Anda di halaman 1dari 10

Analisa Data

No Data Etiolagi (Kemungkinan Penyebab) Masalah


1 Data Subjektif : Sekresi yang tertahan ditandai dengan Bersihan jalan nafas tidak
 Klien mengatakan nafas batuk tidak efektif. efektif
sesak
 Klien mengatakan batuk dan
tidak bisa mengeluarkan
sputum
 Klien mengatakan badan
terasa lemas

Data Objektif :
 Klien tampak terpasang O2
nasal canul 2 liter
 Klien tampak dispnea saat
beraktivitas, frekuensi napas
28 x/menit
 Suara napas ronchi
 Klien tampak lemas
 Ventolin 3x

2 Data Subjektif : Faktor psikologis (keengganan untuk Risiko defisit nutrisi


 Klien mengatakan tidak mau makan)
makan
 Klien mengatakan nafsu
makan berkurang
 Klien mengatakan badan
terasa lemas
 Ranitidine 2x1

Data Objektif :
 Klien tampak tidak nafsu
makan
 Klien tampak hanya
menghabiskan 3 sendok
makan saja
 Klien tampak lemas

3 Data Subjektif : Hambatan lingkungan ditandai dengan Gangguan pola tidur


 Klien mengatakan tidak bisa mengeluh sulit tidur
tidur, tidur hanya 4 jam dalam
sehari
 Klien mengatakan kurang
istirahat
 Klien mengatakan mata perih

Data Objektif :
 Klien tampak berbaring di
tempat tidur
 Klien tampak susah tidur
 TD : 110/70 mmHg
P : 89 X/menit
S : 36,0
N : 89 x/menit
4 Data Sujektif : Ketidakseimbangan antara suplai dan Intoleransi aktivitas
 Klien mengatakan sesak saat kebutuhan oksigen ditandai dengan
beraktivitas merasa lemah
 Klien mengatakan aktivitas
dibantu keluarga
 Klien mengatakan badan
terasa lemas

Data Objektif :
 Aktivitas klien tampak dibantu
keluarga
 Klien tampak berbaring,
aktivitas dilakukan diatas
tempat tidur
 Klien tampak lemas
5 Data Subjektif : Kurang terpapar informasi ditandai Defisit Pengetahuan
 Klien mengatakan kurang menanyakan masalah yang dihadapi
mengetahui tentang
penyakitnya
 Klien mengatakan
sebelumnya tidak pernah
menderita penyakit
pneumonia

Data Objektif
 Klien tampak bingung ketika
ditanya tentang penyakitnya
 Klien bertanya tentang
penyebab penyakitnya

Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak efektif.
2. Risiko Defisit nutrisi d.d faktor psikologis (keengganan untuk makan)
3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur.
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d merasa lemah.
5. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi.
Intervensi Keperawatan

No Diagnosis Keperawatan SLKI SIKI


1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, Latihan Batuk Efektif
maka Bersihan Jalan Napas Meningkat,
tertahan d.d batuk tidak efektif.
dengan kriteria hasil : O
Data Subjektif : 1. Batuk efektif meningkat 1. Identifikasi kemampuan batuk
 Klien mengatakan nafas sesak 2. Produksi sputum menurun 2. Monitor adanya retensi sputum
 Klien mengatakan batuk dan tidak bisa 3. Dispnea menurun 3. Monitor dada dan gejala infeksi saluran
mengeluarkan sputum 4. Frekuensi napas normal 12-20 kali/menit nafas
 Klien mengatakan badan terasa lemas 5. Pola napas membaik 4. Monitor input dan output cairan

Data Objektif : T
 Klien tampak terpasang O2 nasal canul 2 liter 1. Atur posisi semi Fowler atau Fowler
 Klien tampak dispnea saat beraktivitas, 2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
frekuensi napas 28 x/menit pasien
 Suara napas ronchi 3. Buang sekret pada tempat sputum
 Klien tampak lemas
E
 Ventolin 3x
1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
2. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yang ke-3

K
1. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
Manajemen Jalan Nafas

O
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Monitor sputum

T
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika dicurigai trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
6. Lakukan hiperoksigensi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGlll
8. Berikan oksigen

E
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
2. Ajarkan teknik batuk efektif

K
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu.

2 Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan Setelah dilakukan intervensi selama 2 jam, Manajemen Nutrisi
untuk makan) maka defisit nutrisi membaik, dengan kriteria
hasil : O
Data Subjektif : 1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat 1. Identifikasi status nutrisi
 Klien mengatakan tidak mau makan 2. Pengetahuan tentang pilihan makanan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makan
 Klien mengatakan nafsu makan berkurang yang sehat meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
 Klien mengatakan badan terasa lemas 3. Frekuensi makan membaik 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
4. Nafsu makan membaik nutrien
Data Objektif : 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
 Klien tampak tidak nafsu makan 6. Monitor asupan makanan
 Klien tampak hanya menghabiskan 3 7. Monitor berat badan
sendok makan saja 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Klien tampak lemas
 Ranitidine 2x1 T
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
3. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
E
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan

K
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3 Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d Setelah dilakukan intervensi selama 2 jam, Dukungan Tidur
mengeluh sulit tidur. maka pola tidur membaik, dengan kriteria hasil
: O
Data Subjektif : 1. Keluhan sulit tidur menurun 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
 Klien mengatakan tidak bisa tidur, tidur hanya 2. Keluhan sering terjaga menurun 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
4 jam dalam sehari 3. Keluhan pola tidur berubah menurun 3. Identifikasi makanan dan minuman yang
 Klien mengatakan kurang istirahat 4. Keluhan istirahat tidak cukup menurun mengganggu tidur
 Klien mengatakan mata perih 5. Kemampuan beraktivitas meningkat 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Data Objektif : T
 Klien tampak berbaring di tempat tidur 1. Modifikasi lingkungan
 Klien tampak susah tidur 2. Batasi waktu tidur siang
 TD : 110/70 mmHg 3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
P : 89 X/menit tidur
S : 36,0 4. Tetapkan jadwal tidur rutin
N : 89 x/menit 5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga

E
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur.
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
6. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
4 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan intervensi selama 2 jam , Manajemen energi
suplai dan kebutuhan oksigen d.d merasa lemah. maka toleransi aktivitas meningkat, dengan
kriteria hasil : O
Data Sujektif : 1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
 Klien mengatakan sesak saat beraktivitas sehari-hari meningkat mengakibatkkan kelemahan
 Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga 2. Dispnea saat setelah aktivitas menurun 2. Monitor kelemahan fisik dan emosional
 Klien mengatakan badan terasa lemas 3. Perasaan lemah menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
Data Objektif : 4. Frekuensi napas normal 12-20 x/menit 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
 Aktivitas klien tampak dibantu keluarga selama melakukan aktivitas
 Klien tampak berbaring, aktivitas dilakukan T
diatas tempat tidur 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
 Klien tampak lemas rendah stimulus
2. Lakukan rentang gerak pasif/aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan  Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur

E
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
K
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

5 Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam , Edukasi Kesehatan
d.d menanyakan masalah yang dihadapi. maka tingkat pengetahuan meningkat, dengan
kriteria hasil : O
Data Subjektif : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
 Klien mengatakan kurang mengetahui tentang Kriteria Hasil : menerima informasi
penyakitnya 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat
 Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah 2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan T
menderita penyakit pneumonia tentang penyakit yang di derita 1. Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat tentang penyakit Pneumonia
Data Objektif 3. Pertanyaan tentang masalah yang 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
 Klien tampak bingung ketika ditanya tentang dihadapi menurun kesepakatan  Berikan kesempatan untuk
penyakitnya 4. Persepsi yang keliru terhadap penyakit bertanya
 Klien bertanya tentang penyebab penyakitnya menurun
E
1. Jelaskan pengertian penyakit
pneumonia, penyebab dan cara
pengobatannya.

IMPLEMENTASI

No Hari/Tanggal No Dx/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1 Rabu/10/02/2020 1 Latihan Batuk Efektif S:
08.30 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk 1. Klien mengatakan nafas sesak
2. Memonitor adanya retensi sputum 2. Klien mengatakan batuk dan tidak
bisa mengeluarkan sputum
3. Memonitor dada dan gejala infeksi saluran nafas
3. Klien mengatakan badan terasa
4. Memonitor input dan output cairan lemas
5. Mengatur posisi semi Fowler O:
6. Memasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien 1. Klien tampak terpasang O2 nasal
kemudian buang sekret pada tempat sputum canul 2 liter
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif 2. Klien tampak dispnea saat
8. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung beraktivitas, frekuensi napas 28
x/menit
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
3. Suara napas ronchi  Klien tampak
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu lemas
(dibulatkan) selama 8 detik A : Masalah belum teratasi
9. Menganjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga
3 kali P : Intervensi dilanjutkan
10. Menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk
tarik nafas dalam yang ke-3 2. Memonitor adanya retensi sputum
3. Memonitor dada dan gejala infeksi
11. Berkolaborasi pemberian ventolin 2,5 mg 3x1
saluran nafas
Manajemen Jalan Nafas 4. Memonitor pola nafas
1. Memonitor pola nafas 5. Memonitor bunyi nafas tambahan
2. Memonitor bunyi nafas tambahan
3. Memonitor sputum 6. Menganjurkan asupan cairan 2000
4. Memposisikan semi-fowler ml/hari
5. Memberikan minum hangat 7. Mengajarkan teknik batuk efektif
8. Memonitor input dan output cairan
6. Melakukan fisioterapi dada
9. Melakukan fisioterapi dada
7. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik 10. Pemberian ventolin 2,5 mg 3x1
8. Memberikan oksigen
9. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
10. Mengajarkan teknik batuk efektif

Anda mungkin juga menyukai