Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN......................................... 3
2.2 FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN DAN PENGHAMBAT PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN  4
2.3   TEKNIK PENGENALAN DIRI........................................................................... 10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 15
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................... 15
3.2 SARAN..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG
Kepribadian seseorang, selain bermodal kapasitas fitrah sejak lahir dari warisan genetika
orang tuanya, ia juga terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya. Proses internalisasi
nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Pernyataan penulis ini didukung dengan
adanya Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang berjudul “An Essay Concerning Human
Understanding” (John Locke, 1690:398).
Makalah ini di susun seiring era globalisasi yang banyak menimbulkan dampak –
dampak negatif bagi pemikiran dan tingkah laku mahasiswa. Makalah ini di susun dengan
tujuan untuk menambah wawasan akan pentingnya pengembangan kepribadian untuk
mahasiswa. Metode yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas
mungkin. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi pustaka. Studi pustaka
merupakan penelaahan secara intensif melalui sumber data berupa buku maupun  artikel yang
dikutip dari media elektronik. Hasil yang ingin dicapai oleh penulis dalam pembuatan makalah
ini adalah mahasiswa mampu memahami, menerapkan, dan menjaga status kepribadian yang
baik dengan membentengi diri dari era globalisasi yang semakin menghimpit.

1.2   RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah Pengertian pengembangan kepribadian ?
2.      Apa faktor-faktor penghambat kepribadian ?
3.      Bagaimana teknik pengenalan diri ?
1.3   TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan kepribadian
2.      Untuk mengetahu faktor-fakor pengembangan kepribadian
3.      Untuk mengetahi bagaimana teknik pengendalian diri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


A.    Definisi Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui
pendidikan dan latihan.
Andrew F. Sikula mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : “Pengembangan
mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang
menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer belajar
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”. Sedangkan definisi latihan
diungkapkan oleh Andrew F. Sikula yaitu “latihan adalah proses pendidikan jangka pendek
dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan
operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu”.
B.     Pengertian Kepribadian
Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai
kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas
pribadinya.
Menurut M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
C.     Pengertian Pengembangan Kepribadian
Pengembangan kepribadian berarti kemauan diri  sendiri untuk menata aspek internal
diri atau sikap batin, dan aspek perilaku eksternal diri, yaitu cara seseorang menampilkan diri
atau tampak sisi luar diri di persepsi orang lain. (Djajendra, 2011:312)
2.2 FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN DAN PENGHAMBAT KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN
A.    Faktor pembentukan Kepribadian
Setelah memahami tentang pengertian kepribadian dan unsur-unsurnya, kali ini kita
akan mengupas tentang faktor-faktor yang dapat membentuk kepribadian seseorang. Proses
pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan setempat.
Kebudayaan setempat yang secara langsung memengaruhi kepribadian seseorang adalah
sebagai berikut.
1.      Kebudayaan daerah.
2.      Agama yang dianut oleh seseorang.
3.      Pekerjaan yang digeluti.
Adapun pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1)      Warisan Biologis (Heredity)
Warisan biologis berpengaruh pada perilaku kehidupan manusia,
misalnya pada pembentukan sifat kepemimpinan, pengendalian diri, sikap, dan minat. Setiap
manusia memiliki sifat biologis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, walaupun pada
dua orang lahir kembar identik.
Adanya perbedaan jenis kelamin, kecerdasan, kekuatan jasmani, kecantikan, dan
sebagainya akan dapat berpengaruh pada perbedaan kepribadian orang-
orang yang memilikinya.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi warisan biologis
dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Bakat yang dimiliki seseorang memerlukan anjuran,
pengarahan, dan latihan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan bersama dengan
manusia lain.
2)      Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses penyesuaian diri pada
lingkungan alam mampu mengubah pola perilaku masyarakat secara keseluruhan.

