Anda di halaman 1dari 4

Rantai Pasok PT HM Sampoerna Tbk/Hanjaya Mandala Sampoerna

Informasi Aliran Material

Petani PT. HM
Tembakau Sampoerna

Gambar 1. Aliran Material PT HM Sampoerna


Aliran material
Aliran keuangan
Aliran informasi
Aliran material dari petani langsung ke PT HM Sampoerna tanpa melalui tengkulak.
Puluhan ribu petani tembakau HMS semuanya sudah dikelola dengan bantuan TI, yakni sistem
berbasis barcode yang mengandung informasi dari petani berupa nama petani, luas petaknya, jenis
tembakau dan varietasnya, dan sebagainya. Pada sistem informasi aliran material ini hanya terjadi
satu arah, dikarenakan perkebunan merupakan milik perusaan. Berapapun hasil panen akan
ditampung sepenuhnya oleh perusahaan, jadi para petani tidak menerima informasi apapun dari
pihak perusahaan seperti jumlah pesanan tembakau dan sebagainya.
Ketika panen, tembakau (yang dibungkus) sudah bisa dikirim dengan barcode. Dengan
begitu, di tempat penampungan yakni di (Lombok dan Madura) hasil panen tadi sudah bisa
langsung dipindai (scan), sehingga tidak perlu ada petugas yang mencatat lagi. Selanjutnya
informasi hasil scan barcode akan diberitaukan kepada para petani.
Sistem barcoding telah diterapkan pula dalam kegiatan pembelian material dan proses di
gudang. Sistem barcoding digunakan karena grade daun tembakau yang dihasilkan para petani
berbeda-beda. Saat ini, HMS mengonsumsi 60-70 ribu ton tembakau kering per tahun. Sedangkan
untuk luas lahan total yang dipakai oleh para petani tembakau yang memasok panennya buat HMS
tidak diketahui secara pasti. Sebagai gambaran, per hektare kebun tembakau bisa berproduksi 15-
20 ton. Sesuai dengan prosesnya, daun tembakau yang dipanen akan disimpan di gudang selama
18-24 bulan supaya mengalami proses fermentasi alami.
Informasi Aliran Produk

PT. HM PT. Panamas Agen


Sampoerna (Wholesaler)

Konsumen Pengencer
(Retail Outlet)

Gambar 2. Aliran Produk PT HM Sampoerna


Aliran material
Aliran keuangan
Aliran informasi
Strategi distribusi yang digunakan oleh Sampoerna dalam mendistribusikan rokoknya
menggunakan distributor tunggal, yaitu melalui PT Panamas. Sedangkan dalam tingkatan saluran
distribusi, PT HM Sampoerna menggunakan saluran distribusi tiga tingkat, dimana distributor
tunggalnya yaitu PT Panamas menyalurkannya ke dua perantara lain yaitu agen dan pengecer yang
didistribusikan ke semua wilayah di Indonesia, bahkan sampai ke daerah-daerah maupun
pedesaan.
PT Panamas merupakan suatu unit marketing yang memasarkan produk-produk rokok yang
dihasilkan oleh PT Sampoerna. PT Panamas memiliki beberapa divisi, salah satunya adalah divisi
distribusi yaitu divisi yang bertugas untuk mendistribusikan rokok kepada para direct selling
(outlet). Untuk itu diperlukan suatu aplikasi yang dapat memberikan kecepatan dan kemudahan
pengadministrasian data yang berkaitan dengan pendistribusian rokok. PT Panamas menerima
infomasi dari PT HM Sampoerna berupa berapa banyak jumlah produk rokok yang telah dikirim
ke Panamas selaku distributor tunggal PT HM Sampoerna dan kapan batas tanggal pembayaran
akan produk tersebut. Dan ketika rokok tersebut telah diterima oleh PT Panamas, pihak mereka
juga akan mengirim informasi berupa pemberitahuan bahwasanya rokok yang dikirim dari PT HM
Sampoerna telah sampai.
Aplikasi pendistribusian rokok pada berbasis web di PT Panamas merupakan suatu aplikasi
pengolah data distribusi rokok. Dengan adanya aplikasi ini, dapat dengan mudah untuk mengetahui
daerah mana saja yang potensial dalam artian memiliki persebaran yang baik, mempertimbangkan
prestasi dari sales, mengetahui jenis rokok yang memiliki potensi bagus pada distrik tertentu.
Aplikasi ini dibuat berdasarkan suatu analisa dan desain dengan metode terstuktur (waterfall).
Proses implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP Triad
2.11, MySQL Front sebagai Editor MySQL, Macromedia Dreamweaver sebagai editor HTML.
Setelah produk rokok diterima oleh PT Panamas, kemudian PT Panamas akan melanjutkan
pendistribusian kepada para agen yang ada di seluruh Nusantara.
Daerah pemasaran untuk produk-produk PT. HM Sampoerna Tbk dibagi menjadi 5
regional, yaitu
1. Regional Jawa I dengan pusat dikota bandung, meliputi 7 cabang yaitu Bandung, Sukabumi,
Tasikmalaya, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta.
2. Regional Jawa II dengan pusat di kota Surabaya, meliputi 8 cabang yaitu Surabaya, Madiun,
Pamekasan, Malang, Jember, Denpasar, Banjarmasin dan Samarinda.
3. Regional Medan dengan pusat di kota Medan, meliputi 6 cabang, yaitu Banda Aceh,
Loukseumawe, Medan, Padang Sidempun, Padang dan Pekanbaru.
4. Regional Jakarta dengan pusat di kota Jakarta, meliputi 10 cabang, yaitu Jakarta I, Jakarta II,
Jakarta III, Jakarta IV, Serang, Jambi, Palembang, Bengkulu, Lampung dan Pontianak.
5. Regional Indonesia Timur dengan pusat kota Ujung Pandang, meliputi 3 cabang, yaitu Ujung
Pandang, Manado, Ambon.
Seperti halnya pendistribusian pertama PT Panamas memberikan informasi kepada para agen yang
tertera di atas berupa jadwal pengiriman dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Dan ketika produk
suda diterima oleh para agen, mereka juga akan memberikan informasi berupa pemberitahuan
bahwasanya produk yang dikirim telah diterima oleh agen.
Tonggak utama PT. HM Sampoerna Tbk adalah jaringan distribusinya yang dapat
dibanggakan karena memperkerjakan lebih dari 3000 orang yang ditunjang dengan fasilitas lebih
dari 600 van dan lebih dari 1500 sepeda motor yang beroperasi diseluruh Nusantara melalui 34
cabang utama dan 84 cabang pembantu.
Kemudian para agen akan akan mendistribusikan produk rokok tersebut kepada para sub
agen yang telah ditentukan. Para sub agen memberikan informasi kepada agen berupa rokok merk
apa saja yang mereka perlukan dan berapa jumlah pemesanan. Setelah itu agen akan langsung
mengirimkan produk yang dipesan oleh sub agen. Ketika pesanan telah diterima, sub agen akan
langsung melakukan pembayaran.
Selanjutnya sub agen akan mendistribusikan rokok kepada para pengencer yang berupa
warung-warung dan kios-kios yang ada. Para pemilik warung dan kios memberikan informasi
kepada sub agen berupa rokok apa saja yang mereka inginkan dan jumlah pemesanan, sekaligus
diikuti dengan proses pembayaran.
Kemudian para pengencer akan menjual rokok langsung kepada konsumen. Biasanya
informasi yang diperoleh pemilik warung dan kios dari para konsumen adalah berupa rokok merk
apa yang paling disukai konsumen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya rokok yang laku terjual,
semakin banyak rokok laku maka tingkat kesukaan konsumen akan rokok tersebut secara otomatis
akan tinggi. Atau dengan kata lain satu rokok dengan merk tertentu yang paling banyak laku adalah
rokok yang paling disukai konsumen.

Anda mungkin juga menyukai