SKRIPSI
Oleh :
IMELDA RIANI
NIM. 1731006
Motto :
Jangan menjelaskan dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak
butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu
( Ali bin Abi Thalib )
Jika hati senantiasa berniat baik, Allah akan pertemukan ia dengan hal yang
baik, tempat-tempat baik, orang-orang baik, atau kesempatan berbuat baik.
Tetaplah berbuat baik meskipun orang lain tak menghargai kebaikanmu. Karena
setiap kebaikan yang kamu perbuat, yang akan kau dapatkan tidak lain adalah
kebaikan itu sendiri
1. Ayahanda tercinta M. Hadir Daulay dan Ibunda terkasih Erlina yang selalu memberikan doa,
dukungan dan kasih sayang yang tak terbatas
2. Ketiga adikku tersayang yang selalu memberikan semangat, dukungan, doa, perhatian dan
pengertian (Artimah Lena, Ratna Susanti, dan M. Radi Taheran)
3. Sahabat terbaik yang selalu membantu (Akbar Ramanda, Andriani, dan Aisyah), Teman-
teman terkasih (Fisika 2017), PPL SMANSAI, KKN 26 Tambusai Timur, Komunitas
Selingkar Tambusai, dan seluruh orang baik yang sudah memberikan dukungan dan doanya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kajian permainan tradisional dalam kaitan
pembelajaran etnosains fisika di kecamatan Tambusai. Penelitian ini merupakan
penelitian survei dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilakukan di kecamatan Tambusai pada bulan Februari-Juni 2021. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi, rekaman audio dan video. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis, diverifikasi dan direduksi kemudian direkonstruksi ke
pengetahuan ilmiah dan diinterpretasikan ke konsep sains yang ada di pembelajaran
fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional yang dilakukan
masyarakat dapat diinterpretasikan ke dalam pengetahuan sains dan diimplementasikan
dalam pembelajaran fisika.
i
STUDY OF TRADITIONAL GAMES IN PHYSICS ETHNOSCIENCE LEARNING
IN TAMBUSAI DISTRICT
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the study of traditional games in relation to
physics ethnoscience learning in Tambusai sub-district. This research is a survey
research using descriptive research method. This research was conducted in Tambusai
sub-district in February-June 2021. The sampling technique used was purposive
sampling. Data collection techniques using interviews, questionnaires, observation,
documentation, audio and video recordings. The data obtained is then analyzed,
reduced and reconstructed and then reconstructed into scientific knowledge and
interpreted into scientific concepts in physics learning. The result showed that the
traditional games played by the community could be interpreted in science knowledge
and implemented in physics learning.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri
tauladan umat Islam. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada
yang terhormat:
2. Bapak Ria Karno, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Pasir Pengaraian
3. Bapak Azmi Asra, S.Si, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
dan juga sebagai Dosen Pembimbing I penulisan skripsi ini terima kasih atas
4. Ibu Rindi Genesa Hatika, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II penulisan skripsi
ini, terima kasih atas waktu, perhatian, saran dan bimbingan yang telah
diberikan.
5. Ibu Nurhikmah Sasna Junaidi, M.Pd; Bapak Sohibun, M.Pd; dan Bapak Dr.
iii
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP. Ibu Ika
7. Bapak Hamid Syahropi, M.Pd; Ibu Masliana, S.S; Ibu Julia Eva Ningsih, S.Pd;
Melayu Tambusai dan Bapak Zulman, S.sos selaku Datuk Bendaharo yang telah
10. Bapak Nofirman, S.H selaku Lurah Tambusai Tengah yang telah memberikan
11. Bapak Herman; Bapak Tengku Darmizal; Bapak Bakhtar Yamin; Bapak
Manap; dan Bapak Arifin; selaku tokoh adat yang telah membantu dan bersedia
12. Bapak Syafri Abbas; Bapak Ahmad Darwis; Bapak Navi; Bapak H. Lutfi
Efendi; dan Bapak Nasri selaku tokoh masyarakat yang telah membantu dan
13. Bapak Syaukani Addari, S.Kom selaku Ketua Pemuda Kelurahan Tambusai
Tengah dan Bang Wawan, Bang Ari, Bang Zuarman dan ulong Zubir yang telah
14. Ibu Lina Marni, S.Pd; Ibu Febrilla, M.Pd; Ibu Nurlaini Hasibuan, S.Pd; dan Ibu
Bahroini, S.Pd yang telah membantu dan bersedia menjadi responden kuesioner
penelitian ini.
iv
15. Ayah dan Ibu tercinta (M. Hadir Daulay dan Erlina) yang selalu memberikan
16. Ketiga adikku tersayang Artimah Lena, Ratna Susanti dan M. Radi Taheran
17. Sahabat ku (Akbar Ramanda, Andriani, dan Aisyah) yang sudah membantu
penulis dalam mengurus izin penelitian dan pengumpulan data, serta selalu
perasaan penulis.
dukungan dan perhatian kepada penulis (Alda, Umi, Irma, Desi, Lina, Novia,
19. SSTD Grup (Zulham & Ita ), KKN 26 Tambusai Timur, PPL Check
Semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................i
ABSTRAC ................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................................6
1.6 Definisi Istilah ................................................................................................7
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................................40
4.2 Pembahasan....................................................................................................77
4.2.1 Permainan Gasiang .................................................................................81
4.2.2 Permainan Bodie ....................................................................................90
4.2.3 Permainan Setinjau .................................................................................96
4.2.4 Permainan Baliang-Baliang ....................................................................102
4.2.5 Permainan Tarik Upih Pinang ...............................................................108
4.2.6 Permainan Serunai ..................................................................................113
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
4.18 Kaitan Permainan Tradisional Dalam Kaitan Pembelajaran Etnosains Fisika Pada
Permainan Setinjau ............................................................................................... 102
4.19 Rekonstruksi Pengetahuan Masyarakat Menjadi Pengetahuan Ilmiah Pada
Permainan Baliang-Baliang .................................................................................. 104
4.20 Kaitan Permainan Tradisional Dalam Kaitan Pembelajaran Etnosains Fisika Pada
Permainan Baliang-Baliang .................................................................................. 107
4.21 Rekonstruksi Pengetahuan Masyarakat Menjadi Pengetahuan Ilmiah Pada
Permainan Tarik Upih Pinang ............................................................................... 109
4.22 Kaitan Permainan Tradisional Dalam Kaitan Pembelajaran Etnosains Fisika Pada
Permainan Tarik Upih Pinang ............................................................................... 113
4.23 Rekonstruksi Pengetahuan Masyarakat Menjadi Pengetahuan Ilmiah Pada
Permainan Serunai ................................................................................................ 114
4.24 Kaitan Permainan Tradisional Dalam Kaitan Pembelajaran Etnosains Fisika Pada
Permainan Serunai ................................................................................................ 119
ix
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
3.1 Komponen Dalam Analisis Data Miles & Huberman .................................... .... 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah atau hampir
Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Riau dengan
ibu kota Pasir Pengaraian. Kabupaten Rokan Hulu yang dijuluki dengan Negeri Seribu
Suluk ini mayoritasnya merupakan keturunan melayu Rokan yang memiliki kekayaan
