Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Mikrobiologi

(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
NIM : G8401201042

Nama : Azka Rahmah Meisa Jatnika

Departemen : Biokimia

Kelompok Praktikum: P4

Judul Praktikum : Pewarnaan Gram, Endospora, dan Kapsul

Tujuan Praktikum : Praktikum bertujuan mengenali bentuk dan struktur sel


bakteri melalui pewarnaan Gram, pewarnaan endospora,
dan pewarnaan kapsul. Mengetahui ciri-ciri bakteri
berdasarkan hasil uji biokimia (fisiologi) bakteri.
Asisten praktikum :
1. Geraldus Dimas Putra Utama G34180027
2. Zerina Getriani G34190043
3. Nuzulita Zahrotun Nisa G34180049

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. A. Diskusikan Hasil Pengamatan Perwarnaan Gram (Laporan 1A)


Tabel 1. Hasil pewarnaan Gram
No Kultur Bakteri (umur biakan) Hasil Pewarnaan Penjelasan
Gram

1 Bacillus subtilis (18 jam) Sel bakteri Warna ungu kristal muncul
berwarna ungu karena B. Subtilis adalah
(Gram +) bakteri gram positif sehingga
mampu mempertahankan zat
warna kristal violetnya (Aini
et al. 2013).
2 Bacillus subtilis (72 jam) Sel bakteri Warna ungu kristal berubah
berwarna merah menjadi warna merah karena
(Gram –) bakteri mengalami penurunan
kemampuan dalam mengikat
zat warna primer seiring
lamanya waktu (Lu et al.
2018).
3 Serratia marcescens (18 jam) Sel bakteri S. Marcescens berwarna merah
berwarna merah karena termasuk gram negatif
(Gram –) sehingga saat ditambahkan
pewarna safranin bakteri tidak
bisa mempertahankan
warnanya dan menjadi warna
merah (Fischer et al. 2012) .
4 Staphylococcus aureus (18 jam) Sel bakteri S. aureus adalah bakteri gram
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
berwarna ungu positif yang berwarna ungu
(Gram +) sehingga kompleks zat warna
kristal violet-yodium tetap
dipertahankan meskipun diberi
larutan pemucat (Karimela et
al. 2017).
5 Biakan campuran Escherichia Sel bakteri E. Escherichia coli adalah bakteri
coli dan coli berwarna Gram negatif. Pada sel Gram
merah (Gram –) negatif, alkohol meningkatkan
porositas dinding sel dengan
melarutkan lipid lapisan luar.
Jadi, warna kristal violetnya
dapat lebih mudah dihilangkan
dari lapisan peptidoglikan
yang tidak tertaut silang
Sel bakteri dengan kuat ( Rahayu dan
Staphylococcus aureus (18 jam)
S.aureus berwarna Gumilar 2017).
ungu (Gram +) S. aureus adalah bakteri gram
positif yang memiliki dinding
sel peptidoglikan tebal dan
akan mempertahankan warna
kristal violet.

Keterangan : + positif
−¿negative

B. Jelaskan fungsi masing-masing reagen yang digunakan dalam pewarnaan Gram


Jawab :
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri antara Gram positif dan
Gram negatif yang dibedakan dari dinding sel-nya. Pewarna yang biasa digunakan
terdiri dari warna primer yaitu kristal violet yang berwarna ungu dan pewarna
penutup seperti safranin (Virgianti 2017). Reagen yang digunakan pada praktikum
kali ini menggunakan 4 jenis reagen, yaitu:
- Zat warna Kristal-violet (ungu Kristal) : disebut sebagai warna dasar
berupa pewarna basa yang memiliki muatan positif, umumnya yang
digunakan adalah Kristal-violet (ungu Kristal) yang berfungsi untuk
mewarnai dengan jelas, Krisstal violet beraksi dengan cara memisahkan
ion dalan larutan air ke dalam ion CV+ dan klorida (Cl- ). Ion ini
menembus dinding sel dan membran sel, ion CV+ berinteraksi dengan
komponen bermuatan negatif sehingga memberikan warna biru keunguan
pada sel tersebut (Lukas 2016).
- Larutan iodium Gram : Larutan iodium Gram akan membuat zat warna
lebih jelas terlihat dan sulit dilarutkan karena dapat meningkatkan afinitas
pengikatan zat warna oleh bakteri sehingga pengikatan zat warna oleh
bakteri menjadi lebih kuat (Hidayat dan Alhadi 2012).
- Alkohol 95% : Alkohol 95% disebut juga sebagai bahan pencuci warna
(dekolorisasi) yang berfungsi untuk melunturkan kelebihan zat warna pada
bakteri. Bakteri Gram positif yang mempunyai dinding sel dengan
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
peptidoglikan tebal dan sedikit lipid akan mudah terdehidrasi oleh alkohol,
sehingga ukuran pori-pori sel menjadi kecil dan daya permeabilitasnya
berkurang sehingga zat warna ungu kristal tidak dapat keluar dari sel dan
sel akan tetap berwarna ungu. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel
dengan peptidoglikan tipis dan kandungan lipid yang tinggi. Alkohol akan
melarutkan lipid dan membesarkan pori-pori dinding sel dan
meningkatkan kelarutan kompleks iodium-ungu kristal pada dinding sel
bakteri Gram negatif (Marbun 2020).
- Safranin : safranin disebut juga sebagai pewarna pembanding terhadap zat
warna kristal-violet. Penambahan safranin tidak menyebabkan perubahan
warna pada bakteri Gram positif, disebabkan senyawa kompleks pada
kristal violet-yodium akan tetap terikat pada dinding sel. Bakteri Gram
negatif, penambahan safranin menyebabkan sel bakteri berwarna merah,
karena persenyawaan kompleks kristal violet-yodium larut dan dinding sel
kemudian mengikat zat warna kedua (Hidayat dan Alhadi 2012).
C. Apakah umur biakan mempengaruhi hasil pewarnaa Gram? Berikan
penjelasan Anda.
Jawab:
Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan Gram dibagi menjadi dua, yaitu Gram positif
dan Gram negatif seperti pada Tabel 1. Setelah proses pewarnaan, bakteri Gram
positif akan berwarna ungu dan bakteri Gram negatif akan berwarna merah. Umur
biakan bakteri yang digunakan memengaruhi hasil pewarnaan. Hasil pengamatan
menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mencolok antara Bacillus subtilis
yang berumur 18 jam dan Bacillus subtilis yang berumur 72 jam. Bacillus subtilis
yang beumur 18 jam menunjukkan warna biru keunguan, sedangkan Bacillus
subtilis yang berumur 72 jam menunjukkan warna merah muda sebagai hasil akhir
pengamatan. Adanya perbedaan warna ini disebabkan lapisan peptidoglikan yang
mulai menipis sehingga pewarna crystal violet akan larut dan digantikan zat
pewarna tandingannya yaitu safranin yang akan tampak berwarna merah muda.
Menurut Nugroho et al. (2017), umur biakan bakteri yang digunakan tidak boleh
lebih dari 1 hari atau 24 jam. Menurut Lay (1994), umur biakan yang baik untuk
pewarnaan Gram yaitu umur biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bakteri yang
bukan biakan segar atau biakan tua banyak mengalami kerusakan pada dinding
selnya dan kemungkinan terdapat penyimpanan hasil pewarnaan Gram yang
menyebabkan zat warna dapat keluar pada saat dicuci dengan larutan pemucat.
Bakteri Gram positif sudah tidak dapat memertahankan warna crystal violet
sehingga terlihat seperti baketri Gram negatif.

2. Diskusikan Hasil Pengamatan Pewarnaan Endospora (Laporan 1B)

A. Gambarkan hasil pewarnaan endospora, dan tunjukkan struktur sel vegetatif


dan endospora pada gambar tersebut (dengan anak panah)
Jawab:
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik

endospora

Sel vegetatif

Gambar 6 Bacillus megaterium umur biakan 72 jam


B. Jelaskan mengapa terbentuk hasil pewarnaan seperti diatas
Jawab:
Endospora merupakan struktur sel yang tahan terhadap panas. Bakteri yang
memiliki endospore sangat sulit diwarnai sehingga dibutuhkan perwarnaan
spesifik. Zat warna spesifik yang digunakan untuk mewarnai endospora adalah
hijau malakit dengan perlakuan pemanasan (pratita dan putra 2012). Hasil
pengamatan pewarnaan bakteri B. megaterium diperoleh bahwa bakteri B.
megaterium memiliki endospore yang ditunjukkan adanya struktur sel
berwarna hijau. Pewarnaan spora memerlukan pemanasan bertujuan mengikat
zat warna hijau malakit pada spora. Pencucian tidak menghilangkan warna
pada spora karena sudah terikat kuat Adapun warna pada sel vegetatif ikut
terbilas sehingga sel vegetative akan terwarnai dengan pewarna merah yang
kedua yaitu safranin (Fitrah et al. 2013)
C. Jelaskan fungsi masing-masing reagen yang digunakan dalam pewarnaan
Endospora.
Jawab:
Reagen yang digunakan dalam pewarnaan endospora ini adalah safranin dan
hijau malakit (malachite green). Safranin berfungsi sebagai zat warna untuk
mewarnai sel vegatatif, sedangkan pewarna hijau malakit berfungsi mewarnai
endospore. Safranin akan menghasilkan warna merah, sedangkan hijau malakit
akan menghasilkan warna hijau pada bakteri yang diamati. Hasil pengamatan
pewarnaan endospora didapatkan sel vegetatif berwarna merah dan endospora
berwarna hijau pada Bacillus megaterium. Warna merah pada sel vegetatif
menunjukkan endospora positif (Saropah et al. 2012). Agen dekolorisasi air
sebagai zat peluruh akan mencuci warna dari dinding sel karena
ketidakmampuan zat warna untuk berikatan erat dengan bagian ini (Fitrah et
al. 2013). Hasil akhir dari teknik pewarnaan ini adalah warna hijau pada
endospora dan warna merah pada sel vegetatif (James 2002).
D. Jika Anda memiliki dua kultur Bacillus megaterium satu kultur (kultur A)
berumur 18 jam dan satu kultur lainnya (kultur B) berumur 80 jam, bagaimana
hasil pewarnaan endospora yang akan dihasilkan dari pewarnaan endospora
sel B. megaterium dari masing-masing kultur tersebut, jelaskan jawaban Anda!
Jawab:
Jika sel semakin tua maka sel vegetative akan pecah sehingga endospore
menjadi spora bebas. Endospora yang masih terdapat di dalam sel vegetative
maupun spora bebas akan berwarna hijau-biru, sedangkan sel vegetative akan
berwarna merah sampai merah muda. Dalam hal ini kultur B berumur 80 jam
akan berwarna hijau-biru (Putra 2012)
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
E. Sebutkan dua contoh spesies bakteri yang memiliki struktur endospora!
Jawaban :
Terdapat enam genus bakteri penghasil endospora yaitu Bacillus,
Sporolactobacillus, Clostridium, Desulfotomaculum, Sporosarcina, dan
Thermo-actinomycetes (Arisandi 2016)
F. Adakah struktur eksospora dapat teramati melalui teknik pewarnaan
endospora? Jelaskan jawaban Anda!
Jawaban :
Menurut saya tentu saja struk eksosporan akan teramati melalui teknik
pewarnaan endospora. Teknik pewarnaan endospora akan memperlihatkan
struktur endospora meliputi eksosporium, mantel spora, korteks spora dan
dinding inti. Endospora mengandung materi DNA, ribosom dan air yang
dilindungi oleh dinding yang tersusun oleh asam dipikolinat (Fitria dan
Zulaika 2019).

3. Diskusikan Hasil Pengamatan Pewarnaan Kapsul (Laporan 1C)


A. Gambarkan hasil pewarnaan kapsul, dan tunjukkan struktur kapsul pada
gambar tersebut (dengan anak panah)
Jawaban :

Kapsul
Sel bakteri

Gambar 7 Klebsiella pneumoniae umur biakan 36 jam

B. Jelaskan bagaimana reagen pewarna yang digunakan dalam teknik pewarnaan


kapsul dapat menghasilkan hasil pewarnaan seperit diatas?
Jawaban :
Kapsul adalah struktur khusus lapisan pelindung pada bakteri dapat diamati
keberadaannya melalui pewarnaan kapsul. Kapsul mengindikasikan bakteri
bersifat virulensi. Kapsul sulit diamati karena tidak berwarna dan indeks bias
yang rendah. Salah satu pewarnaan kapsul yang dapat digunakan
menggunakan adalah metode Anthony Reagen yang digunakan pada metode
Anthony adalah zat warna ungu kristal yang memiliki fungsi sebagai pewarna
primer dan akan mewarnai seluruh bagian sel bakteri beserta latar belakangnya
menjadi warna ungu. Larutan CuSO4,5H2O 20% berfungsi sebagai agen
dekolorisasi yang akan menghilangkan warna ungu kristal pada kapsul tanpa
menghilangkan warna pada sel bakteri. Artinya larutan CuSO 4 berfungsi untuk
membilas bakteri sehingga menghasilkan warna biru pucat sampai putih pada
kapsul. Hasil pengamatan akan memperlihatkan kapsul yang berwarna putih
(karena tidak terwarnai) yang akan berada disekeliling sel bakteri yang
berwarna ungu.

C. Sebutkan tiga contoh spesies bakteri yang memiliki kapsul?


Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
Jawaban :
Tiga spesies bakteri yang memiliki kapsul yang pertama adalah bakteri
Leuconostoc mesenteroides. Kedua, Streptococcus mutans yang menggunakan
kapsul sebagai alat mencantelkan diri pada permukaaan. Terakhir, bakteri
yang memiliki kapsul adalah Klebsiella pneumonia yaitu bakteri yang dapat
menyebabkan pneumonia (Pratiwi 2017)

Ciri Fisiologis Bakteri

4. Diskusikan tiap hasil pengamatan yang tertera pada dokumen hasil


pengamatan.
Tabel 1. Ciri fisiologi bakteri
Uji Reagen yang Teknik Uji Indikator yang Indikator yang
digunakan menunjukkan menunjukkan
uji positif uji negatif
Uji Urea Medium urea Inokulasi biakan terbentuk warna Medium tetap
cair yang bakteri pada merah keunguan berwarna kuning
mengandung medium urea.
Merah Fenol
Uji katalase Medium kaldu Inokulasikan Terbentuknya Tidak ada
glukosa yang satu lup penuh gelembung gelembung
mengandun biakan ke dalam
Hidrogen medium kaldu
peroksida 3% glukosa yang
terdapat tabung
Durham di
dalamnya.
Pengujian
dengan 2 tetes
hidrogen
peroksida 3%
Uji oksidase Medium agar Goreskan biakan Terbentuk warna tidak terdapat
TSA, dan diatas biru warna biru
Larutan permukaan
dimetil- cawan agar-agar
fenildiamina TSA. Genangi
hidroklorida beberapa koloni
1% bakteri dalam
cawan tersebut
dengan reagen
Uji Medium kaldu Inokulasikan Berubah warna Tetap berwarna
fermentasi glukosa yang satu lup penuh menjadi kuning merah atau tidak
karbohidrat mengandung biakan ke dalam dan terdapat terjadi reaksi
(glucose) merah fenol medium kaldu gelembung
glukosa yang
terdapat tabung
Durham di
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
dalamnya
Uji sitrat Medium sitrat Inokulasi biakan Medium berubah Terbentuk warna
Simmons yang bakteri pada warna menjadi hijau atau Tidak
mengandung medium sitrat biru + ada perubahan
indicator biru Simmons pertumbuhan warna
bromtimol koloni

Uji produksi Medium kaldu Inokulasikan Terbentuk warna Tidak terbentuk


H2S (TSIA) TSB yang satu lup penuh hitam warma hitam
mengandung biakan tersebut
Plumbum pada medium
asetat kaldu TSB.
sisipkanlah
secarik kertas
plumbum asetat
di antara sumbat
dengan mulut
tabung
Uji Larutan A Penambahan Terbentuk warna Tidak terlihat
nitrit/reduksi (asam beberapa tetes merah saat perubahan warna
nitrat sulfanilat), larutan A dan B penambahan saat penambahan
Larutan B ke dalam larutan A dan B larutan A dan B
(dimetil-a- medium kaldu atau tidak terjadi dan terbentuk
naftilamin), nitrat yang berisi perubahan warna warna merah saat
dan debu seng bakteri hasil saat penambahan penambahan debu
(Zn) inokulasi. debu seng. seng.
Uji hidrolisis Medium agar Inokulasikan Area jernih di Tidak ada area
pati yang biakan pada sekitar jernih di sekitar
mengandung cawan agar-agar pertumbuhan pertumbuhan
Larutan pati koloni koloni
iodium Gram
Uji MR-VP Medium kaldu Inokulasi biakan MR= Berwarna MR= Berwarna
TSB yang dalam kaldu merah muda kuning
mengandung TSB,
indicator penambahan 3-4
reagen Barrit, tetes indikator VP= terbentuk
indikator merah metil, warna merah VP= terbentuk
merah metil penambahan 10 warna kuning
tetes reagen
Barrit
Uji Indol Medium kaldu Inokulasikan Terbentuk cincin Tidak terbentuk
tripton dan satu lup penuh berwarna merah cincin berwarna
reagen kovac masing-masing antara media dan kuning antara
biakan ke dalam reagen media dan reagen
medium kaldu
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
tripton

Tabel 2. Uji positif

Uji Indikator yang Alasan munculnya hasil uji positif


menunjukkan
uji positif

Uji Urea Terbentuk warna Bakteri yang terindikasi uji urea positif,
merah keunguan mengindikasikan bahwa bakteri tersebut memiliki
aktivitas enzim urease. Aktivitas urease dalam
menghidrolisis urea akan melepaskan amoniak ke
dalam medium. Amoniak akan meningkatkan pH
medium, sehingga indicator merah fenol akan
berubah menajdi merah keunguan.

Uji katalase Terbentuk Bakteri yang terindikasi hasil positif pada uji
gelembung udara Katalase menandakan bahwa bakteri tersebut
(oksigen) menghasilkan enzim katalase. Enzim katalase
akan mengubah hidrogen peroksida yang telah
diteteskan menjadi air dan gelembung-gelembung
oksigen (Toelle dan Lenda 2014).

Uji oksidase Terbentuk warna Bakteri yang terindikasi uji okside positif
biru menandakan bahwa bakteri tersebut memiliki
enzim sitokrom oksidase. Enzim tersebut akan
mengoksidasi gugus amina pada reagen uji
oksidasi sehingga membentuk biru indofenol yang
memberikan warna biru gelap (Anggraini et al.
2016).

Uji fermentasi Terbentuk warna Bakteri yang menunjukkan hasil positif pada uji
karbohidrat kuning dan fermentasi karbohidrat, menandakan bahwa
(glucose) terdapat bakteri tersebut memfermentasi glukosa pada
gelembung medium menghasilkan asam. Asam hasil
fermentasi akan menurunkan pH medium,
sehingga indikator Merah Fenol akan memberikan
warna kuning pada medium. Selain asam,
fermentasi juga dapat menghasilkan gas sehingga
terbentuk gelembung di dalam tabung Durham
(Indah et al. 2014).

Uji sitrat Medium berubah Bakteri yang menunjukkan hasil positif pada uji
warna menjadi sitrat, menandakan bahwa bakteri tersebut dapat
biru dan memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon satu-
pertumbuhan
koloni satunya sehingga bakteri tetap dapat tumbuh dan
terlihat pada permukaan agar miring. Bakteri
tersebut juga dapat mengubah garam amonium
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
pada medium menjadi amoniak dan amonium
hidroksida yang akan meningkatkan pH medium,
sehingga indikator Biru Bromotimol akan berubah
menjadi biru (Yulvizar 2013).

Uji produksi H2S Terbentuk warna Bakteri yang terindikasi hasil positif pada uji
(TSIA) hitam kecoklatan produksi H2S, menandakan bahwa bakteri tersebut
dapat menghasilkan H2S. bakteri tersebut dengan
media yang mengandung asam amino sistein akan
menghasilkan H2S yang ketika ditambahkan
plumbum asetat akan membentuk PbS yaitu
endapan hitam hasil reaksi
H2S dengan logam pada medium (Yulvizar 2013

Uji nitrit/reduksi Perubahan warna Hasil positif pada uji nitrit, menandakan bahwa
nitrat pada medium bakteri tersebut dapat mereduksi nitrat dengan
menjadi merah bantuan enzim nitratase. Nitrit hasil reduksi akan
bereaksi dengan reagen menghasilkan warna
merah. Penambahan reagen yang tidak
memberikan perubahan warna memungkinkan
bahwa nitrit telah direduksi lebih lanjut menjadi
N2, sehingga diidentifikasi dengan penambahan
debu seng. Seng akan bereaksi dengan nitrat yang
tidak tereduksi membentuk warna merah pada
medium (Toelle dan Lenda 2014).

Uji hidrolisis pati Pati berubah Bakteri yang memiliki hasil positif pada uji
menjadi warna hidrolisis pati, berarti bahwa bakteri tersebut
biru dan terbentuk memiliki enzim amilase yang dapat
zona bening menghidrolisis pati menjadi maltosa, glukosa, dan
disekitarnya dekstrin. Indikator iodium Gram akan bereaksi
dengan pati dan membentuk warna biru. Pati yang
terhidrolisis sepenuhnya akan memberikan warna
jernih pada medium, karena tidak ada lagi pati
yang bereaksi dengan indikator (Ardiansyah et al.
2018).

Uji MR-VP MR MR
Larutan berubah Bakteri yang menunjukkan hasil positif pada uji
menjadi warna MR, menandakan bahwa bakteri tersebut
merah memfermentasi glukosa pada medium dan
menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH
medium sehingga warna medium yang
ditunjukkan oleh indikator Merah Metil berubah
menjadi merah (Antriana 2014).
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
VP
VP Bakteri yang menunjukkan hasil positif pada uji
VP, menandakan bakteri tersebut memproduksi
Larutan terbentuk
2,3-butanadiol dan etanol. Reagen Barritt tidak
warna merah
langsung mendeteksi adanya 2,3-butanadiol dalam
muda
biakan, namun mendeteksi adanya asetoin
(asetilmetil karbinol) yang merupakan prekursor
2,3-butanadiol. Asetoin akan memberikan warna
merah muda-merah pada biakan (Antriana 2014).

Uji Indol Terbentuk cincin Bakteri yang memiliki hasil positif pada uji indol,
berwarna merah menandakan bahwa bakteri tersebut menghasilkan
di atas biakan enzim triptofanase yang dapat menghidrolisis
asam amino triptofan menjadi indol dan asam
piruvat. Indol bereaksi dengan reagen kovak dan
mengubah warna larutan dari kuning menjadi
merah. Komponen reagen (amil alkohol) tidak
larut dalam air sehingga terbentuk lapisan minyak
berwarna merah di bagian atas biakan (Ismail et
al. 2017).

Lengkapi Tabel 3. Hasil uji ciri-ciri fisiologi


Uji
Mikroorganisme Fermentasi Oksida
Katalase MR VP Indol
Glukosa se
Staphylococcus + + - + + -
aureus

Escherichia coli - + + - - +

Enterobacter + + - + - -
aerogenes

Pseudomonas + - - + + -
aeruginosa

Keterangan :
(+) : uji positif
(−¿) : uji negatif
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik

Gambar 3. Hasil (a) uji indol, (b) uji MR, (c)


uji VP E.coli (Rahayu dan Gumilar 2017)

Gambar 4. Karakteristik isolat S. aureus. (a) Hasil uji Katalase, (b) Hasil uji VP, (c)
Hasil uji Fermentasi Karbohidrat (Karimela et al. 2017)

Lengkapi Tabel 4. Hasil uji ciri-ciri fisiologi


(* isi hasil uji fisiologi untuk 3 bakteri saja dari 8 bakteri yang tersedia), sertakan
literature.
Uji
Mikroorganisme reduksi hidrolisis hidrolisis penggunaan
produksi H2S
nitrat urea pati sitrat
Escherichia coli + - - - -
(Rahayu (Rahayu (Rahayu (Rahayu dan (Rahayu dan
dan dan dan Gumilar Gumilar
Gumilar Gumilar Gumilar 2017) 2017)
2017) 2017) 2017)

+ - - - +
Enterobacter (Landma (Landman (Landman (Landman et (Landman et
aerogenes n et al. et al. 2013) et al. al. 2013) al. 2013)
2013) 2013)

+ + + - +
Bacillus cereus
(Li et al. (Li et al. (Li et al. (Li et al. (Li et al.
2015) 2015) 2015) 2015) 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
Aini, FNS, Sukamto D, Wahyuni RG, Suhesti, Ayyunin. 2013. Penghambatan
pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides oleh Trichoderma harzianum,
Trichoderma koningii, Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Jurnal
Pelita Perkebunan 29(1): 44-52
Antriana N. 2014. Isolasi bakteri asal saluran pencernaan rayap (Macrotermes spp.).
Jurnal Unej. 16(1):18 – 28.
Anggraini R, Aliza D, Mellis S. 2016. Identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila
dengan uji mikrobiologi pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang
dibudidayakan di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(2):270-286.
Ardiansyah A, Nurlansi N, Musta R. 2018. Waktu optimum hidrolisis pati limbah
hasil olahan ubi kayu (Manihot esculenta Crantz var. Lahumbu) menjadi gula cair
menggunakan enzim α-Amilase dan Glukoamilase. Indonesian Journal
Chemistry Res. 5(2):86–95. doi:10.30598//ijcr.2018.5-ard.
Arisandi A. 2016. Jumlah koloni pada media kultur bakteri yang berasal dari thallus
dan perairan sentra budidaya kappaphycus alvarezii di Sumenep. Jurnal
Rekayasa. 9(1):44. doi:10.21107/rekayasa.v9i1.3332.
Fischer CL, Drake DR, Dawson DV, Blanchette DR, Brogden KA, Wertz PW. 2012.
Antibacterial activity of sphingoid bases and fatty acids against gram-positive
and gram-negative bacteria. Antimicrob Agents Chemother. 56(3):1157–1161.
doi:10.1128/AAC.05151-11.
Fitria AN, Zulaika E. 2019. Aklimatisasi pH dan pola pertumbuhan Bacillus cereus
S1 pada medium MSM modifikasi. Jurnal Sains dan Seni ITS. 7(2):3–5.
doi:10.12962/j23373520.v7i2.36788.
Fitrah ID, Darmawi, Rasmaidar. 2013. Isolasi Pasteurella multocida pada kuda dan
sensitivitasnya terhadap antibiotik. Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7 (2): 121-
125
Hidayat R, Alhadi F. 2012. Identifikasi streptococcus equi dari kuda yang diduga
menderita strangles. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 17(3):199–203.
Indah D, Yanti W, Dali FA. 2014. karakterisasi bakteri asam laktat yang diisolasi
selama fermentasi bakasang. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
16(2):133–141. doi:10.17844/jphpi.v16i2.8047.
Ismail YS, Yulvizar C, Putriani P. 2017. Isolation, characterization and antimicrobial
activity of lactic acid bacteria from the fermented cacao seed ( Theobroma cacao
L.). Bioleuser. 1(2):45–53.
James J. 2002. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta(ID): Erlangga.
Karimela EJ, Ijong FG, Dien HA. 2017. Karakteristik Staphylococcus aureus yang
diisolasi dari ikan asap pinekuhe hasil olahan tradisional kabupaten sangihe.
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(1):188-198.
doi:10.17844/jphpi.2017.20.1.356.
Landman D, Salamera J, Quale J. 2013. Irreproducible and uninterpretable polymyxin
B MICs for enterobacter cloacae and enterobacter aerogenes. Journal Clinical
Microbiology. 51(12):4106–4111. doi:10.1128/JCM.02129-13.
Laporan Praktikum Mikrobiologi
(BIO211)
Semester Ganjil Tahun Akademik
Li GN, Xia XJ, Zhao HH, Sendegeya P, Zhu Y.2015. Identification and
characterization of Bacillus cereus SW7-1 in Bombyx mori (Lepidoptera:
Bombycidae). Journal Insect Science.15(1):136.
Lu Z, Guo W, Liu C. 2018. Study of novel Bacillus subtilis. Journal Veterinary
Medical Science. 15(2):1-26.
Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta (ID): Rajawali.
Marbun RWS. 2020. Pemanfaatan sari ubi jalar ungu sebagai zat pewarna pada
pewarnaan gram terhadap bakteri (Ipomoea batatas poiret) Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Klinikal Sains Jurnal Analogi Kesehatan. 8(2):82–
89. doi:10.36341/klinikal_sains.v8i2.1400.
Pratita MYE, Putra SR. 2012. Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik dari sumber
mata air panas di Songgoriti setelah dua hari inkubasi. Jurnal Teknik Pomits.
1(1):1-5.
Pratiwi RH. 2017. Mekanisme pertahanan bakteri patogen terhadap antibiotik. Jurnal
Pro-Life. 4(3):418–429.
Saropah DA, Jannah A, Maunatin A. 2012. Kinetika reaksi enzimatis ekstrak kasar
enzim selulase bakteri selulolitik hasil isolasi dari bekatul. Alchemy. 2(1): 34-
45.
Toelle NN, Lenda V. 2014. Identifikasi dan karakteristik Staphylococcus Sp. dan
Streptococcus Sp. dari infeksi ovarium pada ayam petelur komersial. Jurnal Ilmu
Ternak. 1(7):32–37.
Virgianti DP. 2017. Penggunaan ekstrak kombinasi angkak dan daun jati sebagai
pewarna penutup pada pewarnaan gram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
17(1):66. doi:10.36465/jkbth.v17i1.191.
Yulvizar C. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik pada Rastrelliger sp.
Biospecies. 6(2):1–7.

Anda mungkin juga menyukai