P-ISSN 2549-9629

E-ISSN 2549-9866
Tersedia online di http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id
Submisi: 06-04-2021
Review: 13-04-2021
Accepted : LoA No.35/JNH-LPPM/STIKES-BS/IV/2021
Publish : scheduled
PENGARUH PENERAPAN PIJAT OXYTOCIN DAN KONSUMSI BISKUIT
DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI
KOTA BAU-BAU

Marpua 1,* Sunarsih 1, Fatmawati1,2, Timbul Supodo1, La Ode Kamalia1, Nurmiaty1,2

1
Department of Universitas Mandala Waluya Kendari, Indonesia
2
Poltekkes Kemenkes Kendari
Jl. Jend.A.H. Nasution No.G-37Anduonohu, Kendari Telp.(0401)3110755
Email: marpuaumar@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2019, angka
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 (nol sampai enam) bulan di Sulawesi Tenggara cenderung
fluktuatif, data untuk setiap Kabupaten ditemukan di Kabupaten Konawe Selatan mencapai 100%,
Kabupaten Konawe Kepulaun 94,92%, Buton Tengah 72,49%, Buton Utara 72,44%, Kolaka Timur
67,14%, Konawe 66,78%, Kota Kendari 62,14%, Kolaka, 62,31%, Kolaka Utara 59,87%, Buton
Selatan 57,37%, Muna Barat 53,70%, Buton 53,44%, Bombana 42,94%, Wakatobi 39,43%, Muna
28,545, Kabupaten Konawe Utara 27,94% dan tersedikit capaian ASI ekslusif di Kota Bau-Bau
23,27%
Tujuan Penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh penerapan Pijat Oxitosin dan Konsumsi
Biskuit Daun Kelor terhadap meningkatkan produksi ASI Bagi ibu post partum di Kota Bau-Bau,
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan desain pre-and post-test.
Hasil penelitian ini diketahui ringkasan statistic diskriptif dari kedua data pretest dan post
test Nilai Rata untuk Pemberian perlakuan Pijat Oxytocin sebelum dan sesudah mengalami
peningkatan dari 288.86 menjadi 603.86, untuk perlakuan pemberian biscuit daun kellor sebelum
perlakuan dan sesudah diketahu memiliki peningkatan dari 348.14 menjadi 596.86, dan nilai rata
untuk perlakuan pemberian pijat plus biscuit daun kellor mengalami peningkatan dari 399.00
menjadi 613.29, Ada hubungan pre test dan post tes di ketahui nilai signifikansi untuk perlakuan
pijat 0,000, untuk perlakuan pemberian biscuit daun kellor dengan nilai signifikansi 0.039 dan
pemberian perlakuan pijat plus pemberian biscuit daun kellor dengan nilai signifikansinya 0.001
dimana dari semua perlakuan memiliki nilai yang lebih kecil dari α 0.05 maka diketahui semua
variable memiliki arti hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian ini setelah diulas secara singkat dan disimpulkan Ada Pengaruh penerapan
pijat Oxytocin terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum Ada Pengaruh pemberian biscuit
daun kellor terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum, Ada Pengaruh penerapan pijat
Oxytocin dan Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum.
Adapun saran Agar lebih memprioritaskan dalam permasalahan dalam pemenuhan program
ASI Ekslusif, baik dengan cara sosialisasi atau dengan cara lain yang dinilai lebih efektif dan relevan
dengan harapan agar tercapainya derajad kesehatan yang setingi-tingginya, Untuk peneliti
selanjutnya dengan judul yang sama atau mirip disarankan lebih mendalami dalam melakukan
penelitiannya baik mengunakan metode analisis yang berbeda ataupun menganalisis yang lebih
spesifik lagi dari semua variabel tersebut

Kata Kunci: Produksi Asi Pada Ibu Post Partum

 2

ABSCTRACT

Based on data from the Southeast Sulawesi Provincial Health Profile in 2019, the rate of
exclusive breastfeeding for infants 0-6 (zero to six) months in Southeast Sulawesi tends to fluctuate,
data for each district is found in Konawe Selatan District reaching 100%, Konawe Kepulaun District
94, 92%, Central Buton 72.49%, North Buton 72.44%, East Kolaka 67.14%, Konawe 66.78%,
Kendari City 62.14%, Kolaka, 62.31%, North Kolaka 59.87% , South Buton 57.37%, West Muna
53.70%, Buton 53.44%, Bombana 42.94%, Wakatobi 39.43%, Muna 28.545, North Konawe Regency
27.94% and the least achievement of exclusive breastfeeding in the city Odors 23.27%
The purpose of this study was to analyze the effect of massage application and consumption
of Moringa leaf biscuits on the increase in breast milk production of postpartum mothers in Bau-
Bau City. This type of research is a quasi-experimental study with a pre-and post-test design.
The results of this study indicate that the summary statistics are descriptive of the pretest
and posttest data. The average value of the massage treatment before and after increased from
288.86 to 603.86, for the treatment of giving kellor leaf biscuits before and after treatment was found
to have increased from 348.14 to 596.86, and the average value for the treatment of giving massage
plus kellor leaf biscuits has increased from 399.00 to 613.29, there is a relationship between pre-
test and post-test, where the significance value for the massage treatment is 0.000, for the treatment
of giving kellor leaf biscuits with a significance value of 0.039 and giving massage treatment plus
giving kellor leaf biscuits with a significance value of 0.001 where all treatments have a value less
than α 0.05, it is known that all variables have a significant relationship.
The results of this study were briefly reviewed and concluded that there was an effect of the
application of Oxytocin massage on breast milk produced by post partum mothers. Breast milk
produced by post partum mothers.
There are suggestions to prioritize problems in fulfilling the exclusive breastfeeding
program, either by means of socialization or in other ways that are considered more effective and
relevant in the hope that the highest degree of health can be achieved. For further researchers with
the same or similar title, it is suggested to go deeper. In conducting research, either using different
analytical methods or analyzing more specifically of all these variables

Keywords: Production of Breast Milk in Post Partum Mothers

JNH, Vol 6 No 2 September 2021


Pendahuluan
Salah satu target United Nations
Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun
2030 diharapkan dapat menanggulangi berbagai
masalah, termasuk menghapuskan kemiskinan
dan kelaparan, memajukan kesehatan dan
pendidikan, serta membangun daerah secara
berkelanjutan. Beberapa tujuan SDGs yang
sangat berkaitan erat dengan ASI adalah: Dengan
pemberian ASI Eksklusif dapat menyumbang
sekitar 302 Milyar USD tiap tahunnya pada
pemasukan ekonomi dunia. Menyusui merupakan
sumber nutrisi terbaik dengan komposisi bioaktif
yang dapat meningkatkan status kesehatan ibu
dan anak. Bayi yang mendapatkan ASI dengan
standar emas makanan bayi terbukti memiliki
IQ lebih tinggi dan performa lebih baik sehingga
memiliki pekerjaan dan penghasilan yang layak.
Pemberian ASI eksklusif dapat membantu
persamaan hak dan kewajiban laki-laki dan
perempuan dalam pengasuhan anak. Dengan
menyusui pula dapat menekan pengeluaran untuk
membeli kebutuhan susu formula, sehingga lebih
hemat dan ramah lingkungan (UNICEF, 2020).
Berdasarkan data dari Kemenkes RI,
Angka inisiasi menyusu dini di Indonesia
meningkat dari 51,8% pada tahun 2016 dan
meningkat pada tahun 2017 menjadi sekitar 57%.
Namun, angka tersebut masih jauh dari angka
90%. Peningkatan pemberian ASI eksklusif juga
terjadi pada tingkat dari 29,5% pada tahun 2016
menjadi 35,7% pada tahun 2017. Angka ini juga
sangat kecil mengingat pentingnya peran ASI
dalam kehidupan anak (Puput Tripeni Juniman,
2018).
Persentase Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
pada bayi Eksklusif di Indonesia rata-rata, tahun
2017 73,06% yang mendapatkan IMD, dan
61,33% yang mendapatkan ASI Eklusif, dan pada
tahun 2018 mengalami penurunan dimana
ditemukan 71,34% yang mendapatkan IMD, dan
65,16% yang mendapat ASI Ekslusif. (Oscar
Primadi, dkk, 2019).
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2019, angka
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 (nol
sampai enam) bulan di Sulawesi Tenggara
cenderung fluktuatif, data untuk setiap Kabupaten
ditemukan di Kabupaten Konawe Selatan
mencapai 100%, Kabupaten Konawe Kepulaun
94,92%, Buton Tengah 72,49%, Buton Utara
72,44%, Kolaka Timur 67,14%, Konawe 66,78%,
Kota Kendari 62,14%, Kolaka, 62,31%, Kolaka
Utara 59,87%, Buton Selatan 57,37%, Muna
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
3
Barat 53,70%, Buton 53,44%, Bombana 42,94%,
Wakatobi 39,43%, Muna 28,545,Kabupaten
Konawe Utara27,94% dan tersedikit capaian ASI
ekslusif diKota Bau-Bau 23,27% (Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2019).
Pada tahun 2017, data profil kesehatan
Kota Bau-Bau merilis Jumlah anak berusia 0 (nol)
hingga 6 (enam) bulan yang terdaftar di seluruh
Puskesmas wilayah Kota Bau-Bau sekitar 5.246,
terdapat 3.446 atau 65,69% yang diberikan ASI
eksklusif (Dinkes Kota Bau-Bau, 2017).
Sedangkan tahun 2018, menunjukkan bahwa dari
2.686 jumlah bayi dengan umur 0 sampai 6 bulan
terdaftar di seluruh Puskesmas wilayah Kota Bau-
Bau, terdapat 1.954 atau 72,75% yang diberikan
ASI eksklusif dengan target yang ditetapkan
sebesar 100% (Dinkes Kota Bau-Bau, 2018).
Sedangkan tahun 2019, dari 3.061 data
bayi berumur 0-6 (nol sampai enam) bulan yang
terdaftar di seluruh Puskesmas di Kota Bau-Bau,
terdapat 2.356 atau 76,96% yang diberikan ASI
eksklusif dengan target yang ditetapkan sebesar
100% (Dinkes Kota Bau-Bau, 2018),
menunjukkan bahwa dari 3.478 jumlah bayi usia
0 sampai 6 bulan yang terdaftar di seluruh
puskesmas wilayah Kota Bau-Bau, terdapat 2.121
atau 62,49% yang diberikan ASI eksklusif dengan
target yang ditetapkan sebesar 100%, dan untuk
tafsiran persalinan di Kota Bau-Bau dengan 15
wilayah kerja puskesmas pada bulan September
sebanyak 153 orang (Dinas Kesehatan Kota Bau-
Bau, 2019)
Alasan tidak tercapainya program ASI
Ekslusif dikarenakan minimnya produksi ASI
pada ibu post partum, alternative dalam
tercapainya program ASI eklusif yaitu dengan
mengupayakan kelancaran luaran ASI pada ibu
post partum alternative tersebut antara lain yaitu
memberikan pijatan pada tulang belakang yang
disebut sebagi pijat oxotocin dan memberikan
suplemen makanan berbahan ektrak daun kelor
yaitu biscuit kelor. Pijat Oxytocin merupakan
alternative dari usaha tercapainya program ASI
Ekslusif dimana bagi ibu menyusui mengalami
keresahan saat ASI yang di produksi untuk
bayinya dinilai belum mencukupi hal ini
terkadang dengan asusmsi lain seorang ibu akan
memberikan tambahan asupan susu formula yang
dinilai gagalnya program ASI Ekslusif, dengan
memberikan pijatan Oxytocin selain melancarkan
produksi ASI juga dapat bernilai Ekonomis dan
memiliki manfaat baik dari nilai gizi ASI maupun
sumber antibody pada tubuh bayi (Widia &
Meihartati, 2017)

Selain pijat Oxitosin peningkatan
produktivitas ASI dipengaruhi juga oleh status
gizi ibu. Hal ini dapat di siasati dengan
mengkonsumsi daun Kelor (Moringa oleifera).
Kelor merupakan makanan lokal potensial
sebagai kuliner untuk semua kalangan terutama
ibu menyusui. Senyawa fitosterol yang yang
terdapat pada tanaman kelor berfungsi untuk
meningkatkan produksi (Djajanti, 2013).
Hormon Oxytocin sangat di butuhkan
pada Air Susu Ibu (ASI) yang sudah diproduksi
untuk memperlancara proses pengaliran. Kondisi
psikologis pada setiap ibu mempengaruhi
produksi Oxytocin. ASI akan mengalir lancar dan
berlimpah apa bila kondisi ibu dalam keadaan
tenang, merasa nyaman, dan bahagia. Beberapa
faktor yang mempengaruhi produktivitas hormon
oxitosin antara lain status gizi ibu, isapan bayi saat
menyusui dan Penerapan pijat oxotosin. Cara
kerja hormon Oxytocin yaitu memacu otot halus
pada wilayah alveoli sehingga terjadi kontraksi
dengan mengeluarkan ASI, hal tersebut yang
dinamakan sebagai reflex pengalihan (Delima, et
al., 2016).
Kota Bau-Bau merupakan urutan ke 1
dengan cakupan ASI ekslusif terendah di
Sulawesi tenggara, yang menjadi dasar peneliti ini
dimana daerah kepulauan dengan pusat informasi
bagi daerah kepulauan lainnya termasuk pusat
transportasi laut di Sulawesi tenggara hal ini
sangat berbanding jauh dengan harapan dimana
Hasil
1. Gambaran Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini terdiri karakteristik
responden diantaranya; Kelompok Umur,
Pendidikan dan pekerjaan dapat diuraikan dalam
Tabel 51. Distribusi Umur
Umur Frekuensi (f)
<20 tahun 2 1.90
20-35 tahun 82
>35 tahun 21
Total 105
Tabel di atas, menunjukkan bahwa balita
yang terbanyak pada Kelompok umur 20-35 tahun
sebanyak 82 orang (78.10%), dan sedikit
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
4
seharusnya justru lebih baik dari kabupaten
dengan kepuauan lainnya atau di Sulawesi
tenggara, Dari ulasan pendahuluan tersebut
penulis merasa sangat perlu dalam melakukan
penelitian di Sulawesi Tenggara khususnya Kota
Bau-Bau tentang bagiamana Pengaruh Penerapan
Pijat Oxytocin Dan Konsumsi Biskuit Daun Kelor
(Moringa Oleifera) terhadap jumlah produksi ASI
pada ibu Post Partum di Kota Bau-Bau
.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental semu dengan desain pre-and post-
test. Penelitian kuasi eksperimental dilakukan
untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya
prosedur jika dibandingkan dengan tindakan lain
dengan mengontrol variabel sesuai kondisi saat
ini. (Sugiyono, 2012).
Penelitian ini telah dilaksanakan Kota
Bau-Bau pada bulan Februari 2021, dengan
sampel berjumlah 105 ibu post partum dengan
membagi 3 kelompok dimana terdiri dari
kelompok dengan perlakuan pijat Oxytocin,
kelompok dengan perlakuan pemberian Biskuit
daun kelor dan kemlopok perlakuan pijat
dengan kombinasi pemberian biscuit daun kelor,
untuk masing masing setiap keompok memiliki
jumlah responden yang sama yaitu berjumlah 35
orang.
bentuk tabel berikut yang disertakan dengan
penjelasannya
Persentae (%)
78.10
20.00
100
kelompok umur < 20 tahun berjumlah 2 orang
(1.90%).
 5

Tabel 2. Distribusi Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentae (%)

PNS/SWASTA 9 8.57
IRT 76 72.38
WIRAWASTA 20 19.05
Total 105 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat 72.38%) dan sedikit ditemukan pada Kelompok
dijelaskan bahwa pekerjaan terbanyak pada pekerjaan PNS/Swasta Berjumlah 9 (8.57%).
kelompok pekerjaan IRT berjumlah 76 Orang
Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan.
Pendidikan Frekuensi (f) Persentae (%)
SMA 59 56.19
Diploma 13 12.38
S1 31 29.52
S2 2 1.90
Total 105 100
Untuk tabel distribusi karakteristik yaitu 59 Orang (65.19%) dengan responden
responden berdasarkan pendidikan dapat dengan frekuensi Pendidikan sedikit terdapat
dijelaskan bahwa Responden dengan frekuensi pada Pendidikan S2 yaitu 2 Orang (1.90%).
Pendidikan terbanyak pada Pendidikan SMA
2. Analisis Deskriptif
Tabel 4. Distribusi Jumlah ASI sebelum Perlakuan dan setelah perlakuan dalam ml/hari
untuk perlakuan Pijat Oxitocin
Pemberian Pemberian
No Pijat Oxitocin Keterangan Pijat Oxitocin
No Keterangan
Pre Post Pre Post
1 235 600 Meningkat 19 250 600 Meningkat
2 300 550 Meningkat 20 250 750 Meningkat
3 250 700 Meningkat 21 450 600 Meningkat
4 250 750 Meningkat 22 400 500 Meningkat
5 250 680 Meningkat 23 300 550 Meningkat
6 250 550 Meningkat 24 350 350 Tidak Meningkat
7 350 700 Meningkat 25 350 600 Meningkat
8 275 750 Meningkat 26 230 550 Meningkat
9 250 680 Meningkat 27 235 700 Meningkat
10 400 350 Tidak Meningkat 28 235 750 Meningkat
11 300 750 Meningkat 29 230 500 Meningkat
12 240 680 Meningkat 30 250 645 Meningkat
13 245 550 Meningkat 31 400 400 Tidak Meningkat
14 350 350 Tidak Meningkat 32 250 600 Meningkat
15 230 750 Meningkat 33 300 600 Meningkat
16 235 500 Meningkat 34 300 650 Meningkat
17 450 450 Tidak Meningkat 35 240 750 Meningkat

18 230 700 Meningkat

JNH, Vol 6 No 2 September 2021

 6

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa mengalami peningkatan setelah dilakukan pijat
ditemukan 5 (14,28%), responden tidak oxytocin, perlakuan ini diberikan selama 30 hari
mengalami peningkatan jumlah ASI selama dan lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
diberikan perlakuan pijat Oxytocin, dan peningkatan jumlah produksi ASI dalam mili liter
ditemukan sebanyak 35 (85,72%) responden per hari.
Tabel 5. Distribusi Jumlah ASI sebelum Perlakuan dan setelah perlakuan dalam ml/hari
untuk perlakuan Pemberian Biscuit Daun Kellor
Pemberian Biscuit Pemberian Biscuit
Daun Kelor No Daun Kelor Keterangan
No Keterangan
Pre Post Pre Post
1 350 400 Meningkat 19 400 700 Meningkat

2 350 600 Meningkat 20 450 450 Tidak Meningkat

3 230 500 Meningkat 21 300 550 Meningkat

4 400 400 Tidak Meningkat 22 350 700 Meningkat

5 450 650 Meningkat 23 240 750 Meningkat

6 230 600 Meningkat 24 350 680 Meningkat

7 250 550 Meningkat 25 500 550 Meningkat

8 250 700 Meningkat 26 350 700 Meningkat

9 450 750 Meningkat 27 500 450 Tidak Meningkat

10 400 500 Meningkat 28 300 680 Meningkat

11 400 400 Tidak Meningkat 29 240 700 Meningkat

12 350 700 Meningkat 30 245 750 Meningkat

13 350 750 Meningkat 31 350 680 Meningkat

14 450 450 Tidak Meningkat 32 350 550 Meningkat

15 235 550 Meningkat 33 235 700 Meningkat

16 450 700 Meningkat 34 450 500 Meningkat

17 230 750 Meningkat 35 450 450 Tidak Meningkat
18 300 400 Meningkat

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
ditemukan 6 (17,14%), responden tidak
mengalami peningkatan jumlah ASI selama
diberikan perlakuan Pemberian Biskuit Daun
Kelor, dan ditemukan sebanyak 29 (82,86%)
responden mengalami peningkatan setelah
dilakukan Pemberian Biskuit Daun Kelor,
perlakuan ini diberikan selama 30 hari dan
lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
peningkatan jumlah produksi ASI dalam mili
liter per hari

JNH, Vol 6 No 2 September 2021

 7

Tabel 6. Distribusi Jumlah ASI sebelum Perlakuan dan setelah perlakuan dalam ml/hari
untuk perlakuan pijat Oxytocin dan Pemberian Biscuit Daun Kellor
Pemberian Pijat Pemberian Pijat
Oxitocin dan Biskuit Oxitocin dan Biskuit
No Keterangan No daun kelor Keterangan
daun kelor

Pre Post Pre Post

1 350 693 Meningkat 19 350 693 Meningkat

2 500 550 Meningkat 20 350 693 Meningkat

3 350 693 Meningkat 21 400 792 Meningkat

4 500 990 Meningkat 22 400 792 Meningkat

5 300 594 Meningkat 23 450 891 Meningkat

6 240 475 Meningkat 24 230 455 Meningkat

7 450 450 Tidak Meningkat 25 400 792 Meningkat

8 400 792 Meningkat 26 550 1089 Meningkat

9 350 693 Meningkat 27 450 891 Meningkat

10 235 300 Meningkat 28 400 792 Meningkat

11 450 891 Meningkat 29 550 1089 Meningkat

12 450 891 Meningkat 30 400 792 Meningkat

13 350 300 Tidak Meningkat 31 350 693 Meningkat

14 230 455 Meningkat 32 450 891 Meningkat

15 400 792 Meningkat 33 550 1089 Meningkat

16 450 891 Meningkat 34 450 891 Meningkat

35 400 792 Meningkat

17 230 300 Meningkat

18 600 1188 Meningkat

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peningkatan setelah dilakukan pijat Oxytocin dan
ditemukan 8 (22,86%), responden tidak Pemberian Biskuit Daun Kelor, perlakuan ini
mengalami peningkatan jumlah ASI selama diberikan selama 30 hari dan lakukan
diberikan perlakuan pijat Oxytocin dan pemeriksaan untuk Mengetahui peningkatan
Pemberian Biskuit Daun Kelor, ditemukan jumlah produksi ASI dalam mili liter per hari.
sebanyak 27 (77,14%) responden mengalami
3. Analisis Inferensial
1. Uji Normalitas Data
Tabel 7. Distribusi Hasil Uji Normalitas Data Setiap Variabel
No n Variabel Pre Tes-Post Tes Asymp. Sig. (2-tailed) Alpha (α)
1 35 Pijat Oxitocin 0.200 0.05
2 35 Pemberian Biscuit Daun Kelor 0.055 0.05
3 35 Pemberian Pijat Oxitocin + 0.200 0.05
Biscuit Daun Kelor

Diketahui dari hasil uji normalitas data untuk
pijat oxytocin pre dan post dengan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) yaitu 0.200 lebih besar dari α 0.05
yang dapat disimpulkan bahwa memiliki
distribusi sampel yang normal, model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas. Diketahui
dari hasil uji normalitas data untuk Pemberian
Biscuit Daun Kelor pre dan post dengan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0.055 lebih besar dari
α0.05 yang dapat disimpulkan bahwa memiliki
distribusi sampel yang normal, model regresit
elah memenuhi asumsi normalitas. Dan diketahui
dari hasil uji normalitas data untuk Pemberian
Pijat Oxitocin beserta Biscuit Daun Kelor pre dan
post dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu
0.200 lebih besar dari α0.05 yang dapat
disimpulkan bahwa memiliki distribusi sampel
yang normal, model regresitelah memenuhi
asumsi normalitas.

JNH, Vol 6 No 2 September 2021

 8

1. Uji statistik
a. Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Tabel 8 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 288.86 603.86 11.009 1.96 0.000

Hasil ringkasan statistic diskriptif dari kedua yang mana menunjukkan ada pengaruh, atau
data pretest dan post test Nilai Rata untuk dapat disimpulkan bahwa melalui treatment
Pemberian perlakuan Pijat Oxitocin sebelum dan pemberian perlakuan dapat memberikan
sesudah mengalami peningkatan dari 288.86 perubahan pada jumlah produksi ASI dalam
menjadi 603.86, dimana T hitung Lebih besar dari statistic di jelaskan bahwa Ha diterima dan Ho di
T table dengan nilai signifikansi 0.000< dari 0.05 tolak.
Tabel 9 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 348.14 596.86 8.508 1.96 0.000

Untuk perlakuan pemberian biscuit daun disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
kellor sebelum perlakuan dan sesudah diketahu perlakuan dapat memberikan perubahan pada
memiliki peningkatan dari 348.14 menjadi jumlah produksi ASI dalam statistic di jelaskan
596.86, Dimana T hitung Lebih besar dari T table bahwa Ha diterima dan Ho di tolak
dengan nilai signifikansi 0.000< dari 0.05 yang .
mana menunjukkan ada pengaruh, atau dapat
Tabel 10 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 399.00 744.43 13.042 1.96 0.000

Nilai rata untuk perlakuan pemberian pijat menunjukkan ada pengaruh, atau dapat
oxytocin plus biscuit daun kellor mengalami disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
peningkatan dari 399.00 menjadi 744.43. Dimana perlakuan dapat memberikan perubahan pada
T hitung Lebih besar dari T table dengan nilai jumlah produksi ASI dalam statistic di jelaskan
signifikansi 0.000< dari 0.05 yang mana bahwa Ha diterima dan Ho di tolak.
b. Uji Wilcoxon
Tabel 11 Distribusi Hasil Uji Wilcoxon
Sesudah_Pijat_Ox Sesudah_Pemberia Sesudah_Pemberian_Pija
ytocin - n_Biscuit_Kellor - t_dan_Biscuit_Kellor -
Sebelum_Pijat_O Sebelum_Pemberi Sebelum_Pemberian_Pija
xytocin an_Biscuit_Kellor t_dan_Biscuit_Kellor
Z -4.842b -4.734b -5.077b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa hasil uji 0,05 dan Z hitung > Z table dimana Z table 1.96,
Wilcoxon mengunakan SPSS. Dapat diketahui sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat
bahwa p-value uji Wilcoxon lebih kecil dari α perbedaan antara pre dan post perlakuan.

JNH, Vol 6 No 2 September 2021

 9

c. Uji Anova (Analisis of Varians)

Tabel 12 Deskriptif Uji Anova

Descriptives
Produksi_ASI
95% Confidence
Interval for Mean Min Max
Std. Lower Upper
N Mean Deviation Std. Error Bound Bound
Pijat Oxytocin 35 432.86 79.223 13.391 405.64 460.07 279 558
Biskuit Daun Kelor 35 441.14 72.941 12.329 416.09 466.20 279 558
Pijat Oxytocin dan 35 744.43 228.641 38.647 665.89 822.97 300 1188
Pemberian Biskuit
Daun Kelor
Total 105 539.48 205.178 20.023 499.77 579.18 279 1188

Dari tabel Descriptives nampak bahwa peningkatan sebesar 441.14 dan responden
responden yang diberikan perlakuan Pjat dengan diberikan perlakuan Pjat Oxitocin serta
Oxitocin rata-rata mengalami peningkatan Pijat Oxytocin rata-rata mengalami peningkatan
sebesar 432.86, diberikan perlakuan pemberian sebesar 744.43.
Biskuit Daun Kelor rata-rata mengalami
Tabel 13 Distribusi Hasil Uji Anova
Produksi_ASI
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2206489.048 2 1103244.524 51.817 .000
Within Groups 2171691.143 102 21291.090
Total 4378180.190 104

Dari table diatas nampak perbedaan demikian pada taraf nyata = 0,05 dapat
pendapatan dari ketiga kelompok disimpulkan Ho di tolak sehingga ada perbedaan
perlakuan. Dari tabel ANOVA , pada kolom Sig. yang bermakna rata-rata produksi ASI
diperoleh nilai P (P-value) = 0,000. Dengan berdasarkan ketiga kelompok perlakuan tersebut.
Tabel 14 Distribusi Hasil perbedaan peningkatan produksi ASI setiap Treatment
mengunakan Uji Anova
Dalam table berikut bertujuan untuk melihat perlakuan apa yang dapat lebih banyak
meningkatkan produksi ASI
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Produksi_ASI
Bonferroni
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Error Sig. Bound Bound
Pijat Oxytocin Biskuit Daun Kelor -8.286 34.880 1.000 -93.19 76.62
*
Pijat Oxytocin dan -311.571 34.880 .000 -396.47 -226.67
Pemberian Biskuit Daun
Kelor
Biskuit Daun Pijat Oxytocin 8.286 34.880 1.000 -76.62 93.19
Kelor Pijat Oxytocin dan -303.286 *
34.880 .000 -388.19 -218.38
Pemberian Biskuit Daun
Kelor
Pijat Oxytocin 311.571* 34.880 .000 226.67 396.47

JNH, Vol 6 No 2 September 2021


Pijat Oxytocin Biskuit Daun Kelor 303.286*
dan Pemberian
Biskuit Daun
Kelor
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari table di atas Nampak peningkatan
produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana
perlkuan dengan peningkatan produksi ASI
terbanyak adalah pada perlakuan pemberian pijat
Pembahasan
1. Pengaruh penerapan pijat Oxitocin
terhadap ASI yang di produksi oleh ibu
post partum di Kota Bau-Bau.
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
hubungan yang signifikan antara pengaruh
pemberian perlakuan pijat oxytocin dengan
peningkatan volume ASI. Nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
melalui treatment pemberian perlakuan pijat
Oxytocin dapat memberikan perubahan pada
volume ASI dalam statistic di jelaskan bahwa Ha
diterima dan Ho di tolak.
Produksi ASI dapat ditingkatkan melalui
pijat oksitosin yaitu pijat atau rangsangan pada
tulang belakang, neurotransmitter akan
merangsang medulla oblongata ke hypothalamus
untuk mengeluarkan oksitosin yang
menyebabkan buah dada mengeluarkan air
susunya. Dengan pijatan di daerah tulang
belakang ini juga akan merelaksasikan
ketegangan dan menghilangkan stress dengan
begitu hormon oksitosin keluar akan membantu
pengeluaran air susu ibu.(Sutadi, et al., 2016)
Dalam penelitian ini pijat oksitosin
dilakukan berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP). Pijat oksitosin merupakan
reseptor mekanik secara langsung pada kulit,
sehingga simultan merangsang impul saraf aferen
pada system limbic sepanjang vertebra dan costa
5-6, rangsangan tersebut memberikan umpan
balik pada kelenjar hifose posterior
(neurohipofise) sehingga oksitosin disekresi
memasuki system peredaran darah. Sesuai dengan
teori yang mengatakan pijat oksitosin merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran
produksi ASI, mengurangi bengkak, mengurangi
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon
oksitosin, terutama pada hari-hari pertama
kelahiran dimana ASI secara bertahap akan
dihasilkan dan dikeluarkan 10-100 ml(Delima, et
al., 2016).
Berdasarkan hal ini peneliti berpendapat
pijat oksitosin dapat mempengaruhi pengeluaran
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
10
34.880 .000 218.38 388.19
Oxytocin dengan menambahkan konsumsi biscuit
daun kelor dan urutan ke dua pada perlakuan Pijat
Oxytocin.
ASI pada ibu post partum. Pijat oksitosin ini
merupakan salah satu bentuk upaya atau
dukungan yang dapat dilakukan seorang tenaga
kesehatan dan keluarga dalam mendukung
pemberian ASI eksklusif. Sebagai tenaga
kesehatan atau bidan pada pemeriksaan
kehamilan sudah seharusnya mengajarkan semua
ibu hamil, suami/ pendamping cara melakukan
pijat oksitosin sehingga pada saat masa post
partum tiba ibu dan keluarga bisa melakukannya
tanpa adanya seorang bidan.
Berdasarkan hasil T test menunjukan
peningkatan produksi ASI setelah dilakukan pijat
oksitosin diperoleh nilai T test 0,000 (p<0,05) .
hal ini menunjukan secara statistik bahwa terdapat
pengaruh yang sangat signifikan antara pijat
oksitosin dengan peningkatan produksi ASI pad
ibu post partum.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
(Endah dan Mardinarsah, 2011) mengatakan
bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh yang
lebih signifikan terhadap pengeluaran ASI pada
ibu post partum (p value : 0,001). Maka dapat di
asumsikan bahwa pijat oksitosin seharusnya perlu
dilakukan untuk ibu post partum agar
memberikan efek rileks sehingga dapat
menstimulasikan hormon oksitosin dan akan
membantu pengeluaran produksi ASI. Dan pijat
oksitosin ini sangat membantu untuk masalah
yang terjadi pada ibu saat menyusui bayi
nya(Endah & Masdinarsah, 2011).
2. Pengaruh Biskuit Daun Kelor terhadap
meningkatnya ASI Yang produksi pada
ibu post partum di Kota Bau-Bau.
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
hubungan yang signifikan antara pengaruh
pemberian perlakuan pemberian Biskuit Daun
Kelor dengan peningkatan volume ASI. Nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
Biskuit Daun Kelor dapat memberikan perubahan
pada volume ASI dalam statistic di jelaskan
bahwa Ha diterima dan Ho di tolak.

Kandungan serat pada tepung daun kelor
mencapai 19,2%, dengan komponen protein kelor
masih terikat dalam komponen serat sehingga
nenurunkan daya cerna protein termasuk
besi.Pembuatan kapsul ekstrak daun kelor melalui
proses pemanasan filtrate pada suhu 30-40oC
menurunkan kandungan serat yang tinggi sebagai
salah satu faktor inhibitor sehingga daya cerna
protein dan besi dapat meningkat. Daun kelor
yang telah diolah (dimasak dengan pemanasan)
akan memiliki nilai daya cerna yang lebih tinggi
dibandingkan dalam bentuk mentahnya, dengan
demikian bahwa kelor mengandung protein yang
sangat mudah dicerna (Zakaria, et al., 2016).
Asupan makanan ibu menyusui ikut
menentukan kualitas ASI-nya. Ada beberapa
tanaman yang dipercaya baik secara turun-
temurun maupun yang sudah terbukti uji
keilmiahannya dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas ASI, misalnya daun katuk (Sauropus
androgynus), klabet (Trigonella graceum L.) dan
daun bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour),
serta kelor (Moringa Oleifera). Ibu menyusui
membutuhkan asupan zat besi yang cukup karena
pada saat melahirkan ibu mengeluarkan darah
banyak serta 50% kebutuhan zat besi janin berasal
dari ibu. Selain itu zat besi yang berasal dari ASI
diserap 100% oleh bayi, berbeda dengan susu sapi
atau susu formula yang diserap hanya 50% dan
40%, sehingga ibu perlu menambah asupan zat
besi untuk mengembalikan volume zat besi yang
terserap oleh bayinya. Mengkonsumsi biscuit
kelor, diyakini dapat meningkatkan produksi ASI
pada ibu menyusui. Senyawa-senyawa alami di
dalam daun mungil ini berkhasiat untuk
mendorong sekresi hormon yang memerintah
produksi susu dalam kelenjar payudara(Dewi,
2017).
Biskuit daun kelor dimana diyakini dari
100 gr biscuit daun kelor mengandung protein
12,31%, lemak 18,62%, provitamin A (β-karoten)
313,47 mg, vitamin E 1549,4 mg, vitamin C
1514,96 mg, besi (Fe) 9,72 mg, seng (Zn) 3,7 mg
dan selenium 47,45 mg, yang dinilai cukup untuk
merangsang peningkatan hormone
oxytocin(Djajanti, 2013).
Dalam hal ini asumsi peneliti dari hasil
data yang diperoleh dan perbandingan dengan
jurnal, penelitian orang lain dan didukung oleh
teori-teori referensi buku maka kapsul ekstrak
daun kelor efektif meningkatkan produksi ASI
pada ibu Post Partum. Disebabkan kandungan
daun kelor fitosterol yang berfungsi memacu
produksi ASI.
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
11
3. Pengaruh penerapan pijat oxitocin dan
Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap
meningkatnya produksi ASI pada pada
ibu post partum di Kota Bau-Bau
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
hubungan yang signifikan antara pengaruh
pemberian penerapan pijat oxitocin dan
Pemberian Biskuit Daun Kelor dengan
peningkatan volume ASI. Nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
melalui treatment pemberian penerapan pijat
oxitocin dan Pemberian Biskuit Daun Kelor dapat
memberikan perubahan pada volume ASI dalam
statistic di jelaskan bahwa Ha diterima dan Ho di
tolak.
Kenyataan di lapangan menunjukkan
produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama
setelah melahirkan menjadi kendala dalam
memberikan ASI secara dini. ibu yang dapat
menyusui pada hari-hari pertama disebabkan oleh
kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya
produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu
tentang proses menyusui. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya melancarkan produksi ASI untuk
ibu postpartum. Dalam upaya pengeluaran ASI
ada dua hal yang mempengaruhi yaitu produksi
dan pengeluaran(Kiftia, 2011).
Produksi ASI di pengaruhi oleh hormon
prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi
oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan
keluar melalui rangsangan keputing susu melalui
isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang
belakanag ibu bayi(Nugraheni & Heryati, 2017).
Terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk memperlancar produksi ASI
diantaranya yaitu perawatan payudara, massage
payudara, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pijat
oksitosin vertabrae pada ibu. Pijat punggung
dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau
reflex let down melalui stimulasi sensori dari
sistem afferen. Pemijatan yang dilakukan di area
punggung ini dapat dilakukan pada ibu pasca
bedah sesar pada 24 jam setelah melahirkan
ketika ibu sudah mampu memulai mobilisasi
secara bertahap(Dewi, 2017).
Daun kelor merupakan salah satu bagian
dari tanaman kelor yang telah banyak diteliti
kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor
sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium,
besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi
daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2
mg/100 g. Daun kelor mengandung fitosterol
yang dapat meningkatkan produksi ASI bagi
wanita yang sedang menyusui, Daun kelor

mengandung Fe 5,49 mg/100 g dan fitosterol
yakni sitosterol 1,15%/100 g dan stigmasterol
1,52%/100 g yang merangsang produksi ASI,
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa selain
mengonsumsi biscuit kelor namun bias di
kombinasikan untuk lebih meningkatkan
produksi ASI, selain itu mencegah terjadinya
stress pada ibu post partum.
4. Perbedaan Jumlah Produksi ASI dengan
Perlakuan Pijat Oxytocin, pemberian
biscuit daun kelor, dan Kombinasi
perlakuan pijat oxytocin serta pemberian
biscuit daun kelor.
Diktahui dari semua perlakuan terdapat
perbedaan pengaruh untuk setiap treatman,
diketahui dari tabel di atas Nampak peningkatan
produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana
perlakuan dengan peningkatan produksi ASI
terbanyak adalah pada perlakuan pemberian pijat
Oxytocin dengan menambahkan konsumsi biscuit
daun kelor dengan jumlah rata-rata 311.571
ml/hari dan urutan ke dua pada perlakuan Pijat
Oxytocin dengan jumlah rata-rata 303.286
ml/hari.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan
pijat oxytocin memiliki efektifitas dan pengaruh
terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post
partum namun jika di kombinasikan dengan
pemberian Biskuit daun kelor makan akan
menimbulkan hasil yang lebih baik atau
mengalami peningkatan produksi ASI yang lebih
banyak.
Pijat pasca melahirkan diketahui memiliki
sejumlah manfaat, termasuk relaksasi,
menghilangkan stres, meningkatkan kualitas
tidur, membantu menyusui, dan pemulihan
hormonal setelah melahirkan. Pijat oksitosin
adalah salah satu teknik pijat pasca melahirkan
yang paling popular, ini bisa menjadi salah satu
alasan untuk percaya bahwa pijat oksitosin
membantu proses menyusui(Pilaria & Sopiatun,
2018).
Menurut (Sulaeman, et al., 2016) manfaat
Pijat Oxitocin adalah; Meningkatkan rasa percaya
diri ibu, Mengurangi sumber rasa sakit dan takut,
dan Membantu pola pikir dan perasaan yang pada
ibu terhadap bayi.
Manfaat dari daun kelor antara lain
sebagai anti peradangan, hepatitis, memperlancar
buang air kecil, anti alergi dan sangat di anjurkan
bagi ibu menyususi untuk meningkatkan produksi
ASI. Daun kelor (Moringa oleifera) banyak
digunakan dan dipercaya sebagai obat infeksi,
anti bakteri, infeksi saluran urin, luka eksternal,
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
12
antihipersensitif, anti anemik, diabetes , colitis,
diare, disentri, dan rematik (Dewi, 2017).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Ada Pengaruh penerapan pijat Oxitocin
terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post
partum serta terdapat perbedaan volume ASI
Pre dan Post Perlakuan
2. Ada Pengaruh pemberian biscuit daun kellor
terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post
partum serta terdapat perbedaan volume ASI
Pre dan Post Perlakuan
3. Ada Pengaruh penerapan pijat oxitocin dan
Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap ASI
yang di produksi oleh ibu post partum serta
terdapat perbedaan volume ASI Pre dan Post
Perlakuan.
4. Diktahui dari semua perlakuan terdapat
perbedaan pengaruh untuk setiap treatment,
diketahui nampak perbedaan peningkatan
produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana
perlakuan dengan peningkatan produksi ASI
terbanyak adalah pada perlakuan pemberian
pijat Oxytocin dengan menambahkan
konsumsi biscuit daun kelor dan urutan ke
dua pada perlakuan Pijat Oxytocin.
Saran
Hasil penelitian ini setelah diulas secara
singkat dan disimpulkan untuk setiap variabelnya
dengan demikian ada beberapa saran yang peneliti
sampaikan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Pemerintah Kota Bau-Bau
Agar lebih memprioritaskan dalam
permasalahan dalam pemenuhan program ASI
Ekslusif, baik dengan cara sosialisasi atau
dengan cara lain yang dinilai lebih efektif dan
relevan dengan harapan agar tercapainya
derajad kesehatan yang setingi-tingginya.
2. Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau
Terkhusus bagi penanggung jawab
program KIA agar lebih terfokus dalam
pemenuhan ASI Ekslusif dengan cara
sosialisasi maupun secara personal bagi tenaga
kesehatan khususnya yang menangani ibu
pasca salin, baik di rumah sakit maupun di
pelayanan kesehatan lainnya.
3. Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya dengan judul
yang sama atau mirip disarankan lebih
mendalami dalam melakukan penelitiannya
baik mengunakan metode analisis yang
berbeda ataupun menganalisis yang lebih
spesifik lagi dari semua variabel tersebut

DAFTAR PUSTAKA
A., SUTADI, H., S. & KOESTOER, R. A., 2016.
Effects of Acupoint Stimulation with
Digital Massager of Oxytocin on the Breast
Milk Production of Working Mothers.
Nurse Media Journal of Nursing, 6(2), pp.
91 - 100.
DATA REKAM MEDIK RSUD KOTA BAU-
BAU, 2017-2018. RSUD Kota Bau-Bau,
Kota Bau-Bau: Provinsi Sulawesi
Tenggara.
DELIMA, M., ZULFIA, G. & ROSYA, E., 2016.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Peningkatan Produksi Asi Ibu Menyusui Di
Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal Ipteks
Terapan, 9(4), pp. 282-293.
DEWI, F. K., 2017. Pembuatan Cookies Dengan
Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa
Oleifera) Pada Berbagai Suhu
Pemanggangan. Program Studi Teknologi
Pangan, Fakultas Teknik Universitas
Pasundan Bandung, 1(1), pp. 1-21.
DINAS KESEHATAN KOTA BAU-BAU, 2019.
Profil, kendari: 2019.
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULTRA,
2019. Profil Kesehatan, Sulawesi
Tenggara: Dinas Kesehatan Provinsi Sultra.
DJAJANTI, 2013. Uji Efek Pelancar ASI Air
Rebusan Daun Kelor (Moringa oliefera
(Lamk) Pada Mencit.. Jurnal Uji Efek
Pelancar ASI, I(2), pp. 1-6.
ENDAH, S. N. & MASDINARSAH, I., 2011.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Pengeluaran Kolostrum Pada Bu Post
Partum Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Tahun 2011.
Jurnal Kesehatan Kartika, 1(1), pp. 1-9.
FEBRIANINGSIH ALAMAKO, 2019.
Kitabisa.com. [Online]
Available at:
https://www.liputan6.com/health/read/402
6557/pekan-asi-sedunia-2019-who-dan-
unicef-serukan-tempat-kerja-ramah-laktasi
[Accessed 11 3 2020].
JOHAN, I. & Azizah, N., 2016. The Effect Of
Oxytocin Massage On Breastmilk
Production Postpartum Mothers In
Peterongan Ph Area, Jombang, East Java,
Indonesia.Jurnal Faculty of Health
Sciences, Universitas Pesantren Tinggi
Darul Ulum, 2(2), pp. 1-9.
KADIR, N. A., 2014. Menelusuri Akar Masalah
Rendahnya Persentase Pemberian Asi
Eksklusif Di Indonesia. Jurnal Al Hikmah,
Issue 1, pp. 106-108.
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
13
KIFTIA, M., 2011. Pengaruh Terapi Pijat
Oksitosinterhadap Produksi ASI pada Ibu
Post Partum. Jurnal Ilmu Keperawatan,
1(2), pp. 42-49.
LAMESHOW, S. & HOSMER, D. W., 2000.
Sample Size Determination Studies. 2 ed.
New York: a wiley-interscience
publication.
LESTARI, L., Nurul, M. & A., 2018. Peningkatan
Pengeluaran Asi Dengan Kombinasi Pijat
Oksitosin Dan Teknik Marmet Pada Ibu
Post Partum. Jurnal Kebidanan, 8(2), Pp. 1-
10.
MAITA, L., 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI. Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes, VII(3), pp. 173-
175.
MARDANI, R.A., et al, 2018. Faktor Risiko
Kejadian Pneumonia pada Anak Usia 12-48
Bulan (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
Gombong II Kabupaten Kebumen.
Kesehatan Masyarakat, p. 1.
MARYA YENITA SITOHANG, 2018. The
Conversation. [Online]
Available at:
http://theconversation.com/sebagian-besar-
ibu-di-indonesia-tidak-beri-asi-eksklusif-
6-bulan-apa-penghambatnya-100958
[Accessed 11 3 2020].
NOTOATMODJO, S., 2016. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
NUGRAHENI, D. E. & HERYATI, K., 2017.
Metode Speos (Stimulasi Pijat Endorphin,
Oksitosin Dan Sugestif) Dapat
Meningkatkan Produksi Asi Dan
Peningkatan Berat Badan Bayi. Jurnal
Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bengkulu, VIII(1), pp. 1-7.
OSCAR PRIMADI, dkk, 2019. Data dan
Informasi Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
PLARIA, E. & SOPIATUN, R., 2018. Pengaruh
Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada
Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pejeruk Kota Mataram Tahun
2017. Jurnal Kedokteran Yasri, 26(1), pp.
27-33.
PRASANTI, A., 2017. Perbedaan Produksi ASI
Sebelum Pemijatan Oxitosin dan perawatan
Payudara di RSUD dr.Gotong
Tarunadibrata Purbalingga. 10(18), pp. 24-
32.

PRASTIWI, R. S. et al., 2018. Peningkatan
Persepsi Kecukupan ASI Pada Ibu
Menyusui. Jurnal Abdimas PHB, 1(1), pp.
42-28.
PUPUT TRIPENI JUNIMAN, 2018. CNN
Indonesia. [Online]
Available at:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180820165738-255-
323681/angka-pemberian-asi-eksklusif-di-
indonesia-masih-rendah
[Accessed 11 Maret 2020].
RAHAYU, D. & YUNARSIH, 2018. Penerapan
Pijat Oksitosin Dalam Meningkatkan
Produksi Asi Ibu Postpartum.Jurnal Of
Ners Comunity, 9(1), pp. 8-14.
RAHAYUNINGSIH, T., MUDIGDO, A.
&MURTI, B., 2016. Effect of Breast Care
and Oxytocin Massage on Breast Milk
Production. Jurnal Poltekkes Bhakti Mulia,
pp. 101-109.
RARAS, N. S., SUWONDO, A., WAHYUNI, S.
& LASKA, Y., 2016. Different Amount Of
Prolactin Hormone Before And After
Acupressure-Aromatherapy Combination
Technique In Laktation Epidemiological-
Clinic Study On Post Partum Mother In
Surakarta District Hospital. Globalizing
Asia: Integrating Science, Technology and
Humanities for Future Growth and
Development, III(2), pp. 332-338.
RATIH SAKTI PRASTIWI dkk, 2018.
Peningkatan Persepsi Kecukupan ASI Pada
Ibu Menyusui. Jurnal Abdimas PHB , pp.
42-48.
R., SYAM, A. & ALHARINI, S., 2014. Studi
Pembuatan Dan Analisis Zat Gizi Pada
Produk Biskuit Moringa Oleifera Dengan
Subtitusi Tepung Daun Kelor. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin, 1(1),
pp. 1-13.
SAMSUDDIN, 2016. Pengaruh Program Kota
Layak Anak Terhadap Peningkatan Status
Kesehatan Anak Di Kota Kendari. [Online]
Available at:
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/d
etail/94935
[Accessed 12 3 2020].
SAPUTRI, I. N., Ginting, D. Y. & Zendato, I. C.,
2019. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi Asi Pada Ibu Post Partum. Jurnal
Kebidanan Kestra (JKK), II(1), pp. 68-73.
SERI, U., S. & AKHMAD, A. N., 2019. Pijat
Oksitosin Meningkatkan Produksi Asi Pada
JNH, Vol 6 No 2 September 2021
14
Ibu Pospartum Primipara Di Kota
Singkawang. Jurnal Vokasi Kesehatan
http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/JVK, 5(1), pp.
58-62.
SUGIONO, 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
SULAEMAN, E. S. et al., 2016. The Effect Of
Oxytocin Massageon Thepostpartum
Mother On Breastmilk Production In
Surakarta Indonesia. Jakarta, nternational
Conference on Health and Well-Being.
UNICEF, 2020. Adopting optimal feeding
practices is fundamental to a child’s
survival, growth and development, but too
few children benefit, New York, USA:
2019.
U. S., S. & Akhmad, A. N., 2019. Pijat Oksitosin
Meningkatkan Produksi Asi Pada Ibu
Pospartum Primipara Di Kota Singkawang.
Jurnal Vokasi Kesehatan, pp. 58 - 62.
VARNEY, 2011. Obtetri and Ginekologi. 6 ed.
Jakarta: EGC.
WIDIA, L. & MEIHARTATI, T., 2017. Oxytocin
massage enhanced breast milk production
in post-partum women. Jurnal Vocational
Program, STIKES Darul Azhar Batulicin,
25(2), pp. 63-65.
ZAKARIA, HADJU, V., As’ad, S. & Bahar, B.,
2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air
Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui Bayi 0-
6 Bulan. Jurnal MKMI, XII(3), pp. 161-
169.
Z., HADJU, V., AS’AD, S. & B., 2016. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap
Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu (ASI)
Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan.
JURNAL MKMI, 12(3), pp. 161-169