Anda di halaman 1dari 35

PERUBAHAN FISIOLOGIS YANG TERJADI PADA LANSIA

Disusun Oleh

Nama: Aenul Muayyana

Nim: A1810007

kelas A

Dosen pengampuh :Dr. A.Suswani S.Kep.,Ns.,M.Kes

STIKes Panrita Husada Bulukumba


Prosi S1 Keperawatan
2021
Tugas individu

1. Mencari perubahan fisiologis pada lansia berdasarkan tabel

2. Menemukan kemungkinan 1 diagnosa keparawatan yang ditegakkan berdasarkan

perubahan fisiologis tersebut

3. Menetapkan intervensi keperawatan berdasarkan OTEK

4. Menetapkan evaluasi keperawatan

Perubahan Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan (OTEK)


fisiologis
A. Perubahan Gangguan persepsi Intervensi keperawatan
sensori sensori 1.Manajemen Halusinasi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan
keamanan, kenyaman dan orientasi ralita.
Observasi
 Monitor prilaku yangmengidentifikasi
Halusinasi
 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan
stimulasi lingkungan
 Monitor isi halusinasi(mis: kekerasan atau
membahayakan diri)
Terapeutik
 Pertahankan lingkungan yang aman
 lakukan tindakan keselamatan ketika tidak
dapat mengoontrol rilaku
 Diskusikan perasaan dan respon terhadap
halusinasi
 hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
 Anjurkan memonitor sendiri situasiterjadinya
halusinasi
 Anjrkan Berbicara dengan orang yang
dipercaya untuk memberi dukungan dan
umpan balik korektif terhadap halusinasi
 Anjurkan melakukan distraksi
 Ajakan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan
Ansietas, jika perlu
2. Dukungan pelaksanaan ibadah
Definisi
Memfasilitasi pemulihan dan dan penyembuhan
dalam perawatan melalui pelaksaan ibadah.
Observasi
 Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah
sesuai agama yang di anut
Terapeutik
 Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk
pelaksaaan ibdah
 Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh agama
terhadap prosedur khusus
 fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber
koping
 Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama
yang dianut
 Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus
 Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga
dan/rohaniawan
Kolaborasi
 Konsultasi medis terkait ibadah yang
memerlukan perhatian.
B. Pendengaran Gangguan komunikasi intervensi keperawatan
1. Promosi komunikasi ( defisit pendengaran)
verbal
Definisi
Menggunakan teknik komunikasi tambahan pda
individu dengan gangguan pedengaran.
Observasi
 Periksa kemampuan pendengaran
 Monitor akumulasi serumen berlebihan
 Ientifiksi metode komunikasi yang disukai
pasien.
Terapeutik
 Gunakan bahasa sederhana
 Gunakan bahasa isyaarat, jika perlu
 Verifikasi apa yang dikatakan aau ditulis
pasien
 Fasilitasi penggunaan alat bantu dengar
 Berhadapan dengan passien secara lngsung
saat berkomunikasi
 Hindari merokok , mengunyah makanan atau
permen karet
 Hindari kebisingan saat berkomunikasi
 Hindari berkomunikasi lebih dari satu meter
pada pasien
 Lakukan irigasi telinga, jika perlu
 pertahankan kebersihan telinga.
Edukasi
 Anjurkan menyampaikan pesan dengan isyarat
 Ajarkan cara membersihkan serumendengan
tepat.
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
Definisi
Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani
program pengobatan yang sudah ditentukan.
Observasi
 identifikasi kepatuhan menjalani program
pengobatan.
Terapeutik
 buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
 buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantin memnemani pasien
 dokumntasikan aktivitas selama menjalani
proses pengobatan
 Libatkan keluarga untuk mendukung program
yang akan dijalani.
Edukasi
 informasikan program pengobatan yang akan
dijalan
 informasikan mamfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani Program pengobatan
 anjurkan keluarga untuk melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat.
C. Perasa Kesiapan peningkatan Intervensi keperawatan
Nutrisi 1. Edukasi Nutrisi
Definisi
Memberikan informasi unttuk meningkatkan
kemampuan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Observasi
 Periksa status gizi, status alergi, pogram diet,
kebutuhan, dan kemampuan pemenuhan
kebutuhan gizi
 identifiksi kemampuan dan waktu yang tepat
meneriama informasi.
Terapeutik
 Persiapan materi dan media seperti, jenis-jenis
nutrisi, tabel makanan, penukar, cara
mengelolah, cara menakar makanan
 Jadwlkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi
 Jelaskan pada pasien dan keluarga
alergimakanan, makanan yang harus diindari,
kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan pasien
 Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai
program
 Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan sebelum
memberikan makanan
 Demonstrasikan cara membersikan mulut
 Ajarkan pasien atau kluarga memonitor
asupan kalori atau makanan
 Ajarkan pasien dan keluarga memantau
kondisi kesehatan nutrisi
 Ajarkan mendemostrasikancara memberi
makan, menghitung kalori, menyiapkan
makanan sesuai program diet.
2. Konseling nutrisi
Definisi
Memberikan bimbingan dalam melakukan
modifikasi asupan nutrisi.
Observasi
 Identifikasi kebiasaan makan dan
prilakumakan yang akan diubah
 Identifikasi kempuan modifikasi diet secara
reguler
 Monitor intake dan output cairan, nilai
hemoglobin, temkanan darah.
Terapeutik
 Bina hubungan terapeutik
 Sepakati lama waktu pemberian konseling
 Tetapkan tujuan jangka pendek dan
panjangyang realistis
 Gunakan standar nutrisi sesuai standar diet
dalam mengevaluasi kecukupan makanan
 Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
 Informasikan perlunya modifikasi iet
 Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang di programkan
kolaborasi
 Rujuk pada ahli gizi, jika perlu.
D.Penciuman Gangguan persepsi intervensi keperawatan
1. Terapi Relaksasi
sensori: penghidu
Definisi
Mengurangi teknik peregangan untuk menguragi
tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri,
kecemasan.
Observasi
 Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidak
mampuan berkonsentrasi,atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif di gunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya.
 Periksa ketegangan otot, frekuensi
nadi,tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
 Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
 Ciptakan lingkugan yang tenang dan tanpa
gangguandengan pencahayaan dan suhu
ruangan nyaman, jika memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjangdengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi relasasi yang
di pilih
 Anjurkan mengambil posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
 Demostrasikan dan latih teknik relasasi (mis.
Nafas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
2. Edukasi perawatan diri
Definisi
Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan
dasar perawatan diri.
Observasi
 Identifikasi pengetahuan tentang perawtan diri
 Identifikasi masalah dan hambatan perawatan
diri yang dialami
 Identifikasi masalah pembelajara yang sesuai
Terapeutik
 Rencanakan strategi edukasi, termsuk tujuan
yang realistis
 jadwalkan waktudan intensif
pembelajaranoptimal
 sediakan lingkungan yang kondusif
pembelajaran optimal
 Berikan penguatan yang positif terhadap
kemampuan yang didapat.
Edukasi
 Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri
dan aktivitas kehidupan sehari-hari
 Anjurkan mengulang kembali informasi
edukasi tentang perawatan mandiri.
E. peraba Gangguan persepsi Intervensi keperawatan
1. Minimalisasi rangsangan
sensori: perabaan
Definisi
mengurangi jumlah atau pola rangsangan yang
ada( baik internal maupun eksternal)
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan
tingkat kenyamanan ( mis: nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
sensori
 batasi stimuls lingkungan( mis: cahaya, suara,
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 kombinasikan prosedur/tindakandaam waktu,
sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasistimulus ( mis:
mengatur pencahayaan ruangan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan
 kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi pesepsi stimulus
2. Edukasi perawatan diri
Definisi
Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan
dasar perawatan diri.
Observasi
 Identifikasi pengetahuan tentang perawtan diri
 Identifikasi masalah dan hambatan perawatan
diri yang dialami
 Identifikasi masalah pembelajara yang sesuai
Terapeutik
 Rencanakan strategi edukasi, termsuk tujuan
yang realistis
 jadwalkan waktudan intensif
pembelajaranoptimal
 sediakan lingkungan yang kondusif
pembelajaran optimal
 Berikan penguatan yang positif terhadap
kemampuan yang didapat.
Edukasi
 Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri
dan aktivitas kehidupan sehari-hari
 Anjurkan mengulang kembali informasi
edukasi tentang perawatan mandiri.

Intervensi keperawatan
F. Sistem saraf Risiko perfusi serebral
1. Manajemen peningkatan tekanan
tidak efektif intrakranial
Definisi
mengidentifiksi dan mengelola tekanan dalam
rongga kranial.
Observasi
 Identifikasi penyebab TIK
 Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK
 Monitor MAP( Mean arterial pressure)
 Monitor CVP(centeral venous pressure),jika
perlu
 Monitor PAWP, jika perlu
 Monittor PAP, jika perlu
 Monitor gelombang ICP
 Monitor status pernapasan
 Monitor intake dan outfut cairan
Terapeutik
 Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenan
 berikan posisi semi powler
 hindari manuver valsava
 Cegah terjadinya kejang
 Hindari penggunaan PEEP
 Hindari emberian cairan IV hipotonik
 Pertahankan suhu tubuh normal
kolaborasi
 Kolaborasipemberian sedasi dan anti
konvulsan, jikaperlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
Definisi
Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani
program pengobatan yang sudah ditentukan.
Observasi
 identifikasi kepatuhan menjalani program
pengobatan.
Terapeutik
 buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
 buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantiAn menemani pasien
 dokumntasikan aktivitas selama menjalani
proses pengobatan
 Libatkan keluarga untuk mendukung program
yang akan dijalani.
Edukasi
 informasikan program pengobatan yang akan
dijalan
 informasikan mamfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani Program pengobatan
 anjurkan keluarga untuk melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat.
G. Perubahan Gangguan mobilitas fisik intervensi keperawatan
kognitif dan 1. Dukungan ambulasi
keseimbangan Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
aktivitas berpindah.
Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi

Terapeutik

 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu


 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu
 Mlibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana
2. Dukungan Mobilisasi

Definisi

Memfasilitasi pasien untuk ,eningkatkan aktivitas


pergerakan fisik.

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.

Terapeutik

 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat


bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi


 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan.

H. Tidur Gangguan pola tidur Intervensi keperawatan


1. Dukungan tidur
Definisi
Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur
observasi
 Identifikasi pola aktivitas tidur
 Identifikasi faktor penggangu tidur
 Identifikasi makanan dan minuman yang
menganggu tidur (mis, kopi, teh, alkohol,
makan, minum air sebelum tidur)
 Identifikasi obat tidur yang dikomsumsi.
Terapeutik
 Modifikasi lingkungan(mis, pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras dan tempatt tidur
 Batasi waktu tidur siang jik perlu
 fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan.
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan wktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan/minuman
yangmengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadp tidur REM
 ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya.
2. Edukasi aktivitas/istirahat
Definisi
Mengajarkan pengaturan dan istirahat
observasi
 identifikasi kemmuan dan kesiapan menerima
informsi
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pengaturn aktivitas
dan istirahat
 jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
 berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan pentingnya melkukan aktifitas
fisik/olahraga rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas istirahat
 Ajarkan dan mengidentifikasi kebutuhan
istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi targetdan jenis
aktivitas sesuai kemampuan.

I.Sistem Penurunan curah jantung Intervensi keperawatan


Kardiovakuer 1. perawatan jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi
komplikasi akibat ketidakseimbangan antara
suplay dan konsumsi oksigen miokard.
Observasi
 Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan
curah jantung
 identifi0kasi tanda dan gejala sekunder
penurunan curah jantung
 monitor tekanan darah
 monitor intake dan outfut cairan
 monitor berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
 monitor saturasi oksigen
 monitor keluhan nyeri dada
 monitor EKG 12 sadapan
 monitor arimitia ( kelainan irama dan
frekuensi)
 monitor nilai laboratorium jantung
 periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah aktifitas
 periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah pemberian obat
Terapeutik
 Posisikan pasien semipowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
 Berikan diet jantungyang sesuai
 gunakan stocking elastis, sesuai indikasi
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stres, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
 Anjrkan berhenti merokok
 Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan outfut cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti aritmia, jika
perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
2. Perawatan jantung akut
Definisi
Mengidentiikasi dan mengelola pasien yang baru
mengalai episode ketidakseimbangan antara
keidaksediaan dan kebutuhan oksigen miokard
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeridda
 monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST
dan T
 monitor aritmia
 monitor elektrolit yang dapat meningkatkan
risiko aritmia
 monitor saturasi oksigen
 monitor enzim jantung
Terapeutik
 Pertahankantirah baring minimal 12 jam
 pasang akses intravena
 puaskanhingga bebas nyeri
 Berikan terapi rileksasi untuk mengurangi
ansietas dan stres
 siapkan menjalani intervensi koroner
perkutan, jika perlu
 Berikan dukungan yang emosional dan
spiritual
Edukasi
 Anjurkan segera melaporka nyeri dada
 Anjurkan menghindari manuver valsava
 Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
 kolaborasi pemberian antiangiana, jika perlu
 kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
 kolaborasi pemberian inotropik,jika perlu
 kolaborasipemeriksaaan x-ray dada, jika perlu
J.Sistem Pola napas tidak efektif Intervensi keperawatan
pernapasan 1. Manajemen jalan napas
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
napas.
Observasi
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
 Posisikan semi- fowler atau fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
 Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2. Pemantauan Respirasi
Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan
pertukaran gas.
Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya napas.
 Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes, biot ataksik).
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan napas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray toraks.
Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien.
 Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
K. Sistem
Gangguan mobilitas fisik Intervensi keperawatan
muskuloskeletal

1. Dukungan ambulasi

Definisi

Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan


aktivitas berpindah.

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi.

Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu
 Mlibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi.

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi


 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan.
2. Dukungan mobilisasi

Definisi

Memfasilitasi pasien untuk ,eningkatkan aktivitas


pergerakan fisik.

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.

Terapeutik

 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat


bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi


 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan..

L.Sistem Disfungsi motilitas Intervensi keperawatan


Gastrointestinal 1. Manajemen Nutrisi
Gastrointestinal
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelolah asupan nutrisi
yang seimbang
Observasi
 Observasi identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogatik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
Terapeutik
 Lakukan oral hygine sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencega
konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen, jika perlu.
 Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogatik jika asupan oral dapat di toleransi.
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda nyeri, antiemtic), jika
perlu.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
julah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu.
2. Pengontrolan infeksi
Definisi
mengendalikan enyebaran infeksidan perbrukan
komplikasi akibat infeksi.
Observasi
 identifikasi pasien-pasien yang mengalami
penyakit infeksi menular.
terapeutik
 Terapkan kewaspadaan universal
 tempatkan pada ruang isolasi bertekanan
positif untuk pasien yang mengalami
penurunan imunitas
 tempatkan pada ruang isolasi bertekanan
negatif untuk pasien denganrisiko penyebaran
infeksi via droplet atau udara
 sterilisasi dan desinfeksi alat-alat ,furniture
lantai sesuai kebutuhan
 berikan tanda kusus untuk pasien-pasien
dengan penyakit menular.
Edukasi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 ajarkan etika batuk atau bersin

M. Ginjal Gangguan pertukaran gas Intervensi keperawatan


1. Pemantauan respirasi
Defenisi
Mengumpulkan dan menganalisi data untuk
memastikan kepatenan jalan nafas dan keefektifan
pertukaran gas.
Obervasi
 Monitor ftekuensi,irama,kedalaman dan upaya
nafas
 Monit pola nafas (seperti
bradypnea,takipnea,hiperfentilasi,kussmaul)
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunti nafas
 Monitor saturasi oksigenmonitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray torax.

Terepeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil permantauan.

Edukasi
 Jelaskan tujuam prodesur pemamntauan
 Informasikan hasil pemantauan,jika perlu.
2. Terapi oksigen
Defenisi
Memeberikan tambahan oksiegen untuk mencegah
dan mengatasu kondisi kekurangan oksigen
jaringan.
Observasi
 Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor posisi alat terapi oksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan praksi yang diberikan cukup
 Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis.oksimetri analisa gas darah) jika perlu
 Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
makan
 Monitor tanda-tanda hipofentilasi
 Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen
dan atelektaisis
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
 Monitor intergritas mukuso hidung akibat
pemasangan oksiegen

Terapeutik
 Bersikan secret pada mulut,hidung dan trakea
jika perlu
 Pertahankam kepatenan jlan nafas
 Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
 Berikan oksigen tambahan,jika perlu
 Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
 Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat moilitas pasien

Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah

Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolabirosi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur.
N. Sistem Gangguan eliminasi Intervensi keperawatan
perkemihan urine 1. Dukungan perawatan diri BAB/BAK
Definisi
mempasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air
kecil dan buang air besar.
observasi
 identifikasi kebiasaan BAK/BAB
 monitor untegritas kulit pasien.
Terapeutik
 buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkaneliminasi
 dukung penggunaan toilet/commode/pispot
secarakonsisten
 jaga privasi selama eliminasi
 ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika
perlu
 Bersihkan alat bantu BAB atau BAK setelah
digunakan
 sediakan alat bantu(mis,
kateter,eksternal,urinal)
2. Manajemen eliminasi urine
Definisi
mengidentifikasi dan mengelolah penggunaan
eliminasu urine.
observasi
 identifikasi tanda dan gejala retensi
inkontinensia urine
 identifikasi faktor yang mengakibatkan retensi
 monitor eliminasi urine.
Terapeutik
 catat waktu dan haluaran berkemih
 batasi asupan cairan, jika perlu
 ambil sampel urine tengah.
Edukasi
 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
 Ajarkan mengukur asupan cairan dan saluran
urine
 Ajarkan mengambil spesimen urine
mindsteam
 Ajarkan tanda mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
 ajarkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
 Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur.
kolaborasi
 kolaborasi pemberian obat supositoriauretra,
jika perlu.

O.Sistem Resiko kehamilan tidak Intervensi keperawatan


Reproduksi dikehendaki 1. Edukasi keluarga berencana
Wanita Definisi
Memberikan informasi dan memfasilitasi ibu dan
pasangan dalam penggunaan alat kontrasepsi
untuk mengatur jarak kelahiran.
Observasi
 Indentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
 Indentifikasi pengetahuan tentang alat
kontrasepsi.
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Lakukan penapisan pada ibu dan pasangan
untuk penggunaan alat kontrasepsi
 Lakukan pemeriksaan fisik
 fasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil
keputusan menggunakan alat kontrasepsi
 diskusikan pertimbangan
agama,budaya,perkembangan,sosial ekonomi
terhadap pemilihan kontrasepsi .
Edukasi
 jelaskan tentag sisteem reproduksi
 jelaskan metode-metode alat kontrasepsi
 jelaskan aktivitas seksualisasi setelah
mengikuti program KB.
2. Manajemen kehamilan tidak dikehendaki
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan
keputusan terhadap kehamilan yang tidak
direncanakan .
Observasi
 Indentifikasi nilai-nilai dan keyakinan
terhadap kehamilan
 Identifikasi pilihan terhadap kehamilan.
Terapeutik
 Fasilitasi mengungkapkan perasaan
 Diskusikan nilai-nilai dan keyakinan yang
keliru terhadap kehamilan
 Diskusikan konflik yang terjadi dengan adanya
keehamilan
 Fasilitasi mengembangkan teknik penyelesaian
masalah
 Berikan konseling kehamilan
 Fasilitasi mengidentifikasi sistem pendukung .
Edukasi
 Informasikan pentingnya meningkatkan status
nutrisi selama kehamilan
 Informasikan perubahan yang terjadi selama
kehamilan
Kolaborasi
 Rujuk jika mengalami konflikasi kehamilan .
P.Sistem Risiko Disfungsi Seksual Intervensi keperawatan
Reproduksi Pria 1. Edukasi seksualitas
Definisi
memberikan informasi dalam memahami dimensi
fisikdan psikososial seksualitas.
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
meneriam informasi
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
keepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan anatomi fisiologi sistem reproduksi
 Jelaskan perkembangan siklus seklualitas
selama sepanjang kehidupan
 jelaskan perkembangan emosi
 jelaskan pengaruh tekanan kelompok
 jelaskan risiko tertular penyakit menular
seksual
 ajarkan keterampilan komunikasi Asertif
untuk menolak tekanan.
2. Edukasi Manajemen Stres
Defenisi
Mengejarkan pasien untuk mengindetifikasi dan
mengelola stres akibat perubahan gaya hidup.
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi
 Ajarkan teknik relaksasi
 Ajarkan latihan asertif
 Ajarkan membuat jadwal olahraga teratur.
 Anjurkan aktivitas untuk menyenangkan diri
(mis. hobi, bermain musik, memotong kuku)
 Anjurkan bersosialisasi
 Anjurkan tidur dengan baik setiap malam (7-9
jam)
 Anjurkan tertawa untuk melepas stres dengan
membaca atau klip video lucu
 Anjurkan menjalin komunikasi dengan
keluarga dan profesi pemberi asuhan.
Q. Sistem Defisit pengetahuan Intervensi keperawatan
endokrin 1. Edukasi kesehatan
definisi
mengajarkan pengolaan fakyor risiko penyakit dan
rilaku hidup bersih dan sehat.
Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan


menerima informasi
 Identifikasi factor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat.

Terapeutik

 Sediakan materi dan media Pendidikan


kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

 Jelaskan factor resiko yang dapat


mempengaruhi status kesehatan
 Jelaskan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Edukasi aktivitas / istirahat
Definisi
mengajarkan aktifitas dan istirahat.
observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pengaturn aktivitas
dan istirahat
 jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
 berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan pentingnya melkukan aktifitas
fisik/olahraga rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas istirahat
 Ajarkan dan mengidentifikasi kebutuhan
istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi targetdan jenis
aktivitas sesuai kemampuan.
R. Sistem Gangguan integritas  Gangguan integritas kulit/jaringan
integumen kulit/jaringan 1. perawatan integritas kulit
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat
kulit untuk menjaga keutuhan,
kelembaban dan mencegah
perkmbangan mikroorganisme.
Observasi
 Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit (mis, perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi,
penurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan
mobilitas.

Terapeutik
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
baring
 Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
 Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering
 Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
 Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering.

Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab
(mis, lotion, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan menigkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
 Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
 Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada di luar
rumah
 Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya.

2. Edukasi perawatan kulit


Definisi
Memberikan informasi untuk
memperbaiki atau meningkatkan
integritas jaringan klit
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
 sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Anjurkan menggunakan tabir
surya saatberada di luar rumah
 anjurkan minumcukup cairan
 Anjurkan mandi dengan
menggunakan sabun
secukupnya
 Anjurkan menggunakan
pelembab
 Anjurkan melapor jika ada lesi
kulit yang tidak biasa
 Anjurkan membersihkan
dengan air hangat bagian
perianal selama priode diare.

Evaluasi
A. Gangguan persepsi sensori ( perubahan sensori)

Persepsi sensori : (membaik) terhadap stimulus baik internal maupun eksternal


B. Gangguan komunikasi verbal (pendengaran)

Komunikasi verbal: ( meningkat) terhadap kemampuan mendengar.


C. Kesiapan peningkatan Nutrisi (perasa)

Status nutrisi: (membaik) terhadap kebutuhan metabolisme tubuh.


D. Gangguan persepsi sensori penghidu (penciuman)

Persepsi sensori penciuman(membaik) terhadap stimulus baik internal maupun

eksternal.
E. Gangguan persepsi sensori perabaan (peraba)

Persepsi sensori perabaan (membaik) terhadap stimulus baik internal maupun

eksternal
F. Risiko perfusi serebral (sistem saraf)

Perfusi serebral : ( meningkat) untuk menunjang fungsi otak.


G. Gangguan mobilitas fisik ( Perubahan kognitif dan keseimbangan)

Mobilitas fisik: (meningkat) terhadap kemampuan dalam gerakan fisik dari sau

atau lebih ekstremitas secara mandiri


H. Gangguan pola tidur ( Tidur)

Pola tidur: ( membaik) pada kualitasdan kuantitas tidur


I. Penurunan curah jantung (Sistem kardiovaskuler)

Curah jantung:(meningkat) untuk memenuhi metabolisme tubuh


J. Pola napas tidak efektif (Sistem pernapasan)

Pola napas :(membaik) terhadap inspirasi dan ekspirasi yang memberikan


ventilasi yang adekuat

K. Gangguan mobilitas fisik( Sistem muskuloskeletal)

mobilitas fisik: (meningkat) terhadap gerakan fisik dri satu atau lebih ekstremitas

secara mandiri.

L. Disfungsi motilitas Gastrointestinal ( Sistem gastrointestinal)

motilitas Gastrointestinal : ( membaik) terhadap aktivitas peristaltik

gastrointestinal.
M. Gangguan pertukaran gas ( Ginjal)

Pertukaran gas : (meningkat)Terhadap eliminasi atau oksegenasi karbon dioksida


N. Gangguan eliminasi urine ( Sistem perkemihan)

eliminasi urine : (membaik) terhadap pengosongan kandung kemih yang lengkap


O. Resiko kehamilan tidak dikehendaki (Sistem reproduksi wanita)

Penerimaan kehamilan:(meningkat) terhadap rekonsiliasi perubahan terhadap

situasi
P. Risiko Disfungsi Seksual (Sistem reproduksi pria)

Fungsi seksual: ( membaik) terkait penyauran dan kinerja seksuaal


Q. Defisit pengetahuan (Sistem endokrin)
Tingkat pengetahuan: ( meningkat) terhadaf informasi kesehatan berkaitan dengan
topik tertentu.
R. Gangguan integritas kulit/jaringan ( Sistem integumen)
integritas kulit dan jaringan: (meningkat) terhadap keutuhan kulit atau jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai