Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI BELAJAR, TEORI MENGAJAR DAN AZAZ

(PRINSIP) DIDAKTIK DAN METODIK

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar )

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA :Adinda Triana Br Napitupulu (1183111105)


Devi Marcella Br Surbakti ( 1183111108)
Elisabeth Ulima Siahaan (1183111102)
Rista Ceria Zendrato (1183111114)

DOSEN PENGAMPU : Drs. Effendi Manalu M.Pd


KELAS : PGSD Reg-E 2018
M.KULIAH : Strategi Belajar Mengajar

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan tepat waktu.
Melalui tugas ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Effendi Manalu M.Pd
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, motivasi, serta ilmunya yang
sangat berarti untuk saya.
            Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata-kata yang kurang berkenan, kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
selesainya tugas rutin ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

                                                                                               
            Medan, 3 September 2019

                                                                                                                       
Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teori.............................................................................................................5
2.2. Macam-Macam Teori Belajar........................................................................................5
2.3. Macam-Macam Teori Mengajar.....................................................................................7
2.4 Pengertian Didaktik dan Metodik................................................................................11
2.5 Hubungan Metodologi dengan Diktatik.......................................................................12
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori belajar bermunculan seiring dengan berkembangnya teori psikologi, beberapa
yang paling populer saat ini adalah teori Behavioristik, Humanistik, dan Konstruktivistik.
Semua teori belajar tentu dibutuhkan oleh semua siswa dan para guru untuk
melaksanakan proses belajar mengajar.
Dalam teori belajar, terdapat unsur-unsur yang menyangkut teori tersebut. Salah
satunya adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar
tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun,
bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang
diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan teori, teori belajar dan teori mengajar?
b. Apa-apa saja teori dalam belajar dan mengajar?
c. Apa-apa saja yang termasuk kedalam prinsip didaktik dan metodik?

1.3 Tujuan Masalah


a. Kita dapat mengetahui pengertian dari teori, teori belajar dan mengajar
b. Kita dapat mengetahui apa-apa saja teori belajar dan mengajar
c. Kita dapat mengetahui apa-apa saja yang termasuk kedalam prinsip didaktik dan
metodik

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori

            Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”
bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling
berhubungan.

Belajar sebagai suatu proses,berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori. Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan belajar, sehingga membantu kita
memahami proses kompleks inheren pembelajaran.

2.2 Macam-Macam Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar,


yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan  teori belajar
konstruktivisme.  Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati
pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan
pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di
mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1. Teori Belajar Behavioristik

Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

5
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek - aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan yang dikuasai individu

2. Teori  Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap
belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu
jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat


diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual


yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

6
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah,


mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat
langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan
aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

2.3 Macam-Macam Teori Mengajar

Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar
untuk merobah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang.

Beberapa teori mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah:

1. Teori Mengajar Bruner 

Bruner berpendapat bahwa mengajar hendaknya:

a.       Menguraikan pengalaman belajar yang perlu ditempuh oleh siswa

b.      Menguraikan cara organisasi batang tubuh ilmu pengetahuan yang akan dipelajarinya.

c.       Menguraikan secara sistematis pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan kepada


siswa

d.      Menguraikan pengaturan-pengaturan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan

Bagi Bruner mengajar adalah penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap
dalam bentuk yang mudah untuk dipahami.

Bruner mengemukakan beberapa tekhnik penyajian :

1. Simbolik berupa penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan


memperhatikan perkembangan kejiwaan anak.
2. Ikonik berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa.
Penyajian ini bersifat abstrak

7
3. aktif berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor ,artinya si pelajar dan
guru langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.

Bila seorang siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran secara simbolik atau
dengan pemberian objek oleh guru secara verbal, maka guru akan melanjutkan dengan
penggunaan secara ikonik ,akan tetapi masih dalam bentuk abstrak. Dan kalau siswa masih
belum mengerti tentang apa yang dijelaskan,maka selanjutnya guru mengajak siswa untuk
mempraktekkan langsung atau siswa langsung di ajak ke situasi sesungguhnya.

2. Teori Mengajar Ausubel

                Dalam teori mengajar menurut Ausubel ini,sering juga disebutkan bahwa mengajar
adalah memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswa .inti utama dalam mengajar
adalah mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa dan menerangkan apa yang perlu
diketahuinya lebih lanjut serta bagaimana menstrukturnya sehingga apa yang dipelajarinya
tersebut mudah untuk di pahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang
utuh.berhubungan dengan itu,maka Ausubel mengemukakan konsep antara lain :

1.      Bahan Pengait

Berupa bahan atau materi pembelajaran lain akan tetapi sangat berkaitan dengan
materi yang akan atau sedang diajarkan. Sehingga guru dituntut untuk tahu dan dapat
mempelajari bahan-bahan lain yang berkaitan dengan materi yang disaksikan. Seperti jika
seorang guru menerangkan tentang gerhana matahari total maka bahan pengaitannya adalah
perdasaran planet.

2.      Belajar Bermakna

Mempelajari bahan pelajaran dengan berusaha menghayati makna logis dan makna
psikologis dari materi yang disajikan.

a.       Makna Logis yaitu makna yang terdapat dalam kamus atau dengan perkataan lain
adalah makna yang tidak terbantah kebenarannya.

b.      Makna Psikologis yaitu menurut persepsi seseorang terhadap apa yang diterimanya,
sehingga bisa saja makna psikologis ini akan berbeda masing-masing orang.

Menurut Ausubel ,beberapa definisi mengajar :

8
a.       Menanamkan pengetahuan pada anak

b.      Menyampaikan kebudayaan pada anak

c.       Mengatur lingkungan-terjadi PBM

Gaya Mengajar

·         Guru harus memahami:

a.       Mampu melaksanakan komunikasi dengan baik

b.      Mampu mengintegrasi diri dengan bahan yang di ajarkan

c.       Mengenal dengan baik murid-muridnya

d.      Menguasai belajar dengan baik

·         Gaya mengajar :

a.       Cara berdiri di depan kelas

b.      Cara bergerak dan berjalan

c.       Gerakan tangan yang dilakukan

d.      Pandangan mata

e.       Mimik dan gerak muka

f.       Suara

g.      Sikap berdiri

h.      Cara menulis

i.        Cara bertanya

j.        Cara menenangkan kelas

k.      Cara memuji.

9
3. Teori Mengajar Gagne   

Menurut Gagne,mengajar sesungguhnya adalah penataan situasi dan kondisi belajar


seseorang. Dan orang yang belajar itulah yang sesungguhnya yang akan berusaha untuk
mencari sendiri sedangkan gurunya hanya akan menata situasi sedemikian rupa.

Dalam menata situasi mencakup beberapa hal antara lain:

a.       Motivasi

b.      Arah minat dan perhatian

c.       Evaluasi hasil belajar

Prinsip-prinsip belajar diantaranya :

a.       Tujuan belajar harus diketahui anak

b.      Tujuan belajar perkalian dengan kehidupan anak

c.       Tujuan berharga bagi siswa

d.      Proses dan hasil belajar berpusat berhubungan dari acuan

e.       Dalam proses siswa terlibat dan mengalami

f.       Anak didik bereaksi suatu keseluruhan,jasmani dan rohani

g.      Siswa akan bereaksi apabila lingkungan mengandung arti baginya

h.      Dalam belajar,anak memerlukan bimbingan

i.        Yang diperoleh dari belajar adalah suatu kesatuan atau tidak terpotong-potong

j.        Harus ada tujuan sampingan selain tujuan utama

10
2.4 Pengertian Didaktik dan Metodik
Didaktik adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani, didascein yang berarti
“saya mengajar” atau ilmu mengajar atau ilmu yang mempelajari dan memberi syarat-syarat
umum yang diperlukan untuk memberikan pelajaran dengan baik kepada murid atau orang
lain. Kata didaktik didasco, didaskein, saya mengajar atau jalan pelajaran, bahkan ada yang
menyebutkan sebagai ilmu tentang mengajar dan belajar. Ilmu ini membicarakan bagaimana
cara membimbing kegiaatan belajar murid secara berhasil.
Menurut pengertian baru, didaktik diartikan sebagai ilmu yang memberi uraian tentang
kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar. Dari sudut pandang ini, didaktik
mengandung dua macam kegiatan yakni kegiatan mengajar dan kegiatan belajar. Baik murid
maupun guru, kedua-duanya aktif sehingga terwujud kegiatan mengajar dan kegiatan belajar
bersama-sama. Agar proses belajar mengajar dimaksud membuahkan hasil yang diharapkan,
baik murid maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang
mendukung proses belajar mengajar itu.
Zakiah daradjat Didaktik berarti ilmu mengajar yang didasarkan atas prinsip kegiatan
penyampaian bahan pelajaran sehingga bahan pelajaran itu dimiliki oleh siswa. Kegiatan
yang dimaksud ialah kegiatan langsung yang timbul didalam pergaulan siswa dengan
gurunya. Dengan kata lain kegiatan apa yang digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan
pelajaran itu. Apakah guru dapat menarik minat, motivasi, atau mengaktifkan siswa atau
tidak?. Oleh karena kegiatan itu bertujuan untuk mempengaruhi siswa atau anak didik, maka
karakteristik-karakteristik pribadi anak didiklah yang menjadi sasaran didaktik. Psikologi
pada umumnya dapat menyumbangkan asas-asas didaktik itu, seperti motivasi, aktivitas,
minat, persepsi, peragaan, individualitas, korelasi, konsentrasi, integrasi, penghayatan,
penghargaan pengakuan lingkungan dan sebagainya.
Didaktik atau ilmu tentang mengajar tersebut memperoleh bantuan dari ilmu-ilmu lain
dan bertalian erat dengan sejumlah ilmu lainnya. Didaktik adalah sebagian dari paedagogik
atau ilmu mendidik. Didaktik digunakan dalam pendidikan formal yang dilakukan disekolah.
Oleh karena itu didaktik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Didaktik umum: memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan dengan
penyajian bahan pelajaran agar anak dapat mengasai suatu pelajaran
2. Didaktik khusus: membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran tertentu
yang mempunyai ciri khas tertentu. Didaktik khusus di sebut juga metodik

11
Sedangkan secara haarfiah metodik itu berasal dari kata “metode ”(method). Metode
berasal suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
Sedangkan  menurut (Zakiyah Darajat, 1995)  Metodik suatu cara  dan siasat penyampaian
materi pelajaran tertentu  terhadap siswa agar siswa dapat memahami, mengetahui, dan
menguasi materi yang diajarkan.

Metodik ada 2 yaitu :


1.       Metodik umum : pengetahuan yang membahas  cara-cara mengajarkan sesuatu jenis materi
palajaran tertentu secara umum artinya sacara garis besar cara pembelajaran serta kesulitan
pada materi pelajaran tertentu.
2.       Metodik khusus: pengetahuan yang membahas tentang cara-cara mengajarkan suatu jenis
materi pelajran tertentu secara mendetail artinya di uraikan sampai bagian-bagian terkecil. 

2.5 Hubungan Metodologi dengan Diktatik


Metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang
sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui
hubungan antara metodologi dengan diktatik perlu dibahas lebih dahulu lingkaran
permasalahan metodologi dengan diktatik itu, setelah itu barulah kita mengetahui garis temu
antara kedua lingkaran tersebut.
Didaktik berarti ilmu mengajar yang didasarkan atas prinsip kegiatan penyampaian
bahan pelajaran sehingga bahan pelajaran itu dimiliki oleh siswa. Kegiatan yang dimaksud
ialah kegiatan langsung yang timbul di dalam pergaulan siswa dengan gurunya. Dengan kata
lain kegiatan apa yang dimainkan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran itu. Apakah ia
dapat menarik minat, motivasi atau mengaktifkan siswa atau tidak. Oleh karena kegiatan itu
bertujuan hendak mempengaruhi siswa atau anak didik, maka karakteristik-karakteristik
pribadi anak didiklah yang menjadi sasaran didaktik.
Menurut sejarahnya, Johann Amos Comenius (1592-1670) adalah tokoh pertama yang
memformulasikan ide didaktik itu. Ia dikenal dengan bukunya yang bernama “Didactica
Magna” yang dalam penerbitan pertamanya (1632) ditulis dalam bahasa Ceko.
Dalam pasal 2 bab 17 dari buku Didactica Magna itu disebutkannya bahwa pengajaran
akan menjadi mudah, jika diikuti langkah-langkah: 
a)    Jika pengajaran dimulai awal benar, sebelum jiwa rusak.
b)   Jika jiwa telah sedia untuk menerimanya.

12
c)    Jika dimulai dari yang umum kepada yang khusus.
d)   Jika dimulai dari yang mudah kepada yang sukar.
e)    Jika siswa tidak dibebani dengan mata pelajaran yang banyak.
f)    Jika pelajaran berangsur-angsur maju dengan perlahan -lahan dalam setiap hal.
g)Jika kecerdasan tidak dipaksa untuk suatu yang belum mengarah kepada
kecenderungan; dan harus sesuai dengan umur dan metode yang benar.
h)   Jika segala sesuatu diajarkan dengan media pengertian.
i)     Jika penggunaan segala sesuatu pengajaran berkesinambungan.
j)     Jika segala sesuatu daiajarkan dengan satu dan metode yang sama.

Jika diformulasikan, maka didaktik itu bergerak dalam lingkaran penghidangan bahan
pelajaran sewaktu pelajaran sedang berlangsung. Sedangkan metodologi bergerak di dalam
lingkaran penyediaan jalan atau siasat yang akan ditempuh sebelum pelajaran berlangsung.
Jadi, titik temu yang menghubungkan antara metodologi dengan diktatik terletak pada
persiapan mengajar. Pengajaran diharapkan akan berjalan dengan baik dimulai dari pemilihan
metode mengajar yang serasi, dan kemudian atas metode yang dipilih kemudian dipersiapkan
kegaiatan penyajian atau penghidangan mata pelajaran atau bahan pelajaran.
Di dalam pembahasan masalah didaktik-metodik tidak dapat dipisahkan dengan
pembahasan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebab didaktik dan metodik merupakan
bagian dari proses pendidikan dan pengajaran. Atau dengan kata lain proses pendidikan
meliputi beberapa faktor, diantaranya didaktik dan metodik.

Pekerjaan guru sebagai pendidik adalah pekerjaan mulia dan penuh tanggung jawab.
Pekerjaan itu adalah kerja budaya yang menentukan tingkah kebudayaan pada masa yang
akan datang. Untuk pekerjaan itu, guru harus disiapkan, sebab dengan mengandalkan bakat
saja tidaklah mencukupi untuk tercapainya pekerjaan seorang guru, artinya seorang guru
tidak akan menjadi guru yang baik apabila ia mengabaikan asas-asas mengajar. Pekerjaan
guru haruslah bisa menjadi tuntunan bukan menjadi tuntutan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

          Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Teori


belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasikan kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang
dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat
menunjang, seperti : lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan
siswa. Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori
belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan
dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan. 

Teori – teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana
belajar itu terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan
respon. Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan
oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Belajar merupakan
sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan. Berkaitan dengan belajar, Piaget
membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif
yang menyebabkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan
lingkungan sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan kognitif manusia. Model pembelajaran
konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan
bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri
oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.

Titik temu yang menghubungkan antara metodologi dengan diktatik terletak pada
persiapan mengajar. Pengajaran diharapkan akan berjalan dengan baik dimulai dari pemilihan
metode mengajar yang serasi, dan kemudian atas metode yang dipilih kemudian dipersiapkan
kegaiatan penyajian atau penghidangan mata pelajaran atau bahan pelajaran.

14
3.2 Salam Penutup dan Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik.Untuk
memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta

Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana

Dra. Roestiyah N.K, 1986, Didaktik/Metodik, Jakarta: Bina Aksara

Prof.Oemar malik, 1986, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Http://santridaruz.blogspot.com/2015/10/metodik-didaktik.html

Dr.Zakiah daradjat, 2004, Metodik khusus pengaaran islam, Bumi Aksara: Jakarta

Drs Tayar Yusuf, 1995,  Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

15

Anda mungkin juga menyukai