Disusun oleh:
Rikha Paramitta_22020117120015_2017
Rochmah Rizqiyanti_22020117120013_2017
Fahrun Ningsih_22020117120016_2017
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
National Science Competition of Nursing (NSCN) 2018
Disusun oleh:
Rikha Paramitta_22020117120015_2017
Rochmah Rizqiyanti_22020117120013_2017
Fahrun Ningsih_22020117120016_2017
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis dengan judul “Terapi BBM-OsO (Best Back Massage
with Ocimum sanctum Oil) Sebagai Inovasi Dalam Mengatasi Low Back Pain
Pada Pekerja di Sektor Pertanian” untuk mengikuti National Science Competition
of Nursing (NSCN) Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2018.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan baik materi maupun
pikirannya dalam penyelesaian karya tulis ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Panitia National Science Competition of Nursing (NSCN) Fakultas
Keperawatan Universitas Jember 2018.
2. Ibu Ns.Henni Kusuma, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing yang
telah memberikan masukan dan dukungan
3. Para dosen dan staf kependidikan Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
4. Orang tua dan keluarga yang selalu membantu, memberikan dukungan dan
doa
5. Rekan-rekan Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada
penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Demikianlah karya tulis ini dibuat, kami menyadari bahwa karya tulis ini
masih belum sempurna.Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan sebagai
evaluasi dan perbaikan dalam karya tulis selanjutnya.Semoga hasil analisa dari
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
berkepentingan.Aamiin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINAL KARYA....................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
A. Aktivitas Petani ............................................................................... 4
B. Karakteristik Low Back Pain ........................................................... 5
C. Dampak Low Back Pain .................................................................. 5
D. Terapi Back Massage ...................................................................... 6
E. Minyak Esensial .............................................................................. 7
BAB III METODE PENULISAN ............................................................... 9
A. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 10
A. Penyakit Muskuloskeletal .............................................................. 10
B. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ............................................ 11
C. Terapi BBM-OsO .......................................................................... 12
D. Kelebihan BBM-OsO .................................................................... 19
BAB V PENUTUP ................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
LAMPIRAN ............................................................................................ 24
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teknik Push In
Gambar 2. Teknik Effleurage
Gambar 3. Teknik Petrissage
Gambar 4. Teknik Friction
Gambar 5. Teknik Tapotement
Gambar 6. Teknik Vibration
Gambar 7. Teknik Tap in
Gambar 8. Alat Destilasi
Gambar 9. Skema Cara Kerja Terapi BBM-OsO
viii
TERAPI BBM-OsO (BEST BACK MASSAGE WITH OCIMUM SANCTUM
OIL) SEBAGAI INOVASI DALAM MENGATASI LOW BACK PAIN PADA
PEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN
Abstrak
Indonesia negara agraris dimana mayoritas masyarakatnya adalah petani.
Pekerjaan yang melibatkan kerja fisik seperti petani dapat menyebabkan penyakit
muskuloskeletal seperti low back pain dengan prevalensi 31,2%. Low back pain
adalah sindroma klinis yang ditandai dengan nyeri pada tulang punggung bagian
bawah. Prevalensi low back pain menurut Riskesdas tahun 2013 yang pernah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau
gejala yaitu 24,7%. Menurut penelitian Dwi tahun 2015, 100% petani melakukan
posisi membungkuk >20 o dengan durasi >8 jam/hari yang dapat memicu nyeri
punggung. Metode penulisan dalam karya tulis ini adalah literature review
melalui google search dengan keyword “terapi komplementer site: ac.id filetype:
.pdf”, google scholar, CINAHL, my athens, EBSCO, slideshare, sciencedirect
dengan data melalui artikel penelitian, skripsi, jurnal, textbook, karya tulis ilmiah,
ebook berbahasa Indonesia dan Inggris dalam rentang 5 tahun terakhir. Low back
pain dapat menimbulkan gangguan produktivitas kerja, kualitas kerja, dan
konsentrasi kerja. Sebanyak 11% pekerja mengalami gangguan selama 4 minggu,
50% baru membaik selama 1 minggu dan 5% mengalami gangguan lebih dari 6
bulan. Oleh sebab itu kami membuat inovasi terapi pijat dengan tanaman obat
keluarga yang aman, murah, dan peka budaya. Massage digunakan sebagai terapi
pengobatan sejak abad 15000 SM. Ocimum sanctum Oil mengandung flavonoid
yang memiliki bioaktivitas analgesik sehingga dapat meredakan nyeri. Massage
dengan Ocimum sanctum Oil ini sebagai edukasi baru bagi masyarakat dalam
rangka menciptakan kemandirian dalam perawatan kesehatan
Kata kunci : pertanian, low back pain, massage, ocimum sanctum oil
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Low back pain merupakan penyakit muskuloskeletal yang dapat
disebabkan oleh gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah (Kaur, 2015).
Nyeri punggung bagian bawah yang diderita biasanya akibat aktivitas yang
berlebihan dan posisi yang salah. Pekerjaan yang sering adalah petani. Pekerjaan
yang melibatkan kerja fisik seperti petani dapat menyebabkan penyakit
muskuloskeletal seperti low back pain dengan prevalensi 31,2% (Riskesdas,
2013). Data yang membahas mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk Pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan wanita 13,6%
(Faturachman, 2015).
Indonesia merupakan negara agraris. Pengelolaan hasil bahan pangan
dan aktivitas kerja petani yang optimal dapat memperlancar sistem penghasilan
pertanian yang baik begitu pula sebaliknya. Menurut Riskesdas tahun 2013,
prevalensi low back pain yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu
11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%.
Para petani cenderung melakukan aktivitas bertani terus-menerus tanpa
diselingi waktu istirahat yang tepat, dimana pada akhirnya mereka akan
mengalami nyeri akut dan akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bagian
tubuh yang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi tahun 2015,
100% petani melakukan posisi membungkuk >20o dengan durasi >8 jam/hari yang
dapat memicu nyeri punggung. Kebanyakan para petani yang menderita low back
pain biasanya kurang memperhatikan rasa nyeri yang dirasakan. Ketika sakit,
petani cenderung memilih pengobatan farmakologi. Namun pemakaian terapi
farmakologi dalam jangka waktu yang panjang dan terus menerus dapat
menyebabkan efek samping yang membahayakan terutama pada lambung dan
saluran pencernaan, serta fungsi ginjal dan hati (Mahadewa et al, 2009 dalam
Dewi et al, 2017).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Petani
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013,
petani merupakan warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta
keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/atau peternakan.
Usaha pertanian merupakan bentuk usaha mengolah tanah dan
menanaminya dengan tanaman. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
petani antara lain menggarap, menanam, menyemprot tanaman, serta memanen
(Rapar, 2016).
Kegiatan yang dilakukan oleh petani berisiko terhadap adanya
gangguan muskuloskeletal seperti nyeri punggung bawah atau low back pain. Hal
ini karena sikap kerja petani saat bekerja sebagian besar masih buruk atau kurang
baik. Semua petani yang melakukan sikap kerja, berdiri dengan posisi kerja statis
atau berdiri yang cukup lama bahkan tanpa peregangan otot sedikit pun baik itu
dalam hal menyandarkan tubuh, duduk dan lain-lain. Pernyataan ini sesuai dengan
penelitian Remon et al pada tahun 2015, yang menyatakan bahwa mayoritas
petani memiliki posisi bekerja yang salah yaitu sebanyak 67.9%. Posisi tubuh
yang salah dan aktivitas tubuh yang kurang baik merupakan salah satu penyebab
terjadinya low back pain.
Lama kerja petani juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab
adanya low back pain. Mayoritas petani bekerja lebih dari 8 jam per hari. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andini pada tahun (2016) yang
menyatakan bahwa petani lansia memiliki jam kerja dan beban kerja yang sama
dengan penduduk produktif pada umumnya. Petani lansia yang bekerja di sektor
informal bekerja mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00. Semakin lama
masa kerja petani maka risiko untuk mengalami keluhan low back pain akan
semakin besar (Rapar, 2016).
Penyakit muskuloskeletal memiliki prevalensi tertinggi pada profesi
petani, nelayan dan buruh, yakni sebesar 31,2 persen. Pada usia 35 tahun,
5
prevalensi ini akan terus meningkat secara terus menerus seiring dengan
pertambahan usia hingga mencapai puncaknya pada usia 55 tahun. Hal ini
dikarenakan kelainan pada diskus invertebralis yang menyebabkan low back pain
akan semakin meningkat pada usia-usia tua (Andini, 2015).
B. Karakteristik Low Back Pain
Low back pain adalah suatu gejala dan bukan penyakit, bisa berawal
dari beberapa kelainan yang diketahui atau tidak diketahui. Low back pain
didefinisikan berdasarkan lokasi rasa sakit, biasanya antara tulang belakang dan
lipatan pantat. Low back pain biasanya disertai rasa sakit di salah satu atau kedua
kaki dan beberapa orang dengan nyeri punggung bawah memiliki gejala
neurologis di tungkai bawah. Hampir semua orang yang mengalami low back pain
memiliki sumber sakit spesifik yang tidak dapat diidentifikasi dan gejala tersebut
kemudian diklasifikasikan sebagai nyeri punggung bawah non spesifik (Maher,
2017).
Low back pain tersebut merupakan penyebab utama kecacatan yang
mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan low back pain dapat
terjadi pada setiap orang, tidak memperhatikan jenis kelamin, usia, ras, status
pendidikan dan profesi (WHO, 2013).
Orang dengan low back pain sering mengalami nyeri yang bersamaan
dengan anggota tubuh lain. Kesehatan fisik dan mental secara umum sering
bermasalah, bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami low back
pain. Sehingga sebagian orang yang mengalami nyeri punggung bawah memiliki
beragam masalah di mana faktor psikologis, sosial, dan biofisik juga terganggu
(Hartvigsen, 2013).
C. Dampak Low Back Pain
Menurut Rinaldi (2015), posisi kerja yang buruk pada saat mengangkat
beban dapat menyebabkan low back pain. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan Rahmawati (2006) dalam Rinaldi (2015), rasa nyeri akan lebih terasa
pada saat beban diangkat secara tiba-tiba dengan cara mengangkat yang salah.
Petani banyak bekerja dengan posisi berdiri serta membungkuk sehingga dapat
memperburuk keadaan otot-otot disekitar punggung dan kaki. Menurut Suma’mur
6
(2009) dalam Rinaldi (2015), posisi kerja yang baik adalah bergantian antara
posisi duduk dan posisi berdiri.
D. Terapi Back Massage
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu dilema di bidang
kesehatan pada abad XXI. Pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita nyeri
punggung bawah ini adalah dengan metode farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan farmakologi adalah pengobatan dengan menggunakan obat kimia,
metode ini lebih mahal dan berpotensi menimbulkan efek kurang baik. Sedangkan
metode non farmakologi adalah metode pengobatan tanpa menggunakan obat
kimia. Metode ini lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek samping yang
merugikan. Salah satu cara untuk menangani low back pain pada petani di
Indonesia adalah dengan pengobatan non farmakologi yaitu dengan terapi
komplementer (Emilda et al, 2013).
Menurut Fernandez et al tahun 2018, massage adalah salah satu
pengobatan tertua di dunia sejak abad 15000 SM. Para arkheolog telah
menemukan artefak-artefak yang menunjukkan penggunaan massage di sejumlah
wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis langsung yang
menjelaskan penggunaan massage untuk pengobatan medis, namun bukti tidak
langsung sangat jelas menunjukkan kaitan massage dengan medis. Lukisan-
lukisan di gua Eropa menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai kegunaan
sentuhan terapi.
Pasien dengan nyeri punggung sering menggunakan metode pengobatan
komplementer (Kumar et al, 2017). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2008
dalam McWen, 2015) memperkirakan bahwa 80% jumlah penduduk dunia
memilih pengobatan tradisional.. Terapi komplementer yang berkembang di
masyarakat banyak sekali, salah satu terapi komplementer yang tepat untuk
digunakan dalam rangka pengobatan low back pain adalah back massage.
Massage umumnya digunakan dalam kondisi kronis seperti low back pain yang
bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kesehatan (Sritoomma et al,
2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh NIH (2006) dalam McWen (2015)
bahwa terapi back massage dapat menimbulkan efek mengurangi kecemasan dan
bekerja secara holistik meliputi biologis, psikologis, sosiologis, kultural dan
7
spiritual, menurunkan denyut jantung, tekanan darah, ketegangan otot, nyeri, dan
depresi serta meningkatkan sirkulasi dan melenturkan kerja otot serta sistem saraf.
Back massage akan merangsang titik tertentu di sepanjang meridian
medulla spinalis yang ditansmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
retikularis, thalamus, dan sistem limbic yang kemudian akan melepaskan
endorfin. Endorfin merupakan neurotransmitter atau neuromodulator yang
menghambat pengiriman rangsang nyeri dengan menempel ke bagian reseptor
opiat pada saraf dan sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan
nyeri ke pusat yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri (Aryani,
2015).
Kelebihan dari back massage ini adalah tidak membutuhkan alat khusus
dengan biaya besar, sehingga stimulus ini dapat diberikan kepada masyarakat
mulai tingkat ekonomi atas hingga masyarakat ekonomi bawah, selain itu back
massage dapat dilakukan di rumah sehingga memungkinkan pasien dan keluarga
melakukan upaya dalam mengontrol nyeri. Hal ini dapat membantu kemandirian
klien dan keluarga dalam mengelola nyeri, khususnya bagi pasien yang sulit
mendapatkan fasilitas pelayanan medis dan/atau pasien yang tidak ingin
mengatasi nyeri dengan menggunakan terapi farmakologi.
Pada pasien imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan
penggumpalan darah dapat menjadi kontraindikasi jika dilakukan back massage.
Identifikasi juga faktor-faktor kondisi seperti fraktur tulang rusuk/vertebra, luka
bakar, daerah kemerahan pada kulit luka terbuka yang juga menjadi kontraindikasi
back massage (Potter & Perry, 2006).
E. Minyak Esensial
Minyak esensial dikenal juga sebagai minyak atsiri. Indonesia
merupakan salah satu negara penghasil minyak esensial yang cukup penting di
dunia. Minyak esensial dapat dihasilkan dari berbagai bagian tanaman, seperti
akar, batang, ranting, daun, bunga, atau buah. Jenis tanaman penghasil minyak
esensial ada sekitar 150-200 spesies (Effendi et al, 2014).
Ekstraksi adalah proses pengambilan zat aktif yang diinginkan dari
bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan
menggunakan pelarut. Hasil dari ekstraksi disebut sebagai ekstrak. Ekstrak tidak
8
hanya mengandung satu unsur saja, tetapi berbagai macam unsur, tergantung pada
bahan obat yang digunakan dan kondisi dari cara ekstraksi.
Minyak esensial adalah hasil penyulingan atau ekstraksi dari sebagian
atau seluruh bagian tumbuh-tumbuhan. Minyak esensial pada umumnya
mengandung berbagai senyawa seperti alkohol, fenol, zat analgesik, zat
antiinflamasi, zat antifungal, bakteriostatik dan berbagai senyawa lain yang
memberikan manfaat bagi tubuh. Minyak esensial akan memberikan aroma yang
khas dan menenangkan (Guenther, 1991 dalam Mulyana et al, 2013). Minyak
esensial adalah salah satu jenis minyak nabati yang multimanfaat. Bahan baku
minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji,
kulit biji, batang, akar atau rimpang (Effendi et al, 2014).
9
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penyakit Muskuloskeletal
Musculoskeletal Disorders (MSDs) yaitu gejala yang timbul karena
gangguan jaringan otot, ligamen, kartilago, sistem syaraf, tendon, pembuluh darah
dan struktur tulang. Gejala awal pada muskuloskeletal menyebabkan rasa nyeri,
sakit, kesemutan, mati rasa, kekakuan, bengkak, rasa terbakar, gemetar dan
adanya gangguan tidur (Bukhori, 2010 dalam Evadarianto & Dwiyanti, 2017).
Keluhan muskuloskeletal biasanya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan
akibat pemberian beban kerja yang terlalu besar dengan durasi pembebanan yang
cukup panjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Manopo et al (2017),
bahwa keluhan otot muskuloskeletal tidak akan terjadi apabila kontraksi otot
hanya berkisar 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Apabila kontraksi otot
melebihi 20%, maka peredaran darah ke otot dapat berkurang seiring tingkat
kontraksi yang dipengaruhi besarnya tenaga yang dikeluarkan pekerja.
Macam-macam penyakit pada gangguan muskuloskeletal diantaranya
adalah osteoporosis, skoliosis, osteoarthritis, fraktur, kelainan otot, termasuk juga
nyeri punggung bagian bawah (low back pain) pada petani. Menurut International
Labor Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian karena pekerjaan.
Penyakit akibat pekerjaan tersebut yang paling banyak adalah keluhan
muskuloskeletal (Buchari, 2007 dalam Sukedana et al, 2016).
Pekerja di sektor pertanian tidak menutup kemungkinan bisa
mengalami hal serupa diatas. Dilihat dari sikap kerjanya, petani biasanya banyak
menggunakan gerakan membungkuk dan menunduk yang melibatkan bagian
punggung dan leher. Apabila beban kerja yang dilakukan terlalu berat,
dipaksakan, dan dalam frekuensi waktu yang lama maka keluhan yang muncul
adalah rasa nyeri dan kerusakan pada sendi, ligamen, maupun tendon.
Muskuloskeletal memang tidak menyebabkan kecacatan, akan tetapi dapat
menyebabkan gangguan aktivitas kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Gultom (2016) peneliti memperlihatkan bahwa nyeri punggung bawah
adalah masalah gangguan muskuloskeletal yang sangat umum terjadi diantara
petani. Posisi yang tidak ergonomi saat berdiri lama, otot cenderung bekerja statis
11
1. Push in
Adalah gerakan yang menekan secara dalam otot yang dilakukan
secara berirama dengan telapak tangan, kepalan tangan maupun jari. Push
in bertujuan untuk mengurangi pelengketan jaringan, meningkatkan
hyperemia, dan menurunkan spasme otot.
Tahap ini berguna pada saat terjadi kelelahan otot. Teknik memijat ini
dilakukan dengan memijat otot serta jaringan penunjang dengan gerakan
menekan otot kebawah dan kemudian meremasnya yaitu dengan jalan
mengangkat seolah-olah menjebol otot yang keras. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mendorong aliran darah kembali ke jantung dan mendorong
keluar sisa-sisa pembakaran.
5. Tapotement
Gerakan pukulan ringan berirama yang diberikan pada bagian yang
berdaging. Tujuannya adalah mempercepat aliran darah dan mendorong
keluar sisa-sisa pembakaran dari temoat persembunyiannya. Tapotement
juga disebut gerakan memukul, karena pada dasarnya teknik ini
menggunakan kepalan tangan, jari lurus, dan jari setengah menekuk
dengan telapak tangan mendongak dan mencekung yang kemudian akan
dipukulkan ke bagian otot punggung. Tujuannya adalah untuk merangsang
serabut saraf tepi. Gerakan ini juga dapat mempersiapkan kerja otot dan
mempertahankan tonus otot ketika akan melakukan suatu aktivitas.
bermanfaat bagi tubuh. Kulit akan menyerap minyak esensial yang kemudian
akan masuk ke alirah darah dalam waktu yang relatif singkat saat proses massage,
sehingga efeknya dapat dirasakan (Sritoomma, 2014).
Keunggulan dari penggunaan tanaman obat keluarga ini adalah bersifat
alami (Utami, 2008 dalam Agrensa, 2013). Salah satu tanaman obat keluarga yang
kami manfaatkan adalah Ocimum sanctum atau tanaman kemangi). Bagian dari
tanaman ini yang kami manfaatkan adalah daun. Kemangi adalah salah satu
tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai lalapan di berbagai hidangan. Minyak
esensial dari kemangi adalah bentuk pemanfaatan kemangi di bidang kesehatan
yang pembuatannya dengan cara ekstraksi, dengan metode ini dapat diperoleh
senyawa flavonoid dalam kemangi (Agrensa, 2013). Penggunaan kemangi secara
tradisional adalah untuk mengobati demam, mual, panas dalam, meredakan sesak
napas, merangsang keluarnya gas perut, peluruh haid, pelancar ASI,
meningkatkan nafsu makan, dan sebagai obat kumur (Gunawan, 2003 dalam
Agrensa, 2013).
Analgesik merupakan senyawa yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dengan cara
menghambat impuls saraf (Pudjiastuti,1999 dalam Agrensa 2013). Kemangi
bersifat analgesik, antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antispasmodik (Price, 1995
dalam Agrensa, 2013). Kemangi juga dapat digunakan sebagai tonik stimulan,
mengatasi artritis dan kram otot (Primadiati,2002 dalam Agrensa, 2013). Daun
kemangi mengandung minyak atsiri atau minyak esensial, saponin, flavonoida,
alkaloid, glikosida, fenol, tanin, tiol, asam ursolat, n-triakontanol, dan terpenoid
(Ramesh, 2010 dalam Agrensa, 2013). Kandungan daun kemangi yang dapat
menghasilkan minyak esensial dan menghasilkan efek analgesik adalah senyawa
kimia flavonoid dan minyak atsiri (Agensa, 2013).
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut: Penelitian diawali
dengan identifikasi tanaman untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan
benar tanaman kemangi. Kemudian dilakukan destilasi uap air untuk mendapatkan
minyak atsiri. Daun kemangi dipetik kemudian dicuci hingga bersih. Daun
kemangi yang telah dicuci tersebut kemudian dipotong-potong. Potongan-
potongan kecil tersebut kemudian dimasukkan ke atas angsang dandang destilasi
18
yang sudah berisi air sebanyak 6 liter yang dihubungkan dengan alat pendingin
(kondensor) yang terhubung dengan alat pemisah minyak atsiri (penampung
destilat). Pemanasan dilakukan di atas kompor gas selama 6 jam dengan suhu
100oC (Susanto et al, 2013).
Alat dan bahan destilasi sederhana:
1. Kaleng bekas/panci beserta saringannya
2. Selang
3. Baskom/ember
4. Gelas/botol kecil
5. Alat pelubang (pemanas)
6. Lem tembak
7. Daun kemangi
8. Es batu
9. Air
Proses pembuatan alat:
1. Lubangi bagian tengah tutup kaleng sebagai tempat jalan selang. Gunakan
lem tembak sebagai perekat selang dengan lubang agar diantara
seladengan lubang benar-benar tidak terdapat celah sedikitpun
2. Buat lubang juga pada ember/baskom di bagian sisi kanan dan sisi kiri
sebagai tempat kondensasi
3. Masukkan selang mulai dari lubang kaleng bekas/panci. Kemudian selang
melalui ember/bak dan berakhir dibagian salah satu lubang di sisi
ember/bak.
4. Sediakan gelas/botol pada titik akhir berhentinya selang, yaitu di salah
satu lubang di bagian akhir ember/bak.
SIKAP KERJA
PETANI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riskesdas tahun 2013 mengemukakan prevalensi low back pain yang
pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis
atau gejala yaitu 24,7%. Oleh sebab itu diperlukan upaya preventif dan kuratif
untuk meminimalkan dampak negatif yang diakibatkan oleh masalah nyeri
punggung bawah. Inovasi terapi BBM-OsO dibuat dengan memperhatikan
massage yang digunakan sebagai terapi pengobatan sejak abad 15.000 SM. Terapi
BBM-OsO didasarkan pada Ocimum sanctum Oil yang mengandung flavonoid
dan memiliki bioaktivitas analgesik sehingga dapat meredakan nyeri. Para petani
juga mendapatkan kemudahan karena BBM-OsO merupakan inovasi terapi pijat
dengan tanaman obat keluarga yang aman, murah, dan peka budaya. Terapi BBM-
OsO diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
akan terapi komplementer untuk mengatasi penyakit muskuloskeletal khususnya
bagi kelompok petani yang paling banyak mengalami masalah muskuloskeletal.
B. Saran
Dukungan dari pihak-pihak terkait dibutuhkan untuk membuat dan
mengembangkan terapi BBM-OsO. Terapi komplementer dengan minyak esensial
BBM-OsO dapat menjadi solusi mengatasi low back pain bagi masyarakat umum,
khususnya bagi kelompok petani. Kedepannya diharapkan terapi BBM-OsO dapat
menciptakan kemandirian dalam perawatan kesehatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Agrensa,R.S. 2013. Efek Analgesik Ekstrak Daun Kemangi terhadap Tikus Putih.
Universitas Sebelas Maret. Skripsi
Effendi et al. (2014). Distilasi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau
(Acorus Calamus) Dengan Kajian Lama Waktu Distilasi Dan Rasio Bahan :
Pelarut. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2)
Gultom, Agustina Boru. 2016. Hubungan Sikap Tentang Mekanika Tubuh dengan
Nyeri Punggung Bawah Petani Di Dusun V Desa Dologhuluan Kecamatan Raya
22
Hartvigsen J, Natvig B, Ferreira M. Is it all about a pain in the back? Best Pract
Res Clin Rheum 2013; 27: 613–23.
Kaur, Kiranjit. 2015. Prevalensi Keluhan Low Back Pain (Lbp) Pada Petani Di
Wilayah Kerja Upt Kesmas Payangan Gianyar April 2015. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana: Bali.
McEwen Shelly. (2015). Social Work in Health Care When Conventional Meets
Complementary: Nonspecific Back Pain and Massage Therapy. National
Association of Social Workers, 1(40), 23
Potter P.A & Perry A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktisi (Edisi 4). Jakarta: EGC
Rapar.2016. Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja dengan Keluhan Low Back
Pain (LBP) Pada Petani Hortikultura di Desa Sinisir Kecamatan Modoinding
Kabupaten Minahasa Selatan.Jurnal Ikmas, 5(1).
LAMPIRAN
1. Curriculum Vitae
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rikha Paramitta
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120015
5 Tempat, Tanggal Lahir Pati, 25 Agustus 1999
6 Email Rikhaparamitta9@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085210319284
B. Riwayat Pendidikan
2004-2005 TK Dharma Wanita
2005-2011 SD Karangsari 01
2011-2014 SMP Negeri 1 Cluwak
2014-2017 SMA Negeri 1 Tayu
2017-Sekarang Universitas Diponegoro
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rochmah Rizqiyanti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120013
5 Tempat, Tanggal Lahir Pekalongan, 24 Maret 1999
6 Email rizqiyanti48@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081548348824
B. Riwayat Pendidikan
2004-2005 TK PKK Kutosari Doro
2005-2011 SD N Kutosari Doro
2011-2014 MTs N 1 Pekalongan
2014-2017 SMA N 1 Kedungwuni
2017-Sekarang Universitas Diponegoro
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fahrun Ningsih
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 22020117120016
5 Tempat, Tanggal Lahir Batang, 12 Januari 1999
6 Email Fahrunningsih8@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0895359082182
B. Riwayat Pendidikan
2003-2005 RA Tholabuddin Masin
2005-2011 MI Tholabuddin 01 Masin
2011-2014 MTs. Tholabuddin Masin
2014-2017 SMA Negeri 4 Pekalongan
2017-Sekarang Universitas Diponegoro
3. Scan KTM
Rikha Paramitta
Rochmah Rizqiyanti
Fahrun Ningsih
32
5. Foto 3x4
Rikha Paramitta
Rochmah Rizqiyanti
Fahrun Ningsih