandungan air sedang 30-40%,
kandungan antioksidan dari tanaman rempah dan obat, adanya mikroorganisme
fermentasi, serta suhu yang mendukung (40-50%) (Indrianti dkk, 2017).
Prinsip pengomposan adalah untuk menurunkan rasio C/N bahan organik
hingga sama dengan C/N tanah (<20) (Siboro et al., 2013). Pengomposan adalah
proses penguraian bahan-bahan organik secara biologis oleh mikroba-mikroba
yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi (Dewi, 2012). Proses
pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk
mempercepat proses pengomposan telah dikembangkan teknologi-teknologi
pengomposan, antara lain dengan menggunakan aktivator sehingga pengomposan
berjalan dengan lebih cepat dan efisien (Arisha, 2003). Bioaktivator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah EM4. Mikroorganisme yang
terdapatdalamEM4 antaralainLactobacillussp, Saccharomyces sp, Actinomycetes,
dancendawanpenguraiselulosa (Trivana, 2017)
Banyak ahli yang berpendapat bahwa effective microorganisms bukan
digolongkan dalam pupuk. EM4 merupakan bahan yang membantu mempercepat
proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM4
juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik serta
menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian penggunaan
EM4 akan membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap
serangan hama dan penyakit. Berikut ini beberapa manfaat EM4 bagi tanaman dan
tanah: 1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah 2.
Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman 3. Meningkatkan kualitas
bahan organik sebagai pupuk 4. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan
generatif tanaman. Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika
bersifat asli bukan rekayasa. Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat. Untuk mempercepat proses
pengomposan umumnya diakukan dalam kondisi aerob karena tidak menimbulkan
bau. Namun, proses mempercepat proses pengomposan dengan bantuan effective
microorganisms (EM4) berlangsung secara anaerob (sebenarnya semi anaerob
karena masih ada sedikit udara dan cahaya). Dengan metode ini, bau yang
dihasilkan ternyata dapat hilang bila proses berlangsung dengan baik. Jumlah
mikroorganisme fermentasi di dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Dari
sekian banyak mikroorganisme, ada 5 golongan yang pokok, yaitu Bakteri
fotosentetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast), dan Actinomycetes
(Nur dkk, 2016).
EM4 atau EffectiveMicroorganismmerupakan mikroorganisme yang dapat
meningkatkan jumlah mikroba tanah, memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah,
serta mempercepat proses pengomposan. Mikroorganisme ini memberikan
pengaruh yang baik terhadap kualitas pupuk kandang. Sementara ketersediaan
unsur hara dalam kompos sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu yang
diperlukan bakteri untuk mendegradasi bahan organik. Pupuk kandang yang
dibuat dengan menggunakan EM4 berwarna merah kecoklatan, baunya tidak
tajam, dan tidak lengket di tangan. Sementara kandungan zat haranya adalah
nitrogen (N) 1,72% , karbon ( C ) 5,52%m fosfor (P2O5) 2,21%, kalium (K2O)
1,62%, dan rasio C/N 3,2% (Setiawan, 2010).
Larutan effective microorganisms 4 yang disingkat EM 4 ditemukan
pertama kali oleh Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Kurang lebih 80
genus mikroorganisme fermentasi yang terkandung di dalam EM4. Dari sekian
banyak mikroorganisme, ada lima golongan utama penyusun EM4 yaitu bakteri
fotosintetik, lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi, dan Actinomycetes
(Indriani, 1999). Djuarnani et al. (2005) menyatakan bahwa EM4 dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme patogen yang selalu menjadi masalah padabudidaya
monokultur dan budidaya tanaman sejenis secara terus-menerus (continous
cropping). EM4 dapat digunakan untuk memproses bahan limbah menjadi
kompos dengan proses yang lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan limbah
secara tradisional (Kharisma, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian Pitriani et al (2015) bahwa Pemanfaatan EM4
dalam meningkatkan efisiensi biofilter dalam pengolahan air limbah tahu terbukti
efektif dalam mengurangi polutan organik. Cadangan BOD dan COD mencapai
98,65% dan 89,95% pada hari ketiga puluh. Sebuah penelitian serupa
menunjukkan pengurangan signifikan polutan organik yang disertai dengan
penurunan nilai MPN Coliform. Pemanfaatan EM4 dalam pengolahan air limbah
rumah sakit didasarkan pada fakta bahwa 70% komponen itu adalah air limbah
domestik dengan kandungan polutan organik yang tinggi. EM4 adalah konstituen
beberapa jenis mikroorganisme yang hidup dalam artifisial simbiosis satu sama
lain. EM4consists dari berbagai mikroorganisme, masing-masing memiliki fungsi
tertentu dan bekerja sama sinergi untuk menguraikan polutan organik dan
menangkap gas bau (H2S, NH3, dll) sebagai sumber energi untuk melakukan
kegiatannya, selain bakteri asam laktat dan Actinobacteria di EM4 menekan
bakteri patogen secara signifikan
Cara kerja EM4 telah dibuktikan secara ilmiah dan menyatakan bahwa
EM4 dapat berperan untuk menelam pertumbuhan pathogen tanah, mempercepat
fermentasi limbah dan sampah organic, meningkatkan ketersediaan unsur hara dan
senyawa organic pada tanaman, meningkatkan aktivtas mikroorganisme
indogenus yang menguntungkan seperti Mycorrhiza sp., Rhizobium sp., dan
bakteri pelarut fosfat, meningkatkan nitrogen, serta mengurangu kebutuhan pupuk
dan pestisida kimia. EM4 dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen
yang selalu menjadi masalah pada budidaya monokultur dan budi daya tanaman
sejenis secara terus menerus (continuous cropping) (Djuarnani dkk, 2005).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis/ 2 Maret 2019
Waktu : pukul 09.10 s.d 10.50 WITA
Tempat : Dibelakang Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Ember cat dan penutupnya 1 buah
b. Pengaduk 1 buah
c. Pisau 1 buah
d. Cutter 1 buah
2. Bahan
a. Sampah sayur
b. Sampah buah-buahan (Pepaya, pisang, rambutan, langsat, dsb)
c. Dedak 3 kg
d. Gula Merah 100 gram
e. Air cucian beras 1 liter
f. Lakban
g. Kantong Plastik
C. Prosedur Kerja

Memotong dan menghancurkan


sampah sayur dan buah-buahan
Masukkan sayur dan buah yang
telah di potong dan dihancurkan ke
dalam ember

Tambahkan dedak pada


sayur dan buah busuk dan
aduk hingga merata

Mengaduk semua bahan


pada wadah ember secara
merata

Setelah semua bahan tercampur tutup ember selama 1 minggu


dalam keadaan tertutup hingga membusuk menjadi EM1.
Mencampurkan hasil EM1 dengan sampah sayur dan kulit buah-
buahan. Kemudian mendiamkan lagi selama satu minggu.
hasil/padatan baru yang terbentuk disebut dengan EM2.

1.

Mencampurkan hasil EM2 dengan bekatul, gula merah dan


air cucian beras. Dan mendiamkan lagi selama satu minggu
sehingga menjadi EM3.

Mendiamkan lagi selama satu minggu tanpa menambahkan


apa-apa. Hasil/padatan itu telah menjadi EM4 dan siap untuk
digunakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPengamatan
No Gambar Perlakuan Keterangan

2.

B. Pembahasan
Effective Microorganism 4 (EM4) adalah kultur campuran dari berbagai
mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. EM4 ini
mengandung Lactobacillus sp dan sebagian kecil bakteri fotosintetik,
Streptomyces sp, dan ragi. Setiap jenis EM4 mempunyai fungsi masing-masing
dalam proses fermentasi bahan organik, namun bakteri fotosintetik adalah
pelaksana kegiatan EM4 yang paling utama. Bakteri ini mendukung kegiatan
mikroorganisme lain dan di lain pihak bakteri ini memanfaatkan zat-zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme lain.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada produk EM4 yang berhasil,
setelah beberapa hari ternyata ditumbuhi jamur, sehingga dikatakan gagal. Jika
EM4 berhasil maka bahan tidak akan ditumbuhi oleh jamur maupun belatung.
Kegagalan pembuatan EM4 kemungkinan dapat terjadi karena jumlah dan
keragaman mikroorganisme pengurai lebih kecil dari bahan baku yang digunakan.
Suhu penyimpanan bahan juga belum bisa memberantas mikroba pathogen. suhu
merupakan faktor utama yang menyebabkan organisme patogen dapat bertahan
atau tidak dapat bertahan hidup pada bahan kompos saat proses pengomposan.
Selain pengaruh suhu, pencacahan bahan tambahan seperti daun mangga yang
memiliki struktur yang keras akan mempengaruhi proses pembusukan oleh
mikroba pengurai. Perbandingan bahan yang dicampurkan juga dapat berpengaruh
terhadap hasil produksi EM4.
Kandungan mikroba dalam Effective microorganism terdiri dari
mikroorganisme aerob dan anaerob yang bekerjasama menguraikan bahan organik
secara terus menerus. Effective Microorganism merupakan cairan berwarna coklat
dan berbau khas, apabila muncul bau busuk menandakan bahwa mikroorganisme
qyang terkandung di dalamnya telah rusak atau mati (Hanifah, 2001).
Effective Microorganism mengandung beberapa jenis mikroorganisme,
yaitu :
a. Bakteri Fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini
membentuk senyawa-senyawa yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-
tumbuhan, bahan organik, dan atau gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida,
dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat
bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, dan gula, yang semuanya
dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
b. Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat
lain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat
menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta
memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang
ditimbulkan dari pembusukan bahan organik.
c. Ragi
Ragi dapat mengahasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan
oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi. Ragi juga
menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.
d. Actinomycetes
Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang
strukturnya merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini
menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri
fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini
dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi
dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik.
e. Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan
organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat anti mikroba.
Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghilangkan bau dan mencegah
serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan
penyediaan makanannya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa EM4
atau Efective Microorganism adalah salah satu faktor penting dalam proses
pembuatan kompos. EM4 berfungsi sebagai starter mikroorganisme dalam proses
dekomposer untuk membantu mempercepat proses pengomposan. EM1
mengandung sekelompok bakteri utamanya bakteri asam laktat (menghasilkan
asam laktat dalam metabolismenya), khamir, dan bakteri fotosintetik. EM2
merupakan campuran dari lebih banyak mikroorganisme, ada bakteri fotosintesis,
jamur, khamir atau kapang, dan sebagainya. EM3 terdiri atas sekitar 90% bakteri
fotosintesis dan sisanya adalah mikroorganisme yang lain.
EM4 terdiri atas 90% lactobacillus spp. dan microorganisme yang menghasilkan
asam laktat lainnya. EM dibuat dengan kultur pada medium cair ber pH asam
yaitu 4,5.
B. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, praktikan lebih disiplin dan asisten
lebih banyak membimbing praktikan agar banyak ilmu yang dapat diperoleh dari
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Djuarnani, N., Kristian., & Budi S. S. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Indrianti Y, H., & Prasetya B. 2017. Cara Mudah dan Cepat Buat Kompos.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Kharisma, Ryan., 2006. PengaruhPenambahanBahanAktif EM$ Dan


KotoranAyamPadaKomposAlang-Alang (Imperata cylindrical)
TerhadapPertumbuhanSemai (Gmelinaarborea). Bogor : IPB

Kurniawan, D., Sri K., & Nimas M. S. S. 2015. Pengaruh Volume Penambahan
Effective Microorganism 4 (EM4) 1% dan Lama Fermentasi terhadap
Kualitas Pupuk Bokashi dari Kotoran Kelinci dan Limbah Nangka.
Jurnal Industria. 2(1): 57-66.

Nugroho E. D., dan Rahayu D. A. 2017. Pengantar Bioteknologi (Teori dan


Aplikasi). Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Nur T., Ahmad R. N., dan Muthia E. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari
Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioaktivator Em4
(Effective Microorganisms). Jurnal Konversi. 5(2)

Pitriani, Fajaruddin N., and Anwar D. 2013. The Effectiveness of EM4 Addition
into Anaerob-Aerob Biofilter in the Processing of Wastewater at
Hasanuddin University Hospital, Makassar Indonesia. International
Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR).ISSN 2307-
4531

Setiawan, B.S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Jakarta : Penebar
Swadaya

Trivana, Linda., Adhitya, Yudha., & Alfred, Pahala.


OptimalisasiWaktuPengomposanPupukKandang Dari KotoranKambing
Dan DebuSabutKelapaDenganBioaktivator EM4.
JurnalSainsdanTeknologiLingkungan. ISSN 2502-6119. 9(1)

Yunitawati, Murni., Frendy Iskarima., Adiningsih Padulemba.2012. Optimasi


Kondisi Proses Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Dengan Cara
Fermentasi Menggunakan Em4. Jurnal Teknologi Volume 5 Nomor 2, 172
– 181

Yusminah. H, dan Ali, Alimuddin. 2019. Penuntun Pengantar Bioteknologi.


Makassar: Penerbit Jurusan Biologi FMIPA UNM

Anda mungkin juga menyukai