3)      Warisan Sosial (Social Herritage) atau kebudayaan


Manusia, alam, dan kebuadayaan mempunyai hubungan yang sangat erat
dan saling memengaruhi. Sementara itu, kebudayaan sangat berpengaruh pada perilaku
individu dalam pembentukan kepribadiannya.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan senantiasa menghasilkan kebudayaan
sebagai manifestasi kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengubah alam sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, manusia dapat mengubah
pegunungan menjadi lahan pemukiman.
4)      Pengalaman hidup dalam kelompok
Sebagai makhluk sosial, manusia senatiasa hidup dalam kelompok-kelompok, seperti
keluarga, RT, dan sekolah. Dengan demikian, kehidupannya akan dipengaruhi oleh kelompok
tersebut. Hal ini mengingat setiap kelompok pasti memiliki norma, nilai, dan aturan sendiri
yang berbeda dengan kelompok lain.
Setiap kelompok pasti memengaruhi anggota-anggotanya. Setiap kelompok pasti
mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan kelompok lain, sehingga akan muncul
kepribadian khas anggota kelompok tersebut.
Kelompok yang menjadi acuan pertama seorang anak adalah keluarga. Pengalaman hidup
dalam keluarga sangat menentukan perkembangan kepribadian seorang anak. Seorang anak
yang hidup dalam keluarga yang demokratis, akan tumbuh menjadi orang dengan kepribadian
baik dan percaya diri.
B.     Penghambat Pengembangan Kepribadian
1.      Faktor yang berasal dari diri sendiri :
a.       Tidak punya tujuan hidup yang jelas;
b.      Individu kurang termotivasi;
c.       Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takut menerima kenyataan karena memiliki
kekurangan / kelemahan );
d.      Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan bisa dicapai
e.       Merasa tidak ada tantangan
f.       Merasa tidak mampu;
g.      Sudah merasa puas
h.      Merasa tidak berharga
2.      Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan :
a.       Sistem yang dianut ( di lingkungan : pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal )
b.      Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan ( kebiasaan atau tradisi,
misalnya : isteri sebagai pengurus rumah tangga sulit berkembang dalam bidang profesi yang
diminati ).
Faktor-Faktor penghambat pengembangan kepribadian pada mahasiswa
1.      Faktor Input
a.       Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup sering disebut juga rencana ataupun
target. Mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan hidup, mereka tidak memiliki keyakinan,
moral, atau standar yang akan mengendalikan hidup untuk mencapai puncak kesuksesan.
b.      Kurangnya motivasi dalam hidup. Hal ini membuat mahasiswa seringkali loyo, tak bergairah,
tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan perubahan seperti yang diinginkan.
c.       Mempunyai problema. Problem atau masalah yang dihadapi mahasiswa berpengaruh besar
pada tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
d.      Tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang dimiliki mahasiswa seringkali membuat
kegagalan yang berujung dengan penyesalan.
e.       Kurang kreatif. Kurangnya kekreatifitasan membuat mahasiswa tidak memiliki nilai lebih atau
keistimewaan dari mahasiswa lainnya, mahasiswa seperti ini sulit untuk berkembang dan
menciptakan inovasi baru.
f.       Sudah merasa puas. Perasaan cepat puas yang dimiliki mahasiswa mengakibatkan mahasiswa
tidak bisa mengukur kemampuannya tentang suatu hal dan sangat membatasi bagi
perkembangan pola pikir dan sikapnya.
g.      Mudah menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki kemampuan yang
terbatas.[1][3]
2.       Faktor Output
a.        Faktor tradisi budaya
Setiap mahasiswa memiliki perbedaan tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi
atau kebudayaan setiap mahasiswa memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap
anggotanya, baik menyangkut cara berpikir, bersikap atau cara berperilaku. Faktor ini
mengakibatkan kesenjangan antar sesama mahasiswa.
b.       Pengaruh perkembangan zaman
Perkembangan zaman atau sering disebut dengan istilah globalisasi merupakan sebuah
fakta yang tidak dapat dihindari.Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar bagi
mahasiswa.Ada beberapa media yang berdampak buruk atau sebagai penghambat kepribadian
pada mahasiswa, yaitu televisi dan media cetak.Kedua media ini di satu sisi memberikan
pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki manfaat seperti menambah informasi
dan pengetahuan dalam interaksi mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Namun disisi lain
media-media tersebut memberikan asupan negatif bagi mahasiswa, seperti hal-hal porno yang
dikemas halus dalam media televisi dan cetak.[2][4]

2.3 TEKNIK PENGENALAN DIRI


Kita sering mempunyai penilaian yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Kita
menyangka diri kita telah sempurna ternyata banyak sekali kekurangan kita atau sebaliknya,
kita merasa diri kita selalu kurang atau bahkan kurang sekali, temyata diri kita tidaklah sejelek
yang disangka. Namun untuk melakukan suatu intropeksi benar-benar diperlukan
suatu kejujuran pada diri sendiri.
Dengan pengenalan diri yang tepat Anda bisa memperoleh "Konsep Diri" yang lebih
tepat. Dengan demikian Anda dapat berupaya untuk mengembangkan segi positif dan
mengatasi segi negatif yang Anda miliki sehingga mampu memupuk sikap-sikap positif sesuai
peran yang Anda jalankan.
Pengembangan pribadi yang dilakukan hendaknya sejalan pula denganpenyesuaian
terhadap lingkungan sosial. Hal ini bisa membangkitkan rasa puas, karena selain Anda mampu
mengembangkan diri,lingkunganpun bisa menerima diri Anda dengan baik. Dalam hal ini
berkomunikasi dengan tepat harus pula diperhatikan. Keserasian antata perkembangan diri dan
penyesuaian diri akan menimbulkan perasaan puas. Kepuasan yang Anda rasakan secara
bertahap akan bisa memupuk rasa percaya diri yang nantinya akan berkembang menjadi
pribadi matang.
Pengenalan diri tidak datang begitu saja, untuk bisa mengenal diri secara lebih perlu
diperhatikan cara-cara untuk mengenal diri. Harry Ingham dan Joseph Luft dalam "JOHARI
WINDOW" nya menyatakan bahwa manusia memiliki 4 (empat) daerah pengenalan diri:
·         Daerah Terbuka

·         Daerah Buta
·         Daerah Tertutup
·         Daerah Gelap

1.      Open self (Daerah terbuka)


Dalam diri kita terdapat daerah terbuka (Open). Open self adalah bagian dari diri kita
yang menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang
diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang
lain ini mencakup antara lain nama diri, warna kulit, usia, agama, sikap terhadap politik, hobi,
dan sebagainya.
Menurut Joseph Luft, makin kecil bagian open self, makin buruk komunikasi
berlangsung. Komunikasi tergantung pada tingkat keterbukaan di mana kita membuka diri
kepada orang lain dan kepada diri kita sendiri. Jika kita tidak mengizinkan orang lain
mengetahui tentang diri kita, komunikasi antara kita dan orang lain tersebut akan mengalami
kesukaran, untuk tidak menyebut tidak mungkin. Untuk meningkatkan komunikasi
antarpribadi dengan orang lain, kita harus memperlebar daerah open self .
2.      Blind self (Daerah Buta)
Dalam diri kita terdapat daerah yang disebut daerah buta (blind). Self adalah segala hal
tentang diri kita yang diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
Karena adanya daerah buta atau blind, akan membuat komunikasi menjadi tidak efektif,
maka kita harus mengusahakan agar daerah ini jangan terlalu besar dalam diri kita.
Menghilangkannya sama sekali adalah tidak mungkin, namun kita harus berusaha untuk
menyusutkannya.

3.      Hidden self area (daerah tertutup)


Dalam diri kita terdapat wilayah tersembunyi. Wilayah ini berisi apa – apa yang kita
ketahui dari diri kita sendiri atau dari orang lain yang kita simpan untuk diri sendiri, yang orang
lain tidak mengetahuinya. Misalnya, kita menyimpan sendiri rahasia kesuksesan kita, ketakutan
kita akan sesuatu, masalah keluarga, kondisi keuangan yang buruk, dan sebagainya.

4.      Unknown self (Daerah gelap)


Dalam diri kita terdapat wilayah yang tidak dikenal (unknown). Daerah unknown self
adalah aspek dari diri kita yang tidak diketahui baik oelh diri kita sendiri maupun orang lain.
Kita mungkin akan mengetahui aspek dari diri yang tidak dikenal ini melalui kondisi kondisi
tertentu, misalnya melalui hipnotis. Walaupun sulit untuk mengetahuinya, kita harus
menyadari bahwa aspek ini ada dalam diri kita.
Bagaimana Mengenali Diri Sendiri ?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengenalan diri yaitu :
Introspeksi, Melihat Perilaku Orang lain dan Meminta umpan balik atau masukan dari orang
lain. Namun sebelum menetapkan dari tiga cara tersebut, pertama tama yang harus dilakukan
untuk peneganalan diri adalah menanamkan kesadaran kedalam diri bahwa setiap orang
mempunyai sejumlah ide, anggapan, keyakinan dan nilai-nilai tertentu, yang disebut Sistem
Nilai dan asumsi atau disingkat SINA.
Sistem Nilai dan asumsi yang dimiliki setiap orang tersebut ada yang logis dan ada yang
tidak logis, berbeda-beda pada setiap orang dan bahkan ada sina yang saling
bertentangan antara satu orang dengan lainnya. Sistem nilai dan asumsi pada seseorang
terbentuk melalui proses belajar pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan seseorang, dan
juga dari kesimpulan- kesimpulan terhadap pengalaman-pengalaman yang dipernah
diperolehnya. Kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian menjadi keyakinan seseorang.
Keyakinan yang terbentuk itu akan mempengaruhi
penafsiran dan kesimpulan terhadap pengalaman pengalaman yang datang di kemudian hari.
Nilai dan asumsi yang berkembang pada diri seseorang akan terwujut dalam konsep diri,
orientasi ambisi, cara memandang nasip, penilaian terhadap orang lain dan tentang hal-hal lain.
Secara khusus konsep diri seseorang berisi anggapan dan keyakinan seseorang tentang
statusnya, haknya, kewajiban-kewajibanya, kemampuannya, penilaian orang mengenai dirinya
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri inilah yang menjadi jawaban
dari pertanyaan “SIAPAKAH SAYA”. Jawaban dari pertanyaan tersebut selanjutnya akan
mempengaruhi cara berfikir dan perilaku seseorang.
Untuk menjawab Pertanyaan “siapa saya”, tentu tidaklah terlalu mudah. Kesulitan tersebut
berkaitan dengan keluasan dari “daerah kesadaran” yang ada pada diri seseorang.
BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan dikembangkan.
Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan diupayakan, sehingga ada tahap-
tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan 
negatif dalam kepribadian, dan cara  menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang
salah.
3.2  SARAN
Harapan penulis kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran
terhadap karya tulis ini, karena karya tulis ini mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan yang
sifatnya mendidik atau membimbing

DAFTAR PUSTAKA
Hs, Widjono.Bahasa Indonesia, Mata KuliahPengembanganKepribadian di
            PerguruanTinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Johnson, D.W & Johnson, J .P. 1991. Joining Together. Group Theory and Group Skills. Fourth Edition.
New York : Perntice-Hall, lnc.
Johnson, D.W. 1993 Reaching Out: Interpersonal Effeciveness and Self-actualization. Boston : Allyn and
Bacon.
Sulaksono S. “Cara untukMenumbuhkan Rasa PercayaDiri.”
            http://artikel-luar-biasa.blogspot.com/2012/02/cara-untuk-menumbuhkan-rasa-percaya.html (
27 Feb. 2012).

Anda mungkin juga menyukai