Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

VITAMIN

KELOMPOK 4

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi

Kesehatan Masyarakat

DISUSUN OLEH :

Aisyah Putri (P10120154)

Aulia (P10120286)

Iska Nurjanah (P10120148)

Jeanne Michelle Putri Lawalata (P10120082)

Muhammad Mahfud (P10120040)

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta kasih

sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses Jasa Pendidikan ini dengan sebaik

mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus

satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih

kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan,

baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian,

inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana

mestinya.

Palu, 12 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Vitamin..........................................................................................................................3
2.2 Jenis-jenis dan Sumber Vitamin.....................................................................................................5
2.2.1 Vitamin A..................................................................................................................................5
2.2.2 Vitamin D..................................................................................................................................8
2.2.3 Vitamin E..................................................................................................................................9
2.2.4 Vitamin K..................................................................................................................................9
2.2.5 Vitamin C................................................................................................................................10
2.2.6 Vitamin B................................................................................................................................11
2.3 Fungsi Vitamin...............................................................................................................................15
2.3.1. Vitamin A..............................................................................................................................15
2.3.2 Vitamin D................................................................................................................................16
2.3.3 Vitamin E................................................................................................................................17
2.3.4 Vitamin K................................................................................................................................17
2.3.5 Vitamin C................................................................................................................................17
2.3.6 Vitamin B................................................................................................................................19
2.4 Metabolisme Sel.............................................................................................................................21
2.5 Isu Kesehatan yang Berhubungan dengan Vitamin....................................................................22
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................28
3.2 Saran...............................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan –keturunan kita dapat tumbuh

sempurna,sehat,kuat bertenaga,bergairah kerja,berdaya piker mantap dan selalu menunjukan berbagai

prestasi, sehingga kita dan keturunan-keturunan kita dapat menjadi manusia – manusia pembangunan

yang mampu meningkatkan harkat derajat nusa dan bangsanya dalam percaturan hidup di dunia.

          Syarat yang paling utama dan tidak boleh ditinggalkan agar manusia dapat hidup dan

mendekati atau mencapai apa yang dikehendaki seperti diatas, manusia harus mendapatkan makanan yang

teratur, mencukupi dan serba bergizi, karena seperti yang telah dijelaskan dalam bab- bab terdahulu,

makanan berfungsi untuk menghasilkan energy, mengganti sel-sel yang rusak, untuk pertumbuhan dan

menghasilkan zat pelindung dalam tubuhnya (antara lain dengan cara menjaga keseimbangan cairan

tubuh). Namun demikian dalam pengertian makanan yang bergizi makanan itupun harus cukup pula

mengandung vitamin dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan mengalami avitaminosis

dengan gejala macam-macam penyakit. Sebaliknya apabila tubuh kelebihan akan vitamin yang

diperlukannya maka tubuh akan mengalami hipertaminosis yang mengakibatkan kurang baik terhadap

tubuh. Avitaminosis maupun Hipervitaminosis sama-sama dapat menimbulkan gangguan terhadap

kesehatan tubuh, jadi sebaliknya vitamin yang diperlukan tubuh diusahakan agar tidak kekurangan dan

tidak kelebihan vitamin.

       Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun tersedianya dalam tubuh

dalam jumlah demikian kecil, diperlukan sekali bagi kesehatan dan pertumbuhan tubuh yang normal.

Vitamin berfungsi dalam beberapa tahap reaksi metabolism energy, pertumbuhan, dan pemeliharaan

1
tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat

dalam bentuk apoenzim yaitu vitamin yang terikat dengan protein. Hingga sekarang fungsi biokimia

beberapa jenis vitamin belum diketahui dengan pasti.Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian yaitu vitamin

yang larut air dan vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan C sedangkan

Vitamin yang larut Lemak yaitu Vitamin A,D,E dan K. Setiap vitamin larut lemak A,D,E dan K

mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh.Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama

lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pancreas. Vitamin larut lemak diangkut kehati

melalui system limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya

tidak dikeluarkan melalui urin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian vitamin?

2. Apa saja jenis-jenis dan sumber vitamin?

3. Apa fungsi vitamin?

4. Bagaimana proses metabolisme vitamin?

5. Apa saja isu kesehatan yang berkaitan dengan vitamin?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian vitamin

2
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan sumber vitamin

3. Untuk mengetahui fungsi dari vitamin

4. Untuk mengetahui proses metabolism vitamin

5. Untuk mengetahui isu Kesehatan yang berkaitan dengan vitamin.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin

         Sebelum abad ke dua puluh, karbohidrat, lemak, protein, dan beberapa zat mineral telah

dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal. Akan tetapi berabad-abad

sebelumnya, berbagai pengamatan menduga bahwa senyawa-senyawa organik lainnya adalah esensial

untuk menjaga kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300 tahun, bahwa dengan makan buah-

buahan dan sayur-sayuran segar ternyata berguna untuk pencegahan atau pengobatan scorbut (sariawan).

Juga telah diakui, bahwa rakhitis dapat disembuhkan dengan minum minyak ikan. Pengamatan-

pengamatan tersebut menimbulkan dugaan, bahwa ada senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan

untuk menjaga kesehatan di samping karbohidrat, lemak atau protein.

