E Book Laporan Sistem Merit
E Book Laporan Sistem Merit
KEMENTERIAN,
LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN
PEMERINTAH PROVINSI
ISBN 978-602-53106-2-1
“Pemetaan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)”
Dewan Redaksi
Pembina : Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara
Penanggung Jawab : Wakil Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara
Ketua Dewan Redaksi : Prof. Prijono Tjiptoherijanto
Anggota Redaksi : Waluyo
I Made Suwandi
Nuraida Mokhsen
Tasdik Kinanto
Abdul Hakim
Irwansyah
Sumardi
Sekretaris : Rahmat J.P. Siregar
Taufik Abdullah
Tim Penyusun : Nuraida Mokhsen
Septiana Dwiputrianti
Anggara Hayun Anujuprana
Della Damayanti
Lian Ifandri
Hak cipta dilindungi undang - undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan
sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis penerbit.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu hak cipta atau
memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp.
500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
DAFTAR ISI
Grafik 1: Pemetaan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Beberapa Kementerian Tahun 2018.................................................................................17
Grafik 2: Pemetaan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Beberapa Lembaga Pemerintah Non Kementerian Tahun 2018......................................18
Grafik 3: Pemetaan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Pemerintah Provinsi Tahun 2018.....................................................................................19
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
laporan Pemetaan Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
tahun 2018 dapat diselesaikan. Penerbitan ini disusun berdasarkan kajian yang dilakukan
oleh Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN),
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tugas dan fungsi KASN dalam melakukan
pengawasan penerapan sistem merit.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan instrumen penilaian penerapan sistem merit. Terima kasih pula untuk seluruh
instansi baik pusat maupun daerah yang telah melakukan penilaian mandiri penerapan sistem
merit dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penerbitan ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penerbitan ini, untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan penerbitan ini sangat diharapkan. Semoga
penerbitan ini dapat memberi manfaat bagi semua instansi dalam meningkatkan penerapan
sistem merit dalam manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sofian Effendi
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) telah
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN). Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sebagai lembaga yang diberi tugas
mengawasi dan memastikan kebijakan tersebut terlaksana perlu membangun sistem
pengawasan untuk menjamin tugas tersebut dilaksanakan secara efektif.
Pada tahun 2017, KASN telah menetapkan Peraturan KASN No. 5 Tahun 2017
tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit di Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut
mengatur tentang kriteria dan tata cara untuk menilai sejauh mana instansi pemerintah telah
menerapkan sistem merit dalam manajemen ASN di instansinya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kesiapan masing-masing instansi pemerintah dalam menerapkan sistem merit.
Informasi tersebut dapat menjadi masukan bagi KASN dalam melakukan pembinaan.
Berdasarkan Peraturan KASN No. 5 Tahun 2017 tersebut, pada tahun 2018 Bidang
Pengkajian dan Pengembangan Sistem, Komisi Aparatur Sipil Negara telah melakukan
pemetaan penerapan sistem merit dalam manajemen aparatur sipil negara di Pemerintah
Pusat (Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian) dan Pemerintah Provinsi.
Hasil penilaian sebagaimana dijelaskan dalam laporan ini, dapat menjadi masukan bagi
instansi yang dinilai dan juga instansi lain yang berwewenang dalam membuat kebijakan,
khususnya yang terkait dengan Pembangunan SDM Aparatur.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan kegiatan pemetaan tersebut. Kami menyadari bahwa kegiatan pemetaan yang
kami lakukan masih mempunyai banyak kekurangannya. Masukan bagi penyempurnaan
kegiatan pemetaan di masa mendatang sangat kami hargai.
Nuraida Mokhsen
Hambatan yang dihadapi instansi dalam membangun sistem merit tidak hanya
keterbatasan dana, namun juga keterbatasan kemampuan para pengelola pegawai untuk
menyiapkan berbagai prasyarat yang diperlukan. Disamping itu, komitmen yang kuat sangat
diperlukan dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di masing-masing instansi untuk
mewujudkan manajemen ASN yang berbasis sistem merit. Tantangan ke depan dalam
membangun sistem merit adalah:
a. Mendorong instansi untuk menyiapkan rencana strategis bidang SDM yang menjadi
bagian dari rencana strategis instansi;
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tersebut disusun sebagai bagian dari program
reformasi birokrasi, yang merupakan upaya untuk mentransformasi birokrasi Pemerintah
Indonesia, dari rule-based bureaucracy menuju ke dynamic governance. Sejalan dengan itu
maka manajemen Aparatur Sipil Negara juga harus berubah dari administrasi kepegawaian,
menuju ke pembangunan Human Capital, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.
Dynamic Governance
Pengembanagan Potensi Human Capital
(2025)
Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN merupakan amanat utama dalam
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. Dengan menerapkan sistem merit maka pengangkatan
pegawai, mutasi, promosi, penggajian, penghargaan dan pengembangan karier pegawai
Untuk menjamin sistem merit dilaksanakan sesuai ketentuan, maka Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN) yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
pelaksanaan norma dasar ASN, kode etik dan kode perilaku pegawai ASN serta penerapan
sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN. KASN diberikan kewenangan untuk
mengawasi setiap tahap proses seleksi terbuka bagi pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
(JPT). Disamping itu, KASN juga berwenang untuk menetapkan apakah suatu instansi sudah
menerapkan sistem merit dalam manajemen ASN di instansinya sehingga dapat dikecualikan
dari pelaksanaan seleksi terbuka.
Tujuan pemetaaan penerapan sistem merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
adalah untuk:
a. Mendapatkan informasi yang akurat terkait tingkat penerapan sistem merit dalam
manajemen ASN di Instansi Pemerintah guna memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan nasional terkait pengembangan SDM Aparatur;
b. Mengevaluasi pelaksanaan penerapan sistem merit di masing-masing instansi
Pemerintah guna menyediakan baseline data bagi KASN dalam melakukan pengawasan
dan pembinaan ;
c. Memberi masukan kepada instansi yang dinilai terkait upaya-upaya yang masih
diperlukan dalam upaya menerapkan prinsip merit
a. Peta tentang tingkat penerapan sistem merit di Kementerian, LPNK dan Pemerintah
Provinsi;
b. Rekomendasi terkait upaya-upaya yang perlu dilakukan guna mendorong instansi
menerapkan sistem merit sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang ASN.
1.4 Tahapan
Sumber daya manusia (SDM) mempunyai peranan penting dalam segala aspek
kehidupan, dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, sampai dengan lingkup besar, yaitu Negara.
David de Cezo & Stephen P. Robbins (1999) mengungkapkan bahwa “Achieving
organizational goals cannot be done without human resources. Getting good people is
critical to the success of every organizational.”1
Manajemen SDM merupakan sistem formal di dalam suatu organisasi untuk memastikan
sumber daya yang ada digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
organisasi. Manajemen SDM dibangun untuk memotivasi dan mengembangkan staf agar
mereka dapat memberikan dukungan terbaik dalam pencapaian misi organisasi.
Manajemen sumber daya manusia yang berbasis merit dipercayai dapat menarik orang-
orang terbaik untuk bekerja di suatu organisasi karena sistem tersebut memberi kesempatan
kepada siapa saja untuk mengembangkan kariernya sesuai dengan kemampuan masing-
masing, dan tidak dipengaruhi oleh pertimbangan lain seperti gender, suku, dan faktor-faktor
non-merit lainnya. Penerapan sistem merit juga dipercayai dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dan mengurangi korupsi. 2
Sistem merit menurut Merriam-Webster Dictionary adalah sistem dimana rekrutmen dan
promosi pegawai dilaksanakan berdasarkan kemampuan dalam melaksanakan tugas, bukan
dikarenakan oleh koneksi politik. Sistem merit merupakan lawan dari spoil system, yaitu
sistem dimana jabatan di pemerintahan diisi oleh teman-teman, keluarga, atau pendukung
partai yang berkuasa. Sistem merit sudah dikenal pada dinasti Qin dan Han di Cina. Sistem
tersebut dikembangkan agar jabatan di pemerintahan tidak hanya diduduki oleh para
bangsawan, namun juga penduduk pedesaan yang mempunyai kemampuan. Sistem tersebut
1
Decenzo, David A., dan Stephen P. Robbins. 1999. Human Resource Development, 6th edition. USA: John Willey & Sons
Inc.
2 UNDP, 2015. Meritocracy for Public Service Excellence.
Di Amerika Serikat, sistem merit sebagai kebijakan nasional diatur dalam the Civil
Service Reform Act of 1978, dimana disebutkan bahwa tujuan penerapan sistem merit adalah
”to provide the people of the United States with a competent, honest, and productive
workforce and to improve the quality of public service, federal personnel management
should be implemented consistent with merit system principles.” 3 Dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan tersebut, US Merit Protetcion Board menggunakan 9 (sembilan)
prinsip dan menetapkan 12 larangan dalam menerapkan sistem merit. Berikut 9 Prinsip Merit
menurut US Merit Protection Board:
a. Melakukan rekrutmen, seleksi, dan prioritas berdasarkan kompetisi yang terbuka dan
adil;
b. Memperlakukan Pegawai Aparatur Sipil Negara secara adil dan setara;
c. Memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang setara dan
menghargai kinerja yang tinggi;
d. Menjaga standar yang tinggi untuk integritas, perilaku dan kepedulian untuk
kepentingan masyarakat;
e. Mengelola Pegawai Aparatur Sipil Negara secara efektif dan efisien;
f. Mempertahankan atau memisahkan Pegawai Aparatur Sipil Negara berdasarkan kinerja
yang dihasilkan;
g. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi kepada Pegawai Aparatur
Sipil Negara;
h. Melindungi Pegawai Aparatur Sipil Negara dari pengaruh-pengaruh politik yang tidak
pantas atau tidak tepat;
i. Memberikan perlindungan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara dari hukum yang
tidak adil dan tidak terbuka.
Sementara itu UNDP, di dalam laporannya dengan judul Meritocracy for Public Service
Excellence yang diterbitkan pada tahun 2015, mendefinisikan prinsip merit sebagai berikut:
a. Jobs at every level: prinsip merit harus diterapkan tidak hanya untuk promosi, namun
juga untuk rekrutmen awal;
b. The best candidate: Memilih yang terbaik dari sejumlah kandidat, seseorang yang
dianggap dapat melaksanakan tugas jabatan dengan baik;
c. Open to all: Rekrutmen harus dilakukan secara terbuka, tidak boleh dibatasi hanya dari
internal instansi atau dari kelompok terbatas;
d. Systematic, transparent and challangeable: Proses rekrutmen harus sistematis,
transparan dan kompetitif, dimana keluhan dari kandidat yang gagal dianggap sebagai
masukan berharga yang akan meningkatkan kualitas keputusan di masa mendatang.
60 46
2. Kualitas SDM dari ASN
40 3. Indenpendensi
20
Birokrasi dari
0
Intervensi Politik
Singapura Malaysia Thailand Philipina Vietnam Indonesia
4. Kualitas Formulasi dan
Negara
Implementasi Kebijakan
5. Kredibilitas Pemerintah
dalam Pandangan
Masyarakat
b. Maraknya praktek spoil system dalam manajemen ASN, dimana jabatan diberikan
kepada pejabat yang ada hubungan dengan partai yang berkuasa.5 Praktek seperti itu
sudah ada sejak lama namun semakin berkembang sejak diberlakukannya pemilihan
umum langsung di daerah. Meningkatnya praktek spoil system merupakan salah satu
pendorong tingginya tingkat korupsi di kalangan politisi dan pegawai negeri sipil di
daerah.
c. Tingginya tingkat pelanggaran terhadap asas netralitas oleh pegawai ASN. Pengaduan
terhadap pelanggaran azas netralitas ASN cukup tinggi, terutama menjelang
pelaksanaan Pilkada Langsung. Praktek-praktek seperti itu menyebabkan rendahnya
kualitas para pejabat pimpinan tinggi di pemerintahan, khususnya di daerah. Ini
kemudian dibuktikan dari hasil uji kompetensi yang dilakukan BKN tahun 2015, dimana
dari 216 pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang mengikuti uji kompetensi, yang
mempunyai kompetensi dan potensi tinggi hanya sekitar 8,84 %. Sedangkan yang
a. Melakukan rekrutmen, seleksi, dan promosi berdasarkan kompetensi yang terbuka dan
adil dengan menyusun perencanaan SDM Aparatur secara berkelanjutan;
b. Memperlakukan pegawai ASN secara adil dan setara;
c. Mengelola pegawai ASN secara efektif dan efisien;
d. Memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang setara dengan
memperhatikan hasil kinerja;
e. Memberikan penghargaan atas kinerja pegawai yang tinggi;
f. Memberikan hukuman atas pelanggaran disiplin;
Pengisian JPT melalui seleksi terbuka dan kompetitif merupakan salah satu bentuk
penerapan sistem merit dalam manajemen ASN. Sebagaimana diatur dalam UU ASN,
rencana pengisian JPT diumumkan paling tidak di tingkat Provinsi untuk JPT Pratama dan
di tingkat nasional untuk JPT Madya dan Utama. Seleksi dilaksanakan oleh Panitia Seleksi
yang dibentuk oleh PPK dan beranggotakan wakil-wakil dari internal dan eksternal instansi.
Seleksi dilakukan berdasarkan pertimbangan kualifikasi, kompetensi, kinerja dan rekam
Pengecualian terhadap pelaksanaan seleksi terbuka, menurut Pasal 111 UU ASN, dapat
diberikan kepada instansi yang sudah menerapkan sistem merit, dalam arti telah menerapkan
prinsip merit di setiap aspek manajemen ASN. Pengecualian tersebut dengan persetujuan
KASN dan untuk itu KASN menyusun tata cara penilaian penerapan sistem merit.
KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara) adalah lembaga non-struktural yang mandiri
dan bebas dari intervensi politik yang berfungsi mengawasi penerapan nilai dasar, kode etik
dan kode perilaku serta penerapan sistem merit. Untuk memastikan sistem merit diterapkan
di instansi Pemerintah, KASN diberi kewenangan mengawasi setiap tahap pelaksanaan
pengisian JPT melalui seleksi terbuka. Pengawasan dilakukan:
a. secara preventif: melalui sosialisasi tata cara seleksi dan penerbitan rekomendasi
terhadap pelaksanaan dan hasil seleksi; serta
b. secara represif: dengan menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas dugaan terjadi
pelanggaran dalam pelaksanaan pengisian JPT dan menerbitkan rekomendasi
berdasarkan hasil investigasi.
Disamping itu, Pasal 111 UU ASN memberi KASN kewenangan untuk menetapkan
apakah suatu instansi sudah menerapkan sistem merit sehingga dapat dikecualikan dari
seleksi terbuka dalam pengisian JPT. KASN juga membina instansi pemerintah dalam
mengembangkan manajemen ASN yang berbasis sistem merit.
Sesuai dengan kewenangannya, pada tahun 2018 Komisi Aparatur Sipil Negara
(KASN) melakukan pemetaan penerapan sistem merit di instansi pemerintah. Pemetaan
tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan sistem merit di masing-masing
instansi pemerintah dan sejauh mana kesiapan instansi tersebut untuk menerapkan sistem
merit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Informasi tersebut menyediakan
base-line bagi penyusunan strategi dan kebijakan yang dapat mendorong semua instansi
pemerintah membangun sistem merit.
a. Terdapat 6 (enam) kementerian yang masuk dalam kategori IV “Sangat Baik” yaitu
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN.
b. Terdapat 16 (enam belas) kementerian yang masuk dalam kategori III “Baik” yaitu
Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Koordinator Bidang Politik, hukum dan
Keamanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kementerian Sekretariat
Negara, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi.
c. Terdapat 5 (lima) kementerian yang masuk dalam kategori II “Kurang” yaitu
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian
Desa, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta
Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Berdasarkan data tersebut sebagian besar kementerian masuk dalam kategori III, dan
tidak ada kementerian yang masuk dalam kategori I. Kondisi ini menggambarkan bahwa
kementerian sudah menerapkan sistem merit namun masih perlu menyempurnakan berbagai
persyaratan penerapan sistem merit dalam manajemen ASN, terutama terkait pembangunan
a. Terdapat 11 (sebelas) instansi masuk dalam kategori III “Baik” yaitu Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan
Siber dan Sandi Negara (Lemsaneg), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Badan Tenaga Nuklir (BATAN), Badan Narkotika Nasional (BNN), Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta Lembaga Administrasi Negara (LAN);
b. Terdapat 2 (dua) instansi masuk dalam kategori II “Kurang” yaitu Badan Nasional
Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) dan Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Grafik 3 menunjukkan dari Pemerintah Provinsi yang telah melakukan penilaian mandiri
penerapan sistem merit, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Terdapat 6 (enam) Provinsi masuk dalam kategori III “Baik” yaitu Jawa Barat, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta.
b. Terdapat 22 (dua puluh dua) Provinsi masuk dalam kategori II “Kurang” yaitu Sumatera
Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Bali, Sulawesi Utara,
Bangka Belitung, Jambi, Gorontalo, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Maluku dan Lampung.
c. Terdapat 6 (enam) Provinsi yang masuk dalam kategori I “Buruk” yaitu Papua, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua
Barat.
Sebagian besar Provinsi masuk dalam kategori II “Kurang”, dan tidak ada Provinsi yang
masuk dalam kategori IV “Sangat Baik”. Kondisi ini menggambarkan bahwa Pemerintah
Provinsi belum menerapkan sistem merit, terutama beberapa Provinsi di bagian Indonesia
Timur (Kategori I). Indonesia bagian tengah dan pulau sumatera masuk dalam kategori II,
sedangkan pemerintah provinsi yang masuk dalam kategori III “Baik” berada di pulau Jawa.
0
50
Kementerian Tenaga Kerja
259
Kemenko Perekonomian
325,5
Kemenko Polhukam
255,5
Kategori I: 100-174
Kementerian Luar Negeri
230,5
Kementerian Dalam Negeri
297
Kementerian ESDM
258
Kementerian Kominfo
209,5
Kementerian PUPR
374,5
Kementerian Kesehatan
321,5
Kementerian Perhubungan
295
Kementerian Perindustrian
302,5
Kementerian Dikbud
252,5
Kementerian Desa
245
Kementerian Sosial
300
Kementerian ATR
278,5
Kementerian PPN/BAPPENAS
307
Kementerian PPPA
220
Kementerian Pertanian
338
Kementerian Keuangan
363
Grafik 1. Peta Penerapan Sistem Merit Menajamen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Beberapa Kementerian Tahun 2018
Kementerian Pariwisata
268,5
Kementerian BUMN
359,5
17
Kementerian Ristekdikti
277,5
Grafik 2. Peta Penerapan Sistem Merit Menajamen Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Beberapa Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Tahun 2018
350
317 310,5
308,5
294 295,5 300
300 291
263 265
257 256,5
250
223,5
200 192
150
100
50
0
BKN
BASARNAS
BPPT
BNN
LIPI
BPKP
LAPAN
BNPB
BAPETEN
LEMSANEG
BATAN
BNP2TKI
LAN
Kategori I: 100-174 Kategori II: 175-249 Kategori III: 250-324 Kategori IV: 325-400
350
324,5
317,5
300
268 267,5 267,5
258
246,5
250 231 232 231 232 233
223 226,5
215,5 216,5 212 218,5
206 211 207,5
202 200 197,5
193 188
200 184 178
167,5 166 169,5
161,5 162
150
150
100
50
Kategori I: 100-174 Kategori II: 175-249 Kategori III: 250-324 Kategori IV: 325-400
Sumber: Hasil Survey dan Kajian Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem, KASN 2018
BIDANG PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM - KASN 19
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa sebagian besar Kementerian dan LPNK sudah
mencapai kategori III, yang artinya sudah memenuhi sebagian besar kriteria sistem merit.
Sementara itu yang sudah mencapai kategori IV hanya 6 Kementerian. Sedangkan untuk
Pemerintah Provinsi, mayoritas masih berada di kategori II, artinya baru memenuhi sebagian
kriteria yang ditetapkan. Terdapat 6 Provinsi yang sudah mencapai kategori III dan
semuanya berada di Pulau Jawa. Sedangkan untuk wilayah timur, masih terdapat provinsi
yang masuk dalam kategori I.
a. Membangun manajemen ASN yang mendukung pencapaian visi dan misi instansi dan
memastikan identifikasi kebutuhan pegawai lebih akurat, dalam rangka mendukung
terwujudnya visi dan misi instansi.
b. Membangun sistem pembinaan karier yang berkelanjutan, yang dimulai sejak mereka
diterima menjadi pegawai sampai mereka mengakhiri masa jabatannya, agar dapat
menjalankan tugasnya secara profesional.
c. Membangun manajemen kinerja untuk memastikan masing-masing pegawai dapat
mencapai target yang telah ditetapkan.
d. Menyusun kebijakan penggajian, penghargaan yang dikaitkan dengan kinerja dan
disiplin untuk menjadi reward and punishment yang efektif dalam mendorong kinerja
serta membentuk budaya kerja yang lebih produktif.
e. Menyiapkan para calon pemimpin yang dibutuhkan instansi dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dengan membangun talent pool yang berkesinambungan
melalui upaya peningkatan kapasitas pegawai secara konvensional maupun non-
konvensional.
BIDANG PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM - KASN 20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil pemetaan penerapan sistem merit dalam manajemen ASN yang telah dilakukan
KASN di seluruh Kementerian, LPNK dan Pemerintah Provinsi menunjukkan bahwa belum
banyak instansi yang siap untuk menerapkan sistem merit. Berbagai prasyarat masih perlu
disiapkan, namun instansi dihadapkan pada keterbatasan dana dan pengalaman dalam
mengembangkan sistem merit. Komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi sangat
diperlukan dalam mewujudkan manajemen ASN yang berbasis merit.
Komisi Aparatur Sipil Negara. 2017. Peraturan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara
Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit dalam
Manajemen Aparatur Sipil Negara di Instansi Pemerintah. Jakarta:
Kemenkumham.
United States Merit System Protection Board. 2017. The Merit System Principles: Keys to
Managing Federal Workforce. Washington, DC: USMSPB.
DAFTAR UNDANGAN
Page 1 of 3
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
27 Sekretaris Kementerian
Reformasi Birokrasi
Deputi Bidang
28 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Pengembangan SDM
29 Sekretaris Jenderal Kementerian Riset dan Teknologi
30 Sekretaris Kementerian Kementerian Badan Usaha Milik Negara
31 Sekretaris Utama Arsip Nasional Republik Indonesia
32 Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif
33 Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara
34 Sekretaris Utama Badan Kepagawaian Negara
35 Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
36 Sekretaris Utama Badan Koordinasi Pananaman Modal
37 Sekretaris Utama Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
38 Sekretaris Utama Badan Narkotika Nasional
39 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana
40 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
41 Sekretaris Utama
Kerja Indonesia
42 Sekretaris Utama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
43 Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir
44 Sekretaris Utama Badan Pengawasan Obat dan Makanan
45 Sekretaris Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
46 Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
47 Sekretaris Utama Badan Pertanahan Nasional
48 Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik
49 Sekretaris Utama Badan SAR Nasional
50 Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional
51 Sekretaris Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional
52 Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara
53 Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
54 Sekretaris Utama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
55 Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional
56 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
57 Sekretaris Utama Lembaga Sandi Negara
58 Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
59 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Nanggro Aceh Darussalam
60 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sumatera Utara
61 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sumatera Barat
62 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kepulauan Riau
63 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Jambi
64 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sumatera Selatan
65 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Bangka Belitung
66 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Bengkulu
67 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Lampung
68 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Banten
69 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Nusa Tenggara Barat
70 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Nusa Tenggara Timur
71 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kalimantan Barat
72 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kalimantan Tengah
73 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kalimantan Selatan
74 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kalimantan Timur
75 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Kalimantan Utara
76 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sulawesi Barat
77 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sulawesi Tengah
78 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sulawesi Tenggara
79 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Sulawesi Selatan
80 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Gorontalo
81 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Maluku
82 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Maluku Utara
83 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Papua Barat
84 Sekretaris Daerah Propinsi Propinsi Papua
Page 3 of 3
LAMPIRAN II : Survei Pemetaan Penerapan
Sistem Merit Manajemen ASN
NOMOR : UND-26/KASN/2/2018
TANGGAL : 7 Februari 2018
Nama Instansi :
Nama & Jabatan Penilai :
Tanggal Penilaian :
No. HP & Email :
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
I PERENCANAAN KEBUTUHAN PEGAWAI
(1) Belum menyusun rencana kebutuhan pegawai
Sudah menyusun rencana kebutuhan pegawai namun belum
Ketersediaan peta jabatan (2)
didasarkan pada Anjab dan ABK
dan rencana kebutuhan
1 pegawai untuk jangka Sudah menyusun rencana kebutuhan pegawai namun jabatan belum
(3)
menengah 5 (lima) tahun dilengkapi dengan kualifikasi dan standar kompetensi
yang sudah di tetapkan PPK Sudah menyusun rencana kebutuhan pegawai yang sudah dilengkapi
(4) dengan persyaratan kualifikasi dan standar kompetensi dan sudah
ditetapkan dengan Keputusan PPK
Ketersediaan data Belum atau sudah mempunyai data ketersediaan pegawai namun
(1)
kepegawaian secara belum terinci dan masih dikelola secara manual
2
lengkap dan real time yang Sudah mempunyai data ketersediaan pegawai yang sudah terinci
disusun menurut jabatan, (2)
namun masih dikelola secara manual
Page 1 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
pangkat, unit kerja, Sudah mempunyai data ketersediaan pegawai yang sudah terinci dan
kualifikasi dan kompetensi. (3) sudah dikelola secara elektronik namun belum terintegrasi dengan
data kepegawaian lainnya
Sudah mempunyai data ketersediaan pegawai yang sudah terinci dan
(4) sudah dikelola secara elektronik dan sudah terintegrasi dengan data
kepegawaian lainnya dalam sistem informasi kepegawaian (SIMPEG).
Page 2 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
II PENGADAAN
Ketersediaan rencana (1) Belum menyusun rencana pengadaan untuk tahun 2018
pengadaan ASN untuk tahun Sudah menyusun rencana pengadaan CPNS tahun 2018 yang dirinci
berjalan yang dirinci menurut (2)
menurut jumlah, jenis jabatan, pangkat dan kualifikasi;
jumlah, jens jabatan, Sudah menyusun rencana pengadaan ASN menurut jumlah, jabatan
pangkat, kualifikasi, (3) dan pangkat, kualifikasi, dan unit kerja, baik yang berasal dari CPNS
1
kompetensi, dan unit kerja, maupun PNS yang dialihkan dari instansi lain;
baik dari CALON PNS, Sudah menyusun rencana pengadaan ASN menurut jumlah, jabatan
PPPK, ataupun PNS dari dan pangkat, kualifikasi, kompetensi, dan unit kerja, baik yang akan
instansi lain, Serta TNI/Polri (4)
disi dengan CPNS, maupun PNS dan PPPK serta TNI/Polri (untuk
(untuk Instansi Tertentu) Instansi Tertentu).
(1) Hanya penerimaan calon PNS yang diumumkan secara luas di media;
Pelaksanaan penerimaan Penerimaa calon PNS diumumkan secara luas melalui media dan
CALON PNS/ PPPK/ PNS (2)
3 penerimaan PPPK yang di lingkungan instansi saja;
dari instansi lain dilakukan Penerimaan calon PNS dan PPPK diumumkan secara luas, namun
secara terbuka; (3) penerimaan PNS dari instansi lain diumumkan di lingkungan instansi
saja;
Page 3 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
Penerimaan calon PNS, PPPK dan PNS dari instansi lain diumumkan
(4)
secara luas, melalui media regional dan nasional.
Page 4 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
Sudah menyusun standar kompetensi jabatan untuk seluruh pegawai
(4)
dan sudah ditetapkan oleh PPK;
Penyelenggaraan Diklat (2) Sudah menyusun hanya untuk Diklat kepemimpinan saja;
6 yang dalam rangka Sudah menyusun berdasarkan analisis kebutuhan hanya untuk Diklat
(3)
mengatasi kesenjangan; kepemimpinan, teknis dan fungsional;
Sudah menyusun berdasarkan analisis kebutuhan untuk Diklat
(4)
kepemimpinan, teknis dan fungsional, sesuai kebutuhan individu;
Page 6 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
Sudah menyusun peraturan internal tentang pola karier namun belum
(2)
ditetapkan;
Peraturan internal (Permen/
Sudah menyusun dan menetapkan peraturan internal tentang pola
Pergub/ Perbup/ Perwali) (3)
karier;
tentang pola karier;
Sudah menyusun dan menetapkan peraturan internal tentang pola
(4)
karier berdasarkan pola dasar karier nasional;
Pelaksanaan mutasi, rotasi Belum pernah melaksanakan pengisian JPT secara terbuka dan
4 (1)
dan promosi ke JPT, kompetitif;
Page 7 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
Administrator dan Pengawas Sudah pernah melaksanakan pengisian JPT secara terbuka dan
(2)
secara terbuka dan kompetitif namun masih terbatas di lingkungan instansi;
kompetitif; Sudah pernah melaksanakan Pengisian JPT secara terbuka dan
(3)
kompetitif secara regional/ nasional;
Sudah pernah melaksanakan Pengisian JPT, Administrator, dan
(4)
Pengawas secara terbuka dan kompetitif secara regional/ nasional;
V PENGELOLAAN KINERJA
(1) Belum menerapkan metode penilaian kinerja yang obyektif dan terukur;
Sudah menerapkan metode penilaian kinerja yang obyektif dan terukur
(2)
Penerapan metode penilaian namun terbatas untuk JPT
2 kinerja yang obyektif dan Sudah menerapkan metode penilaian kinerja yang obyektif dan terukur
terukur; (3)
namun terbatas untuk JPT, Administrator, dan Pengawas;
Sudah menerapkan metode penilaian kinerja yang obyektif dan terukur
(4)
untuk seluruh pegawai
Page 8 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
(1) Belum melaksanakan analisis;
(2) Sudah melaksanakan analisis;
Analisis permasalahan
4 kinerja dan strategi Sudah melaksanakan dan sudah menyusun strategi untuk mengatasi
(3)
penyelesaiannya; masalah tersebut.
Sudah melaksanakan, sudah menyusun strategi, dan sudah
(4)
melaksanakan strategi tersebut;
Page 9 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
PILIHAN
BERI
KRITERIA SUB-KRITERIA
TANDA
(√)
Kebijakan untuk memberi Belum tersedia ketentuan, namun sudah pernah dilakukan walaupun
(2)
penghargaan yang bersifat belum menjadi agenda tetap;
finansial dan non-finansial (3) Sudah tersedia ketentuan dan belum menjadi agenda tetap;
kepada pegawai berprestasi
luar biasa; (4) Sudah tersedia ketentuan dan sudah menjadi agenda tahunan
VII PERLINDUNGAN
Dengan ini menyatakan bahwa formulir penilaian ini diisi dengan sebenar-benarnya dan sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Tanda tangan
Page 12 of 12
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 2018
Seminar Nasional Hasil Pemetaan Penerapan Sistem Merit Manajemen ASN
di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah
Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem KASN menyelenggarakan Seminar
Nasional Hasil Pemetaan Penerapan Sistem Merit Manajemen ASN di Lingkungan Instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertujuan untuk membahas hasil pemetaan penerapan
sistem merit dan tindak lanjut dari pemetaan tersebut, sebagai upaya percepatan pelaksanaan
sistem merit di lingkungan instansi pemerintah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3
Desember 2018 di Margo Hotel, Depok. Dihadiri oleh Ketua KASN (Prof. Sofian Effendi),
Komisioner KASN, Asisten Komisioner KASN, beberapa narasumber diantaranya yaitu:
Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (Sri Hadiati WK, SH, MBA), Direktur
ASN Bappenas (Dr. Velix Vernando Wanggai), Sekretaris Deputi SDM Aparatur Kemen
PANRB (Drs. Herman Suryatman, M.Si), Kepala Puspenkom BKN (Dr. Purwanto, MM),
Akedimisi (Enda D Layuk Allo), dan Peserta yang merupakan perwakilan dari Instansi Pusat
(Kementerian dan LPNK) dan Pemerintah Provinsi yang sudah melakukan penilaian
penerapan sistem merit manajemen ASN.
Validasi Penilaian Penerapan Sistem Merit Manajemen ASN
di Beberapa Kementerian dan Lembaga
‘
3. Provinsi Jambi (9 Agustus 2018)
Dihadiri oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum (Ir. H. Tagor Mulia Nasution) dan Kepala
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jambi (H. Husairi, S.IP,ME)
4. Provinsi Maluku (8 November 2018)
Dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Hamin bin Thahir) dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Maluku (Donald Saimima)
5. Provinsi Kalimantan Timur (3 Oktober 2018)
Dihadiri oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Dra. Hj.
Ardiningsih, M.Si)
1. Kementerian Keuangan
POLICY BRIEF
Volume 1 | Nomor 3 | Desember 2018
U
ndang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan penerapan sistem
merit dalam kebijakan dan manajemen Aparatur
Apa Tujuan Sistem Merit?
Sipil Negara (ASN). Dalam Undang-Undang
Merekrut ASN yang profesional dan
tersebut, sistem merit didefinisikan sebagai
berintegritas, serta menempatkan
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang
diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa
1 mereka
birokrasi
pada
kompetensinya.
jabatan-jabatan
pemerintah sesuai
2
Mempertahankan ASN melalui
diduduki oleh orang-orang yang profesional, pemberian kompensasi yang adil
dalam arti kompeten dan melaksanakan tugas dan layak.
berdasarkan nilai dasar, kode etik dan kode
perilaku ASN. Guna mendorong terwujudnya
3
Mengembangkan kemampuan ASN
tujuan tersebut, KASN selaku lembaga yang diberi melalui bimbingan dan diklat.
wewenang mengawasi pelaksanaan sistem merit,
melakukan pemetaan guna mengetahui sejauh
mana sistem merit telah diterapkan di masing- Melindungi karier ASN dari politisasi
masing instansi pemerintah. Informasi tersebut
digunakan untuk pembuatan kebijakan dan
4 dan kebijakan yang bertentangan
dengan prinsip merit (nepotisme,
primordialisme).
pembinaan.
0
2. Mengevaluasi pelaksanaan
KemenDagri
Kementerian PPPA
KemenTan
KemenLu
BAPPENAS
KemRistekdikti
Kementerian ESDM
Kemenaker
Kementerian PUPR
KemenDag
KemenHub
KemenPerin
KemenSos
Kementerian ATR
KemenPar
Kemenko Perekonomian
KemenDes
Kementerian LH
KemenPora
KemenKominfo
Kementerian KKP
KemenKes
KemenDikbud
Kemenko Polhukam
Kementerian Sekneg
KemenKeu
Kementerian BUMN
penerapan sistem merit di masing-
masing instansi pemerintah
guna menyediakan baseline data
bagi KASN dalam melakukan
pengawasan dan pembinaan. Sumber: Hasil Survey dan Kajian, Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem, KASN 2018
3. Menyediakan masukan bagi
instansi pemerintah yang dinilai Gambar 2. Peta Penerapan Sistem Merit Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menyempurnakan sistem di Beberapa Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Tahun 2018
merit yang telah dibangun. 350
317
308,5 310,5
0
BTN
BNP2TKI
BSSN
BNPB
LAPAN
BNN
LIPI
LAN
Badan SAR
BAPETEN
BPKP
BPPT
BKN
Sumber: Hasil Survey dan Kajian, Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem, KASN 2018
Sekretariat:
Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
Alamat:
Jl. Letjen M.T. Haryono No.Kav. 52-53, RT.3/RW.4, Cikoko, Pancoran, Kota Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
13630 Telpon: 021 - 7972098
KEMENTERIAN,
LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN
PEMERINTAH PROVINSI