Anda di halaman 1dari 44

National Science Competition of Nursing (NSCN) 2018

TERAPI BBM-OsO (BEST BACK MASSAGE WITH OCIMUM SANCTUM


OIL) SEBAGAI INOVASI DALAM MENGATASI LOW BACK PAIN PADA
PEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN

Disusun oleh:

Rikha Paramitta_22020117120015_2017
Rochmah Rizqiyanti_22020117120013_2017
Fahrun Ningsih_22020117120016_2017

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
National Science Competition of Nursing (NSCN) 2018

TERAPI BBM-OsO (BEST BACK MASSAGE WITH OCIMUM SANCTUM


OIL) SEBAGAI INOVASI DALAM MENGATASI LOW BACK PAIN PADA
PEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN

Disusun oleh:

Rikha Paramitta_22020117120015_2017
Rochmah Rizqiyanti_22020117120013_2017
Fahrun Ningsih_22020117120016_2017

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis dengan judul “Terapi BBM-OsO (Best Back Massage
with Ocimum sanctum Oil) Sebagai Inovasi Dalam Mengatasi Low Back Pain
Pada Pekerja di Sektor Pertanian” untuk mengikuti National Science Competition
of Nursing (NSCN) Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2018.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan baik materi maupun
pikirannya dalam penyelesaian karya tulis ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Panitia National Science Competition of Nursing (NSCN) Fakultas
Keperawatan Universitas Jember 2018.
2. Ibu Ns.Henni Kusuma, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing yang
telah memberikan masukan dan dukungan
3. Para dosen dan staf kependidikan Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
4. Orang tua dan keluarga yang selalu membantu, memberikan dukungan dan
doa
5. Rekan-rekan Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada
penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Demikianlah karya tulis ini dibuat, kami menyadari bahwa karya tulis ini
masih belum sempurna.Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan sebagai
evaluasi dan perbaikan dalam karya tulis selanjutnya.Semoga hasil analisa dari
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
berkepentingan.Aamiin.

Semarang, 31 Agustus 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINAL KARYA....................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
A. Aktivitas Petani ............................................................................... 4
B. Karakteristik Low Back Pain ........................................................... 5
C. Dampak Low Back Pain .................................................................. 5
D. Terapi Back Massage ...................................................................... 6
E. Minyak Esensial .............................................................................. 7
BAB III METODE PENULISAN ............................................................... 9
A. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 10
A. Penyakit Muskuloskeletal .............................................................. 10
B. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ............................................ 11
C. Terapi BBM-OsO .......................................................................... 12
D. Kelebihan BBM-OsO .................................................................... 19
BAB V PENUTUP ................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
LAMPIRAN ............................................................................................ 24

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teknik Push In
Gambar 2. Teknik Effleurage
Gambar 3. Teknik Petrissage
Gambar 4. Teknik Friction
Gambar 5. Teknik Tapotement
Gambar 6. Teknik Vibration
Gambar 7. Teknik Tap in
Gambar 8. Alat Destilasi
Gambar 9. Skema Cara Kerja Terapi BBM-OsO

viii
TERAPI BBM-OsO (BEST BACK MASSAGE WITH OCIMUM SANCTUM
OIL) SEBAGAI INOVASI DALAM MENGATASI LOW BACK PAIN PADA
PEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN

( Rikha Paramitta, Rochmah Rizqiyanti, Fahrun Ningsih ) ( Universitas


Diponegoro )
(rikhaparamitta9@gmail.com)

Abstrak
Indonesia negara agraris dimana mayoritas masyarakatnya adalah petani.
Pekerjaan yang melibatkan kerja fisik seperti petani dapat menyebabkan penyakit
muskuloskeletal seperti low back pain dengan prevalensi 31,2%. Low back pain
adalah sindroma klinis yang ditandai dengan nyeri pada tulang punggung bagian
bawah. Prevalensi low back pain menurut Riskesdas tahun 2013 yang pernah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau
gejala yaitu 24,7%. Menurut penelitian Dwi tahun 2015, 100% petani melakukan
posisi membungkuk >20 o dengan durasi >8 jam/hari yang dapat memicu nyeri
punggung. Metode penulisan dalam karya tulis ini adalah literature review
melalui google search dengan keyword “terapi komplementer site: ac.id filetype:
.pdf”, google scholar, CINAHL, my athens, EBSCO, slideshare, sciencedirect
dengan data melalui artikel penelitian, skripsi, jurnal, textbook, karya tulis ilmiah,
ebook berbahasa Indonesia dan Inggris dalam rentang 5 tahun terakhir. Low back
pain dapat menimbulkan gangguan produktivitas kerja, kualitas kerja, dan
konsentrasi kerja. Sebanyak 11% pekerja mengalami gangguan selama 4 minggu,
50% baru membaik selama 1 minggu dan 5% mengalami gangguan lebih dari 6
bulan. Oleh sebab itu kami membuat inovasi terapi pijat dengan tanaman obat
keluarga yang aman, murah, dan peka budaya. Massage digunakan sebagai terapi
pengobatan sejak abad 15000 SM. Ocimum sanctum Oil mengandung flavonoid
yang memiliki bioaktivitas analgesik sehingga dapat meredakan nyeri. Massage
dengan Ocimum sanctum Oil ini sebagai edukasi baru bagi masyarakat dalam
rangka menciptakan kemandirian dalam perawatan kesehatan