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses

metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam

jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali pada

vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari.  Terdapat 13 jenis vitamin

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut

antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,

vitamin B12, dan folat) Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah relatif sangat kecil,

3
dan terdapat dalam bentuk yang berbedabeda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon

vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segera setelah diserap

oleh tubuh provitamin akan mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau lebih bentuk yang

aktif. Vitamin Merupakan kependekan dari vitalamin. Pertama kali digunakan oleh Cashimir Funk di

Polandia th 1912, dan diperoleh dari isolasi kulit ari beras. Abad 18, pelaut Inggris menemukan bhw jeruk

dpt mengobati penyakit scurvy (sariawan). Abad 19, angkatan laut jepang meneukan bhw penambahan

ekstrak daging dan susu pada nasi dpt menyembuhkan beri-beri. Vitamin diberi simbol menurut urutan

saat diisolasi pertama kali, kmd diberi nama sesuai unsur kimia penyusunnya. Pertama kali vitamin

ditemukan dlm kuning telur, minyak ikan dan mentega Vitamin tersebut kemudian diberi nama vitamin A

lanjutan Selanjutnya vitamin ternyata juga ditemukan pada media air sehingga diberi nama larut air dan

abjad B Seterusnya sampai vitamin terakhir yaitu K, yg diberi nama sesuai fungsinya Koagulator

          Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya

zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia

memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupadengan beri-beri

pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makananyang terdiri atas`beras

giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan beras

yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang

penting selain kabohidrat, lemak dan proteinsebagai energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih

lanjut tentang vitamin, sehinggadiperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini

terdapat lebih dari 20macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor diet esensial ini dengan

vitamin.Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikanR

Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan antara struktur kimia viatamin dengankoenzim

4
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut

prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak  beracun,

diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah: tiamin, riboflavin, asamnikotinat, piridoksin,

asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitaminB) dan vitamin C. Golongan

kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini

terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh,dan memberikan gejala penyakit tertentu

(hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit

defisiensi, tetapi bisanya gejala penyakitakan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut

terpenuhi.

 Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina

berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat

dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan

amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada

awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak

memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam

reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk

dapat bertumbuh dan berkembang secara normal..

2.2 Jenis-jenis dan Sumber Vitamin

2.2.1 Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang sangat penting bagi

tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti diketahui Vitamin A merupakan vitamin

larut lemak yang pertama ditemukan. Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang

menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik

5
sebagai retinol. Secara kimia, vitamin A berupa kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak

atau pelarut lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat

pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan

kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alcohol), retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila

dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selanjutnya,

retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat. Vitamin A mempunyai sifat tahan terhadap panas cahaya

dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Dalam proses memasak biasa vitamin A tidak

banyak yang hilang. Tapi pada suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin A, begitupun

oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan buah di matahari dan cara dehidrasi lain

menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A. Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan

kehadiran vitamin E dan antioksidan lain. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani.

Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan precursor (provitamin) vitamin A. Diantara

ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama serta kriptosantin yang

berperan sebagai provitamin A. Beta-karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang terdapat atas

dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di dalam kloroplas tanaman dan berperan

sebagai katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Karotenoid paling banyak terdapat

dalam sayuran berwarna hijau tua. Beta-karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954

dapat disintesis. Sekarang beta-karoten merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam

pemberian warna makanan, antara lain untuk memberi warna kuning pada gelatin, margarine, minuman

ringan, adonan kue dan produk serealia. Sehubungan dengan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka

berikut ini dibahas mengenai absorpsi, transportasi dan metabolisme vitamin A dalam tubuh, perannya

terhadap imunitas dan pencegahan terhadap penyakit infeksi serta interaksinya dengan Zn.

Sumber vitamin A dalam makanan sebagian besar manusia berasal dari sumber-sumber makanan

nabati dan hewani dengan variasi yang sangat luas untuk memenuhi kebutuhan harian manusia. Di

Negara industri, lebih dari dua per tiga asupan vitamin A berasal dari sumber makanan hewani sebagai

6
vitamin A yang sudah terbentuk sebelumnya. Sumber vitamin A yang sudah terbentuk (preformed) dalam

makanan, meliputi hati susu dan produk susu, telur, serta ikan, sumber vitamin A yang paling kaya adalah

minyak hati misalnya pada ikan air tawar (Gibney Michael J, dkk, 2009)

Ikan sidat memiliki siklus dengan beberapa tahapan, yaitu telur, larva (leptochepalus) (umur SF

(short finned) 3,5-6 bulan dengan panjang 55-60 mm, LF (long finned) 4 bulan dengan panjang 50-55

mm); glass eel ( umur SF 4,5-7 bulan, dengan panjang 55-60 mm LF 5,5- 6,5 dengan panjang 50-55 mm);

elver (umur 5 tahun dan panjang > 30 cm) dan silver eel umur 10- 20 tahun lebih (jantan SF ≤ 500 mm

dengan berat 250 g dan jantan LF ≤ 650 mm dengan berat 600 g, sedangkan betina SF ≤ 1,3 m dengan

berat 6 kg dan betina LF ≤ 1,6 m dengan berat 22 kg) (Mckinnon, 2006). Menurut penelitian daging ikan

sidat mengandung beberapa jenis vitamin, untuk 100 gram daging ikan sidat mengandung 5000 IU

vitamin (Sarwono, 2000). Selain itu menurut hasil penelitian laboratorium perikanan kandungan gizi yang

terdapat dalam ikan sidat ini terdiri atas 303 gram kalori, 14,0 gram protein, 19,0 gram lemak, 200 gram

fosfor, 20 gram zat besi , 4700 IU/100 gram vitamin A, 0,10 mg vitamin B, 2,0 mg vitamin C, dan kadar

air 58 gram (Affandi, 2001). Ikan sidat memiliki beberapa jenis vitamin salah satunya adalah vitamin A.

Vitamin A pada ikan sidat mencapai 4700 IU/100 g. Fungsi Vitamin A secara umum di mana dapat

membantu pembentukan jaringan tubuh dan tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata,

memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalan tubuh, memproteksi jantung, anti

kanker dan katarak, pertumbuhan dan reproduksi (Purwitasari D, 2009). Beberapa penelitian mengenai

analisis kadar vitamin A ikan air tawar yang dilakukan oleh (Taufiqurrahman, 2008) menunjukkan bahwa

ukuran ikan gurami mempengaruhi kadar vitamin A, dimana ikan gurami yang lebih besar atau berat

memiliki kadar vitamin A yang lebih tinggi. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Hafiludin, 2015)

menunjukkan bahwa perbedaan lokasi juga dapat mempengaruhi kadar vitamin A, dimana ikan bandeng

air tawar Kabupaten Lamongan memiliki kadar vitamin A yang lebih tinggi dari pada ikan bandeng air

payau Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

menguji jumlah kadar vitamin A pada ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard.) asal perairan

7
Sungai Palu dan Danau Poso mengingat masih kurangnya informasi mengenai kadar vitamin A yang

terdapat pada ikan sidat dan mengetahui perbandingan pada 3 fase yaitu fase glass eel, yellow eel dan

silver eel.

2.2.2 Vitamin D

Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan

hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling

banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium

dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar

ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak

normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami

kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalahosteomalasia, yaitu

hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan

pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu

kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan

tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasiberlebihan.Vitamin D

merupakan prohormon steroid.Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa steroid yang terutama

terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses

metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yaitu peranan

sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat. Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7-

dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan.

Ergokalsiferol (vitamin D2 ) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalam tubuh hewan akan terbentuk

kolekalsiferol (vitamin D3 ) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai

potensi yang sama ,yaitu masing-masing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3 . Vitamin D3 ataupun

D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah ( dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik), setelah

absorbsi dari misel dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami Jurnal Kesehatan Masyarakat,

8
September 2006, I (1) 42 hidroksilasi pada posisi –25 oleh enzim vitamin D3 – 25

hidroksikolekalsiferol,yaitu suatu enzim pada retikulum endoplasmic yang dianggap membatasi

kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk

cadangan yang utama dalam hati. Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksi3 selanjutnya

mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase, yakni suatu enzim

mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 ( kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang paling

paten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum.

Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakhtis terdapat pada anakanak dan

osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat

kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan sumber vitamin D yang

baik

2.2.3 Vitamin E

      Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, Vitamin E

mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar

UV.          

Sumber makanan yang mengandung vitamin E adalah ikan, ayam, kuning telur, minyak tumbuhan, dll.

Penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin E adalah bisa menyebabkan mandul pada pria dan

wanita, kerusakan syaraf, dan lain-lain.

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari

jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru

manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai

senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak

tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat

9
menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun

wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.

2.2.4 Vitamin K

 Vit K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam dan alkali. Vit K

sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar protrombin dalam darah yang tinggi baik untuk

penggumpalan darah.          

Sumber utama vitamin K adalah telur, susu, dan sayuran segarr. Akibat jika kekurangan vitamin K adalah

darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan. Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan

sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada

pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu,

vitamin K juga berperan sebagaikofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam

glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang

merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.

2.2.5 Vitamin C

Vitamin C pertama kali dimurnikan oleh ahli biokimia Albert Szent-Gyorgyi yang bekerja di

Canbridge, Inggris. Beliau merumuskan suatu komponen yang disebut asam heksurat, yang akhirnya

menjadi asam askorbat (Vitamin C generasi pertama). Vitamin C adalah nutrien yang larut dalam air

merupakan senyawa organik yang harus ada pada diet dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan

integritas dan metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia Vitamin C dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat. Vitamin C disentisasi dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian

besar hewan. Dalam keadaan kering cukup stabil, tapi dalam keadaan larut, vitamin ini mudah rusak oleh

proses oksidasi terutama bila terkena panas. Oleh karena sangat mudahnya teroksidasi oleh panas, cahaya

10
dan logam ini maka vitamin C masuk kedalam golongan antioksidanVitamin C adalah nutrien dan

vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C juga

dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C berfungsi sebagai

katalis dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia, sehingga apabila katalis ini tidak

tersedia seperti pada keadaan defisiensi vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Pada

kebanyakan mamalia, vitamin C dapat dibentuk oleh tubuhnya sendiri akan tetapi tidak pada primata

termasuk pada manusia dan sebagian kecil hewan lainnya. Oleh sebab itu, untuk mencukupi kebutuhan

vitamin ini manusia perlu mengkonsumsi vitamin C baik dari makanan, minuman maupun suplemen.

Sumber vitamin C berasal dari pangan terutama sayur dan buah utamanya yang rasanya asam seperti

jeruk, nenas atau tomat. Pada sayuran, kandungan vitamin C banyak terkandung pada sayuran daun-

daunan dan jenis kol. Kebutuhan harian vitamin C biasa dikenal dengan RDA (Recommended dietary

allowance) vitamin C ialah 60 mg atau setara dengan sebuah jeruk. Cadangan sebesar 1500 mg

merupakan jumlah maksimum yang dapat dimetabolisir di jaringan tubuh. Dengan jumlah tersebut

diperkirakan turn over vitamin C adalah 60 mg/hari. Kebutuhan vitamin C dapat meningkat 300%-500%

pada penyakit infeksi, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, hipertiroid, kehamilan dan laktasi

maupun sebagai antioksidan.

2.2.6 Vitamin B

Vitamin B adalah kelompok yang larut dalam air vitamin yang memainkan peran penting dalam

sel metabolisme. Vitamin B pernah dianggap sebagai vitamin tunggal, disebut sebagai vitamin B (sama

seperti orang menyebut vitamin C atau vitamin D).

Kemudian penelitian menunjukkan bahwa mereka adalah kimia vitamin yang berbeda yang

sering hidup berdampingan dalam makanan yang sama. Secara umum, suplemen yang mengandung

semua delapan yang disebut sebagai vitamin B kompleks. Individu suplemen vitamin B disebut dengan

11
nama spesifik dari setiap vitamin (misalnya, B1,B2, B3 dll). Vitamin B yang ditemukan dalam makanan

yang tidak diolah secara keseluruhan.

Karbohidrat olahan seperti gula dan tepung putih cenderung memiliki vitamin B lebih rendah dari pada

rekan-rekan mereka yang belum diproses. Vitamin B sangat

terkonsentrasi di daging seperti kalkun dan tuna, dalam hati produk dan daging. Sumber yang baik untuk

vitamin B termasuk Kombucha, biji-bijian, kentang, pisang, kacang, cabai, tempe, kacang-kacangan, ragi

gizi, itu bir ragi, danmolase.

a. Vitamin B1

Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis

vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu

mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-

hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak.

Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit

kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran

pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak

mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan.

Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.

b. Vitamin B2

12
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh

manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim

flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida

(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi

bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan

molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai

organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada

sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat

menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir

pecah-pecah, dan sariawan.

c. Vitamin B3

Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting

dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan

protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula

darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa

racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis

vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging

unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga

mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.

Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot,

gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual

13
c. Vitamin B5

Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam

tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis

metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan

lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak

dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.

Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari

daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang

hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit

pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot

serta kesulitan untuk tidur.

d. Vitamin B6

Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang

esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa

koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam

lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam

metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh

terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan

salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di

14
dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam

jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

e. Vitamin B12

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus

diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian

sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin

ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga

termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemelIharaan kesehatan sel

saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati,

dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin

B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah

lelah lesu, dan iritasi kulit.

2.3 Fungsi Vitamin

2.3.1. Vitamin A

Fungsi Vitamin A Vitamin A diperlukan oleh tubuh untuk menyokong pertumbuhan dan

kesehatan, terutama diperlukan untuk penglihatan, sekresi mukus, pemeliharaan jaringan epitel dan

reproduksi. Vitamin A dipergunakan untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.

Selain itu vitamin A juga berperan dalam sistim kekebalan tubuh. 7,8Retinol (vitamin A) memegang

15
peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam

diferensiasi sel dan proliferasi epitel. Dengan adanya retinol sel epitel distimulasi untuk memproduksi

mukus. Kelebihan retinol akan menyebabkan pembentukan mukus yang berlebihan dan menghambat

keratinisasi. Bila tidak ada retinol, sel goblet mukosa hilang dan terjadi atrofi sel epitel yang diikuti oleh

proliferasi sel basal yang berlebihan. Sel-sel baru yang terbentuk ini merupakan epitel berkeratin dan

menggantikan epitel semula. Penekanan sekresi mukus menyebabkan mudah terjadi iritasi dan infeksi

terjadi, hambatan dalam sekresi RBP ("Retinol binding protein") sedangkan pada defisiensi protein

terdapat gangguan sintesis RBP.11 Dalam sistim kekebalan tubuh, retinol berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral).

Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit

yang berperan pada kekebalan selular). Bila vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan tubuh menjadi

menurun, sehingga mudah terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru juga akan

mengalami keratinisasi, berkurangnya sel goblet, sel silia dan produksi mukus sehingga mudah dimasuki

mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan usus halus dapat

terjadi diare.

2.3.2 Vitamin D

Fungsi utama dari vitamin D manusia adalah untuk mempertahankan konsentrasi serum kalsium

dengan cara meningkatkan kemampuan usus kecil untuk menyerap kalsium pada makanan, serta

meningkatkan penyerapan fosfor, namun konsentrasi fosfor dalam darah tidak diatur oleh vitamin D

melainkan tergantung dari ekskresi ginjal (Baghurst, 2005). Vitamin D juga berfungsi mempertahankan

kalsium darah pada tingkat jenuh sehingga dapat disimpan dalam tulang sebagai kalsium hidroksiapatit.

Ketika diet kalsium tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka 1,25- dihydroxyvitamin D

16
[1,25 (OH) 2D atau calcitriol] yang merupakan bentuk aktif dari Vitamin D bersama-sama dengan

hormon paratiroid, melakukan mobilisasi sel induk dalam sumsum tulang untuk menjadi osteoklas

dewasa yang dapat meningkatkan simpanan kalsium dari tulang. Namun, kapasitas yang terbatas untuk

melakukan mobilisasi kalsium dari tulang untuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar

kalsium darah (Baghurst K., 2005). Selain itu, Vitamin D dengan bentuk 1,25 (OH) 2D bertindak dengan

hormon paratiroid dan kalsitonin untuk mempertahankan konsentrasi kalsium pada plasma dalam kisaran

normal. Hal ini dicapai dengan mengatur efisiensi usus halus untuk menyerap kalsium dari diet, dengan

mobilisasi kalsium dari tulang dan dengan reabsorpsi tubular kalsium dalam ginjal. Paratiroid Hormon

dan 1,25 (OH) 2D bersama-sama merangsang osteoblas untuk menginduksi pematangan pra osteoklas

menjadi osteoklas, sehingga meningkatkan resorpsi tulang (Williams et al., 2007). Sumber utama vitamin

D bagi manusia adalah paparan sinar matahari. Efisiensi konversi 7-dehydrocholesterol ke vitamin D3

sangat tergantung pada waktu, hari, musim tahun, lintang, warna kulit dan usia. Bila sedikit vitamin D

yang didapat secara alami maka dapat diperoleh dari pasokan makanan. Sumber makanan utama vitamin

D adalah ikan, hati sapi dan kuning telur. Di Amerika Serikat dan Kanada, sumber makanan utama yang

mengandung vitamin D ini sangatlah banyak, termasuk susu sapi. Sumber daya yang ada pada negara

masing-masing sangat berpengaruh terhadap asupan vitamin D di masyarakat (Abrams dan Atkinson,

2009)

2.3.3 Vitamin E

1.Sifat antioksidan vitamin E juga penting untuk membran sel. Misalnya vitamin E melindungi sel-sel

paru-paru yang berada dalam dalam kontak secara konstan dengan oksigen dan sel darah putih yang

membantu melawan penyakit.

2.Zat Pelindung Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh jaringan tubuh dari

kerusakan.

17
3.Kesehatan kulit Vitamin E membantu untuk mempertahankan kadar air alami yang ada dalam

kulit. Minyak vitamin E membuat Kulit yang kusam menjadi lebih bersinar dan kulit kering menjadi

lebih lembab

2.3.4 Vitamin K

1.Vitamin K berfungsi membuat protein yang dibutuhkan untuk pembekuandarah

2.Vitamin K berfungsi membantu menjaga kalsium tetap di luar dari arteri

3.Vitamin K berfungsi mensintesis protein yang ditemukan pada plasma, tulang dan ginjal.4.Vitamin K

berfungsi membantu kalsium masuk ke tulang

2.3.5 Vitamin C

Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya,

dan logam. Vitamin C juga sebagai antioksidan dan prooksidan. antioksidan dapat menankap radikal

bebas. Sehingga menghambat proses oksidasi.

Vitamin C sebagai antioksidan Antioksidan adalah suatu substansi yang menghentikan atau

menghambat kerusakan oksidatif terhadap suatu molekul target dengan cara bereaksi dengan radikal

bebas reaktif membentuk yang relatif stabil. Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel

dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas

sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Vitamin C berperan

sebagai antioksidan dan penghambat radikal bebas. Radikal bebas distimulasi dari paparan radiasi sinar

UV yang meningkat dari matahari. Radiasi UV menembus kedalam kulit sebagai agen reaktif. Efek dari

radikal bebas ini terlihat cepat dalam proses pengerutan dan deformitas kulit. Vitamin C membantu tubuh

dalam menetralisir radikal bebas ini sebagai peredam atau pelindung dari paparan ultraviolet. Vitamin C

bermanfaat sebagai tabir surya dengan cara diserap sampai ke sel dan bertahan antara 30-36 jam pada

18
kulit. Vitamin C merupakan antioksidan yang bekerja dalam cairan ekstraseluler karena mempunyai sifat

kelarutan yang tinggi dalam air. Vitamin C dapat mereduksi superoksida, hidrogen peroksida radikal

hidroksida dan oksigen reaktif lain yang dapat muncul baik secara intraselullar maupun ekstraselular.

Vitamin C akan cepat teroksidasi dengan adanya katalis logam, terutama Cu. Oksidasi vitamin C yang

diinduksi oleh Cu dapat menghasilkan hidrogen peroksida dan radikal hidroksil yang dapat menyebabkan

inaktivasi banyak protein. Peranan vitamin C pada Sintesis kolagen dan penyembuhan luka Kolagen

adalah struktur untai paralel yang memberi kekuatan lenting (daya rentang) pada jaringan yang tanpa

kemampuan meregang. Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan

pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Vitamin C berperan

sebagai bahan essensial dalam pembentukan kolagen ini. Berikut adalah proses pembentukan kolagen

Penyembuhan luka Penyembuhan luka adalah suatu respon terhadap cedera dan merupakan usaha

untuk mempertahankan struktur dan fungsi normal. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler dan

terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling

terkait pada proses penyembuhan. Pada proses ini vitamin C berperan dalam membantu pembentukan

kolagen dan elastin serta untuk pertumbuhannya. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai antara 24 jam

dari cedera. Mula-mula diungguli oleh kolagen tipe III, tetapi setelah 1 minggu, tipe I menjadi banyak dan

akhirnya menjadi kolagen utama dari jaringan parut matur. Suatu rangkaian yang sama terjadi sewaktu

organogenesis. Pada perkembangan embrional proteoglikan dan glikoprotein yang dideposit pertama

dalam matriks ekstraseluler. Kemudian diendapkan kolagen tipe III dan berikutnya kolagen tipe I.

Vitamin C berfungsi melalui jalur biosintetik dengan mempercepat reaksi hidroksilasi dan amidasi.

Fungsi peling jelas dari vitamin C adalah pengaktifan prolin dan lisin hidroksilase dari prekursor inaktif

sehingga terjadi hidroksilasi prokolagen. Hidroksilasi yang adekuat akan menghasilkan konfigurasi heliks

yang stabil dan membentuk ikatan silang yang adekuat untuk disekresi dengan baik oleh fibroblas. Peran

Vitamin C pada Hiperpigmentasi Warna kulit manusia dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu

hemoglobin, karoten dan pigmen yang disebut melanin.Ketika kulit terpapar sinar Ultraviolet (UV) dan

19
polusi, secara alami, kulit akan membentuk melanin (zat warna) yang berfungsi melindunginya dari efek

buruk yang timbul. Penyebab terjadinya hiperpigmentasi adalah paparan sinar UV, pengaruh hormonal,

contoh pada sebagian besar ibu-ibu hamil di mana saat kehamilan plasenta menghasilkan melanocyte-

stimulating hormone (MSH) yaitu hormon yang merangsang pembentukan

2.3.6 Vitamin B

 Vitamin B1 (Thiamine)

Thiamine dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan energi dan metabolisme karbohidrat. Vitamin ini

mendorong sel tubuh agar memproduksi energi. Selain itu, thiamine juga mampu memelihara kesehatan

jantung

 Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin dipercaya dengan kemampuannya dalam melindungi tubuh dari sejumlah penyakit berbahaya

seperti kanker atau katarak. Selain itu, vitamin B2 juga berperan dalam membantu metabolisme makanan

sampai menjadi energi, serta memelihara kesehatan kulit, mata, serta sistem saraf. Kebutuhan asupan

vitamin B2 yang dianjurkan untuk pria dewasa adalah sebesar 1,3 miligram (mg) vitamin B2 setiap hari.

Sementara untuk wanita dewasa sebanyak 1,1 mg per hari.

Khusus untuk wanita hamil atau menyusui, kebutuhannya otomatis akan bertambah karena ada calon bayi

di dalam kandungannya, menjadi sebesar 1,4 mg dan 1,6 mg setiap harinya.

 Vitamin B3 (Niacin)

Niacin ini merupakan vitamin B yang esensial dalam menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi,

dan mengatasi masalah sendi.

 Vitamin B5 (Asam Panthothenate)

20
Jenis vitamin B ini dikatakan bisa mengatasi kelelahan, meningkatkan fungsi sistem saraf dan

metabolisme, serta mengurangi gejala alergi.

 Vitamin B6 (Pyridoxine)

Selain mengubah protein dan karbohidrat menjadi energi tubuh, piridoksin bertugas untuk membantu

produksi sel darah merah. Selain itu, piridoksin juga dapat meringankan gejala darah tinggi. Kekurangan

vitamin B6 bisa mempengaruhi respons imun karena produksi antibodi yang terganggu.

Vitamin B6 juga membantu mengontrol kadar homosistein dalam darah. Selain itu, tubuh memerlukan B6

dalam proses penyerapan vitamin B12, produksi sel darah merah (hemoglobin) serta sel-sel imun.

 Vitamin B7 (Biotin)

Biotin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil untuk membantu tubuh memecah lemak dan

merubahnya menjadi energi. Bakteri di dalam saluran pencernaan manusia secara alami mampu

memproduksi biotin. Vitamin ini juga berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku.

Biotin bisa ditemukan pada makanan sehari-hari dengan kandungan yang cenderung kecil.

 Vitamin B9 (Asam Folat)

Asam folat berperan penting membentuk hemoglobin, perkembangan janin, dan menurunkan risiko

anemia.

Selain berkontribusi terhadap sistem kekebalan tubuh, vitamin B9 (folat) mampu menurunkan risiko

kerusakan tabung saraf, misalnya spina bifida, pada janin. Jika tubuh kekurangan vitamin ini dapat

berdampak mudah depresi, insomnia, mudah lelah, sehingga timbul kecemasan.

 Vitamin B12 (Cobalamin)

21
Cobalamin ikut terlibat dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga fungsi serta kesehatan sistem

saraf. Vitamin B12 juga sangat membantu metabolisme sel tubuh manusia, khususnya mempengaruhi

sintesis DNA, asam lemak, dan metabolisme asam amino. Jika kekurangan vitamin B12 dapat

menyebabkan melemahnya respons imun tubuh ketika terjadi serangan infeksi virus atau bakteri.

Vitamin B12 juga mampu mengurangi risiko terjadinya anemia megaloblastik yang bisa membuat

seseorang mudah letih dan merasa lemas.

2.4 Metabolisme Sel

Metabolisme Umum Vitamin

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan

akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak

disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan

asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang

alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam

makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun

kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu

melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus

bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan

mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak

dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam

dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru

kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air

langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan

vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan

Vitamin dalam Usus Halus

22
2.5 Isu Kesehatan yang Berhubungan dengan Vitamin

a. Kekurangan Vitamin A

Dalam tubuh vitamin A berperan dalam penglihatan/ mata, permukaan epitel, serta membantu

proses pertumbuhan. Peranan retinol pada penglihatan normal sangat penting karena daya penglihatan

mata sangat tergantung oleh adanya rodopsin, suatu pigmen yang mengandung retinol.

1) Gangguan penglihatan Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata agar selalu sehat. Mata

yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel

mukosa sehingga membantu mencegah lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa sehingga

membantu mencegah terjadinya infeksi. Bila tubuh kekurangan vitamin A, sel epitel akan mengeluarkan

keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Tanda permulaan gangguan

penglihatan sebagai akibat kekurangan vitamin A ialah menurunnya kesanggupan untuk melihat dalam

cahaya yang samar-samar. Kanak-kanak yang menderita kekurangan vitamin A ini biasanya kalau

23
berjalan di dalam cahaya yang samar-samar seringkali menubruk benda-benda yang ada didepannya. Hal

ini disebabkan karena ada perubahan kimia yang terjadi pada retina mata. Dalam keadaan normal retina

mata terdapat suatu zat yang disebut rodopsin, yang mengandung vitamin A yang diperlukan dalam

rangkaian penerimaan rangsang penglihatan pada waktu siang hari Bila sel-sel epitel mengeluarkan

keratin, sel-sel membran akan kering dan mengeras, dan keadaan tersebut dikenal dengan istilah

keratinisasi. Keadaan tersebut bila berlanjut akan menyebabkan penyakit xeroftalmia. Xeroftalmia adalah

keadaan bila orang mengalami kekurangan vitamin A, mula-mula konjungtiva mata mengalami

keratinisasi, kemudian korneanya juga terpengaruh. Bila tidak diobati, mata akan menjadi buta. Bila

terjadi kekurangan vitamin A, maka berarti proses pembentukan redopsin akan terganggu. Hal inilah yang

merupakan peyebab rabunnya kanak-kanak dalam keadaan cahaya samar atau cahaya senja. Karena itu,

penyakit ini disebut penyakit rabun senja atau hemeralopi. Dalam tingkat kedua pembuatan air mata akan

berkurang sehingga selaput lendir mata atau konyuntiva tampak menjadi kering dan berlipat –lipat. Di

bagian kiri dan kanan biji mata akan kelihatan noda-noda putih mengkilat seperti sisik ikan. Dan noda-

noda ini disebut bercak bitot. Sumber: http://www.vitaminsdiary.com Gejala-gejala keringnya konyuntiva

ini disebut xeroftalmi. Penyakit ini masih bisa disembuhkan tanpa meninggalkan bekas atau cacat pada

mata. Bila dalam taraf xeroftalmi ini anak-anak tidak mendapatkan pengobatan,maka terjadilah bahaya

yang lebih hebat, yaitu luka pada kornea. Kadang-kadang luka itu sungguh hebat sehingga seluruh kornea

hancur. Keadaan seperti ini disebut keratomalasea. Penderita akan menjadi buta sama sekali.

2) Kerusakan Jaringan Epitel. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan perubahan -perubahan

pada jaringan pelapis (epitel). Jaringan-jaringan pelapis ini akan menjadi keras karena adanya sel tanduk.

Karena itu, orang - orang yang kekurangan vitamin A ini mudah terserang penyakit saluran pernafasan

atau saluran pencernaan.

3) Gangguan Pertumbuhan Kekurangan vitamin A juga dapat mengganggu jalannya pertumbuhan

tubuh. Di samping itu kekurangan vitamin A dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang

24
b. Perburukan penyakit asma

Kadar vitamin D yang rendah dapat memicu terjadinya perburukan asma. Pada sejumlah

penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D berkaitan dengan inflamasi

saluran napas (Maalmi et al., 2012; Sutherldan et al., 2010), hiperresponsif saluran napas (Sutherldan et

al., 2010), penurunan fungsi paru (Maalmi et al., 2012; Sutherldan et al., 2010; Brehm et al., 2010; Li et

al., 2011) kontrol asma yang buruk, tingginya rawat inap serta eksaserbasi asma (Chinellato et al., 2011).

Kekurangan vitamin D yang berisiko menyebabkan defisiensi vitamin D, dapat diketahui dengan

pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah. Jumlah vitamin D seseorang dapat diketahui dengan nilai

kadar vitamin D dalam darah melalui pengukuran kadar 25-hydroxyvitamin D dalam darah. Kadar 25-

hydroxyvitamin D dalam darah dibagi menjadi tiga golongan: kadar > 30 ng/mL (75 nmol/L)

digolongkan normal; kadar 20–30 ng/mL (50-75 nmol/L) digolongkan sebagai insufisiensi vitamin D;

sedangkan kadar < 20 ng/mL (< 50 nmol/L) digolongkan sebagai defisiensi vitamin D (Niruban et al.,

2015). Defisiensi vitamin D bisa terjadi karena kurangnya nutrisi vitamin D, kurangnya paparan sinar

matahari, obesitas, gangguan pada hati, dan ginjal (Holick, 2010; Plum et al., 2010). Sumber utama

vitamin D berasal dari sinar matahari berasal dari radiasi matahari ultraviolet (UV) B (UVB) yang

mengkonversi 7-dehydrocholesterol di kulit menjadi previtamin D3 dan kemudian menjadi vitamin D3.

Pada makanan, vitamin D paling banyak ditemukan dalam minyak ikan (contoh: ikan salmon dan

makarel), bijibijian dan produk susu (Lange et al., 2009; Holick et al., 2010). Di Indonesia sendiri, peran

vitamin D pada pengobatan asma belum menjadi perhatian. Vitamin D diharapkan dapat menjadi

pertimbangan untuk pengobatan asma secara alamiah dan menimbulkan efek samping. Pengobatan asma

selama ini dengan pengobatan sintetik, memerlukan pemantauan pengobatan yang rasional (Lorensia et

al., 2011; Lorensia et al., 2012), karena dapat berisiko terjadinya efek samping yang justru memperparah

kondisi pasien atau bahkan meningkatkan biaya pengobatan (Lorensia et al., 2013a; Lorensia et al.,

2013b). Padahal Indonesia sebagai negara tropis di Asia memiliki potensi paparan sinar matahari yang

25
sangat besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam darah

pasien asma dewasa muda sebagai identifikasi risiko defisiensi vitamin D yang dapat memperparah gejala

asmanya, dibdaningkan dengan kadar vitamin D nonasma.

c. Akibat Kekurangan Vitamin C

Kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit skorbut biasanya

jarang terjadi pada bayi; bila terjadi pada anak-anak, biasanya pada usia setelah 6 bulan dan dibawah 12

bulan. Gejalagejala penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan demam.

Juga timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak yang giginya telah keluar,

gusi membengkak, empuk, dan terjadi pendarahan. Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa

bulan menderita kekurangan vitamin C dalam makanannya. Gejala gejalanya ialah pembengkakan dan

pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia, dan deformasi tulang. Penyakit sariawan

yang akut dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C

per hari. Bila penyakit sudah kronik perlu diperlukan waktu lebih lama untuk penyembuhannya dan suplai

vitamin C yang lebih ditingkatkan.

d. Hipertensi

Beberapa mekanisme telah diusulkan tentang peran vitamin D dalam pengaturan tekanan darah

dan patofisiologi dari hipertensi arterial, yang merupakan faktor risiko utama dari stroke. Vitamin D

berimplikasi dalam regulasi proksimal Rennin-Angiotensin System (RAS) dan dalam interaksinya dengan

RAS untuk menentukan kalsium intraseluler pada otot polos vascular. Pada Health Professionals’Follow

pada Nurses’ Health Study (NHS), risiko dari insidens hipertensi lebih besar pada individu

dengan kadar 25 (OH) D adalah di bawah 15 ng/ml dibandingkan dengan mereka yang mempunyai level

25 (OH) D 30 ng/ml atau lebih tinggi.

e.. Diabetes Mellitus

26
Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara vitamin D dan fungsi fisiologi dari

sel beta pankreas. Vitamin D mempengaruhi sel pankreas melalui reseptornya dan dapat meningkatkan

sekresi insulin. Sekresi insulin bergantung pada kalsium dan dilaporkan bahwa defisiensi vitamin D dapat

menyebabkan intoleransi glukosa, mengubah sekresi insulin dan DM type 2. Penelitian lain melaporkan

bahwa defisiensi vitamin D dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan prevalensi diabetes dan subjek

tanpa faktor risiko tetapi dengan defisiensi vitamin D yang berat, memiliki kemungkinan peningkatkan

diabetes.

f. Sindroma Metabolik

Sejumlah besar studi observasi menunjukkan suatu hubungan antara level rendah dari 25(OH) D dan

syndroma metabolik atau gambaran klinik individualnya. Hubungan antara kadar 25-hydroxy vitamin D

dan prevalensi dan insidens dari syndroma metabolik dinilai pada studi kohort populasi di Spanyol.

Hasilnya menunjukkan bahwa level rata-rata dari 25-hydroxyvitamin D lebih rendah pada subjek dengan

sindroma metabolik. Status vitamin D dan hubungannya dengan komponen sindroma metabolik pada

remaja usia 14-17 tahun diteliti di Iran. Rata-rata kadar serum 25(OH)D 7,26 ng dan 96% partisipan

mengalami defisiensi vitamin D. Menurut definisi age-modified dari National Cholesterol Education

Program Adult Treatment Panel III, sindroma metabolik didiagnosis pada 10,6% partisipan.

g. Vitamin D dan penyakit cardiovascular

Defisiensi vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit cardiovascular (Cardiovascular

Disease = CVD) dan hal ini kemungkinan diakibatkan hubungan antara level vitamin D yang rendah dan

obesitas, DM, dyslipidemia, disfungsi endotel dan hipertensi. Berbagai penelitian melaporkan hubungan

antara CVD dan defisiensi vitamin D dalam konteks peningkatan prevalensi dari penyakit arteri koroner

(CAD), kalsifikasi vascular dan hipertensi esensial. Level rendah 25(OH) D juga dikaitkan dengan

peningkatan risiko CVD dan mortalitas. Suatu meta-analisis dari tujuh studi memperlihatkan bahwa

ketika menyesuaikan faktor risiko cardiovascular, risiko penyakit cerebrovaskular secara signifikan

27
menurun pada individu dengan level 25(OH) D yang tinggi. Data dari beberapa studi observasional

menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D merupakan faktor risiko independen untuk stroke. 9,15,16

Population-based study di Australia menunjukkan bahwa hampir sepertiga usia 25 tahun mengalami

defisiensi vitamin D. Selain rendahnya paparan sinar matahari diduga yang ikut berkontribusi adalah

tidak

adekuat asupan vitamin D. Vitamin D sangat penting untuk kesehatan. Rendahnya status vitamin D atau

rendahnya konsentrasi dalam sirkulasi dikaitkan dengan meningkatnya risiko sejumlah penyakit.

Kadar vitamin D dalam tubuh sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain demografi, etnik,

genetik, diet dan lain-lain. Secara umum status vitamin D didapat melalui paparan sinar matahari pada

kulit dan diet atau asupan makanan. Etnik dengan kulit gelap menyebabkan penyerapan cahaya matahari

cukup banyak oleh dermis sehingga proses perubahan tidak maksimal karena terlalu banyak yang di

absorbsi dibanding yang dapat digunakan tubuh untuk melakukan proses perubahan. Sumber makanan

yang mengandung vitamin D, paling banyak berasal dari ikan seperti ikan salmon, salmon cukup mahal

dan sulit di dapat, yang mudah didapat bisa dari ikan tuna, sarden dan cakalang. Selain ikan bisa didapat

dari susu, keju, hati, kuning telur.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

28
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses

metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam

jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali pada

vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari.  Terdapat 13 jenis vitamin

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain

vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat)

Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang

bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan

gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupadengan beri-beri pada

manusia. Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang larut

lemak. Vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan C sedangkan Vitamin yang larut Lemak yaitu Vitamin

A,D,E dan K. Masing-masing vitamin memiliki fungsi khusus diantaranya, vitamin A berfungsi sebagai

pemelihara jaringan pelapis, membuat radopsin untuk proses penglihatan dan pertumbuha. Vitamin B

pemecah nutrisi penting yang masuk ke dalam tubuh dan mengubahnya menjadi energi. Vitamin D untuk

pertumbuhan tulang. Vitamin E sebagai antioksidan untuk kulit. Vitamin C untuk pecegahan atau

pengobatan sariawan. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya.

3.2 Saran

 Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentang Vitamin baik dari sumber,
fungsi serta manfaatnya.
 Semoga pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta kelebihan Vitamin bagi tubuh.

29
DAFTAR PUSTAKA

AzrimaidalizaJurnal. 2007 Vitamin A, Imunitas dan Kaitannya dengan Infeksi. Jurnal Kesehatan

………….Masyarakat

30
Bertha Jean Que1, Christiana Titaley, Felmi de LimA. 2020, Nomor 1,Pengaruh Kadar …….

…...Vitamin D dan Kalsium pada Status Kesehatan Penyakit Tidak Menular Masyarakat Pesisir di

…………Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Volume 13, Nomor 1RSUD Dr. M.

…………Haulussy

David Pakaya. 2014. Peranan Vitamin C pada Kulit. Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

……….Kesehatan Universitas Tadulako. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2. Medika

……….Tadulako

Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, jakarta.

Girindra A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.

Jamaluddin1, Agustinus Widodo, Nurul Mufliha. Vitamin A ikan sidat (anguilla marmorata) asal sungai

………palu dan danau poso. Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

……….Universitas Tadulako, Palu. GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan Volume 2 No.1 (2018): 24-30

………..http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ghidza ISSN (Print): 2615-2851

Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor,

Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.

Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara, Jakarta.

Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.

Rizal Sanif, Raissa Nurwany.2017, Vitamin A dan perannya dalam siklus sel. JKK, Volume 4, No 2,

………Departemen Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSUP Dr. M.

………Hoesin Palembang

Sirajuddin, S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat

………AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS, Makassar.

Sulaiman, A.H.1995.Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan

31
Tantri Miharti. 2013. Ilmu Gizi 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

32

Anda mungkin juga menyukai