OLEH :
PENDAHULUAN
Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.
Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan
mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif,
promotor, kuratif dan rehabilitatif.
Pola Makan : Makan tidak teratur, merokok >5 btg./hari, suka minum beralkohol.
Pekerjaan : Buruh
2. Data Objektif
a. Antropometri
BB = 50kg
Tb = 164cm
b. Biokimia = -
c. Klinis dan fisik
Batuk selama 2 minggu kadang disertai darah, sesak nafas dan nyeri pada dada
serta ada perubahan pada pengecapan.
d. Dietary
Makan tidak teratur, merokok >5 batang perhari dan suka mengonsumsi
minuman beralkohol.
B. Assesment Gizi
1. Antropometri
IMT = BB Kg / TB m²
= 50 / 1,64² = 18,59 kg/ m².
Berdasarkan perhitungan antropometri IMT dapat disimpulkan bahwa status gizi
pasien adalah normal/baik .
2. Biokimia = -
3. Klinis dan fisik
Batuk selama 2 minggu kadang disertai darah, sesak nafas dan nyeri pada dada serta
ada perubahan pada pengecapan.
4. Dietary
-Makan tidak teratur
-Suka merokok sehari > 5 batang.
-Suka mengonsumsi minuman beralkohol
C. Diagnosa Gizi
Kepercayaan yang salah tentang gizi (P) yang berkaitan dengan kebiasaan makan
tidak untuk memenuhi kebutuhan gizi, yaitu terlalu banyak merokok (E) dan ditandai
dengan sesak nafas dan nyeri pada dada(S).
3. Syarat Diet
a. Kebutuhan energi tinggi.
b. Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB atau 10-15% dari energy total.
c. Lemak sedang, yaitu 20% dari energy total.
d. Karbohidrat 65-70% dari total energy.
e. Vitamin, Mineral dan Cairan cukup.
f. Porsi sering.
d. Dietary
Asupan zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan
sesuai perhitungan dan syarat diet.
Total :
2315,691,
953,1369
2.4 Penanganan penyakit Ca Paru
Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia penatalaksanaan atau pengobatan utama
penyakit kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan
hormoterapi. Pembedahan dilakukan untuk mengambil “massa kanker” dan memperbaiki
komplikasi yang mungkin terjadi. Sementara tindakan radioterapi dilakukan dengan sinar ionisasi
untuk menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti-
kanker atau sitostatika. Sedangkan hormonterapi dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup
kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri .
a. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk kanker paru karsinoma sel kecil stadium
I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk kanker paru karsinoma sel kecil stadium IIIA. Indikasi lain adalah
bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma
vena kava superiror berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap
berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi.
Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi.
Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus
bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi
anatomis .
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker paru karsinoma sel kecil dan beberapa
tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliatif untuk kanker paru karsinoma bukan sel kecil
stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan gejala
yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat
meningkatkan kualiti hidup penderita.
c. Pengobatan lain
Pengobatan lain yang dapat dilakukan kepada penderita kanker paru adalah Imunoterapi,
Hormonoterapi dan Terapi Gen. Namun untuk ketiga pengobatan ini masih dalam tahap
ujicoba dan belum dipakai secara luas di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Penyakit kanker paru-paru adalah penyakit yang diakibatkan adanya pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali dalam jaringan paru. Penyakit ini biasanya akan mengganggu penapasan pada
penderitanya. Penyebab utama munculnya penyakit kanker paru-paru adalah rokok.
Gejala penyakit kanker paru-paru biasanya berupa batuk. Gejala pada kanker paru umumnya
tidak terlalu terlihat, sehingga kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah
berada dalam stadium lanjut. Kanker paru mengacu pada lapisan epithelium saluran napas.
3.1.2 Pengkajian pada penderita kanker paru yakni dengan pemeriksaan “head to toe” termasuk 14 pola
kebiasaan menurut Virginia Henderson. Faktor penyebab termasuk pola kebiasaan juga harus menjadi
fokus utama dalam pengkajian dan penanganan yang akan dilakukan
3.1.3 penanganan untuk penyakit kanker paru dapat berupa pembedahan, kemoterapi, dan pengobatan lain
yang dapat dilakukan kepada penderita kanker paru adalah Imunoterapi, Hormonoterapi dan Terapi Gen.
3.2 Saran
3.2.1 Perlunya Upaya Kesehatan bagi Penderita penyakit paru yakni melaksanakan upaya
Promotif, Perilaku Hidup Sehat, Upaya Preventif, Upaya Kuratif, dan Upaya Rehabilitatif.
3.2.2 Perlunya Program alternatif yang lebih memperhatikan aspek psikologis penderita penyakit
paru dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang lainnya.
3.2.3 Perlunya sosialisasi terhadap seluruh kelompok umur masyarakat, agar lebih memahami
karakteristik penderita penyakit paru serta faktor resiko dan juga karakterisitik penyakit pada
lansia.