Kata kunci : pertanian, low back pain, massage, ocimum sanctum oil

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Low back pain merupakan penyakit muskuloskeletal yang dapat
disebabkan oleh gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah (Kaur, 2015).
Nyeri punggung bagian bawah yang diderita biasanya akibat aktivitas yang
berlebihan dan posisi yang salah. Pekerjaan yang sering adalah petani. Pekerjaan
yang melibatkan kerja fisik seperti petani dapat menyebabkan penyakit
muskuloskeletal seperti low back pain dengan prevalensi 31,2% (Riskesdas,
2013). Data yang membahas mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk Pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan wanita 13,6%
(Faturachman, 2015).
Indonesia merupakan negara agraris. Pengelolaan hasil bahan pangan
dan aktivitas kerja petani yang optimal dapat memperlancar sistem penghasilan
pertanian yang baik begitu pula sebaliknya. Menurut Riskesdas tahun 2013,
prevalensi low back pain yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu
11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%.
Para petani cenderung melakukan aktivitas bertani terus-menerus tanpa
diselingi waktu istirahat yang tepat, dimana pada akhirnya mereka akan
mengalami nyeri akut dan akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bagian
tubuh yang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi tahun 2015,
100% petani melakukan posisi membungkuk >20o dengan durasi >8 jam/hari yang
dapat memicu nyeri punggung. Kebanyakan para petani yang menderita low back
pain biasanya kurang memperhatikan rasa nyeri yang dirasakan. Ketika sakit,
petani cenderung memilih pengobatan farmakologi. Namun pemakaian terapi
farmakologi dalam jangka waktu yang panjang dan terus menerus dapat
menyebabkan efek samping yang membahayakan terutama pada lambung dan
saluran pencernaan, serta fungsi ginjal dan hati (Mahadewa et al, 2009 dalam
Dewi et al, 2017).
2

Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam proses pengobatan bagi petani


yang terkena low back pain. Tidak hanya sekadar sebagai sarana pendorong,
namun keluarga juga memiliki fungsi sebagai pembantu penyembuhan dan
pemulihan rasa nyeri. Walaupun nyeri tetap dirasakan, tetapi kehadiran keluarga
maupun orang terdekat dapat meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan.
Back massage adalah salah satu pilihan terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri. Back massage dapat memberikan rasa nyaman dan membantu
mengurangi nyeri dengan cara merelaksasi otot-otot, meningkatkan sirkulasi
darah, dan mengurangi hasil dari sisa metabolisme (Sorrentino & Remmert,
2014). Melalui back massage inilah keluarga maupun orang terdekat diharapkan
dapat membantu dalam upaya penyembuhan low back pain yang dialami petani.
Berdasar fenomena diatas, peneliti tertarik untuk membuat dan
memperkenalkan tentang terapi BBM-OsO (Best Back Massage with Ocimum
sanctum Oil) sebagai inovasi dalam mengatasi low back pain pada pekerja di
sektor pertanian.
B. Rumusan Masalah
Para pekerja di sektor pertanian biasanya melakukan aktivitas yang
cenderung membungkukkan badan hingga secara tidak langsung dapat
membebani kerja otot, terutama di bagian punggung. Aktivitas yang belangsung
sedemikian rupa dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung (low back pain).
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah pada karya tulis ini yaitu
mengembangkan terapi BBM-OsO (Best Back Massage with Ocimum sanctum
Oil) sebagai inovasi dalam mengatasi low back pain pada pekerja di sektor
pertanian.
C. Tujuan
1. Tujuan Umun
Memberikan edukasi baru bagi masyarakat dalam rangka menciptakan
kemandirian dalam perawatan kesehatan disektor pertanian.
2. Tujuan Khusus
a. Upaya mengurangi rasa nyeri (low back pain) yang diderita para
pekerja di sektor pertanian
3

b. Mengoptimalisasi produktivitas kerja, kualitas kerja, dan konsentrasi


kerja bagi para pekerja di sektor pertanian
c. Memperkenalkan inovasi baru kepada masyarakat terkhusus di sektor
pertanian mengenai massage yang didukung dengan penggunaan
Ocimum sanctum oil
D. Manfaat
1. Masyarakat terkhusus di sektor pertanian mengetahui mengenai massage
yang didukung dengan penggunaan Ocimum sanctum oil
2. Rasa nyeri (low back pain) yang diderita para pekerja di sektor pertanian
dapat terkurangi
3. Para pekerja di sektor pertanian dapat bekerja secara produktif, memiliki
kualitas kerja yang baik, serta dapat lebih berkonsentrasi dalam bekerja.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Petani
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013,
petani merupakan warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta
keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/atau peternakan.
Usaha pertanian merupakan bentuk usaha mengolah tanah dan
menanaminya dengan tanaman. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
petani antara lain menggarap, menanam, menyemprot tanaman, serta memanen
(Rapar, 2016).
Kegiatan yang dilakukan oleh petani berisiko terhadap adanya
gangguan muskuloskeletal seperti nyeri punggung bawah atau low back pain. Hal
ini karena sikap kerja petani saat bekerja sebagian besar masih buruk atau kurang
baik. Semua petani yang melakukan sikap kerja, berdiri dengan posisi kerja statis
atau berdiri yang cukup lama bahkan tanpa peregangan otot sedikit pun baik itu
dalam hal menyandarkan tubuh, duduk dan lain-lain. Pernyataan ini sesuai dengan
penelitian Remon et al pada tahun 2015, yang menyatakan bahwa mayoritas
petani memiliki posisi bekerja yang salah yaitu sebanyak 67.9%. Posisi tubuh
yang salah dan aktivitas tubuh yang kurang baik merupakan salah satu penyebab
terjadinya low back pain.
Lama kerja petani juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab
adanya low back pain. Mayoritas petani bekerja lebih dari 8 jam per hari. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andini pada tahun (2016) yang
menyatakan bahwa petani lansia memiliki jam kerja dan beban kerja yang sama
dengan penduduk produktif pada umumnya. Petani lansia yang bekerja di sektor
informal bekerja mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00. Semakin lama
masa kerja petani maka risiko untuk mengalami keluhan low back pain akan
semakin besar (Rapar, 2016).
Penyakit muskuloskeletal memiliki prevalensi tertinggi pada profesi
petani, nelayan dan buruh, yakni sebesar 31,2 persen. Pada usia 35 tahun,
5

prevalensi ini akan terus meningkat secara terus menerus seiring dengan
pertambahan usia hingga mencapai puncaknya pada usia 55 tahun. Hal ini
dikarenakan kelainan pada diskus invertebralis yang menyebabkan low back pain
akan semakin meningkat pada usia-usia tua (Andini, 2015).
B. Karakteristik Low Back Pain
Low back pain adalah suatu gejala dan bukan penyakit, bisa berawal
dari beberapa kelainan yang diketahui atau tidak diketahui. Low back pain
didefinisikan berdasarkan lokasi rasa sakit, biasanya antara tulang belakang dan
lipatan pantat. Low back pain biasanya disertai rasa sakit di salah satu atau kedua
kaki dan beberapa orang dengan nyeri punggung bawah memiliki gejala
neurologis di tungkai bawah. Hampir semua orang yang mengalami low back pain
memiliki sumber sakit spesifik yang tidak dapat diidentifikasi dan gejala tersebut
kemudian diklasifikasikan sebagai nyeri punggung bawah non spesifik (Maher,
2017).
Low back pain tersebut merupakan penyebab utama kecacatan yang
mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan low back pain dapat
terjadi pada setiap orang, tidak memperhatikan jenis kelamin, usia, ras, status
pendidikan dan profesi (WHO, 2013).
Orang dengan low back pain sering mengalami nyeri yang bersamaan
dengan anggota tubuh lain. Kesehatan fisik dan mental secara umum sering
bermasalah, bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami low back
pain. Sehingga sebagian orang yang mengalami nyeri punggung bawah memiliki
beragam masalah di mana faktor psikologis, sosial, dan biofisik juga terganggu
(Hartvigsen, 2013).
C. Dampak Low Back Pain
Menurut Rinaldi (2015), posisi kerja yang buruk pada saat mengangkat
beban dapat menyebabkan low back pain. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan Rahmawati (2006) dalam Rinaldi (2015), rasa nyeri akan lebih terasa
pada saat beban diangkat secara tiba-tiba dengan cara mengangkat yang salah.
Petani banyak bekerja dengan posisi berdiri serta membungkuk sehingga dapat
memperburuk keadaan otot-otot disekitar punggung dan kaki. Menurut Suma’mur
6

(2009) dalam Rinaldi (2015), posisi kerja yang baik adalah bergantian antara
posisi duduk dan posisi berdiri.
D. Terapi Back Massage
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu dilema di bidang
kesehatan pada abad XXI. Pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita nyeri
punggung bawah ini adalah dengan metode farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan farmakologi adalah pengobatan dengan menggunakan obat kimia,
metode ini lebih mahal dan berpotensi menimbulkan efek kurang baik. Sedangkan
metode non farmakologi adalah metode pengobatan tanpa menggunakan obat
kimia. Metode ini lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek samping yang
merugikan. Salah satu cara untuk menangani low back pain pada petani di
Indonesia adalah dengan pengobatan non farmakologi yaitu dengan terapi
komplementer (Emilda et al, 2013).
Menurut Fernandez et al tahun 2018, massage adalah salah satu
pengobatan tertua di dunia sejak abad 15000 SM. Para arkheolog telah
menemukan artefak-artefak yang menunjukkan penggunaan massage di sejumlah
wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis langsung yang
menjelaskan penggunaan massage untuk pengobatan medis, namun bukti tidak
langsung sangat jelas menunjukkan kaitan massage dengan medis. Lukisan-
lukisan di gua Eropa menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai kegunaan
sentuhan terapi.
Pasien dengan nyeri punggung sering menggunakan metode pengobatan
komplementer (Kumar et al, 2017). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2008
dalam McWen, 2015) memperkirakan bahwa 80% jumlah penduduk dunia
memilih pengobatan tradisional.. Terapi komplementer yang berkembang di
masyarakat banyak sekali, salah satu terapi komplementer yang tepat untuk
digunakan dalam rangka pengobatan low back pain adalah back massage.
Massage umumnya digunakan dalam kondisi kronis seperti low back pain yang
bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kesehatan (Sritoomma et al,
2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh NIH (2006) dalam McWen (2015)
bahwa terapi back massage dapat menimbulkan efek mengurangi kecemasan dan
bekerja secara holistik meliputi biologis, psikologis, sosiologis, kultural dan
7

spiritual, menurunkan denyut jantung, tekanan darah, ketegangan otot, nyeri, dan
depresi serta meningkatkan sirkulasi dan melenturkan kerja otot serta sistem saraf.
Back massage akan merangsang titik tertentu di sepanjang meridian
medulla spinalis yang ditansmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
retikularis, thalamus, dan sistem limbic yang kemudian akan melepaskan
endorfin. Endorfin merupakan neurotransmitter atau neuromodulator yang
menghambat pengiriman rangsang nyeri dengan menempel ke bagian reseptor
opiat pada saraf dan sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan
nyeri ke pusat yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri (Aryani,
2015).
Kelebihan dari back massage ini adalah tidak membutuhkan alat khusus
dengan biaya besar, sehingga stimulus ini dapat diberikan kepada masyarakat
mulai tingkat ekonomi atas hingga masyarakat ekonomi bawah, selain itu back
massage dapat dilakukan di rumah sehingga memungkinkan pasien dan keluarga
melakukan upaya dalam mengontrol nyeri. Hal ini dapat membantu kemandirian
klien dan keluarga dalam mengelola nyeri, khususnya bagi pasien yang sulit
mendapatkan fasilitas pelayanan medis dan/atau pasien yang tidak ingin
mengatasi nyeri dengan menggunakan terapi farmakologi.
Pada pasien imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan
penggumpalan darah dapat menjadi kontraindikasi jika dilakukan back massage.
Identifikasi juga faktor-faktor kondisi seperti fraktur tulang rusuk/vertebra, luka
bakar, daerah kemerahan pada kulit luka terbuka yang juga menjadi kontraindikasi
back massage (Potter & Perry, 2006).
E. Minyak Esensial
Minyak esensial dikenal juga sebagai minyak atsiri. Indonesia
merupakan salah satu negara penghasil minyak esensial yang cukup penting di
dunia. Minyak esensial dapat dihasilkan dari berbagai bagian tanaman, seperti
akar, batang, ranting, daun, bunga, atau buah. Jenis tanaman penghasil minyak
esensial ada sekitar 150-200 spesies (Effendi et al, 2014).
Ekstraksi adalah proses pengambilan zat aktif yang diinginkan dari
bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan
menggunakan pelarut. Hasil dari ekstraksi disebut sebagai ekstrak. Ekstrak tidak
8

hanya mengandung satu unsur saja, tetapi berbagai macam unsur, tergantung pada
bahan obat yang digunakan dan kondisi dari cara ekstraksi.
Minyak esensial adalah hasil penyulingan atau ekstraksi dari sebagian
atau seluruh bagian tumbuh-tumbuhan. Minyak esensial pada umumnya
mengandung berbagai senyawa seperti alkohol, fenol, zat analgesik, zat
antiinflamasi, zat antifungal, bakteriostatik dan berbagai senyawa lain yang
memberikan manfaat bagi tubuh. Minyak esensial akan memberikan aroma yang
khas dan menenangkan (Guenther, 1991 dalam Mulyana et al, 2013). Minyak
esensial adalah salah satu jenis minyak nabati yang multimanfaat. Bahan baku
minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji,
kulit biji, batang, akar atau rimpang (Effendi et al, 2014).
9

