Asam sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus siano (-C=) yang
terdapat di alam dalam bentuk-bentuk berbeda (Luque-Almagro dkk,2011). Asam sianida
dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat jika
dihirup dalam konsentrasi tertentu. Sifat – sifat murni Asam sianida, yaitu mempunyai sifat
tidak berwarna, mudah larut, mempunyai bau khas dan mudah menguap pada suhu kamar.
(Riyadi, dkk. 2016).
Gejala keracunan akut Asam sianida pada manusia meliputi: nafas tersengal,
penurunatekanan darah, denyut nadi cepat, sakit kepala, sakit perut, mual, diare, pusing,
kekacauan mental dan kejang. Selain itu, sistem saraf juga menjadi sasaran utama asam
sianida. Paparan Asam Sianida (HCN) secara lama dalam konsentrasi tinggi dapat
menstimulasi sistem saraf pusat yang kemudian diikuti oleh depresi, kejang-kejang, lumpuh
dan kematian (ATSDR, 2006). Konsentarasi Asam sianida (HCN) yang fatal bagi manusia
jika dikonsumsi dosis yang mematikan (0,5–3,5 mg) HCN/kg berat badan (Winarto, 2002).
Artinya, jika konsentarasi Asam Sianida (HCN) pada umbi singkong yang dikonsumsi secara
mentah sebesar (0,5-3,5 mg) didalam tubuh manusia maka akan berakibat fatal.
Penentuan sianida dalam cairan tubuh diperlukan pemisahan sianida dari tiosianat,
biasanya dengan mendestilasi sianida atau mikrodufusi ke dalam larutan penyerap. Sianida
diukur secara spektrofotometri setelah terjadi reaksi kolorimetri yang melibatkan ion sianida
dan T-kloroamin ditambah piridin-pirazolon, p-benzokuinon, atau p-fenildiamin. Batas
penentuan berada pada rentang ppb rendah sampai menengah (𝜇g/L). Kebanyakan dari teknik
ini memerlukan waktu yang banyak, dan beberapa kekurangan pada spesifitas dan
sensitivitas. Sianida dalam darah secara eksklusif terdapat dalam eritrosit, dimana tiosianat
terbatas pada plasma, dengan demikian beberapa peneliti merekomendasikan pengujian
eritrosit. Beberapa gangguan dapat dikurangi, sebagai contoh natrium tiosulfat, sianida.
Prosedur untuk mengekstraksi sianida dari matriks berair biasanya dengan
mengkondisikan sampel dalam suasana asam diikuti dengan pemanasan dan refluks untuk
menghasilkan asam sianida, sehingga akan terperangkap dalam impinger yang mengandung
media absorpsi. Kompleks sianida dan kompleks sianida-logam dapat didegradasi dengan
mebebaskan sianida melalui radisai UV (314 nm) dari sampel asam. Sianida biasanya
dihitung dengan kolorimetri, titrimetri atau metoda elektrokimia, sulfide, oksidator tertentu,
nitrat atau nitrit, triosianat, aldehid dan keton yang kemungkinan terdapat saat destilasi dalam
kondisi asam, sehingga dapat mempengaruhi perolehan hasil metode kolorimetri dan
titirimetri.
Alat
a) Labu ukur
b) Pipet volume
c) Spektrofotometer
d) Tabung reaksi
e) Waterbath
Bahan
Sampel
Akuades
Kemudian larutan standar yang di ukur nilai absorbansinya didapatkan kurva standar
sebagai berikut :
kurva standar sianida
0.1
0.09
0.08 f(x) = 0.24 x − 0.01
R² = 0.97
0.07
0.06
Absorbansi
absorbansi
0.05
0.04 Linear (absorbansi)
0.03
0.02
0.01
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
konsentrasi
Sehingga untuk mencari nilai konsentrasi sampel didapatkan perhitungan sebagai berikut :
Y = 0,243x – 0,0065
0,243x = 0,0055
X = 0,0055/0,243
X = 0,0226 ppm
Sehingga dari perhitungan tersebut didapatkan konsentrasi sianida dalam sampel yaitu 0,0226
ppm.
D. Kesimpulan