D
I
S
U
S
U
N
OLEH
SEPTEMBER 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan tepat waktu.
Melalui tugas ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Effendi Manalu M.Pd
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, motivasi, serta ilmunya yang
sangat berarti untuk saya.
Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata-kata yang kurang berkenan, kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
selesainya tugas rutin ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Medan, 3 September 2019
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teori.............................................................................................................5
2.2. Macam-Macam Teori Belajar........................................................................................5
2.3. Macam-Macam Teori Mengajar.....................................................................................7
2.4 Pengertian Didaktik dan Metodik................................................................................11
2.5 Hubungan Metodologi dengan Diktatik.......................................................................12
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”
bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling
berhubungan.
Belajar sebagai suatu proses,berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori. Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan belajar, sehingga membantu kita
memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
5
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek - aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan yang dikuasai individu
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap
belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu
jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
6
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar
untuk merobah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang.
Beberapa teori mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah:
b. Menguraikan cara organisasi batang tubuh ilmu pengetahuan yang akan dipelajarinya.
Bagi Bruner mengajar adalah penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap
dalam bentuk yang mudah untuk dipahami.
7
3. aktif berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor ,artinya si pelajar dan
guru langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.
Bila seorang siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran secara simbolik atau
dengan pemberian objek oleh guru secara verbal, maka guru akan melanjutkan dengan
penggunaan secara ikonik ,akan tetapi masih dalam bentuk abstrak. Dan kalau siswa masih
belum mengerti tentang apa yang dijelaskan,maka selanjutnya guru mengajak siswa untuk
mempraktekkan langsung atau siswa langsung di ajak ke situasi sesungguhnya.
Dalam teori mengajar menurut Ausubel ini,sering juga disebutkan bahwa mengajar
adalah memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswa .inti utama dalam mengajar
adalah mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa dan menerangkan apa yang perlu
diketahuinya lebih lanjut serta bagaimana menstrukturnya sehingga apa yang dipelajarinya
tersebut mudah untuk di pahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang
utuh.berhubungan dengan itu,maka Ausubel mengemukakan konsep antara lain :
1. Bahan Pengait
Berupa bahan atau materi pembelajaran lain akan tetapi sangat berkaitan dengan
materi yang akan atau sedang diajarkan. Sehingga guru dituntut untuk tahu dan dapat
mempelajari bahan-bahan lain yang berkaitan dengan materi yang disaksikan. Seperti jika
seorang guru menerangkan tentang gerhana matahari total maka bahan pengaitannya adalah
perdasaran planet.
2. Belajar Bermakna
Mempelajari bahan pelajaran dengan berusaha menghayati makna logis dan makna
psikologis dari materi yang disajikan.
a. Makna Logis yaitu makna yang terdapat dalam kamus atau dengan perkataan lain
adalah makna yang tidak terbantah kebenarannya.
b. Makna Psikologis yaitu menurut persepsi seseorang terhadap apa yang diterimanya,
sehingga bisa saja makna psikologis ini akan berbeda masing-masing orang.
8
a. Menanamkan pengetahuan pada anak
Gaya Mengajar
· Gaya mengajar :
d. Pandangan mata
f. Suara
g. Sikap berdiri
h. Cara menulis
i. Cara bertanya
k. Cara memuji.
9
3. Teori Mengajar Gagne
a. Motivasi
i. Yang diperoleh dari belajar adalah suatu kesatuan atau tidak terpotong-potong
10
2.4 Pengertian Didaktik dan Metodik
Didaktik adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani, didascein yang berarti
“saya mengajar” atau ilmu mengajar atau ilmu yang mempelajari dan memberi syarat-syarat
umum yang diperlukan untuk memberikan pelajaran dengan baik kepada murid atau orang
lain. Kata didaktik didasco, didaskein, saya mengajar atau jalan pelajaran, bahkan ada yang
menyebutkan sebagai ilmu tentang mengajar dan belajar. Ilmu ini membicarakan bagaimana
cara membimbing kegiaatan belajar murid secara berhasil.
Menurut pengertian baru, didaktik diartikan sebagai ilmu yang memberi uraian tentang
kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar. Dari sudut pandang ini, didaktik
mengandung dua macam kegiatan yakni kegiatan mengajar dan kegiatan belajar. Baik murid
maupun guru, kedua-duanya aktif sehingga terwujud kegiatan mengajar dan kegiatan belajar
bersama-sama. Agar proses belajar mengajar dimaksud membuahkan hasil yang diharapkan,
baik murid maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang
mendukung proses belajar mengajar itu.
Zakiah daradjat Didaktik berarti ilmu mengajar yang didasarkan atas prinsip kegiatan
penyampaian bahan pelajaran sehingga bahan pelajaran itu dimiliki oleh siswa. Kegiatan
yang dimaksud ialah kegiatan langsung yang timbul didalam pergaulan siswa dengan
gurunya. Dengan kata lain kegiatan apa yang digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan
pelajaran itu. Apakah guru dapat menarik minat, motivasi, atau mengaktifkan siswa atau
tidak?. Oleh karena kegiatan itu bertujuan untuk mempengaruhi siswa atau anak didik, maka
karakteristik-karakteristik pribadi anak didiklah yang menjadi sasaran didaktik. Psikologi
pada umumnya dapat menyumbangkan asas-asas didaktik itu, seperti motivasi, aktivitas,
minat, persepsi, peragaan, individualitas, korelasi, konsentrasi, integrasi, penghayatan,
penghargaan pengakuan lingkungan dan sebagainya.
Didaktik atau ilmu tentang mengajar tersebut memperoleh bantuan dari ilmu-ilmu lain
dan bertalian erat dengan sejumlah ilmu lainnya. Didaktik adalah sebagian dari paedagogik
atau ilmu mendidik. Didaktik digunakan dalam pendidikan formal yang dilakukan disekolah.
Oleh karena itu didaktik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Didaktik umum: memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan dengan
penyajian bahan pelajaran agar anak dapat mengasai suatu pelajaran
2. Didaktik khusus: membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran tertentu
yang mempunyai ciri khas tertentu. Didaktik khusus di sebut juga metodik
11
Sedangkan secara haarfiah metodik itu berasal dari kata “metode ”(method). Metode
berasal suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
Sedangkan menurut (Zakiyah Darajat, 1995) Metodik suatu cara dan siasat penyampaian
materi pelajaran tertentu terhadap siswa agar siswa dapat memahami, mengetahui, dan
menguasi materi yang diajarkan.
12
c) Jika dimulai dari yang umum kepada yang khusus.
d) Jika dimulai dari yang mudah kepada yang sukar.
e) Jika siswa tidak dibebani dengan mata pelajaran yang banyak.
f) Jika pelajaran berangsur-angsur maju dengan perlahan -lahan dalam setiap hal.
g)Jika kecerdasan tidak dipaksa untuk suatu yang belum mengarah kepada
kecenderungan; dan harus sesuai dengan umur dan metode yang benar.
h) Jika segala sesuatu diajarkan dengan media pengertian.
i) Jika penggunaan segala sesuatu pengajaran berkesinambungan.
j) Jika segala sesuatu daiajarkan dengan satu dan metode yang sama.
Jika diformulasikan, maka didaktik itu bergerak dalam lingkaran penghidangan bahan
pelajaran sewaktu pelajaran sedang berlangsung. Sedangkan metodologi bergerak di dalam
lingkaran penyediaan jalan atau siasat yang akan ditempuh sebelum pelajaran berlangsung.
Jadi, titik temu yang menghubungkan antara metodologi dengan diktatik terletak pada
persiapan mengajar. Pengajaran diharapkan akan berjalan dengan baik dimulai dari pemilihan
metode mengajar yang serasi, dan kemudian atas metode yang dipilih kemudian dipersiapkan
kegaiatan penyajian atau penghidangan mata pelajaran atau bahan pelajaran.
Di dalam pembahasan masalah didaktik-metodik tidak dapat dipisahkan dengan
pembahasan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebab didaktik dan metodik merupakan
bagian dari proses pendidikan dan pengajaran. Atau dengan kata lain proses pendidikan
meliputi beberapa faktor, diantaranya didaktik dan metodik.
Pekerjaan guru sebagai pendidik adalah pekerjaan mulia dan penuh tanggung jawab.
Pekerjaan itu adalah kerja budaya yang menentukan tingkah kebudayaan pada masa yang
akan datang. Untuk pekerjaan itu, guru harus disiapkan, sebab dengan mengandalkan bakat
saja tidaklah mencukupi untuk tercapainya pekerjaan seorang guru, artinya seorang guru
tidak akan menjadi guru yang baik apabila ia mengabaikan asas-asas mengajar. Pekerjaan
guru haruslah bisa menjadi tuntunan bukan menjadi tuntutan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori – teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana
belajar itu terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan
respon. Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan
oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Belajar merupakan
sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan. Berkaitan dengan belajar, Piaget
membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif
yang menyebabkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan
lingkungan sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan kognitif manusia. Model pembelajaran
konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan
bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri
oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Titik temu yang menghubungkan antara metodologi dengan diktatik terletak pada
persiapan mengajar. Pengajaran diharapkan akan berjalan dengan baik dimulai dari pemilihan
metode mengajar yang serasi, dan kemudian atas metode yang dipilih kemudian dipersiapkan
kegaiatan penyajian atau penghidangan mata pelajaran atau bahan pelajaran.
14
3.2 Salam Penutup dan Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik.Untuk
memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana
Http://santridaruz.blogspot.com/2015/10/metodik-didaktik.html
Drs Tayar Yusuf, 1995, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
15