Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tasya Laila Sari

Kelas : 4C
NIM : 1182050099
Mata kuliah : Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu : 1. Dr. H. Hasbiyallah, M. Ag
2. Hamdan Hambali, M. Ag

Resume materi Ijtihad, Ittiba’ dan taqlid


Cara beragama dalam ilam itu ada 3. Yaitu, Ijtihad, Ittiba’ dan taqlid. Jika ijtihad adalah
cara beragama dengan mengetahui dalil dan bisa mengolah dalil tersebut, maka ittiba’ adalah
cara beragama dengan menngetahui dalil namum tidak tahu cara mengolahnya. Sementara taqlid
adalah beragama tanpa mengetahui dalilnya.
Menurut Kiai Harisudin, ijtihad adalah level tertinggi dalam beragama. Sementara, taqlid
adalah level terendah dalam beragama. Macam macam ijtihad ada 3 menurut Dr. Wahbah
(h.549) yaitu ada Al Ijtihadul Bayani, Al ijtihadul Qiyasi, Al Ijtihadul Istilahi. Orang yang
berijtihad disebut mujtahid. Imam al ghozali menyatakan mujtahid memiliki 2 syarat yaitu
mengetahui dan menguasai ilmu syara’ , adil menjauhi segala maksiat yang mencari sifat dan
sikap keadilan.
Hukum taqlid :
1. Taqlid yang haram, ulama sepakat haram melakukan taqlid ii . taqlid ini ada 3 macam :
a. Taqlid semata mata mengikuti adat kebiasaan atau pendapat nenek moyang atau orang
dahulu kata yang bertentangan dengan al Qur’an dan Hadits
b. Taqlid kepada orang atau sesuatu yang tidak diketahui kemapuan dan keahliannya.
c. Taqlid kepada perkataan atau pendapat seseorang, sedangkan orang yang bertaqlid
mengetahui bahwa pendapat itu salah.
2. Taqlid yang diperbolehkan, dibolehkan bertaqlid kepada seorang mujtahid atau beberapa
mujtahid dalam hal yang belum ia ketahui hukum Allah dan rasulNya yang berhubungan
dengan peristiwa atau persoalan dengan syarat yang bersangkutan harus mencari tahu
tentang kebenaran masalah yang harus diikuti itu.
Pengertian ittiba’ ini ada 2 pendapat (Yusuf, 1986 : 35 36 ) :
1. Searti dengan taklid : yaitu memiliki arti yangsama yaitu mengikuti
2. Kebalikan dari taqlid : yaitu mengerjakan agama dengan menurut apa apa yang
pernah di terangkan atau di contohkan Nabi, baik perintah maupun larangan. Orang
yang mengerjakan itu disebut muttabi. Kata Ittiba’ merupakan kebalikan kata taqlid.
Ittiba’ memiliki 2 macam yaitu : Ittiba’ kepada Allah dan rasulNya dan Ittiba’ kepada
selain Allah dan RasulNya. Tujuan ittiba’ adalah diharapkan agar setiap kaum muslimin,
sekalipun ia irang awam, ia dapat mengamalkan ajaran agama islam dengan penuh keyakinan
pengertian, tanpa diselimuti keraguan sedikitpun. Suatu ibadah amal jika dilakukan dengan
penuh keyakinan akan menimbulkan keikhlasan dan kekhusukan. Keikhlasan dan kekhusukan
merupakan syarat sahnya suatu ibadah atau amal yang dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai