Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“LAPORAN PENDAHULUAN”

Disusun Oleh :
Nama : Nanda Ardini
NIM : 1814201209
Prodi : S1 Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Ns. Ida Suryati, M.Kep

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
“MANAGEMENT NYERI”

A. DEFENISI
Pain management atau manajemen nyeri adalah suatu kumpulan prosedur medis yang
bertujuan untuk meredakan atau mengurangi nyeri pada pasien.Nyeri pada dasarnya
merupakan suatu sensasi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan yang muncul akibat
rusaknya jaringan tubuh, dan dapat menimbulkan dampak secara fisik dan emosi.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Suara
a. Menangis
b. Merintih
c. Menarik/ menghembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. Meringit
b. Menggigt lidah, mengatupkan gigi
c. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. Menggigit bibir
3. Pergerakan Tubuh
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Bergerak melindungi tubuh
e. Otot tegang
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan dan kontak social
b. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu

C. KLASIFIKASI NYERI
1. Nyeri berdasarkan sifatnya :
a. Incidental painYaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady painYaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang
lama.
c. Paroxymal painYaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.Nyeri
tersebut menetap ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
2. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :
a. Nyeri akut
Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam enam, bulan,
sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat
dari luka, seperti luka operasi, atau pun pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri
koroner.
b. Nyeri kronis
Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan
berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.Ragam pola tersebut ada yang
nyeri timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul
kembali dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa
nyeri tersebut terus menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya
walau pun telah diberika pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasma.
3. Nyeri berdasarkan berat ringannya :
a. Nyeri Ringan
Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias menjalankan
aktivitasnya seperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas).
b. Nyeri Sedang
Nyeri  dengan intensitas sedang \ menimbulkan reaksi (fisiologis maupun psikologis)
c. Nyeri Berat
Nyeri dengan inyensitas yang tinggi.Pada nyeri ini, seseorang sudah dapatmelakukan
aktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat dikendalikan oleh orang yang
mengalaminya.Penggunaan obat analgesic dapat membantu pada nyeri ini.
D. PATOFISIOLOGI
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan.Reseptor nyeri yang
dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu.Reseptor nyeri dapat
memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut dapat
berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.

Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut C.


serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada
dorsal horn.Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling
bertautan.Diantara lapisan dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan
saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada
interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur
spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus tract (SRT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi nyeri.

E. TEKNIK MENAGEMEN NYERI


1. Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada
hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Tipe Distraksi :
a. Distraksi visual
- Membaca/ menonton TV
- Menonton pertandingan
- Imajinasi terbimbing
b. Distraksi Auditori
- Humor
- Mendengar music
c. Distraksi Taktil
- Bernapas perlahan & berirama
- Masase
- Memegang mainan
d. Distraksi  Intelektual
- Teka teki silang
- Permainan kartu
- Hobi (menulis cerita)

2. Relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri
kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Tiga hal utama yag dibutuhkan dalam
teknik relaksasi.
a. Posisi klien yang tepat
b. Pikiran istirahat
c. Lingkungan yang tenang

3. Pemijatan (Masase)
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme dalam
jaringan. Tujuan :
a. Mengurangi ketegangan otot
b. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
c. Mengkaji kondisi kulit
d. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
Persiapan Alat
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.

Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate OfElsefer.


Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :EGC

Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer & Bare.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Suddarth & Brunner.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.


“PERAWATAN LUKA BAKAR / WOUND CARE”

A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat
dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka bakar dan menyebabkan
kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat
reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses
penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman
kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan
jaringan yang terjadi.

B. ETIOLOGI
1. Panas (misal api, air panas, uappanas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Petir
5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
6. Ledakan kompor, udara panas
7. Ledakan ban, bom
8. Sinar matahari

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Riwayat terpaparnya
2. Lihat derajat luka bakar
3. Status pernapasan; tachycardia, nafas dengan menggunakan otot asesoris, cuping hidung
dan stridor
4. Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya
pengeluaran urine atau anuri
5. Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi
Waktu
Lapisan yang Tampil Tekstu Sensa
Jenis Penyembuh Prognosis Contoh
dilibatkan an r si
an

Sembuh dengan
baik, Sengatan
matahari yang
Merah
Superfisial berulang
Epidermis tanpa Kering Nyeri 5-10 hari
(derajat I) meningkatkan
lepuh
risiko kanker
kulit di
kemudian hari

Agak
Merah
superfisial,
dengan Infeksi lokal
mengenai Meluas ke Sangat kurang dari
lepuh Lembab biasanya tanpa
sebagian lapisan dermis nyeri 2–3 minggu
yang parut
lapisan kulit
jelas.
(derajat II)

Kuning
atau
Cukup putih.
Tekan
dalam, Lebih Parut, kerut
Meluas ke an dan
mengenai tidak Agak (mungkin
lapisan dermis tidak 3–8 minggu
sebagian pucat. kering memerlukan dan
(retikular) dalam nyama
lapisan kulit Mungki cangkok kulit)
n
(derajat II) n
melepu
h

Kaku
Lama
dan
Seluruh Meluas ke (berbulan- Parut, kerut,
putih ] Tidak
lapisan kulit seluruh lapisan Kasar bulan) dan amputasi (eksisi
/coklat nyeri
(Derajat III) dermis tidak dini dianjurkan)
tidak
sempurna
pucat
Meluas ke
seluruh lapisan
Hitam; Amputasi,
kulit, dan ke
hangus Tidak gangguan
Derajat IV dalam lapisan Kering Perlu eksisi
dengan  nyeri fungsional yang
lemak, otot dan
eskar signifikan
tulang di
bawahnya 

D. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Penyebab :
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu  rendah (frost bite)

2. Berdasarkan Kedalaman Jaringan yang Rusak

Kedalaman Bagian Gejala Penampilan Luka Perjalanan


dan Kulit Kesembuhan
Penyebab yang
Luka bakar terkena
Derajat Satu Epidermi Kesemutan Memerah; menjadi Kesembuhan lengkap
(Superfisial) s Hiperestesia putih ketika ditekan dalam waktu satu
Tersengat (supersensitivita Minimal atau tanpa minggu
matahari s) edema Pengelupasan kulit
Terkena api Rasa nyeri
dengan mereda jika
intensitas didinginkan
rendah

Derajat Dua Epidermi Nyeri Melepuh; dasar luka Kesembuhan dalam


(Partial s dan Hiperestesia berbintik-bintik waktu dua hingga
Thickness) bagian Sensitif merah; epidermis tiga minggu
Tersiram air dermis terhadap udara retak; permukaan Pembentukaparut dan
mendidih yang dingin luka basah epigmentasi
Terbakar oleh Edema Infeksi dapat
nyala api mengubahnya
menjadi derajat tiga
Derajat Tiga Epidermi Tidakterasanyer Kering, Pembentukaneskar,
(Full s, i, syok, lukabakarberwarnap diperlukanpencangko
Thickness) keseluru hematuria utihsepertibahankuli kan,
Terbakar han dankemungkina tataugosong, pembentukanparutda
nyala api dermis nhemolisis, kulitretakdenganbag nhilangnyakontourser
Terkenacaira dan kemungkinanter ianlemak yang tafungsikulit,
nmendidihdal kadang- dapatlukamasuk tampak, edema hilangnyasatujaritang
amwaktu kadangja dankeluar anatauekstremitasbisa
yang lama ringansu (padalukabakarl terjadi
Tersengatarus bkutan istrik)
listrik

Berikut gambar klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalamannya :

Derajat 1
Derajat 2

Derajat 3

3. Berdasarkantingkatkeseriusanluka
1. Luka bakar mayor
a. Luka bakardenganluaslebihdari 25% pada orang dewasadanlebihdari 20%
padaanak-anak.
b. Luka bakar fullthickness lebihdari 20%.
c. Terdapatlukabakarpadatangan, muka, mata, telinga, kaki, danperineum.
d. Terdapat trauma inhalasidan multiple
injuritanpamemperhitungkanderajatdanluasnyaluka.
e. Terdapatlukabakarlistrikbertegangantinggi.
2. Luka bakarmoderat
a. Luka bakardenganluas 15-25% pada orang dewasadan 10-20% padaanak-anak
b. Luka bakar fullthickness kurangdari 10%.
c. Tidakterdapatlukabakarpadatangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
3. Luka bakar minor
a. Luka bakar minor seperti yang didefinisikanolehTrofino (1991) danGriglak
(1992) adalah : Luka bakardenganluaskurangdari 15% pada orang
dewasadankurangdari 10 % padaanak-anak.
b. Luka bakar fullthickness kurangdari 2%.
c. Tidakterdapatlukabakar di daerahwajah, tangan, dan kaki.
d. Luka tidaksirkumfer.
e. Tidakterdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

Anda mungkin juga menyukai