BAB III
METODE PENULISAN

A. Metode Pengumpulan Data


Metode penulisan dalam karya tulis ini adalah analytical literature
review melalui google search dengan keyword misal,“terapi komplementer site:
ac.id filetype: .pdf”, google scholar, CINAHL, my athens, EBSCO, slideshare,
sciencedirect dengan data melalui artikel penelitian, skripsi, jurnal, textbook,
karya tulis ilmiah, ebook berbahasa Indonesia dan Inggris dalam rentang 5 tahun
terakhir. Textbook yang digunakan berkisar antara tahun 2013-2018. Kriteria
literatur dalam penelitian ini adalah:
a. Artikel yang diterbitkan pada 2013 – 2018
b. Tersedia dalam teks lengkap
c. Menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
d. Studi tentang Low Back Pain (LBP), Back Massage, dan Minyak Esensial
e. Subyek penelitian adalah petani
10

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Penyakit Muskuloskeletal
Musculoskeletal Disorders (MSDs) yaitu gejala yang timbul karena
gangguan jaringan otot, ligamen, kartilago, sistem syaraf, tendon, pembuluh darah
dan struktur tulang. Gejala awal pada muskuloskeletal menyebabkan rasa nyeri,
sakit, kesemutan, mati rasa, kekakuan, bengkak, rasa terbakar, gemetar dan
adanya gangguan tidur (Bukhori, 2010 dalam Evadarianto & Dwiyanti, 2017).
Keluhan muskuloskeletal biasanya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan
akibat pemberian beban kerja yang terlalu besar dengan durasi pembebanan yang
cukup panjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Manopo et al (2017),
bahwa keluhan otot muskuloskeletal tidak akan terjadi apabila kontraksi otot
hanya berkisar 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Apabila kontraksi otot
melebihi 20%, maka peredaran darah ke otot dapat berkurang seiring tingkat
kontraksi yang dipengaruhi besarnya tenaga yang dikeluarkan pekerja.
Macam-macam penyakit pada gangguan muskuloskeletal diantaranya
adalah osteoporosis, skoliosis, osteoarthritis, fraktur, kelainan otot, termasuk juga
nyeri punggung bagian bawah (low back pain) pada petani. Menurut International
Labor Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian karena pekerjaan.
Penyakit akibat pekerjaan tersebut yang paling banyak adalah keluhan
muskuloskeletal (Buchari, 2007 dalam Sukedana et al, 2016).
Pekerja di sektor pertanian tidak menutup kemungkinan bisa
mengalami hal serupa diatas. Dilihat dari sikap kerjanya, petani biasanya banyak
menggunakan gerakan membungkuk dan menunduk yang melibatkan bagian
punggung dan leher. Apabila beban kerja yang dilakukan terlalu berat,
dipaksakan, dan dalam frekuensi waktu yang lama maka keluhan yang muncul
adalah rasa nyeri dan kerusakan pada sendi, ligamen, maupun tendon.
Muskuloskeletal memang tidak menyebabkan kecacatan, akan tetapi dapat
menyebabkan gangguan aktivitas kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Gultom (2016) peneliti memperlihatkan bahwa nyeri punggung bawah
adalah masalah gangguan muskuloskeletal yang sangat umum terjadi diantara
petani. Posisi yang tidak ergonomi saat berdiri lama, otot cenderung bekerja statis
11

dan menyebabkan elastisitas jaringan berkurang dan tekanan otot meningkat


sehingga timbul rasa nyeri di punggung.
Patofisiologi nyeri punggung bawah adalah nyeri menjalar melalui saraf
sensoris di perifer yang fungsinya mewaspadakan tubuh bila ada stimulus nyeri.
Stimulus diubah menjadi pesan elektrik yang dikirim melalui berbagai akson dari
perifer, ke korda spinalis, hingga ke bagian mesensefalon dan talamus otak. Jika
stimulus terus menerus ada terjadi proses di mana tubuh menangkap signal nyeri
secara tidak normal hingga nyeri akut menjadi nyeri kronik.
B. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang
berdasarkan pada ilmu Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komphrehensif pada perubahan fisiologis dengan atau
tanpa gangguan struktural pada berbagai system tubuh
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan
sampai sangat sakit (Tarwaka, 2010 dalam Nuryaningtyas dan Martiana, 2014).
Pengkajian dilakukan secara sistematis, teliti, dan terarah melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.
Anamnesis terdiri dari data demografi (nama, umur, tempat tinggal,
transportasi), riwayat sosial (pendidikan dan pekerjaan), penyakit keturunan,
riwayat diet, aktivitas sehari-hari, riwayat kesehatan masa lalu, masa sekarang
(yang meliputi pengkajian keluhan utama, seperti nyeri, kekuatan sendi, bengkak,
deformitas dan imobilitas, dan perubahan sensori). Yang kedua yaitu pemeriksaan
fisik, pemeriksaan fisik ini dilakukan secara sistematis untuk menghindari
kesalahan. Hasil pemeriksaan fisik harus didokumentasikan dengan cermat.
Pengkajian yang biasa dilakukan adalah pengkajian terhadap skeletal tubuh,
tulang belakang, sistem persendian, sistem otot, dan cara berjalan. Yang ketiga
adalah pemeriksaan diagnostik, pemeriksaan ini dilakukan dengan pemeriksaa
laboratorium, sinar-x, mielografi, biopsi, elektromiogafi, artroskopi, magnetic
resonance imaging, ultrasonografi, angiografi, artrografi, artrosentesis (aspirasi
sendi). Setelah tahapa pengkajian maka dilakukan tahap diagnosis keperawatan.
Diagnosa yang umum terjadi yaitu kurang pengetahuan tentang program terapi,
12

ansietas yang berhubungan dengan perubahan integritas tubuh. Tahap berikutnya


adalah intervensi dan implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
diagnosis yang ditemukan. Tahap terakhir adalah evaluasi keperawatan, setelah
dilakukan intervensi diharapkan nyeri berkurang, peningkatan mobilitas fisik,
ansietas minimal, rencana untuk penatalaksanaan kesehatan kontinu
C. Terapi BBM-OsO
Back massage adalah terapi tradisional yang sejak abad ke 15000 SM
telah digunakan. Terapi ini merupakan pengobatan non farmakologi yang
umumnya digunakan pada kondisi kronis seperti nyeri punggung. Berbagai jenis
massage banyak dipakai oleh tenaga ahli di berbagai daerah, salah satunya adalah
swedish massage. Pada dasarnya, itu adalah cara sederhana memberikan bantuan
nyeri melalui relaksasi fisik dan mental.
Penelitian yang dilakukan oleh Sritoomma tahun 2014 menemukan
bahwa swedish massage adalah pijat yang dapat mengurangi nyeri punggung
dalam jangka pendek sampai 5 minggu. Manfaat swedish massage pada fisiologis
yaitu meningkatkan aliran darah, aliran limfatik, stimulasi sistem saraf,
meningkatkan aliran balik vena, menghilangkan rasa sakit dengan memproduksi
hormon endorphin. Massage yang dilakukan dalam waktu 30 menit akan
mendapatkan hasil yang efektif dalam penurunan skala nyeri pada low back pain.
Tahapan dalam swedish massage ini sendiri adalah effleurage, petrissage, friction,
vibration dan tapotement ( Purnomo, 2015).
Konsep Swedish Massage Therapy memiliki keunggulan dimana sudah
dilakukan penelitian tentang keefektifannya pada tingkat tertinggi, terapi ini dapat
digunakan pada semua rentang usia. Pada anak-anak terapi ini dilakukan untuk
stimulasi tumbuh kembang dan palliative care pada kondisi penyakit terminal
atau penyakit kronis, intervensi ini bersifat healing touch manipulasi tubuh yang
efektif dan efisien. Best Back Massage adalah inovasi yang kami bentuk melalui
adopsi dan modifikasi dari swedish massage yang telah efektif dalam jangka
pendek. Dengan adanya modifikasi ini, maka akan tercapai keefektifan
penanganan nyeri dalam jangka panjang. Tahapan atau teknik dalam best back
massage ini adalah push in, effleurage, friction, petrissage, tapotement, vibration,
dan tap in. Terapi pijat dapat dilakukan selama 30 menit.
13

1. Push in
Adalah gerakan yang menekan secara dalam otot yang dilakukan
secara berirama dengan telapak tangan, kepalan tangan maupun jari. Push
in bertujuan untuk mengurangi pelengketan jaringan, meningkatkan
hyperemia, dan menurunkan spasme otot.

Gambar 1. Teknik Push In


2. Effleurage
Disebut juga teknik menggosok. Teknik ini dilakukan pada seluruh
anggota tubuh. Teknik ini menggunakan telapak tangan dan jari-jari untuk
melakukan penggosokan daerah tubuh tertentu. Tujuan gerakan ini adalah
untuk memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening

Gambar 2. Teknik Effleurage


3. Petrissage
Merupakan manipulasi perasaan, tekanan, atau pengangkatan otot
dan jaringan dalam. Efek petrissage dapat mempengaruhi saraf motorik.
14

Tahap ini berguna pada saat terjadi kelelahan otot. Teknik memijat ini
dilakukan dengan memijat otot serta jaringan penunjang dengan gerakan
menekan otot kebawah dan kemudian meremasnya yaitu dengan jalan
mengangkat seolah-olah menjebol otot yang keras. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mendorong aliran darah kembali ke jantung dan mendorong
keluar sisa-sisa pembakaran.

Gambar 3. Teknik Petrissage


4. Friction
Gerakan menggerus yang arahnya naik dan turun secara bebas.
menggeruskan ujung atau ibu jari melingkar seperti spiral pada bagian otot
tertentu. Tujuannya adalah membantu menghancurkan myloglosis, yaitu
timbunan sisa-sisa pembakaran energi (asam laktat) yang terdapat pada
otot yang menyebabkan pengerasan pada otot, dan meningkatkan
elastisitas otot

Gambar 4. Teknik Friction


15

5. Tapotement
Gerakan pukulan ringan berirama yang diberikan pada bagian yang
berdaging. Tujuannya adalah mempercepat aliran darah dan mendorong
keluar sisa-sisa pembakaran dari temoat persembunyiannya. Tapotement
juga disebut gerakan memukul, karena pada dasarnya teknik ini
menggunakan kepalan tangan, jari lurus, dan jari setengah menekuk
dengan telapak tangan mendongak dan mencekung yang kemudian akan
dipukulkan ke bagian otot punggung. Tujuannya adalah untuk merangsang
serabut saraf tepi. Gerakan ini juga dapat mempersiapkan kerja otot dan
mempertahankan tonus otot ketika akan melakukan suatu aktivitas.

Gambar 5. Teknik Tapotement


6. Vibration
Gerakan menggetarkan yang dilakukan dengan cara manipulasi
telapak tangan atau jari-jari. Getaran yang dihasilkan berasal dari kontraksi
lembut untuk mengurangi dan melemahkan rangsang berlebihan pada saraf
yang dapat menimbulkan ketegangan. Getaran yang dihasilkan dari
kontraksi isometri dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas yaitu
kontraksi tanpa pendekatan atau pengerutan serabut otot. Tujuan vibration
yaitu untuk merangsangi saraf secara halus dan lembut dengan maksud
untuk menenangkan saraf. Dilakukan secara cepat dapat menstimulasi
kerja otot sebelum aktivitas, dan dilakukan secara perlahan dapat
menimbulkan relaksasi
16

Gambar 6. Teknik Vibration


7. Tap in
Adalah menepuk-nepuk bagian punggung dengan perlahan dan
merata di seluruh permukaan dengan memanfaatkan semua jari.Tujuannya
adalah untuk mengembalikan kembali fungsi otot pada keadaan normal
dan bugar kembali serta memberikan efek menenangkan. (Sritoomma,
2013)

Gambar 7. Teknik Tap In


Masyarakat lebih banyak menggunakan obat kimia dalam
penyembuhan nyeri yang diderita. Namun nyatanya banyak efek samping yang
akan dialami dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit, sehingga sebagai
alternatif bagi golongan ekonomi lemah adalah dengan memanfaatkan obat
tradisional (Nugroho dan Hari, 2002 dalam Agrensa, 2013). Upaya pengobatan
tradisional dengan obat-obatan tradisional merupakan salah satu bentuk peran
serta masyarakat merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk
menunjang pembangunan kesehatan.
Berbicara tentang obat tradisional, maka tidak luput dari tanaman obat
keluarga. Best Back Massage juga memanfaatkan tanaman obat keluarga yang
diekstraksi menjadi minyak esensial yang mengandung berbagai senyawa yang
17

bermanfaat bagi tubuh. Kulit akan menyerap minyak esensial yang kemudian
akan masuk ke alirah darah dalam waktu yang relatif singkat saat proses massage,
sehingga efeknya dapat dirasakan (Sritoomma, 2014).
Keunggulan dari penggunaan tanaman obat keluarga ini adalah bersifat
alami (Utami, 2008 dalam Agrensa, 2013). Salah satu tanaman obat keluarga yang
kami manfaatkan adalah Ocimum sanctum atau tanaman kemangi). Bagian dari
tanaman ini yang kami manfaatkan adalah daun. Kemangi adalah salah satu
tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai lalapan di berbagai hidangan. Minyak
esensial dari kemangi adalah bentuk pemanfaatan kemangi di bidang kesehatan
yang pembuatannya dengan cara ekstraksi, dengan metode ini dapat diperoleh
senyawa flavonoid dalam kemangi (Agrensa, 2013). Penggunaan kemangi secara
tradisional adalah untuk mengobati demam, mual, panas dalam, meredakan sesak
napas, merangsang keluarnya gas perut, peluruh haid, pelancar ASI,
meningkatkan nafsu makan, dan sebagai obat kumur (Gunawan, 2003 dalam
Agrensa, 2013).
Analgesik merupakan senyawa yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dengan cara
menghambat impuls saraf (Pudjiastuti,1999 dalam Agrensa 2013). Kemangi
bersifat analgesik, antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antispasmodik (Price, 1995
dalam Agrensa, 2013). Kemangi juga dapat digunakan sebagai tonik stimulan,
mengatasi artritis dan kram otot (Primadiati,2002 dalam Agrensa, 2013). Daun
kemangi mengandung minyak atsiri atau minyak esensial, saponin, flavonoida,
alkaloid, glikosida, fenol, tanin, tiol, asam ursolat, n-triakontanol, dan terpenoid
(Ramesh, 2010 dalam Agrensa, 2013). Kandungan daun kemangi yang dapat
menghasilkan minyak esensial dan menghasilkan efek analgesik adalah senyawa
kimia flavonoid dan minyak atsiri (Agensa, 2013).
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut: Penelitian diawali
dengan identifikasi tanaman untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan
benar tanaman kemangi. Kemudian dilakukan destilasi uap air untuk mendapatkan
minyak atsiri. Daun kemangi dipetik kemudian dicuci hingga bersih. Daun
kemangi yang telah dicuci tersebut kemudian dipotong-potong. Potongan-
potongan kecil tersebut kemudian dimasukkan ke atas angsang dandang destilasi
18

yang sudah berisi air sebanyak 6 liter yang dihubungkan dengan alat pendingin
(kondensor) yang terhubung dengan alat pemisah minyak atsiri (penampung
destilat). Pemanasan dilakukan di atas kompor gas selama 6 jam dengan suhu
100oC (Susanto et al, 2013).
Alat dan bahan destilasi sederhana:
1. Kaleng bekas/panci beserta saringannya
2. Selang
3. Baskom/ember
4. Gelas/botol kecil
5. Alat pelubang (pemanas)
6. Lem tembak
7. Daun kemangi
8. Es batu
9. Air
Proses pembuatan alat:
1. Lubangi bagian tengah tutup kaleng sebagai tempat jalan selang. Gunakan
lem tembak sebagai perekat selang dengan lubang agar diantara
seladengan lubang benar-benar tidak terdapat celah sedikitpun
2. Buat lubang juga pada ember/baskom di bagian sisi kanan dan sisi kiri
sebagai tempat kondensasi
3. Masukkan selang mulai dari lubang kaleng bekas/panci. Kemudian selang
melalui ember/bak dan berakhir dibagian salah satu lubang di sisi
ember/bak.
4. Sediakan gelas/botol pada titik akhir berhentinya selang, yaitu di salah
satu lubang di bagian akhir ember/bak.

Gambar 8. Alat Destilasi


19

Merangsang titik di Thalamus,


BEST BACK
meridian medula Sistem limbic
MASSAGE spinalis melepas endorfin

Endorfin menempel di reseptor


OCIMUM opiat pada saraf dan sumsum
SANCTUM OIL tulang belakang

EFEKTIF MEREDAKAN MEREDAKAN

Flavonoid dan minyak LOW BACK PAIN


atsiri
MENYEBABKAN

MEREDAKAN Lama kerja>8 jam/hari


Zat analgesik Posisi tubuh yang salah dan
aktivitas tubuh kurang baik

SIKAP KERJA
PETANI

Gambar 9. Skema Cara Kerja Terapi BBM-OsO


D. Kelebihan Terapi BBM-OsO
1. Terapi BBM-OsO merupakan terapi komplementer yang praktis dan
mudah diterapkan
2. Terapi BBM-OsO adalah terapi ramah lingkungan yang peka budaya
karena memanfaatkan tanaman obat keluarga.
3. Terapi BBM-OsO aman digunakan karena mengandung bahan alami yang
tidak memiliki efek samping membahayakan
4. Terapi BBM-OsO cocok bagi pekerja di sektor pertanian, khusunya dalam
mengatasi low back pain
5. Terapi BBM-OsO menciptakan kondisi rileks dan tenang pada
penggunanya.
6. Terapi BBM-OsO menciptakan kemandirian keluarga dalam perawatan
kesehatan.
20

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Riskesdas tahun 2013 mengemukakan prevalensi low back pain yang
pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis
atau gejala yaitu 24,7%. Oleh sebab itu diperlukan upaya preventif dan kuratif
untuk meminimalkan dampak negatif yang diakibatkan oleh masalah nyeri
punggung bawah. Inovasi terapi BBM-OsO dibuat dengan memperhatikan
massage yang digunakan sebagai terapi pengobatan sejak abad 15.000 SM. Terapi
BBM-OsO didasarkan pada Ocimum sanctum Oil yang mengandung flavonoid
dan memiliki bioaktivitas analgesik sehingga dapat meredakan nyeri. Para petani
juga mendapatkan kemudahan karena BBM-OsO merupakan inovasi terapi pijat
dengan tanaman obat keluarga yang aman, murah, dan peka budaya. Terapi BBM-
OsO diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
akan terapi komplementer untuk mengatasi penyakit muskuloskeletal khususnya
bagi kelompok petani yang paling banyak mengalami masalah muskuloskeletal.
B. Saran
Dukungan dari pihak-pihak terkait dibutuhkan untuk membuat dan
mengembangkan terapi BBM-OsO. Terapi komplementer dengan minyak esensial
BBM-OsO dapat menjadi solusi mengatasi low back pain bagi masyarakat umum,
khususnya bagi kelompok petani. Kedepannya diharapkan terapi BBM-OsO dapat
menciptakan kemandirian dalam perawatan kesehatan.
21

DAFTAR PUSTAKA

Agrensa,R.S. 2013. Efek Analgesik Ekstrak Daun Kemangi terhadap Tikus Putih.
Universitas Sebelas Maret. Skripsi

Andini, F. (2015).RISK FACTORS OF LOW BACK PAIN IN WORKERS.


Medical Journal of Lampung University, 1(4), 12-19

Aryani,Y.Masrul.Evareny,L. (2015). Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap


Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar
Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1),70-77

Effendi et al. (2014). Distilasi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau
(Acorus Calamus) Dengan Kajian Lama Waktu Distilasi Dan Rasio Bahan :
Pelarut. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2)

Emilda,A.S.,Sukmadewi,M.,Mahdinursyah. (2013). Pengaruh Metode Massage


Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I di Ruang Bersalin
RSUD Kota Langsa Tahun 2013.Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwake, 2(6),211.

Faturachman, Rakha. 2015. Hubungan Antara Kebiasaan Menggunakan Tas


punggung Berat dan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sarjana
Kedokteran. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta.

Fernandez,L.B et al. (2018). Effectiveness of Massage Therapy and Abdominal


Hypopressive Gymnastics in Nonspecific Chronic Low Back Pain: A Randomized
Controlled Pilot Study

Gultom, Agustina Boru. 2016. Hubungan Sikap Tentang Mekanika Tubuh dengan
Nyeri Punggung Bawah Petani Di Dusun V Desa Dologhuluan Kecamatan Raya
22

Kabupaten Simalungun Tahun 2015. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes


Medan: Medan.

Hartvigsen J, Natvig B, Ferreira M. Is it all about a pain in the back? Best Pract
Res Clin Rheum 2013; 27: 613–23.

Kaur, Kiranjit. 2015. Prevalensi Keluhan Low Back Pain (Lbp) Pada Petani Di
Wilayah Kerja Upt Kesmas Payangan Gianyar April 2015. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana: Bali.

Kumar et al. (2017). Effectiveness of Ayurvedic Massage (Sahacharadi Taila)in


Patients with Chronic Low Back Pain:A Randomized Controlled Trial. THE
JOURNAL OF ALTERNATIVE AND COMPLEMENTARY MEDICINE,
2(23),109-115 Biofilm Streptococcus Mutans.IDJ, 1(2).

Maher C, Underwood M, Buchbinder R. Non-specific low back pain. Lancet


2017; 389: 736–47.

McEwen Shelly. (2015). Social Work in Health Care When Conventional Meets
Complementary: Nonspecific Back Pain and Massage Therapy. National
Association of Social Workers, 1(40), 23

Mulyana, Y. (2013). Efek Antibakteri Aroma Terapi Minyak Esensial Teh


(Melaleuca alternifolia Cheel) Terhadap Jumlah Kuman Udara Ruangan.Jurnal
Medika Planta, 5(1),12

Nuryaningtyas, B.M. Martiana, T. (2014). Analisis Tingkat Risiko


Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Dengan The Rapid Upper Limbs Assessment
(Rula) Dan Karakteristik Individu Terhadap Keluhan MSDs. The Indonesian
Journal of Occupational Safety and Health, 2(3), 160-169
23

Potter P.A & Perry A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktisi (Edisi 4). Jakarta: EGC

Purnomo, A.M.I. (2015). Manfaat Sswedish Massage Untuk Pemulihan Kelelahan


Pada Atlet. Jurnal No 27.

Pratama, Dimas Nindy. 2017. Identifikasi Risiko Muskuloskeletal Disorders


(Msds) Pada Pekerja Pandai Besi. Jawa Timur: PT. Bumi Sehat Lestari.

Rapar.2016. Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja dengan Keluhan Low Back
Pain (LBP) Pada Petani Hortikultura di Desa Sinisir Kecamatan Modoinding
Kabupaten Minahasa Selatan.Jurnal Ikmas, 5(1).

Rinaldi, E. Utomo, W. Nauli, F. A. 2015.HUBUNGAN POSISI KERJA PADA


PEKERJA INDUSTRI BATU BATA DENGAN KEJADIAN LOW BACK
PAIN, Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau, 2(2), 10085-10093

Susanto,L.R.D. Nuryanti,A. Wahyudi,I.A. (2013). Efek Minyak Atsiri Daun


Sritoomma,N et al. (2013). The effectiveness of Sswedish massage with aromatic
ginger oil in treating chronic low back pain in older adults: A randomized
controlled trial. Kemangi ( Ocimum Basilicum L.) Sebagai Agen Penghambat
Pembentukan

Sukedana, Putu et al. 2016. Prevalensi Keluhan Muskuloskeletal dan Keluhan


Kesehatan Lainnya pada Pekerja Pura Batu Padas Di Desa Tembalang dalam
Konsep Health Ergonomic. Jurnal Ergonomi Indonesia. Vol. 2, No.1.
WHO. Low back pain: Priority medicines for Europe and the world 2013 update
2013;
24

LAMPIRAN

1. Curriculum Vitae
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rikha Paramitta
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120015
5 Tempat, Tanggal Lahir Pati, 25 Agustus 1999
6 Email Rikhaparamitta9@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085210319284

B. Riwayat Pendidikan
2004-2005 TK Dharma Wanita
2005-2011 SD Karangsari 01
2011-2014 SMP Negeri 1 Cluwak
2014-2017 SMA Negeri 1 Tayu
2017-Sekarang Universitas Diponegoro

C. Organisasi 5 tahun terakhir


Sie Ketakwaan
2015/2016 OSIS SMA Negeri 1 Tayu Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
2018 KMB Dharmavamsa Undip Staf Muda PSDM
2018 HIMKA FK Undip Sekretaris
Staf Bidang
2018 Social Volunteer Undip
Pengabsos

D. Seminar dan Pelatihan 5 tahun terakhir


2015 Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
2015 Latihan Kepemimpinan Pramuka Penegak
2017 Indonesia Tipitaka Chanting
25

2017 Diklat umum SV


2017 Politic Nursing School
2017 Training Legislatif FK 2017
2017 Diponegoro Nursing Workshop
2017 LKMMPD DIK Undip
2018 Leadership Training
2018 Diklat Rutin SV
2018 LKMMD FK Undip

E. Penghargaan 5 tahun terakhir


Baca Dhammapada Tingkat
2015 Juara 3
Provinsi Jawa Tengah
Baca Dhammapada se-eks
2016 Juara 3
Karesidenan Pati
4 pilar kebangsaan tingkat SMA
2016 Delegasi
Kabupaten Pati

F. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat


26

Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rochmah Rizqiyanti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120013
5 Tempat, Tanggal Lahir Pekalongan, 24 Maret 1999
6 Email rizqiyanti48@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081548348824

B. Riwayat Pendidikan
2004-2005 TK PKK Kutosari Doro
2005-2011 SD N Kutosari Doro
2011-2014 MTs N 1 Pekalongan
2014-2017 SMA N 1 Kedungwuni
2017-Sekarang Universitas Diponegoro

C. Organisasi 5 tahun terakhir


2015/2016 Dewan Ambalan SMA N 1
Pradana Putri
Kedungwuni
2015/2016 PMR Wira SMA N 1
Seksi Persahabatan
Kedungwuni
2015-2018 Dewan Kerja Ranting Kec.
Sekretaris
Kedungwuni
2017-2018 BEM FK UNDIP Staf Muda Bidang KESMA
2017-2018 KSIK Keperawatan Staf Muda Bidang Media
UNDIP dan Jaringan

D. Seminar dan Pelatihan 5 tahun terakhir


English Training Of Speaking Program Majoring in Talk
2013
More Class Elfast Pare Kediri
Two Weeks Intensive English Learning Program DC-Two
2013
Pare English School
27

Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA) Ambalan


2016
Diponegoro-R.A. Kartini SMA N 1 Kedungwuni
2016 Pelatihan Lanjutan I dan II PMR Wira SMA N 1 Kedungwuni
2017 Pelatihan Literasi Properti 10.000 Young Entrepreneur
2017 LKMMPD DIK Undip
2017 Training Rohis I KeperawatanUndip
2018 Leadership Training
2018 LKMMD FK Undip

E. Penghargaan 5 tahun terakhir


2015 Scouting Debate Pramuka Juara 2
Peserta Jelajah Rute Juang Yudha Prawira
2015 Peserta
Kuswa Kwartir Daerah Jawa Tengah
2016 Peserta Terbaik I Pramuka Penegak Beprestasi Terbaik I
2016 Bintang Tahunan 3 Tahun Pramuka Penegak Penghargaan

F. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat


28

Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fahrun Ningsih
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120016
5 Tempat, Tanggal Lahir Batang, 12 Januari 1999
6 Email Fahrunningsih8@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0895359082182

B. Riwayat Pendidikan
2003-2005 RA Tholabuddin Masin
2005-2011 MI Tholabuddin 01 Masin
2011-2014 MTs. Tholabuddin Masin
2014-2017 SMA Negeri 4 Pekalongan
2017-Sekarang Universitas Diponegoro

C. Organisasi 5 tahun terakhir


OSIS SMA Negeri 4 Sie keterampilan dan
2014-2016
Pekalongan Kewirausahaan
KIR SMA Negeri 4
2015-2016 Anggota
Pekalongan
Staf Muda Bidang
2018 HIMKA FK Undip
Ekonomi dan Bisnis
2018 DNDC Keperawatan FK Undip Bendahara

D. Seminar dan Pelatihan 5 tahun terakhir


2014 Penerimaan Tamu Ambalan
2015 Latihan Dasar Kepemimpinan
2017 GOM (Grand Opening Mentoring) FK Undip
2017 LKMM-PD DIK FK Undip
2017 TR (Training Rohis) I DIK FK Udip
2017 Semarak Bidikmisi Prestatif 20017
Pelatihan Literasi Properti 10.000 Young
2017
Entrepreneur
29

2018 Leadership Training FK Undip


2018 Support System Group
2018 TAP (Training Akbar Pementor) Undip
PMW (Program Mahasiswa Wirausaha)
2018
Undip
2018 LKMM-D FK Undip

E. Penghargaan 5 tahun terakhir


Siswa Berprestasi di Bidang
2017 Juara 3
Akademik Lingkup sekolah

F. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat


30

2. Lembar Orisinalitas Karya


31

3. Scan KTM

Rikha Paramitta

Rochmah Rizqiyanti

Fahrun Ningsih
32

4. Surat Keterangan Aktif Mahasiswa


33
34
35

5. Foto 3x4

Rikha Paramitta

Rochmah Rizqiyanti

Fahrun Ningsih

Anda mungkin juga menyukai