Anda di halaman 1dari 13

TEORI ARSITEKTUR II

“METODE MENATA”

Disusun Oleh :

Nama : M.Dani Saputra

NIM/NRP : 142020018

Dosen : RENY KARTIKA SARY,S.T.,M.T.

PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020/2021
PRINSIP DAN METODE MENATA

A. DEFINISI :

1. Definisi Prinsip

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.

2. Definisi Metode
Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu ada satu
istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu teknik adalah cara yang spesifik dalam
pemecahan masalah tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.
3. Definisi Menata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menata berarti mengatur; menyusun; membenahi
4. Definisi Prinsip-prinsip penataan ruang
Prinsip-prinsip penataan ruang adalah asas-asas dan cara-cara yang harus
diperhatikan dan dilakukan dalam melakukan sebuah penyusunan ruang.

B. PELAKSANAAN PRINSIP DAN METODE MENATA


Pelaksanaan prinsip dan metode menata, terbagi atas ;
1. Unsur
2. Kualitas
3. Kriteria

Azaz mengatur aan diterapkan


Azaz merancang merupakan pada azaz merancang arsitektur
bagian dari azaz mengatur

4. Elemen-elemen dalam penataan


Seorang perancang harus Keteraturan meliputi tiga pokok :
sadar akan azaz mengatur unsur, kwalitas, dan krateria

Perancangan harus
Kriteria adalah cara untuk memahami pertalian antara
mengubah kwalitas yang unsur, kwalitas, dan krateria
merupakan unsur dasar

Untuk memahami pengertian


Contoh situasi merancang,
keteraturan, kita harus menguraikan
mengatur buku pada meja.
semua pembentuk tersebut.
1. Unsur

Unsur merupakan bagian terkecil dari suatu benda. Unsur haruslah diatur, ditata, atau
diorganisasikan agar memancarkan kesan kesatupaduan, irama, dan keseimbangan.
Unsur-Unsur Arsitektur

1. Unsur Fisik. Unsur fisik arsitektur berupa bentuk dan ruang, disini harus diperhatikan
bagaimana sistem dan struktur yang diterapkan, apa saja teknologi yang dipakai.
2. Unsur Penerimaan. Berlawanan dengan unsur fisik, ini adalah unsur psikologis dari suatu
arsitektur. Apakah manusia akan nyaman menghuni bangunan ini? Apakah jalan masuk dan keluar
seseorang mengalir dan mudah untuk ditebak?
3. Apakah selain dapat diterima dengan baik bangunan/lingkungan ini juga ingin
menyampaikan suatu makna? Atau ingin membuat simbol tertentu?

Kenali dengan seksama unsur yang hendak diatur.


Dan untuk membentuk suatu pertalian diperlukan 2
unsur atau lebih. Sebuah unsur dapat berupa bagian
keseutuhan, satu keseutuhan sendiri, atau kelompok
keseutuhan. Agar dapat digabungkan dalam suatu
susunan, semua unsur harus memiliki kwalitas yang
sama.
Untuk mencapai kesatuan dalam sebuah
komposisi masing-masing unsur harus ”ditakar”,
sehingga perbandingan masing-masing unsur itu
dalam proporsi yang tepat. Dalam mencapai
komposisi yang baik kadang-kadang diperlukan
sebuah penambahan agar susunannya memiliki kekuatan tersendiri yang sering disebut
dengan istilah aksen.

Unsur Kwalitas

Kehadiran aksen akan menimbulkan daya tarik yang lebih besar ke arah bagian yang
diberi aksen itu. Apabila dalam komposisi hanya diletakkan satu saja aksen yang kuat, maka
bagian itu akan menjadi centre of interest atau pusat perhatian.
Contoh :

Satu kesatuan Kesatuan


Kesatuan kelompok

Satu kesatuan Kesatuan Kesatuan Kelompok


Contoh unsur pada bangunan :

SEMEN

Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus


yang dapat mengeras apabila tercampur dengan air. Semen terdiri
dari batu lapur / gamping yang mengandung kalsium oksida (CaO),
tanah liat (lempung) yang mengandung silika oksida (SiO2),
aluminium oksida (Al2O3), besi oksida(Fe2O3) dan gips yang
berfungsi untuk mengontrol pengerasan.

Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu :

1. Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO2,
Al2O3, dan Fe2O3.
2. Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
3. Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada
tanah liat mengandung sedikit SiO2.
4. Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung
sedikit Fe2O3.

2. KUALITAS
Kualitas adalah dasar untuk mengatur unsur. Kualitas
harus cukup khas sehingga perbedaanya dapat dikenali
untuk dasar pengatur.
Kualitas merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam
suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau
hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau
hasil dimaksudkan atau dibutuhkan.
Yang dimaksud faktor-faktor disini adalah sifat-sifat
yang dimiliki oleh barang tersebut. Seperti wujudnya, komposisi,
kekuatan dan sebagainya. Jadi kualitas suatu barang tergantung pada sifat-
sifat yang dimiliki oleh barang yang bersangkut
Contoh :

Kualitas atau mutu menurut Smith (1995) adalah kemampuan untuk


mengatur proyek dan menyediakan produk (barang atau jasa) sesuai
keinginan pengguna, pada saat yang tepat, sesuai anggaran yang tersedia,
sedapat mungkin dengan keuntungan (profit) yang tinggi.
Dan dalam bangunan ada kualitas yang paling penting untuk
diperhatikan yaitu bahan dan material yang digunakan serta bagaimana
proses atau pengerjaan bangunan. Secara umum kualitas
bangunan/konstruksi dapat ditentukan berdasarkan 3 (tiga) komponen,
yaitu:
1. Komponen Arsitektur, adalah komponen pembentuk ruang (space) dan elemen estetika
bangunan. Contoh: dinding, kusen pintu & jendela, penutup lantai, dst.
2. Komponen Struktur, adalah komponen yang berfungsi menerima, memikul, dan
menyalurkan beban agar komponen arsitektur (bangunan) kuat dan stabil. Contoh :
pondasi, kolom, balok, plat, kuda-kuda, dst.

Komponen Arsitektur Komponen Struktur

3. Komponen Pelengkap, adalah komponen pelengkap komponen arsitektur dan struktur


agar bangunan lebih nyaman, aman, dst. Contoh: • Mekanikal: plumbing, sistem air
bersih, sistem air kotor, dst. Elektrikal: listrik, telepon, LAN, dst

3. KRITERIA
Kriteria merupakan ukuran yang menjadi suatu dasar dalam
penilaian atau penetapan sesuatu. Kriteria dapat mementukan cara
pengaturan unsur. Kriteria menyatakan pertalian antara unsur
berdasarkan kedudukan unsur yang satu terhadap yang lain.
Kriteria berdasarkan kedudukan :

Kedudukan Kedudukan Kedudukan


berdasarkan waktu berdasarkan ruang berdasarkan nilai

Dalam pekerjaan merancang terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan seorang
perancang, yaitu :

1. Tetapkan unsur penentu yang akan diatur.


2. Pilih kualitas unsur yang tepat sebagai dasar pengaturan.
3. Tentukan cara untuk mengatur unsur-unsur dengan tepat.

Contoh :

KAYU

Kayu adalah bagian batang atau cabang


serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai
jaringan di batang.

Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya
antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan
sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan tekan
sejajar serat, keteguhan geser.

Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam


5 kelas keawetan berdasarkan kriteria :

• Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.


• Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air.

• Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari.

• Terlindungi dan terawat baik.

• Pengaruh rayap dan serangga lainnya.

4. ELEMEN-ELEMEN DALAM PENATAAN


Unsur, kualitas dan kriteria yang sudah
ditentukan kemudian digabungkan menjadi sebuah
rancangan bangunan.

Berdasarkan masalah yang ada, perancang harus


menentukan tata atur menurut pentingnya.

Menentapkan masalah mana yang lebih mendesak


serta memilih unsur, kualitas dan kriteria yang pokok
akan menghasilkan pengutamaan satu (atau lebih)
tata atur. Keseluruhan proses ini disebut mensitesis
bangunan.

White(1973) mengatakan bahwa dalam mendesain bangunan harus melibatkan kelima


elemen tata atur. Kelima elemen tersebut adalah:

a. Fungsi

b. Ruang

c. Geometri

d. Konteks

e. Pelingkup

Merancang adalah proses dari mengatur, dan membentuk tautan yang membuat pekerjaan
merancang selanjutnya menjadi berarti. Sehingga untuk menampung keragaman dalam
pengaturan, pengetahuan merancang harus disajikan
sebagai informasi yang dipelajari, masuk akal dan dapat
dinalar.

Tata atur membentuk tautan sebagai tempat untuk


mempelajari pembuatan alternatif rancangan, alat merancang,
dan sikap serta pola pikir yang optimal dalam merancang.
Karena pada dasarnya merancang adalah proses penyusunan
unsur sehingga menjadi suatu hubungan yang bermakna.

Tata atur merupakan sarana untuk membahas apa yang harus


dirakit, dan mengapa unsur bangunan harus berhubungan
menurut pola tertentu.

Tata atur sebagai konsep juga bertujuan agar konsep


merancang tidak dianggap ketat, kaku, membosankan, tak
bercipta, dan seperti mesin.

LIMA ELEMEN TATA ATUR

a. Fungsi
Fungsional artinya mendukung terwujudnya suatu hasil kerja yang diharapkan. Fungsi
berkaitan dengan kebutuhan manusia dalam ruang (pandangan, pernafasan, pendengaran,
kelembaban/temperatur udara, pergerakan tubuh, keselamatan badan dan jiwa,
kesehatan/kebersihan. Aktivitas manusia mempunyai kualitas yang berbeda (jumlah,
volume, frekuensi, lama, urutan, hasil). Fungsi dan aktivitas akan mempengaruhi :

1. Ruang (bentuk,ukuran, susunan, posisi/lay out, jumlah)


2. Lingkungan dan site yang di perlukan bangunan
3. Bentuk, bahan, dan posisi tiap komponen bangunan (dinding, kolom, pintu,
jendela, tangga, atap)
Contoh :

b. Ruang
Ruang merupakan rongga untuk beraktifitas dan menikmati arsitektur. Ruang yang
baik adalah ruang yang bisa memberikan pengalaman (experience) kepada penggunanya
dan harus mempunyai bentuk, batas, karakter/sifat, keindahaan. Pengalaman ruang
melibatkan 3 aspek : fisial, emosional, dan intelektual. Pola bentuk ruang :

1. Solid 2. Planar
3.Rangka

Batas ruang : dasar (lantai),


dinding/ruang lain (samping), atap/langit
(atas). Karakter ruang : intim, formal,
agung, privat, public, statis, dinamis,
leluasa, sempit, sesak, menekan,
mencekam.

Co

c. Geometri

Arsitektur memerlukan modul :

1. Upaya untuk mewujudkan kesatuan.


2. Suatu standar yang menentukan proporsi + performasi suatu bangunan.
3. Unit fungsi.
4. Dimensi/bentuk yang di ulang-ulang dalam suatu ruang/bangunan.

d. Konteks
Merupakan segala sesuatu yang ada di luar bangunan yang mempunyai relevansi
dengan permasalahan arsitektur bangunan. Contoh :
1. Iklim (angin, hujan,
matahari,
temperatur/kelembaban)
2. Topografi (bentuk site, air tanah, kontur,
jenis tanah, ketinggian)
3. Lingkungan alam (flora/fauna,
sungai, gunung, jurang)
4. Lingkungan infrastruktur (polusi kimia, asap suara, tiang/menara, kabel, listrik,
pipa, selokan, jalan)

e. Pelingkup (Stuktur dan kulit bangunan)

Tiga komponen utama : struktur, bukaan, dan


kulit bangunan. Pertimbangan pemilihan :
1. Ketersediaan bahan
2. Teknologi
3. Tuntunan fungsi/ citra
4. Waktu dan ekonomi
5. Kondisi lingkungan dan site

Anda mungkin juga menyukai