Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN, HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN


DAN PENELITIAN, PENDEKATAN PENELITIAN (INDUKTIF-DEDUKTIF),
PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN, BERFIKIR DAN BERSIKAP ILMIAH
SERTA URGENSI METODOLOGI PENELITIAN DALAM PENGEMBANGAN IPTEK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pembimbing : Ns. Pera Putra Bungsu, M.Kep. Sp.Kep.Kom

DISUSUN OLEH:
Kelompok III

Asmul
Mardinal
Setiawan
Susi Yetri
Trisna Yanti
Vini Veira Sari
Yenny Riko Sri Dewi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKes ) YARSI SUMBAR
BUKITTINGGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Judul makalah ini adalah “Konsep Dasar Penelitian Keperawatan, Hakikat ilmu
pengetahuan dan Penelitian,Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif), Pengertian Metodologi
Penelitian, Berfikir dan BersikapIlmiah serta Urgensi metodologipenelitian dalam Pengembangan
IPTEK”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi Mahasiswa/i dalam memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.Ucapan terimakasih
tidak lupa kami sampaikan kepada teman-teman yang telah bekerjasama dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.Terima kasih pula kami ucapkan kepada dosen
pembimbing Ns.Pera Putra Bungsu, M.Kep Sp.Kep.Kom yang telah membimbing dalam mata
kuliah ini.
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan sebagai media pembelajaran khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan
ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bukittinggi, 23 Maret 2019

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………. 3
2.1. Konsep Dasar Penelitian Keperawatan ……………………………………………... 3
2.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian …………………………………………. 8
2.3 Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif) ………………………………………... 17
2.4 Pengertian Metodologi Penelitian,Berfikir dan Bersikap Ilmiah ………………….. 20
2.5 Urgensi Metodologi Penelitian Dalam Pengembangan IPTEK …………………… 24
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………… 25
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………... 25
3.2. Saran ………………………………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 26
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten (Rasady
Ruslan, 2008: 24).Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan
metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan
ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk
menemukan hal-hal yang baru merupakan prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan
masalah) tersebut penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami
objek penelitian.
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan
jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan ini harus
sesuai dan saling mendukung satu sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai
bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan.
Metodelogi penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik
pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.
Metodologi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metede survey dan metode eksperimen.
Metode historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang berkaiatan dengan
masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan terutama adalah studi
dukumenter atau mungkin juga studi artifak.
Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian
dilakukan. Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti wawancara dan pengamatan
atau observasi. Metode survey ini dapat berupa survey deskriptif dan dapat juga survey
analitif. Metode eksperimen digunakan jika data yang digunakan jika data yang diinginkan
sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau ransangan untuk pemunculan
data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga perlakuan (reatmen) jadi dalam
eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat anatara variable bebas dan variable terikat.
Penelitian yang akan mencari hubungan sebab akibat tersebut.
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan
jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan ini harus
sesuai dan saling mendukung satu sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai
bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan.

I.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa Saja Yang Termasuk Konsep Dasar Penelitian Keperawatan ?
2. Bagaimana Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian ?
3. Apa Saja yang Termasuk dalam Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)?
4. Apakah Pengertian Metodologi Penelitian,Berfikir dan Bersikap Ilmiah ?
5. Bagaimanakah Urgensi Metodologi Penelitian Dalam Pengembangan IPTEK ?

I.3. TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Penelitian Keperawatan
2. Untuk mengetahui Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian
3. Untuk mengetahui Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)
4. Untuk mengetahui Pengertian Metodologi Penelitian,Berfikir dan Bersikap Ilmiah
5. Untuk mengetahui Urgensi Metodologi Penelitian Dalam Pengembangan IPTEK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN


A. Pengertian Penelitian
1. Pengertian Penelitian
Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan
konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24).Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan
tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi
atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah.
Pada sisi lain dalam kegiatan untuk menemukan hal-hal yang baru merupakan
prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah) tersebut penelitian. Jadi
metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Banyak
definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat
didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah
berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa
penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses
pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data
menggunakan metode dan teknik tertentu.
Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah
sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan
terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau
informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001).Logika berpikir tampak
dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan.Informasi
dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar
pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional
yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/
realita.
2. Metode Penelitian
Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik
pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.
Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metede survey dan metode
eksperimen. Metede historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang
berkaiatan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan
terutama adalah studi dukumenter atau mungkin juga studi artifak.
Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat
penelitian dilakukan.Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti
wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode survey ini dapat berupa survey
deskriptif dan dapat juga survey analitif. Metode eksperimen digunakan jika data yang
digunakan jika data yang diinginkan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya.
Dorongan atau ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau
disebut juga perlakuan (reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab
akibat anatara variable bebas dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari
hubungan sebab akibat tersebut.

B. Karakteristik Penelitian
Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas pada
umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun laporan penelitian, peneliti
hendaknya memperhatikan karakteristik yang terkandung di dalamnya
1. Penelitian harus Sistematis
Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang terstruktur,
mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir pemikiran dan aktivitas.Unsure-
unsur tersebut harus diungkapkan secara runtun dan dilakukan secara bertahap,
dipaparkan secara berurutan, sehingga terlihat dan terasa jelas alur pikirannya dan
mudah dipahami oleh pembaca (transferable).
2. Penelitian harus Logis dan Rasional
Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang benar dalam
arti adanya kesesuaian antara instrumen, prosedur penelitian yang digunakan dengan
hasil penelitian yang diperoleh, sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa
dinalar.Setiap pilihan dan keputusan harus logis dan rasional. Proposal atau laporan
penelitian harus mengandung penjelasan yang logis atau alas an yang kuat dalam
menetapkan pilihan, langkah, dan prosedur penelitian.
3. Penelitian harus Empirik
Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan dengan dunia
nyata yakni dunia yang dapat diobservasi dengan indra, sehingga setiap orang dapat
mengindranya.konsep-konsep atau istilah-istilah penelitian harus sudah secara tegas
diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan masih bersifat umum atau mengambang.
4. Penelitian Bersifat Redukatif
Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan menghilangkan
keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau ketidakjelasan suatu objek
pengamatan menjadi jelas.Hal ini dikarenakan aktivitas penelitian yang sistematis untuk
memperoleh data sehingga mampu memberi pernyataan yang logis dan rasional.
5. Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable
Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami untuk dapat
digunakan hasil penelitiannya.Untuk itu laporan penelitian harus dapat dan mudah
dipahami oleh para pembaca.Sehingga penelitian harus bersifat terbuka dan dibuat
laporannya untuk dipublikasikan.
6. Penelitian harus Memiliki Kegunaan
Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas dinyatakan baik
dalam proposal maupun laporan penelitian.Minimal suatu penelitian harus memiliki
kegunaan praktis dalam arti mampu memberi rekomendasi, saran kepada komunitas,
kelompok atau institusi dalam meningkatkan kualitas hubungan atau pelayanan
publiknya.Di samping itu penelitian bisa mempunyai manfaat akademik atau teoritik
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa hal
dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis
2. Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal mutlak dan
hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya.
3. Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-
nilai baik atau buruk.
4. Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum memiliki
kekuatan dasar-dasar pembuktian.
5. Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan pernyataan dan
pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang baku.

C. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Lankah-langkah yang
dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukung satu sama lainya, agar penelitian yang
dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-
kesimpulan yan tidak meragukan. Adapun langkah-langkah ini pada umumnya sebagai
tersebut dibawah ini
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
2. Penelaah kepustakaan
3. Penyusunan hipotesis
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberi devinisi operasional variable-variabel
5. Pemilihan atau pengambengan alat pengambilan data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sample
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan lahan dan analisis data
10. Interpreasi hasil analisis
11. Penyususnan laporan

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Menurut penggunaannya
Jenis penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)
LIPI memberi devinisi sebagai berikut:
Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tuajuan praktis tertentu.Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak dapat segera
dipakai kecuali untuk jangka waktu panjang.
b. Penelitian terapan(applied research)
Batasan yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Berarti hasilnya diharapkan segera dicapai untuk keperluan praktis.
2. Menurut metodenya
Jenis penelitian dilihat dari metodenya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian histories
b. Penelitian filsofis
c. Penelitian observasional
d. Penelitian experimental
e. Menurut sifat penelitiannya

Sesuai dengan tugas penelitian yaitu untuk memberikan, menerangkan,


meramalkan, dan mengatasi permasalahan atau persoalan maka penelitian dapat
digolongkan dari sudut pandang ini sehingga penggolongan ini bias mencangkup
penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih
rancangan penelitian yang sesuai.

Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:


a. penelitian histories
b. penelitian deskritif
c. peneltian perkembangan
d. penelitian kasus dab penelitian lapangan
e. penelitian korelaional
f. penelitian kausal-komperatif
g. penelitian experimental
h. penelitian tindakan

2.2. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN


A. Hakikat Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah memahami,
mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah “science” yaitu sejenis
pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris; hal
ini dapat berpengaruh pada kebenaran sains tersebut. Sebenarnya banyak sekali pengertian
atau definisi tentang ilmu, tetapi pada akhirnya mereka menyimpulkan pada satu tujuan
yang sama. Ilmu merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya ilmu maka
manusia tidak akan disebut bodoh, dengan manusia memiliki ilmu maka segala apa yang
diciptakan Allah swt. dapat digunakan sebaik-baiknya. Tetapi kegunaan ilmu ini
tergantung dari dari tujuan manusia, karena dengan memiliki ilmu yang tinggi maka
manusia dapat berbuat semena-mena, jika tujuan manusia adalah untuk kebaikan dunia ini
maka tidak akan terjadi kekacauan dan perilaku-perilaku yang menyimpang.

Banyak sekali definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya :
1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural maupun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun
secara sistematik menurut kaidah umum.
2. Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan
mempunyai bukti empiris.
3. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu merupakan tanda
seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan
saling keterkaitan secara logis.
4. Pengertian ilmu secara positif adalah bebas aktif, dimana ilmu disini harus bersifat
mutlak dalam keadaan apapun dan dimanapun.
5. secara Normatif Ilmu mengandung arti mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu
dengan detail dan bisa di aplikasikan dalam hal nyata. Tetapi dalam hal ini Ilmu
tidak bisa bersifat mutlak akan ada perbedaan pendapat atau paradigma seseorang
tergantung cara pandang mereka menilai suatu ilmu.

Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada
prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian
ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain). Pengertian ilmu yang
sesungguhnya memang sangatlah luas tidak bersifat mutlak dan dengan arti yang tidak
mutlak itu kita dapat menafsirkan sesuatu dengan berbagai sudut pandang, sehingga dapat
memperkaya tatanan content yang mungkin suatu saat akan sangat bermanfaat sekali bagi
kelangsungan suatu pendidikan di Dunia dan dengan itu demi menjaga hilangnya ilmu dari
muka bumi, karena menurut suatu keterangan suatu saat di dunia ini kelak nanti akan
terkena musibah yang sangat dahsyat yaitu hilangnya ilmu di muka bumi ini dan itu
tandanya dunia ini akan berakhir.

Ilmu yang sudah kita miliki harus benar-benar dijaga dengan sebaik-baiknya,
karena agar tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku.Dan dapat bermanfaar bagi
kehidupan manusia baik dunia dan akhirat, yaitu dengan penyampaian / mentransfer ilmu
itu dengan baik dan benar.Masalah-masalah yang sering datang dapat dijadikan tantangan
bagi manusia untuk menyelesaikannya dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang
benar.

Ilmu mempunyai karakteristik atau sifat yang menjadi cirri khas dari ilmu, yang
dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:

1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa cirri umum ilmu, yaitu : a. hasil
ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, b. hasil ilmu kebenarannya
tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan c. obyektif tidak tergantung pada
pemahaman secara pribadi.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah
koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan
metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable,
valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki
akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat memberikan
daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
3. Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
a. Obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional subyektif,
b. Koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
c. Reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi
d. Valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun
eksternal
e. Memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum
f. Akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi
g. Dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya.

Sebuah pengetahuan dapat dikatakan ilmu apabila mempunyai syarat sebagai berikut:
1. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan
alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan
adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori
skolastik terdapat perbedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek
formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal
merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan
setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat
dikaji oleh banyak ilmu lain.
2. Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan
dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal
ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh
dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilimiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat
bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesutu interelasi.
3. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan
adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Masalah-masalah itu akan berubah
dengan sendirinya dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari
sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit, atau dari sesuatu yang kecil
menjadi besar sehingga akan sulit untuk dipecahkan. Sehingga masalah-masalah
itu akan dibawa ke dalam pembedahan ilmu, hal ini akan menjadi sesuatu yang
diperselisihkan dan diperdebatkan.

Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tergantung dari kita sampai
sejauh mana kita ingin mengetahui tentang suatu masalah begitu juga dengan
pemecahannya. Pada umumnya, kita akan memperoleh pengetahuan tersebut melalui dua
cara, yaitu: melalui orang lain dan pengalaman diri sendiri secara langsung.

Tetapi pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara:


1. Akal sehat
Pengetahuan ini dapat diperoleh secara mudah oleh semua orang, tetapi pengetahuan
ini didasarkan pada emosional seseorang. Apabila seseorang sedang mendapatkan
masalah, tetapi dia dapat mengendalikan emosinya maka ia akan dengan mudah
menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan akal sehat. Cara ini disebut juga
dengan metode keteguhan, dimana seseorang akan menerima suatu kebenaran karena
ia telah yakin akan kebenaran tersebut.
2. Otoritas
Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau sesuatu
tanpa kritik.
3. Intuitif
Pengetahuan ini didapatkan berdasarkan pengalaman atau firasat, sehingga
pengetahuan yang didapat mudah diingat dan apabila suatu hari terjadi kembali
masalah yang serupa akan dengan mudah menyelesaikannya. Karena dengan
pengalaman banyak hal yang dapat diperbaiki dalam memecahkan soal.
4. Logika
Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.
5. Empiris
Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh dari
data-data hasil penelitian.
6. Metode metafisik
Pengetahuan ini didapatkan melalui metafisik, yaitu sebuah jawaban yang ditemukan
dalam dunia empiris dicari dalam dunia supernatural (dunia tidak nyata)
7. Metode ilmiah
Pengetahuan ini diperoleh melalui proses deduksi dan induksi, dimana setiap masalah-
masalah yang ditemukan di dunia empiris maka jawabannya juga harus dicari dalam
dunia empiris, melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis.

B. Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan
secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu.Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis
untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.Penelitian ini biasanya
digunakan untuk sebuah karya ilmiah, dimana di dalam karya ilmiah tersebut terdapat
pernyataan-pernyataan yang membutuhkan penelitian karena tidak memungkinkan untuk
menggunakan akal. Ada juga beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian dari penelitian, diantaranya:
1. Mohammad Ali mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk
memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang
muncul yang berhubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati
sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
2. J. Suprapto berpendapat bahwa penelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip
secara sistematis.
3. Sutrisno Hadi berpendapat bahwa penelitian diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. David H Penny mengemukakan bahwa penelitian adalah pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah sehingga dalam pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
5. Tuckman mendefinisikan penelitian yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis
artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.

Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” (re berarti
kembali, dan search berarti mencari). Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian itu adalah
mencari kembali.
Penelitian ini harus dilakukan secara hati-hati dan mengandung pemikiran yang
sistematis juga empiris sehingga akan menghasilkan karya ilmiah yang sesuai dengan
kenyataan. Dalam sebuah penelitian harus memenuhi kriteria penelitian, karena dalam
kriteria penelitian ini terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya sesuai
dengan apa yang telah diharapkan.
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah penelitian, yaitu:
1. Penelitian harus dilakukan secara sistematis. Artinya, dalam setiap pengerjaan
sebuah penelitian harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh melewati tahap-
tahap yang telah ditentukan.
2. Penelitian dilakukan secara terkendali.
3. Penelitian dilakukan secara empiris. Artinya, semua permasalahan-permasalahan
yang akan diteliti harus dibuktikan secara empiris yaitu data yang benar-benar sesuai
dengan hasil penelitian.
4. Penelitian bersifat kritis. Kritis dalam sebuah penelitian adalah sebagai tolok ukur
(kriteria) yang gunanya ialah untuk menentukan suatu penelitian agar dapat
diterima. Tolak ukur disini adalah dalam menetapkan hipotesis, menetapkan
besarnya sampel penelitian dan lain-lain.

Setelah kita mengetahui pengertian serta kriteria dari sebuah penelitian, maka kita
juga harus mengetahui berbagai macam jenis-jenis penelitian, agar kita dapat menentukan
jenis penelitian manakah yang akan kita gunakan, karena didalam penelitian ada tiga
pertanyaan dasar dimana pertanyaan ini yang menentukan tipe penelitian secara empiris.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah : apa, bagaimana, dan mengapa.

Jenis-jenis penelitian ini didasarkan pada tiga jenis, antara lain :


1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya.
Jenis penelitian ini, terdapat tiga jenis diantaranya :
a. Penelitian Eksploratif; Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali
data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk
kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitiannya
adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang
akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti
biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan
pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian
lanjutan yang lebih sistematis.
b. Penelitian Deskriptif; Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang
situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti
memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik
yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
c. Penelitian Eksplanatif; tujuan dari penelitian eksplanatif adalah untuk
memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan
”mengapa (why)”. Biasanya penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-
hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode sampling.

2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan pendekatan.


Penelitian berdasarkan pendekatan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan deduktif dan induktif.Pendekatan ini awalnya dari suatu kerangka
teori, gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan
beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
gejala secara holistic- kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci.Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif.

3. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya.


Jenis penelitian ini didasarkan menjadi tiga jenis antara lain:
a. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure
research) atau penelitian pokok (fundamental research), yaitu penelitian
yang diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan
tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
b. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (Evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan
dalam suatu unit tertentu.Kegiatan tersebut dapat berbentuk program,
proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi,
atau lembaga.
c. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-
kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

Tujuan dari penelitian merupakan sebuah keinginan-keinginan seorang peneliti atas


hasil penelitian dengan menetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini juga terdapat dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Maksud dari tujuan umum adalah menggambarkan secara singkat dalam
satu kalimat terhadap apa yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut. Sedangkan tujuan
khususnya adalah merumuskan kalimat-kalimat tersebut dalam bentuk item-item atau
butir-butir yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kegunaan dari sebuah penelitian ini merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Jika tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat,
maka kegunaan dari penelitiannya adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari
penelitian itu sendiri.
Menurut Nan Lin bahwa penelitian mempunyai dua manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari keraguan suatu teori tertentu disebut penelitian
verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa
lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori
tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau
mengukuhkan juga merevisi teori yang bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
Mengubah cara kerja supaya lebih efisien dan juga mengubah kurikulum supaya lebih
berdaya guna bagi pembangunan sumber daya manusia merupakan contoh-contoh
permasalahan yang dapat dibantu pemecahannya melalui penelitian ilmiah.

Dengan adanya kedua manfaat penelitian diatas, maka hasil yang akan dicapai
dalam melakukan penelitian akan memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang telah
diharapkan. Kedua manfaat penelitian diatas juga merupakan salah satu syarat
dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan penelitian.
Seringkali orang menyebut bahwa penelitian sama dengan metode ilmiah karena sesuai
dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan
objektif dalam usaha mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas
prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif
dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi
berpikir deduktif-induktif dalam memecahkan masalah.

2.3. PENDEKATAN PENELITIAN (INDUKTIF-DEDUKTIF)


A. Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil
observasi dalam suatu pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang
luas diterima, ilmu-ilrnu empiris ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila
bertolak dari pernyataan tunggal seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan
penelitian orang sampai pada pernyataan pernyataan universal.
David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang
membingungkan para filosof dari zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan
yang berda observasi tunggal betapapun besar jumlahnya, secara logis tak dapat
menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas. dalam induksi setelah diperoleh
pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa
kalau logam dipanasi juga akan mengembang, bertotak dari teori ini kita tahu bahwa
logam lain yang kalau dipanasi juga akan mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui
bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga dengn
pengetahuan sintetik.
Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi
operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu
gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan
selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran
deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
1. Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
2. DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk
beroperasi,
3. Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

B. Metode Deduktif
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah
lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah
adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.Ada bentuk logis
teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada
perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan rnenerapkan
secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-
teori dari kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia
menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini
dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga
akan turun. Karena penurunan beras besar.maka harga beras akan turun.
Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan
empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
umum.Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif.Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep
secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut
dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.Dalam konteks ini, teori bukan merupakan
persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala
merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan
yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
social.

C. Korelasi Penalaran Deduktif Dan Induktif


Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan
terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta
empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan.Kalau kita berbicara teori
sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang
mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran
tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan
dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada
hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran
deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut
dengan reflective thinking atauberpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan
kebenaran.Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi
semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau
bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
3. Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya
diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol


berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat(kalimat
berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.

2.4. PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN, BERFIKIR DAN BERSIKAP


ILMIAH
A. Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama
untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali
dan search berarti mencari).Dengan demikian research berarti mencari kembali.Penelitian
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika.Penelitian adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha
mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau
mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau
gejala-gejala secara ilmiah yang teruji kebenarannya.

B. Pengertian Berfikir Ilmiah


Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari
penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu dipecahkan.
Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof. Sutrisno Hadi)
menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:
a. The felt need
Dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk menyesuaikan alat
dengan tujuannya, atau untuk menerangkan kejadian yang tak terduga-duga.
b. The problem
Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha
menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c. The hypothesis
Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan pemecahannya
atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori, dugaan-dugaan, kesan-
kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.
d. Collection of data as evidence
Dalam langkah ini informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan melalui
pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji.
e. Concluding belief
Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa terhadap bukti-
bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
f. General value of the conclusion (T.L. Kelley)
Pemikiran untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari kebutuhan masa datang
yang disebut dengan ferleksi.

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris:
Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir.Tersedianya
sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan
cermat.Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif
bagi seorang ilmuwan.
Penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan
sarana berpikir ilmiah berupa:
1. Bahasa Ilmiah
2. Logika metematika
3. Logika statistika

Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan
jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika matematika
mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak
kembali kebenarannya Sedangkan logika statistika mempunyai peran penting dalam
berpikir induktif mencari konsep- konsep yang berlaku umum”.

C. Pengertian Bersikap Ilmiah


Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab seorang
peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya.
Sikap ilmiah menurut Harsojo (1972) adalah sebagai berikut:
1. Berpikir sederhana
Dimaksudkan cara berpikir, cara menyatakan pendapat atau cara pengujian dilkukan
dengan cara sederhana. Apabila suatu gejala dapat dijelaskan secara memadai oleh
suatu penjelasan yang sederhana, tidak perlu dilakukan secara berputar-putar dan
dipandang rumit.
2. Sikap tidak memihak
Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi semata-mata
mencari kebenaran.Seorang peneliti tidak boleh memutar balikkan fakta dan
berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral tertentu.
3. Sikap sabar
Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan dalam
usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari fakta yang lain
sebagai dukungan pernyataan dimaksud
4. Bersikap skeptic
Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada pernyataan
selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat.Seorang peneliti
harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan penilain pada pernyataan
ilmiah.Sikap ini yang menyebabkan seorang peneliti selalu kritis terhadap persoalan
yang di hadapi.
5. Bersikap obyektif
Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya.Hindarkan pengaruh
yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.
6. Bersifat relative
Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu kepentingan
tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan berdasarkan atas fakta yang
diperoleh.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34)


yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah,
antara lain :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Jujur
c. Terbuka
d. Toleran
e. Optimis
f. Pemberani

2.5. URGENSI METODOLOGI PENELITIAN DALAM PENGEMBANGAN IPTEK


Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan IPTEK,
dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang membutuhkan data atau
fakta yang mendukung.
Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan
komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih
dengan maksud dapat merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan
sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan orang lain dalam
suatu penelitian.
IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan perkembangan
IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada masyarakat banyak, serta
begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu
teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu IPTEK akan
meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan
jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan ini harus
sesuai dan saling mendukung satu sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai
bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan.
Metodelogi penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik
pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.
Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metede survey dan metode eksperimen.
Metede historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang berkaiatan dengan
masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan terutama adalah studi
dukumenter atau mungkin juga studi artifak.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri
sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan
mahasiswa Perawat lebih memahami tentang “Konsep Dasar Penelitian Keperawatan” serta
untuk lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.menginspirasi.com/2013/09/mengenal-pendekatan-deduktif-dan.html

Abdulloh, Taufik. Ilmu sosial dan tantangan zaman.2006. Jakarta: Rajawali Press

Wallace, Walter L.Metoda logika Ilmu sosial.1994.Jakarta : Bumi Aksara (diterjemahkan Drs.
Lailil Kodar)

Soehartono Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamidi. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Malang: UM Malang

Jalaluddin Rakhmat.1997.Metode Penelitian Kmunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya

http://manyul83.blogspot.com/2010/04/kelompok-ilmu-pengetahuan.html

Drs. Cholid Narbuko, dkk. 2008, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta,

Sukandarrumidi, 2006, Metodologi Penelitian, UGM Press, Yoghyakarta,

http://yogapw.wordpress.com/2009/04/15/marilah-kita-bersikap-ilmiah-dan-jadilah-seorang-
ilmuwan/

http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/

http://forces.lk.ipb.ac.id/2010/09/10/bersikap-ilmiah-jadilah-seorang-ilmuwan/

http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/pengertian-penelitian-metode-penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai