Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 8

SINTESIS IODOFORM

DOSEN PENGAMPU :

LILIK SULASTRI ,M.Farm

DISUSUN OLEH :

SANTIKA ( 20012029 )

RIZAL FEBRY M SIHITE ( 20012031 )

PRODI S1 FARMASI REGULER KHUSUS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN


FARMASI BOGOR 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan praktikum
Mempelajari reaksi halogenasi pada senyawa karbonil.
1.2 Latar belakang
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan
reaksi halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan
aseton   dan menggunakan bantuan natrium hidroksida.Prinsip dari reaksi
pembentukan iodoform adalah berdasarkanreaksi halogenasi yaitu dimulai dengan
pembentukan atom radikal bebas dari halogen.
Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam
bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik merupakan zat yang
bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa
dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan
zat yang bekerja bakterisid,digunakan untuk
membebaskan ruang dan pakaian   dari mikroba.Iodoform kadang-kadang sebagai
antiseptic dan desinfektan di bidang kedokteran gigi.
Karena kegunaannya yang cukup luas itulah maka setiap mahasiswa farmasi
dituntun untuk mengetahui dan memahami reaksi pembentukan
iodoform tersebut.Pada percobaan ini dilakukan sintesis iodoform.Untuk
menghasilkan iodoform murni.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pensintesisan Iodoform dengan
mereaksikan iodium dan aseton dengan penambahan NaOH sedikit demi sedikit
hingga terbentuk kristal kuning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Reaksi subsitusi α adalah reaksi penggantian atom H yang terletak pada
Cα (atom karbon yang terikat pada atom karbon karbonil) oleh suatu elektrofil.
Reakski ini dikatalisis oleh basa ataupun asam. Senyawa karbonil akan berperan
sebagai nukleofil melalui pembentukkan anion enolat (dengan katalisis basa)
ataupun senywa enol (dengan katalis asam). Dalam ini atom karbin α akan
bertindak akan bertindak sebagai karbanion. Salah satu reaksi subsitusi α adalah
pembentukkan iodoform
CH₃ - CO - CH₃ + I₂  CH₃ + CH₃ - COONA
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan
reaksi halogenasi (halogenais pada dasarnya ialah reaksi substansi / Penggantian
karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalam struktur), dengan bahan
dasar Iodium yang direaksikan dengan aseton yang menggunakan bantuan
natrium hidroksida sebagai katalisator. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang
banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfoktan dan antiseptik.
Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteoriostatik, biasanya dipakai pada
infeksi bakteri pada kulit mukosa dan melawan bakteri pada luka sedangkan
desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk
membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang – kadang
sebagai antiseptik dan desinfakten dibidang kedokteran gigi (Vogel, 1979).

Secara umum, keton dinamakan dengan tatanama IUPAC dengan


menggantikan sufiks -a pada alkana induk dengan -on. Untuk keton yang
umumnya dijumpai, nama-nama tradisional digunakan, seperti pada aseton dan
benzofenon, nama-nama ini dianggap sebagai nama IUPAC yang dipertahankan
walaupun beberapa buku kimia menggunakan nama propanon. Okso adalah
tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun prefiks lainnya juga
digunakan dalam berbeagai buku dan jurna. Gugus karbonil bersifat polar,
sehingga mengakibatkan senyawa keton polar. Gugus karbonil akan berinteraksi
dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut dalam air. Ia merupakan
akseptor ikatan hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk
ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah
menguap daripada alkohol dan asam karboksilat. Keasaman. Hidrogen-α keton
lebih asam (pKa ≈ 20) daripada hidrogen alkana biasa (pKa ≈ 50). Hal ini
disebabkan oleh stabilisasi resonansi ion enolat yang terbentuk ketika berdisosiasi.
Keasaman relatif hidrogen-α sangatlah penting dalam reaksi enolisasi keton dan
senyawa karbonil lainnya (Ebry Kristiano.2013).
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat yang di gunakan
 Labu alas bulat
 Erlenmeyer
 Penangas air
 Gelas arloji
 Pipet ukur.
3.1.2 Bahan yang di gunakan
 Asenton (pro sintesis)
 Etanil 99% ( pro analisis)
 NaOH 6 N (proanalisis)
 Kalium iodide
 Kaporit (CaOCL₂)
 Aquadest.
3.2 Cara kerja
a. Sintesis
1. Ke dalam labu alas bulat dimasukan 3 g KI dan 100 ml akuades + 1
ml aseton.
2. Kemudian di tambahkan bertetes – tetes sambal di kocok larutan
5% kaporit (akan timbul endapan)
3. Teruskan penambahan 1 tetes kaporit 5% sudah tidak
menimbulkan endapan lagi.
b. Isolasi
a. Diamkan larutan selama 10 menit
b. Saring dengan kertas saring. Dikarenakan tidak ada saringan
penghisap, maka kita melaukukan pemanasanagar hasil yang
disaring kering.
c. Sebelum dipanaskan cek pH terlebih dahulu.
d. Setelah hasil saringan selesai, bilas dengan etanol dan tunggu
hingga kering. Setelah itu cek pH kembali
e. Timbang hasil Kristal yang diperoleh.

c. Identifikasi
a. Masukan 1 sendok spatel Iodoform.
b. Tambahkan 1 mL AgNO3
c. Kocok kuat campuran larutan tersebut dan amat
d. Setelah damati larutan berwarna coklat dan endapan berwarna
hitam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan


1) Sintesis
Bahan Percobaan + Kaporit 5% Hasil endapan
Terjadi sedikit
1 tetes
endapan coklat
Endapan masih
2 tetes
berwarna coklat
Endapan berwarna
5 tetes putih dan larutan
menjadi keruh
Endapan tetap
berwarna putih dan
3 gram KI + 100 Ml 8 – 10 tetes
larutan keruh seperti
aquadest + 1 mL
susu
aseton Larutan menjadi keruh
kecoklatan dan
15 tetes
endapan sedikit demi
sedikit mulai hilang
Larutan menjadi putih
keruh kecoklatan
18 – 35 tetes kemudian endapan
perlahan menjadi
hilang.

2) Isolasi
Massa KI sebelum dilarutkan 3 gram
Massa hasil pengkristalan KI 0.6 gram
pH lsebelum dipanaskan 12
pH seteah dipanaskan 11
Perhitungan rendemen :
Massa awal KI = 3 gram
Massa Kristal KI = 0, 6 gram
%r rendemen = 0,6 gram x 100 %
3 gram
= 20 %

3) Identifikasi
Reaksi yang diperoleh :
CHI3 + 3 AgNO3 CH(NO3)3 + 3AgI

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini terdapat 2 proses yang dilakukan yaitu proses sintesis
dan proses pemurnian. Pada proses sintesis hal yang pertama dilakukan yaitu ke
dalam labu alas bulat dimasukan 3 gram KI, 100 ml aquadest, dan 1 ml aseton,
kemudian ditambahkan bertetes-tetes kaporit 5% sambil dikocok (akan timbul
endapan) dan diteruskan penambahan hingga 1 tetes kaporit 5% sampel tidak
menimbulkan endapan lagi lalu didiamkan selama 10 menit setelah itu disaring
campuran dengan menggunakan corong bunchner dan dicuci kristal dengan
aquadest sampai bereaksi katalis lagi. Sedangkan pada proses pemurnian hal
pertama yang dilakukan yaitu dimasukan kristal dalam labu alas bulat yang telah
dilengkai dengan reflux kemudian ditambahkan etanol hingga tepat larut sambil
dipanaskan diatas water bath dan dalam keadaan panas, larutan disaring dengan
penyaring panas (corong bunchner direndam dahulu dalam air panas), kemudian
filtrat didinginkan sambil digoyang-goyang hingga terbentuk kristal kembali
dengan sempurna lalu disaring dengan corong bunchner, lalu dikeringkan dan
dihitung rendemennya.
Pada percobaan ini digunakan larutan aseton yang berfungsi sebagai
penyambung gugus metil CH3 (COI)2 yang berfungsi sebagai oksidator serta KI
yang berfungsi sebagai penyambung I2 (Rusli,2007). Adapun prinsip percobaan
ini adalah gugus keton atau alkenon dengan larutan hipohalida akan menghasilkan
senyawa iodoform atau trihalometanu dengan titik lebur dari iodoform
sebesar 119-1220C (Arhamida, 2003). Pada percobaan ini digunakan aquadest
yang berfungsi untuk melarutkan KI karena KI sangat mudah larut dalam air.
Alasan penambahan kaporit yaitu untuk memberikan suasana basa pada
percobaan sintesis iodoform tersebut (Rusli, 2007). Pada percobaan tersebut
tersebut dilengkapi pula refluks, tujuannya yaitu untuk mempercepat reaksi antara
etanol dengan Kristal yang terbentuk ssebelumnya hingga diharapkan Kristal
dapat larut seutuhnya (Khopkar, 1990).

BAB V
KESIMPULAN
1. Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi
halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan
aseton   dan menggunakan bantuan natrium hidroksida.
2.  Adapun prinsip percobaan ini adalah gugus keton atau alkenon dengan
larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa iodoform atau trihalometanu
dengan titik lebur dari iodoform sebesar 119-1220C.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Ebry, Kristiano. 2013. Jurnal ko sip.http://www.scribd.com/doc/82511005/Jurnal-
Ko-Sip
Anonim, 2006. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis”. UMI.
Makassar     
Ebel, Siegrfried.1992. Obat Sintetik. Buku Ajar Dan Buku Pegangan. Gadjah
Mada University  Press : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai