0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan2 halaman
1. Dokumen ini membahas tiga cara beragama dalam Islam yaitu ijtihad, ittiba', dan taqlid.
2. Ijtihad adalah cara beragama dengan memahami dalil dan mampu menafsirkannya, sedangkan ittiba' memahami dalil tetapi tidak bisa menafsirkannya. Taqlid beragama tanpa memahami dalil.
3. Taqlid diperbolehkan untuk mengikuti mujtahid dalam hal yang belum diketahui hukumnya
1. Dokumen ini membahas tiga cara beragama dalam Islam yaitu ijtihad, ittiba', dan taqlid.
2. Ijtihad adalah cara beragama dengan memahami dalil dan mampu menafsirkannya, sedangkan ittiba' memahami dalil tetapi tidak bisa menafsirkannya. Taqlid beragama tanpa memahami dalil.
3. Taqlid diperbolehkan untuk mengikuti mujtahid dalam hal yang belum diketahui hukumnya
1. Dokumen ini membahas tiga cara beragama dalam Islam yaitu ijtihad, ittiba', dan taqlid.
2. Ijtihad adalah cara beragama dengan memahami dalil dan mampu menafsirkannya, sedangkan ittiba' memahami dalil tetapi tidak bisa menafsirkannya. Taqlid beragama tanpa memahami dalil.
3. Taqlid diperbolehkan untuk mengikuti mujtahid dalam hal yang belum diketahui hukumnya
Kelas : 4C NIM : 1182050099 Mata kuliah : Ilmu Fiqh Dosen Pengampu : 1. Dr. H. Hasbiyallah, M. Ag 2. Hamdan Hambali, M. Ag
Resume materi Ijtihad, Ittiba’ dan taqlid
Cara beragama dalam ilam itu ada 3. Yaitu, Ijtihad, Ittiba’ dan taqlid. Jika ijtihad adalah cara beragama dengan mengetahui dalil dan bisa mengolah dalil tersebut, maka ittiba’ adalah cara beragama dengan menngetahui dalil namum tidak tahu cara mengolahnya. Sementara taqlid adalah beragama tanpa mengetahui dalilnya. Menurut Kiai Harisudin, ijtihad adalah level tertinggi dalam beragama. Sementara, taqlid adalah level terendah dalam beragama. Macam macam ijtihad ada 3 menurut Dr. Wahbah (h.549) yaitu ada Al Ijtihadul Bayani, Al ijtihadul Qiyasi, Al Ijtihadul Istilahi. Orang yang berijtihad disebut mujtahid. Imam al ghozali menyatakan mujtahid memiliki 2 syarat yaitu mengetahui dan menguasai ilmu syara’ , adil menjauhi segala maksiat yang mencari sifat dan sikap keadilan. Hukum taqlid : 1. Taqlid yang haram, ulama sepakat haram melakukan taqlid ii . taqlid ini ada 3 macam : a. Taqlid semata mata mengikuti adat kebiasaan atau pendapat nenek moyang atau orang dahulu kata yang bertentangan dengan al Qur’an dan Hadits b. Taqlid kepada orang atau sesuatu yang tidak diketahui kemapuan dan keahliannya. c. Taqlid kepada perkataan atau pendapat seseorang, sedangkan orang yang bertaqlid mengetahui bahwa pendapat itu salah. 2. Taqlid yang diperbolehkan, dibolehkan bertaqlid kepada seorang mujtahid atau beberapa mujtahid dalam hal yang belum ia ketahui hukum Allah dan rasulNya yang berhubungan dengan peristiwa atau persoalan dengan syarat yang bersangkutan harus mencari tahu tentang kebenaran masalah yang harus diikuti itu. Pengertian ittiba’ ini ada 2 pendapat (Yusuf, 1986 : 35 36 ) : 1. Searti dengan taklid : yaitu memiliki arti yangsama yaitu mengikuti 2. Kebalikan dari taqlid : yaitu mengerjakan agama dengan menurut apa apa yang pernah di terangkan atau di contohkan Nabi, baik perintah maupun larangan. Orang yang mengerjakan itu disebut muttabi. Kata Ittiba’ merupakan kebalikan kata taqlid. Ittiba’ memiliki 2 macam yaitu : Ittiba’ kepada Allah dan rasulNya dan Ittiba’ kepada selain Allah dan RasulNya. Tujuan ittiba’ adalah diharapkan agar setiap kaum muslimin, sekalipun ia irang awam, ia dapat mengamalkan ajaran agama islam dengan penuh keyakinan pengertian, tanpa diselimuti keraguan sedikitpun. Suatu ibadah amal jika dilakukan dengan penuh keyakinan akan menimbulkan keikhlasan dan kekhusukan. Keikhlasan dan kekhusukan merupakan syarat sahnya suatu ibadah atau amal yang dikerjakan.