yang beragam seperti suku, bahasa, budaya dan kearifan lokal. Semua keragaman
budaya ini memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri dari setiap daerah atau
kecamatan yang ada di kabupaten Rokan Hulu. Seperti kecamatan Rokan IV Koto
dengan Istana Rokannya, kecamatan Kepenuhan dengan budaya dan kearifan lokal
(Komplek Makam Tuan Guru Koto Tangah dan Makam Raja Kepenuhan) nya, serta
Kecamatan Tambusai merupakan salah satu kecamatan yang ada di Rokan Hulu
yang kaya akan kearifan lokal dan potensi lokal. Potensi kearifan lokal yang ada di
kecamatan Tambusai ada yang berupa bangunan seperti Benteng Tujuh Lapis, ada yang
2
berbentuk tradisi yakni Silat, Gondang Brogong, Sekapur Sirih, Upah-upah, Menyalai
ikan, Sampan, Rebana, Prosesi Adat Pernikahan Tradisional, ada yang berbentuk alat
mata pencaharian yaitu Anyaman Tikar, Lesung, Tangguk, Lukah, serta ada yang
suatu daerah (Mulyani, 2016). Tambusai merupakan salah satu kecamatan yang kaya
wawancara dengan salah satu tokoh adat di Tambusai yaitu Bapak Syafri Abbas
tradisional seperti sepak agu, gasiang, layang-layang, galah panjang, bobodie, tarik
upih pinang, simbang batu, patok lele, bola kasti, guli, yeye, adu buah para, setinjau,
permainan tradisional ada juga beberapa permainan berkaitan erat dengan konsep
pembelajaran fisika salah satunya gasing dan perahu pelepah pisang yang berkaitan
dengan konsep fisika yaitu pada konsep rotasi dan tekanan. Kemudian Makhmudah
dimiliki suku Dayak Ngaju yaitu permainan Balogo dan Habayang, permainan ini
mengandung materi fisika momentum dan impuls. Hal yang sama oleh Danang (2020)
beberapa materi fisika diantaranya materi kinematika, dinamika, usaha dan energi,
Fisika adalah ilmu yang mempelajari peristiwa alam yang selalu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap fenomena yang ada dalam pembelajaran fisika
3
Menurut Sutrisno (2006) hakikat fisika adalah fisika sebagai produk (“a body of
knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai proses (“a
yang kreatif, diinventarisir dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model. Fisika
sebagai sikap didasari oleh rasa ingin tahu, rasa percaya, sikap objektif, jujur dan
terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain ketika melaksanakan kegiatan-
kegiatan ilmiah. Fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci
dapat dikatakan bahwa hakikat fisika dalam pembelajaran memiliki aspek produk
Dalam era globalisasi saat ini, peserta didik lebih familiar dengan budaya asing
tradisional sangat rendah. Kenyataan yang terjadi dikalangan anak muda saat ini lebih
tertarik pada permainan modern berupa playstastion dan game online yang ada pada
gadget mereka dan permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Hal ini tentu
dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Agar eksistensi
budaya dan kearifan lokal berupa permainan tradisional tetap kukuh, maka peserta
4
didik sebagai generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap
kebudayaan dan kearifan lokal dengan cara mengangkat kembali pengetahuan peserta
dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran etnosains fisika. Oleh sebab itu,
Istilah ethnoscience atau etnosains memiliki arti suatu ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu bangsa atau suku. Sudarmin (2014) mendefinisikan bahwa
yang disarankan dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah etnosains, yaitu
pengetahuan asli dalam bentuk bahasa, adat istiadat dan budaya, moral, begitu juga
teknologi yang diciptakan oleh masyarakat atau orang tertentu yang mengandung
pengetahuan ilmiah.
kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat
memahami dan mengetahui sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga
guru yang belum memanfaatkan budaya daerah sebagai bahan ajar pada pembelajaran
materi pembelajaran yang relevan dengan budaya daerah dan kurangnya pemahaman
dimasa yang akan datang, di era globalisasi yang mengalami perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat cepat menggeser kearifan lokal dalam masyarakat.
Pergeseran ini terjadi karena tidak adanya batasan yang signifikan antara budaya lokal
dan budaya asing. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan perlu menerapkan
pembelajaran yang berorientasi pada kearifan lokal yang merupakan suatu gagasan
konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang terus menerus.
tradisional serta kurangnya pemahaman guru akan pembelajaran etnosains maka perlu
dilakukan upaya pengkajian lebih mendalam tentang permainan tradisional yang ada di
juga bahwa mengkaji artinya memikirkan sesuatu lebih lanjut yang diharapkan dapat
perbuatan.
tradisional daerah dan melestarikan nilai-nilai positif yang terkandung dalam budaya
Tambusai”.
6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
kecamatan Tambusai.
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu permainan tradisional Gasiang, Bodie,
1. Bagi Siswa
sehari-hari yang ada di daerahnya, dan dapat memahami materi atau konsep
2. Bagi Guru
pembelajaran atau modul fisika yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Serta secara tidak langsung guru dapat menanamkan nilai pada
3. Bagi Sekolah
keunggulan lokal.
1. Kajian
Kata kajian berasal dari kata “kaji” yang berarti pelajaran, penyelidikan
perbuatan.
8
2. Permainan Tradisional
berarti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh
pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Permainan
tradisional merupakan salah satu budaya masyarakat dari suatu daerah atau
3. Etnosains
Kata ethnoscience (etnosains) berasal dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang
4. Fisika
Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari konsep
pembelajaran fisika, peserta didik tidak terlepas dari mengkaji gejala atau
kehidupan sehari-hari.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian
Kajian berasal dari kata kaji. Dalam KBBI-Online (2021), kata kajian adalah
kata yang perlu ditelaah lebih jauh lagi maknanya karena tidak bisa langsung dipahami
oleh semua orang. Kata kajian adalah kata yang dipakai untuk suatu pengkajian atau
kepentingan keilmuan, kata kajian dipakai oleh para ahli/ilmuan dalam bidangnya atau
kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah. Kata kajian memiliki ciri-ciri yaitu hanya
ilmiah. Kata kajian berasal dari kata “kaji” yang berarti pelajaran, penyelidikan
Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata kajian berarti proses,
(mendalami penelitian pada suatu objek). Disini dapat dikatakan juga bahwa mengkaji
artinya memikirkan sesuatu lebih lanjut yang diharapkan dapat menciptakan suatu
Istilah permainan berasal dari kata dasar “main” yang mendapat imbuhan “per-
an”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “main” adalah berbuat sesuatu yang
dipergunakan untuk bermain, barang atau sesuatu yang dipermainkan, perbuatan yang
menurut Muliawan (2009) permainan adalah situasi atau konsidi tertentu pada saat
11
seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui suatu aktivitas yang disebut
“main” wujudnya dapat berbentuk benda konkret dan benda abstrak. Sehingga dapat
diartikan bahwa permainan adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan
dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai
kearifan lokal. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Marzoan & Hamidi (2017)
dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan
temurun yang bernilai suatu budaya dan biasa dimainkan menggunakan bahasa maupun
wujud atau aset kebudayaan yang merupakan identitas atau ciri khas suatu masyarakat
adalah kegiatan yang dilakukan anak-anak yang memiliki aturan permainan yang
permainan dan dari generasi ke generasi yang dilakukan untuk memelihara identitas
12
bagi pelakunya.
media pembelajaran bagi anak sehingga bisa mendukung tumbuh kembang anak dari
berbagai aspek. Tientje, Iskandar & Nurlaila (2004) menyebutkan bahwa permainan
(2011), interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan permainan tradisional
hal kerja sama, penyesuaian diri, interaksi sosial, kontrol diri, serta sikap empati dan
tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat yang telah tumbuh dan hidup hingga
sekarang, permainan peninggalan nenek moyang yang dilakukan dengan suka rela
dimana permainan tersebut dimainkan menggunakan bahasa maupun ciri khas dari
daerah tertentu yang harus dilestarikan guna memperkokoh jati diri bangsa. Permainan
13
tradisional menjadikan orang bersifat terampil, ulet, cekatan, tangkas, dan lain
2.3 Etnosains
Kata ethnoscience (etnosains) berasal dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang
berarti bangsa, dan scientia (bahasa Latin) artinya pengetahuan. Oleh sebab itu
etnosains adalah pengetahuan yang dimiliki oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi
suatu suku bangsa atau kelompok sosial tertentu sebagai system of knowledge and
cognition typical of a givel culture (Parmin, 2017) penekanannya pada sistem atau
perangkat pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat
Istilah ethnoscience atau etnosains memiliki arti suatu ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu bangsa atau suku. Sudarmin (2014) mendefinisikan bahwa
dimanfaatkan untuk ilmu pendidikan atau pembelajaran (Sudarmin, Febu, Nusnowati &
Sumarni, 2016).
Ketiga bidang kajian tersebut adalah 1) etnosains yang menekankan pada kebudayaan
14
situasi sosial yang dihadapi. Kajian penelitian ini menunjukkan gejala-gejala tentang
materi yang dianggap penting bagi masyarakat dan cara pengorganisasian gejala
nilai dan norma yang dilarang maupun diperbolehkan serta pengembangan teknologi.
3) etnosains yang menekankan pada kebudayaan sebagai suatu peristiwa yang dapat
Kajian penelitian ketiga merupakan kajian yang paling sering digunakan sebagai bahan
peserta didik untuk melek tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran
berpendekatan etnosains menurut Pannen dalam Sardjiyo (2005) salah satu caranya
adalah mengkaitkan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari dengan budaya dimana
simbol, budaya dan adat istiadat, upacara keagamaan, dan sosial yang terkandung
konsep-konsep ilmiah yang secara turun temurun digunakan tetapi belum formal secara
ilmiah. Sains asli merupakan pengetahuan, pesan simbol, adat istiadat, dan sosial
budaya meliputi bidang sains kimia, biologi, fisika, pertanian, dan sebagainya yang
mengandung prinsip dan konsep sains ilmiah yang belum formal (Sudarmin & Asyhar,
2012). Sains formal atau sains ilmiah diajarkan dalam suatu unit pendidikan yang biasa
suatu fenomena dan berkembang dengan pola diturunkannya secara terus menerus dari
generasi ke generasi yang bersifat tidak terstruktur, tidak formal, dan bersifat lokal.
Berkebalikan dengan sains formal atau yang kemudian disebut sebagai sains ilmiah,
terstruktur. Oleh sebab itu, sains ilmiah ini memiliki sifat yang objektif dan dapat
transformasi menjadi sains ilmiah. Langkah pembentukan sains ilmiah berbasis budaya
interpretasi. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pendidikan sains asli dalam konteks
budaya lokal adalah: 1) harus ada keterkaitan antara budaya dan sains yang dijadikan
objek penelitian, 2) pengetahuan sains asli memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-
hari, 3) pengetahuan sains asli memiliki tempat dalam konten pendidikan sains, 4)
pendekatan budaya lokal dan lingkungan sekitar atau pendekatan etnosains sebagai
sumber belajar supaya proses belajar lebih bermakna bagi peserta didik. Emdin (2011)
peningkatan hasil akademik peserta didik. Hasil penelitian Rahayu et al. (2006) tentang
efektivitas pembelajaran berbasis budaya lokal memberikan hasil yang lebih baik
yang fundamental (mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan
Kajian etnosains salah satunya berkaitan dengan peta kognitif dari suatu
dalam pembelajaran sains sekolah dapat memberikan sentuhan rasional ilmiah pada
konsep-konsep sains asli tersebut sehingga dapat diterima dengan logis. Kajian
suatu kelompok masyarakat. Memahami sains asli diperlukan pengetahuan sains ilmiah
yang hanya dapat dipahami secara ilmiah dan berorientasi pada kerja ilmiah, karena itu
2.4.1 Pembelajaran
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Sejalan
dengan pendapat tersebut Deni dan Permasih (2011) menyebutkan bahwa belajar
17
dilakukan oleh seorang guru atau pendidik yang membelajarkan peserta didik yang
belajar.
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya (Pane & Dasopang, 2017). Sedangkan
Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Pada hakikatnya,
Trianto (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari guru
mengajar pada hakikatnya merupakan interaksi antara siswa dan guru. Pada interaksi
yang terjadi, terdapat proses penyampaian informasi dari sumber informasi yaitu guru
komunikasi siswa berperan penting terhadap hasil belajar (Setiawan, 2017). Jadi,
pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dengan beberapa
2.4.2 Fisika
Fisika sebagai bagian dari sains adalah ilmu pengetahuan alam yang
didasarkan pada pengalaman manusia, pikiran rasional, dan eksperimen secara detail.
dan konsep dalam komunitas penelitian. Selama proses belajar ini, siswa membuat
2012). Fisika merupakan ilmu pengetahuan berupa pemahaman konsep, hukum, teori,
yang terkait dengan fisika adalah kemampuan melakukan proses misalnya pengukuran,
percobaan, bernalar, diskusi, sikap ilmiah dan masalah-masalah sains (Bektiarso, 2015).
Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang didasari oleh pengalaman
manusia dan memiliki bukti nyata sehingga didasari oleh konsep, hukum, teori, prinsip
sekaligus penerapannya.
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah
atas yang merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam atau sains. Fisika
merupakan pelajaran yang seharusnya tidak hanya mempelajari konsep, tetapi juga
mempelajari mengenai penerapannya. Hal ini karena konsep-konsep dasar fisika juga
kehidupan sehari-hari karena ilmu fisika menunjang riset murni dan terapan. Menurut
Ibrahim (2017) fisika lahir dan berkembang melalui observasi, perumusan masalah,
Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari konsep
Mundilarto (2010) menyatakan bahwa fisika adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi
pemahaman baik secara kualitatif maupun kuantitatif tentang berbagai gejala atau
proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Mundilarto (2002) menyebutkan bahwa
pengetahuan fisika memiliki banyak konsep dan prinsip yang abstrak. Sebagian besar
peserta didik mengalami kesulitan dalam menginterpretasi konsep dan prinsip fisika
pengetahuan dasar sehingga dapat digunakan secara fleksibel. Oleh karena itu, aspek
grafik dan tabel data, mendefinisikan variabel secara operasional dan melaksanakan
eksperimen.
konsep dan prinsip fisika (Suastra, 2013). Menurut Ardiansyah (2014) pembelajaran
dalam menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah siswa. Pembelajaran fisika menghendaki
siswa memiliki pengetahuan tentang fisika sebagai produk, proses dan sikap (Parmono,
2013). Dengan hal tersebut hendaknya siswa menggunakan kemampuan berpikir untuk
20
diharapkan.
dimana pada pembelajaran ini lebih menekankan kepada fisika sebagai produk, sebagai
proses, dan sebagai sikap. Suastra (2006) menjelaskan bahwa fisika sebagai produk
merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum
a. Fakta meliputi apa yang mampu kita lihat dan rasakan dengan panca indera.
Fakta dalam ilmu pengetahuan mendasari konsep, prinsip, dan teori dalam
sains.
b. Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta.
Goodnow, dan Austrin (1994) menyatakan bahwa konsep memiliki lima elemen
c. Prinsip dan hukum. Prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian
karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta atau
fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep. Ini sangat perlu dipahami bahwa,
hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam (fakta), melainkan
kejadian alam (fakta) yang dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau
hukum.
21
d. Prinsip dan hukum adalah generalisasi konsep. Prinsip dan hukum dibentuk
berdasarkan fakta dan konsep. Gejala alam tidaklah tunduk pada prinsip dan
hukum, tetapi gejala alam mampu dijelaskan melalui prinsip dan hukum.
Fisika dan permainan adalah dua hal yang berbeda. Fisika termasuk ke dalam
jenis bahan pelajaran yaitu berupa text book saat dipelajari di sekolah, sehingga
permainan adalah hal yang sangat lazim disukai anak, bahkan setiap anak
membutuhkan sebuah permainan sebagai alat hiburan. Apabila kedua hal tersebut dapat
dihubungkan, maka akan sangat menarik jika diterapkan kepada siswa saat proses
pembelajaran fisika. Menurut Fiqry (2017) salah satu bentuk indiginasi budaya yang
gasing atau kawongga. Kawongga adalah istilah gasing dalam bahasa Bima, permainan
ini sangat akrab dengan anak-anak di Bima dan permainan ini dimainkan pada musim
tertentu. Gasing sangat unik karena gerakannya yang berputar pada porosnya yang
disebut sebagai rotasi. Cara memainkan gasing yaitu dengan memutarnya dengan alat
bantu putar yang terbuat dari tali yang dililitkan pada gasing. Saat bermain, cukup
menghentakkan dan menarik alat bantu putar tersebut dan membiarkan gasing itu
berputar.
22
Salah satu konsep fisika terdapat dalam gasing yaitu tentang materi gerak melingkar
Permainan gasing berhubungan dengan materi fisika antara lain berhubungan dengan
konsep keseimbangan benda tegar dan konsep tekanan, terutama pada tekanan zat
padat. Pada kasus ini gasing menggunakan sebuah kayu yang kuat agar tidak mudah
pecah dimana gasing memiliki bentuk bagian bawah yang memiliki permukaan runcing
dan bagian atasnya memiliki permukaan yang luas. Disini otot tangan berfungsi sebagai
penghasil gaya karena bisa mendorong dan menarik sebuah tali yang sudah dililitkan
dibadan gasing.
Permainan perahu juga mengandung konsep tekanan, terutama pada tekanan zat
cair. Pada kasus ini pemain dapat membuat perahu yang terbuat dari pelepah pisang
kemudian diletakkan di atas aur dan ternyata perahu ini tidak tenggelam. Hal ini karena
adanya pengaruh hukum Archimedes, dimana suatu benda dapat terapung atau
tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat dan gaya apung. “Jika gaya apung lebih
besar dari pada gaya berat maka benda akan terapung. Sebaliknya, jika gaya apung
lebih kecil dari pada gaya berat, maka benda akan tenggelam. Jika gaya apung
dan geredan pelepah pinang menerapkan konsep dinamika partikel. Sejalan dengan
tambang adalah permainan tarik menarik yang konsepnya berhubungan dengan materi
23
hukum Newton tentang gerak dan gaya. Metode permainan tarik tambang diaplikasikan
dalam materi gerak dan gaya. Melalui permainan tarik tambang dan praktik secara
materi kinematika, dinamika, usaha dan energi, momentum dan impuls, kesetimbangan
benda tegar, dan lain-lain. Kemudian Makhmudah (2019) juga menjelaskan bahwa
permainan tradisional Kalimantan Tengah yang dimiliki suku Dayak Ngaju yaitu
permainan Balogo dan Habayang, permainan ini mengandung materi fisika momentum
dan impuls.
tradisional dapat disesuaikan dengan konsep fisika, salah satunya permainan engklek.
Saat melempar gacuk hal ini dapat dihubungkan dengan materi gaya serta kegiatan
melompat antara satu kotak dengan kotak lain juga mengajarkan siswa tentang materi
gerak.
Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang
pembelajaran memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata 3,5. Respon
peserta didik sangat baik karena memiliki peningkatan sebesar 5%, sehingga
Kls XI MAN Baraka memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Perbedaan
model pembelajaran dan yang dikur adalah minat belajar siswa sedangkan
terhadap karakter ilmiah adalah 78%. Hal ini berarti bahwa permainan
tradisional terhadap pemahaman konsep adalah 78%. Hal ini berarti bahwa
etnosains fisika.
skor 4,6 yang termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Dari perhitungan angket
Maka modul yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik dan modul
pada jenis penelitian, penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and
dengan demikian modul fisika berbasis kearifan lokal layak digunakan sebagai
modul fisika yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat terlaksana dengan
belajar sebelum dan sesudah menggunakan modul fisika, sehingga modul fisika
Kerjasama Peserta Didik SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah
peningkatan penguasaan materi dan sikap kerjasama peserta didik SMA yang
hasil skor gain sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Sikap kerjasama peserta
2. 7 Kerangka Konseptual
sangat rendah. Agar eksistensi permainan tradisional tetap kukuh, maka perlu dilakukan
integrasi pengetahuan budaya dalam proses pembelajaran. Maka pada penelitian ini
Mulai
Studi Pendahuluan
Membuat Instrumen
Tidak
Instrumen
Valid?
Ya
Pengolahan Data
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang
Hulu.
3.3.1 Populasi
individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2014). Senada
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada
dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi pada penelitian ini adalah 10
orang tokoh masyarakat, 14 orang tokoh adat, 10 orang tokoh pemuda dan 7
30
3.3.2 Sampel
atau wakil populasi yang diteliti. Sejalan dengan pendapat Martono (2014)
Sugiyono (2016) terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan yaitu
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan
fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik purposive
31
penelitian ini. Sampel pada penelitian ini yaitu 5 orang tokoh masyarakat, 5
orang tokoh adat, 5 orang tokoh pemuda dan 4 orang guru fisika di Kecamatan
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Variabel terikat
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti
pelaporan.
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
2. Menyebarkan kuesioner/angket
c. Tahap Akhir
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah
berikut:
a. Pedoman Wawancara
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu (Sugiyono, 2017). Wawancara dalam penelitian ini adalah
wawancara tatap muka atau disebut juga dengan wawancara personal (personal
interview) dapat dilakukan dengan cara mendatangi tempat kerja atau tempat
b. Kuesioner
question) yaitu pertanyaan yang harus dijawab sendiri oleh responden. Respon
bagian yang telah disediakan pada kuesioner (atau menjawabnya secara lisan
dalam memberikan jawaban, dan juga peluang untuk memberikan jawaban yang
mendalam.
c. Lembar Observasi
proses observasi dapat terlihat kemunculan dari aspek yang ingin diamati.
Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan yaitu meliputi aspek permainan
yang diamati meliputi sejarah dan asal usul permainan tradisional, cara bermain
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
instrumen, maka cara yang ditempuh, yakni dengan uji validitas yang dilakukan
melakukan uji kevalidan instrumen ini kepada tiga orang ahli atau dosen ahli
36
tentang instrumen yang digunakan oleh peneliti dengan aspek validasi yang
dinilai adalah validasi konstruk, validasi isi dan validasi bahasa. Adapun
validator pada penelitian ini yaitu, satu orang dosen program studi pendidikan
fisika, satu orang guru fisika, dan satu orang guru bahasa Indonesia.
Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data
peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data
pengumpulan data. Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017) data primer yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dan
data hasil kuesioner dengan responden. Sedangkan data sekunder adalah sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber
data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain
dari catatan, dokumentasi, buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang
penelitian ini.
37
Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
ini digunakan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dari responden
objek sasaran. Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan yaitu pada proses
permainan tradisional itu sendiri dan mencatat istilah-istilah yang ada pada
dan sebagainya (Arikunto, 2002). Metode ini berkaitan dengan objek dan
e. Rekaman Audio dan Video adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
pengolahan data.
pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat
Data collection
Data display
Data
Reduction
Conclusions:
drawing/verifying
data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan, sehingga data itu
mudah dipahami.
telah dirumuskan.
40
BAB IV
sampai Juni 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian permainan
dengan Lembaga Kerapatan Adat Melayu Tambusai dan Guru Fisika SMA di
penelitian yang telah dibuat selanjutnya divalidasi terlebih dahulu oleh dosen
ahli. Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid oleh dosen ahli, maka
Adapun jawaban dari narasumber yang merupakan hasil dari wawancara yang
telah dilakukan selanjutnya diamati melalui Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3,
Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6. Berikut Tabel observasi hasil wawancara
Tambusai.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Gasiang
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Bodie
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Setinjau
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Baliang-Baliang
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Tarik Upih Pinang
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda
Tentang Permainan Serunai
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Tokoh Masyarakat
1. Apakah bapak/saudara mengetahui Iyu, tau (Iya, tau)
permainan serunai?
2. Apa yang bapak/saudara ketahui Uyang tuu yang onak munghibur
tentang sejarah dan asal-usul anaknyo yang munangih kotu di
permainan serunai? ladang. Bia Uyang tuunyo ko taden
bisa bukoju dan anaknyo ontok
bumain, indo mungganggu uyang
tuunyo yang bukoju tu do (Orang
tua yang ingin menghibur anaknya
yang menangis saat diladang. Agar
orang tuanya bisa kembali bekerja
dan anaknya bisa bermain dan tidak
mengganggu orang tuanya yang
bekerja)
3. Apa saja alat dan bahan dalam Batang padi dan daun tobu (Batang
permainan serunai? padi dan daun tebu)
4. Bagaimana bentuk serunai? Bontuknyo lagang terompet. Bagian
Dapatkah bapak/saudara buku/rueh padi dipocahkan/
menjelaskan tentang bagian-bagian dibolah, bagian ujungnyo dililik
dari serunai? daun tobu, dan bagian pangka nyo
untuk muhombuih (Bentuknya
seperti terompet. Bagian buku/ ruas
padi dipecahkan/ dibelah, bagian
ujungnya dililit daun tebu, dan
bagian pangkal untuk meniup)
5. Apa jenis batang padi yang biasa Batang padi yang olah
digunakan untuk membuat serunai? dituai/dipanen (Batang padi yang
sudah dituai/dipanen)
6. Bagaimana cara bermain serunai? Bagian yang dipocahkan
dimasukkan ku muluik lalu
dihombuihkan (Bagian yang
dipecahkan dimasukkan ke mulut
lalu ditiup/dihembuskan)
7. Mengapa serunai dapat Karna pungaruh dari getaran
mengeluarkan bunyi? bagian batang padi yang
dipocahkan dan dibrosihkan udara
di dalam batang padi indo
tumpek/sumbek (Karena pengaruh
dari getaran bagian batang padi
yang dipecahkan dan dibersihkan
udara di dalam batang padi tidak
tidak tersumbat)
63
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Tokoh Masyarakat
8. Apakah ada pengaruh kekuatan Lai, sumakin kuat dihombuih maku
meniup terhadap kekuatan bunyi sumakin godang suarunyo dan
serunai yang dihasilkan? lobih godang bunyinyo le kalau
dibaluik dengan daun tobu (Ada,
semakin kuat ditiup maka semakin
besar bunyinya dan akan lebih
besar lagi bunyinya kalau
dibalutkan daun tebu)
9. Apa saja jenis perlombaan pada Indo dilombakan do, topi bisa
permainan serunai? Bisakah dinilai dari kuat/polannya bunyi
bapak/saudara menjelaskannya? surunai (Tidak dilombakan, tapi
bisa dinilai dari kuat/pelannya
bunyi seruna)
10. Apakah ketentuan yang menyatakan Yang godang bunyi serunainyo inyo
menang/kalah pada permainan monang dan subaliknyo (Yang
serunai? besar bunyi serunainya akan
menang dan sebaliknya)
11. Apa saja aturan dalam permainan Lai do (Tidak ada)
serunai?
12. Apa saja istilah-istilah dalam Lai do (Tidak ada)
permainan serunai yang
bapak/saudara ketahui? Apakah
bapak/saudara bisa menyebutkan
dan menjelaskannya?
No Pertanyaan Jawaban Tokoh Adat
1. Apakah bapak/saudara mengetahui Iyu, tau (Iya, tau)
permainan serunai?
2. Apa yang bapak/saudara ketahui Hiburan pupaja untuk uyang
tentang sejarah dan asal-usul munuai padi (Hiburan anak-anak
permainan serunai? untuk orang menuai padi)
3. Apa saja alat dan bahan dalam Batang padi yang olah dipanen dan
permainan serunai? daun tobu (Batang padi yang sudah
dipanen dan daun tebu)
4. Bagaimana bentuk serunai? Panjangnyo lobih kurang 20 cm, lai
Dapatkah bapak/saudara bagian untuk muhombuih dan lai
menjelaskan tentang bagian-bagian bagian bontuk corong/ terompet.
dari serunai? Bagian yang dibolah atau
dipocahkan bisa juu disayat
munyurupai bolahan soruling
(Panjangnya lebih kurang 20 cm,
ada bagian untuk menghembus dan
ada bagian seperti corong/
terompet.
64
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Tokoh Adat
Bagian yang dibelah atau
dipecahkan bisa juga disayat
menyerupai belahan seruling)
5. Apa jenis batang padi yang biasa Batang padi yang olah dituai
digunakan untuk membuat serunai? ukuran sodang (Batang padi yang
sudah dituai berukuran sedang)
6. Bagaimana cara bermain serunai? Dihombuih (Dihembus)
7. Mengapa serunai dapat Karna dihombuih dari muluik dan
mengeluarkan bunyi? pungaruh pocahan batang padi
taden (Karena ditiup dari mulut dan
pengaruh pecahan batang padi tadi)
8. Apakah ada pengaruh kekuatan Lai, pungaruhnyo subanding.
meniup terhadap kekuatan bunyi Sumakin kuat muniup sumakin kuat
serunai yang dihasilkan? bunyinyo, sumakin banyak pocahan
batang padi sumakin mulongking
bunyinyo. Akan lobih kuat le
bunyinya kalau dibaluik daun tobu
supu terompet (Ada, pengaruhnya
sebanding. Semakin kuat meniup
semakin kuat bunyinya, semakin
banyak pecahan batang padi
semakin melengking bunyinya.
Akan lebih kuat lagi bunyinya
kalau dililit daun tebu menyerupai
terompet)
9. Apa saja jenis perlombaan pada Indo dilombakan do. Topi bisa
permainan serunai? Bisakah ditengok dari kuat atau polannyo
bapak/saudara menjelaskannya? bunyi surunai (Tidak dilombakan.
Tetapi bisa dilihat dari kuat atau
pelannya bunyi serunai)
10. Apakah ketentuan yang menyatakan Monang yang paling godang
menang/kalah pada permainan suarunyo samu mantap bunyi nyo
serunai? (bunada) (Menang yang paling
besar suaranya dan mantap nada
bunyinya)
11. Apa saja aturan dalam permainan Indo lai do (Tidak ada)
serunai?
12. Apa saja istilah-istilah dalam Indo lai do (Tidak ada)
permainan serunai yang
bapak/saudara ketahui? Apakah
bapak/saudara bisa menyebutkan
dan menjelaskannya?
65
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Tokoh Pemuda
1. Apakah bapak/saudara mengetahui Iya, tau
permainan serunai?
2. Apa yang bapak/saudara ketahui Tidak tau tentang sejarahnya hanya
tentang sejarah dan asal-usul ikut memainkannya saja
permainan serunai?
3. Apa saja alat dan bahan dalam Batang padi
permainan serunai?
4. Bagaimana bentuk serunai? Panjangnya lebih kurang satu
Dapatkah bapak/saudara jengkal, terbuat dari pangkal batang
menjelaskan tentang bagian-bagian padi
dari serunai?
5. Apa jenis batang padi yang biasa Batang padi yang sudah dituai,
digunakan untuk membuat serunai? kalau belum dituai tidak boleh
6. Bagaimana cara bermain serunai? Batang padi yang dipecahkan,
ditiup dibagian pangkalnya
7. Mengapa serunai dapat Karena lobang yang dipangkal tadi,
mengeluarkan bunyi? ada tekanan udara dibagian yang
dipecahkan
8. Apakah ada pengaruh kekuatan Ada, semakin keras ditiup semakin
meniup terhadap kekuatan bunyi keras suaranya
serunai yang dihasilkan?
9. Apa saja jenis perlombaan pada Tidak dilombakan
permainan serunai? Bisakah
bapak/saudara menjelaskannya?
10. Apakah ketentuan yang menyatakan Tidak ada
menang/kalah pada permainan
serunai?
11. Apa saja aturan dalam permainan Tidak ada
serunai?
12. Apa saja istilah-istilah dalam Tidak ada
permainan serunai yang
bapak/saudara ketahui? Apakah
bapak/saudara bisa menyebutkan
dan menjelaskannya?
fisika SMA di kecamatan Tambusai untuk mengetahui konsep fisika yang terdapat pada
Responden pada kuesioner penelitian ini adalah guru-guru fisika SMA yang ada di
kecamatan Tambusai. Terdiri dari 2 orang guru fisika SMA Negeri 1 Tambusai, 1
orang guru fisika SMA Negeri 2 Tambusai, dan 1 orang guru fisika SMA Negeri 3
Tambusai. Adapun hasil dari kuesioner tersebut akan diamati melaui Tabel 4.7, Tabel
4.8, Tabel 4.9, Tabel 4.10, Tabel 4.11, dan tabel 4.12.
PERMAINAN GASIANG
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 2
Gaya pada saat dilemparkan
(memberikan gaya). Kecepatan
sudut ketika akan berputar.
Keseimbangan pada saat tidak
stabil gasiang akan jatuh.
Tumbukan pada saat dilemparkan
ke tanah
3. Jelaskan pengaruh jumlah lilitan tali Semakin banyak kumparan atau
terhadap lama/tidaknya putaran lilitan tali terhadap gasing maka
gasiang! semakin besar periodenya (T)
4. Mengapa gasiang dapat berputar Karena pada gasing berlaku konsep
pada porosnya? kesetimbangan benda tegar
5. Mengapa kaki gasiang berbentuk Karena untuk memperkecil
runcing dan diberi mimis? gesekan. Semakin runcing maka
semakin lama perputaran gasing
6. Pada proses lomba gasiang pangkah, Karena berlaku konsep tumbukan
mengapa gasiang yang dipangkah (tergantung banyaknya lilitan dan
bisa terbang jauh, berhenti berputar gaya yang diberikan). Terjadi
atau bisa pecah serta gasiang tumbukan lenting sempurna,
pemangkah bisa memantul saat tumbukan lenting sebagian, dan
memangkah gasiang lawan? tumbukan tidak lenting sama sekali
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
1. Apa sajakah konsep fisika yang Konsep tekanan terutama pada zat
terdapat pada permainan gasiang? padat (tekanan zat padat), hukum
newton baik hukum I Newton dan
hukum II Newton
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Gerak Melingkar
pada cara bermain gasiang? Berikan
penjelasan!
3. Jelaskan pengaruh jumlah lilitan tali Semakin banyak jumlah lilitan pada
terhadap lama/tidaknya putaran gasing maka gasiang akan berputar
gasiang! semakin lama
4. Mengapa gasiang dapat berputar Gasiang dapat berputar pada
pada porosnya? porosnya diakibatkan karena
adanya gaya gesek dan tekanan atau
gaya luar yang berupa tarikan tali
yang membuat gasing tersebut
bergerak
5. Mengapa kaki gasiang berbentuk Kaki gasiang diberi runcing karena
runcing dan diberi mimis? gerakan gasing itu merupakan gerak
melingkar
68
PERMAINAN GASIANG
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
Gasiang diberi mimis karena mimis
dapat menjaga keseimbangan ketika
melakukan gerak melingkar
6. Pada proses lomba gasiang pangkah, -
mengapa gasiang yang dipangkah
bisa terbang jauh, berhenti berputar
atau bisa pecah serta gasiang
pemangkah bisa memantul saat
memangkah gasiang lawan?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
1. Apa sajakah konsep fisika yang Tekanan, Gerak Melingkar, Hukum
terdapat pada permainan gasiang? Newton
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Konsep gaya. Pada saat
pada cara bermain gasiang? Berikan melemparkan gasing dan menarik
penjelasan! tali itu artinya memberikan gaya
3. Jelaskan pengaruh jumlah lilitan tali Pengaruhnya adalah semakin
terhadap lama/tidaknya putaran banyak jumlah lilitan tali maka
gasiang! semakin lama gasing berputar
4. Mengapa gasiang dapat berputar Karena adanya dinamika rotasi
pada porosnya?
5. Mengapa kaki gasiang berbentuk Kaki gasing runcing untuk
runcing dan diberi mimis? memperkecil bidang sentuh antara
lantai dengan gasing. Sedangkan
diberi mimis untuk memperkecil
gesekan agar gasing dapat berputar
lama
6. Pada proses lomba gasiang pangkah, Karena pada proses ini berlaku
mengapa gasiang yang dipangkah konsep tumbukan
bisa terbang jauh, berhenti berputar
atau bisa pecah serta gasiang
pemangkah bisa memantul saat
memangkah gasiang lawan?
PERMAINAN BODIE
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 1
3. Jelaskan pengaruh kuat pendorong Berbanding lurus. Semakin besar
terhadap laju tembakan peluru tekanan/gaya maka semakin jauh
bodie sesuai konsep fisika yang jarak peluru
berlaku!
4. Mengapa peluru bodie dapat keluar Karena peluru diberikan tekanan
saat ditembakkan? dan gaya yang besar
5. Apakah terdapat hubungan jenis Terdapat hubungan. Jenis bambu
bambu dan peluru bodie terhadap berbanding lurus dengan peluru
konsep fisika? Berikan penjelasan! bodie. Semakin kecil diameter
bambu, semakin kecil diameter
peluru dan semakin jauh gerak
peluru
6. Apakah ada pengaruh luas lubang Berbanding lurus. Semakin kecil
bodie terhadap laju peluru bodie lubang bambu semakin jauh
saat ditembakkan dan konsep apa tembakan peluru
yang berlaku pada hal tersebut?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 2
1. Apa sajakah konsep fisika yang Konsep Tekanan
terdapat pada permainan bodie?
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Gaya (semakin besar gaya yang
pada cara bermain bodie? Berikan diberikan semakin jauh tembakan
penjelasan! peluru
3. Jelaskan pengaruh kuat pendorong Berbanding lurus. Semakin besar
terhadap laju tembakan peluru tekanan/gaya maka semakin jauh
bodie sesuai konsep fisika yang jarak peluru
berlaku!
4. Mengapa peluru bodie dapat keluar Karena peluru diberikan tekanan
saat ditembakkan? dan gaya yang besar
5. Apakah terdapat hubungan jenis Terdapat hubungan. Jenis bambu
bambu dan peluru bodie terhadap berbanding lurus dengan peluru
konsep fisika? Berikan penjelasan! bodie. Semakin kecil diameter
bambu, semakin kecil diameter
peluru dan semakin jauh gerak
peluru
6. Apakah ada pengaruh luas lubang Berbanding lurus. Semakin kecil
bodie terhadap laju peluru bodie lubang bambu semakin jauh
saat ditembakkan dan konsep apa tembakan peluru
yang berlaku pada hal tersebut?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
1. Apa sajakah konsep fisika yang Konsep yang digunakan adalah
terdapat pada permainan bodie? dorongan dan volume pada ruang
tertutup
70
PERMAINAN BODIE
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Dorongan yang cepat akan
pada cara bermain bodie? Berikan menghasilkan pemampatan ruang
penjelasan! dalam ruang bambu,
mengakibatkan tekanan dalam
ruang bambu naik. Ketika terus
didorong maka volume di dalam
bambu semakin kecil, tekanan
inilah yang akan memaksa peluru
gumpalan kertas yang berada di
ujung terlontar keluar dengan cepat
dengan menghasilkan bunyi
3. Jelaskan pengaruh kuat pendorong Semakin kuat tekanan yang
terhadap laju tembakan peluru diberikan pendorong maka peluru
bodie sesuai konsep fisika yang bodie semakin cepat keluar
berlaku!
4. Mengapa peluru bodie dapat keluar Peluru bodie keluar saat
saat ditembakkan? ditembakkan karena adanya
tekanan yang memaksa peluru
keluar
5. Apakah terdapat hubungan jenis Jenis bambu yang digunakan
bambu dan peluru bodie terhadap bambu dengan garis tengah kecil,
konsep fisika? Berikan penjelasan! ukuran cukup panjang, dipilih
dinding tebal, karena dinding tebal
sangat berpengaruh untuk menahan
tekanan
6. Apakah ada pengaruh luas lubang Luas lubang bodie sangat
bodie terhadap laju peluru bodie berpengaruh terhadap laju peluru
saat ditembakkan dan konsep apa bodie ditembakkan
yang berlaku pada hal tersebut?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
1. Apa sajakah konsep fisika yang Konsep Tekanan
terdapat pada permainan bodie?
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Dorongan atau gaya yang diberikan
pada cara bermain bodie? Berikan akan mengakibatkan tekanan dalam
penjelasan! ruang bambu besar, dan volume
dalam bambu kecil. Apabila
diberikan gaya yang semakin besar,
maka peluru yang diujung bambu
akan keluar
3. Jelaskan pengaruh kuat pendorong Pengaruhnya adalah semkain
terhadap laju tembakan peluru besar/kuat tekanan yang diberikan
bodie sesuai konsep fisika yang maka semakin laju tembakan peluru
berlaku!
71
PERMAINAN BODIE
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
4. Mengapa peluru bodie dapat keluar Karena peluru diberikan tekanan
saat ditembakkan? dan gaya yang besar
5. Apakah terdapat hubungan jenis Jenis bambu berpengaruh terhadap
bambu dan peluru bodie terhadap tekanan
konsep fisika? Berikan penjelasan!
6. Apakah ada pengaruh luas lubang Luas lubang bodie berpengaruh
bodie terhadap laju peluru bodie terhadap laju peluru bodie. Semakin
saat ditembakkan dan konsep apa kecil luas lubang bodie semakin
yang berlaku pada hal tersebut? laju peluru bodie saat ditembakkan
PERMAINAN SETINJAU
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 2
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Kemiringan tiang setinjau (sudut).
pada cara bermain setinjau? Jika menginginkan setinjau berjalan
Berikan penjelasan! cepat dan lama posisi sudut tiang
setinjau sangat mempengaruhi
3. Jelaskan pengaruh berat badan saat Berat badan sangat mempengaruhi,
bermain setinjau! semakin berat badan pemain setinjau
semakin susah mempertahankan
kesetimbangan. Semakin kecil berat
badan maka semakin lama durasi
bermain setinjau
4. Mengapa pada saat setinjau dinaiki Karena posisi sudut penopang harus
tidak patah? membentuk sudut 90º terhadap
tiang, kekuatan tiang, massa pemain
setinjau terhadap papan pijakan
(karena tekanan yang diberikan
terhadap pijakan sebanding
5. Apakah ada konsep fisika yang bisa Ada. Kekuatan setinjau. Saat diam
dijelaskan dari bentuk setinjau? (posisi tiang tegak lurus) saat telah
berjalan (posisi tiang maju kedepan)
6. Mengapa saat bermain setinjau, Karena pemain setinjau mampu
para pemain tetap bisa mempertahankan posisi
mempertahankan posisi stabil dan kesetimbangan dan jarak langkah
tidak jatuh?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
1. Apa sajakah konsep fisika yang Konsep gaya gesek statis
terdapat pada permainan setinjau?
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Konsep fisika yang terdapat pada
pada cara bermain setinjau? cara bermain setinjau adalah gaya
Berikan penjelasan! gesek, besar gaya gesek tergantung
pada kekasaran permukaan kedua
benda yang bergesekan. Semakin
kasar lintasan yang digunakan akan
berpengaruh pada kecepatan
setinjau
3. Jelaskan pengaruh berat badan saat Berat badan sangat berpengaruh
bermain setinjau! saat bermain setinjau,
hal ini disebabkan pada saat
bermain para pemain membutuhkan
kesetimbangan/ menyeimbangkan
berat badan serta tinggi tubuh
dalam pijakan dua batang bambu
73
PERMAINAN SETINJAU
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
4. Mengapa pada saat setinjau dinaiki Karena adanya keseimbangan
tidak patah?
5. Apakah ada konsep fisika yang bisa Konsep keseimbangan benda tegar
dijelaskan dari bentuk setinjau?
6. Mengapa saat bermain setinjau, Karena adanya gaya gravitasi bumi
para pemain tetap bisa
mempertahankan posisi stabil dan
tidak jatuh?
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
1. Apa sajakah konsep fisika yang Gaya, Perpindahan & kecepatan,
terdapat pada permainan setinjau? dan Kesetimbangan
2. Apakah konsep fisika yang terdapat Konsep kesetimbangan
pada cara bermain setinjau?
Berikan penjelasan!
3. Jelaskan pengaruh berat badan saat Pengaruh berat badan yaitu untuk
bermain setinjau! mempertahankan posisi
kesetimbangan
4. Mengapa pada saat setinjau dinaiki Karena kekuatan dari tiang setinjau
tidak patah? dan penopang papan pijakan
5. Apakah ada konsep fisika yang bisa Konsep kesetimbangan benda tegar
dijelaskan dari bentuk setinjau?
6. Mengapa saat bermain setinjau, Karena pemain dapat
para pemain tetap bisa mempertahankan posisi
mempertahankan posisi stabil dan kesetimbangan saat bermain
tidak jatuh? setinjau
PERMAINAN BALIANG-BALIANG
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 1
4. Apakah ada pengaruh kekuatan Ada. Tarikan berbanding lurus
gesekan terhadap putaran baliang- dengan putaran baling-baling.
baliang dan lama berputar? Berikan Panjang tali sebanding dengan lama
penjelasan! berputar
5. Apa saja yang memengaruhi Panjang tali dan besar gaya (tarikan).
putaran baliang-baliang terbang dan Konsep gaya dan kecepatan
konsep yang berlaku?
6. Jelaskan contoh lain dalam Penerapan di alat masak dan
kehidupan sehari hari sesuai konsep permainan sederhana anak-anak
fisika yang terdapat pada
permainan baliang-baliang!
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 2
1. Apa sajakah konsep fisika yang Gaya, kecepatan dan percepatan
terdapat pada permainan baliang-
baliang?
2. Apakah konsep fisika yang bisa Konsep gaya. Gaya adalah tarikan
dijelaskan dari cara bermain atau dorongan. Semakin panjang tali
baliang-baliang? dan semakin besar tarikan (gaya)
maka semakin lama baling-baling
berputar
3. Mengapa baliang-baliang dapat Karena diberikan lilitan tali pada
berputar? penyangga baling-baling kemudian
ditarik talinya sehingga penyangga
berputar dan baling-baling dapat
berputar
4. Apakah ada pengaruh kekuatan Ada. Tarikan berbanding lurus
gesekan terhadap putaran baliang- dengan putaran baling-baling.
baliang dan lama berputar? Berikan Panjang tali sebanding dengan lama
penjelasan! berputar
5. Apa saja yang memengaruhi Panjang tali dan besar gaya (tarikan).
putaran baliang-baliang terbang dan Konsep gaya dan kecepatan
konsep yang berlaku?
6. Jelaskan contoh lain dalam Penerapan di alat masak dan
kehidupan sehari hari sesuai konsep permainan sederhana anak-anak
fisika yang terdapat pada
permainan baliang-baliang!
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
1. Apa sajakah konsep fisika yang -
terdapat pada permainan baliang-
baliang?
2. Apakah konsep fisika yang bisa -
dijelaskan dari cara bermain
baliang-baliang?
75
PERMAINAN BALIANG-BALIANG
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
3. Mengapa baliang-baliang dapat -
berputar?
4. Apakah ada pengaruh kekuatan -
gesekan terhadap putaran baliang-
baliang dan lama berputar? Berikan
penjelasan!
5. Apa saja yang memengaruhi -
putaran baliang-baliang terbang dan
konsep yang berlaku?
6. Jelaskan contoh lain dalam -
kehidupan sehari hari sesuai konsep
fisika yang terdapat pada
permainan baliang-baliang!
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
1. Apa sajakah konsep fisika yang -
terdapat pada permainan baliang-
baliang?
2. Apakah konsep fisika yang bisa -
dijelaskan dari cara bermain
baliang-baliang?
3. Mengapa baliang-baliang dapat -
berputar?
4. Apakah ada pengaruh kekuatan -
gesekan terhadap putaran baliang-
baliang dan lama berputar? Berikan
penjelasan!
5. Apa saja yang memengaruhi -
putaran baliang-baliang terbang dan
konsep yang berlaku?
6. Jelaskan contoh lain dalam -
kehidupan sehari hari sesuai konsep
fisika yang terdapat pada
permainan baliang-baliang!
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kuesioner Penelitian Pada Permainan Tarik Upih
Pinang
PERMAINAN TARIK UPIH PINANG
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 1
1. Apa sajakah konsep fisika yang Gaya, gesekan dan elastisitas
terdapat pada permainan tarik upih
pinang?
76
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 2
5. Bagaimana pengaruh panjang Panjang serunai berbanding terbalik
serunai terhadap frekuensi serunai dengan frekuensi serunai. Semakin
terdengar? panjang gelombang maka semakin
kecil frekuensi yang dihasilkan
6. Jelaskan contoh lain dalam Seruling
kehidupan sehari hari sesuai konsep
fisika yang terdapat pada
permainan serunai!
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 3
1. Apa sajakah konsep fisika yang Gelombang bunyi
terdapat pada permainan serunai?
2. Apakah konsep fisika yang dapat Tinggi rendah bunyi dan kuat
dijelaskan dari cara bermain lemahnya bunyi
serunai?
3. Mengapa serunai dapat Karena ada sumber suara yang
mengeluarkan bunyi? berasal dari sisi yang ditiup pada
batang
4. Apakah ada pengaruh kekuatan Kekuatan meniup berpengaruh pada
meniup terhadap kekuatan bunyi kekuatan bunyi, yang
serunai? Berikan penjelasan! mempengaruhinya adalah cara
membuka dan menutup lobang
5. Bagaimana pengaruh panjang Panjang serunai mempengaruhi
serunai terhadap frekuensi serunai cepat rambat bunyi yang dihasilkan,
terdengar? semakin panjang serunai maka
cepat rambat bunyi akan semakin
besar pula
6. Jelaskan contoh lain dalam Seruling dan Saluang
kehidupan sehari hari sesuai konsep
fisika yang terdapat pada
permainan serunai!
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
1. Apa sajakah konsep fisika yang Gelombang bunyi
terdapat pada permainan serunai?
2. Apakah konsep fisika yang dapat Tinggi rendahnya bunyi
dijelaskan dari cara bermain
serunai?
3. Mengapa serunai dapat Karena ada sumber bunyi dan
mengeluarkan bunyi? getaran pada bagian batang padi
yang dipecahkan sehingga sesuai
dapat mengeluarkan bunyi
80
PERMAINAN SERUNAI
No Pertanyaan Jawaban Guru Fisika 4
4. Apakah ada pengaruh kekuatan Ada, semakin kuat meniup serunai
meniup terhadap kekuatan bunyi maka semakin tinggi (nyaring)
serunai? Berikan penjelasan! bunyi yang dihasilkan
5. Bagaimana pengaruh panjang Semakin panjang serunai maka
serunai terhadap frekuensi serunai semakin besar cepat rambat
terdengar? bunyinya dan semakin kecil
frekuensi bunyi yang dihasilkan
6. Jelaskan contoh lain dalam Serunai
kehidupan sehari hari sesuai konsep
fisika yang terdapat pada
permainan serunai!
4.2 Pembahasan
Sesuai dengan teknik analisis data yang penulis gunakan yaitu setelah data
terkumpul maka tahapan selanjutnya yaitu reduksi data. Reduksi data adalah suatu
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan, sehingga data itu
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengumpulan data. Kemudian
Pada penelitian ini penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel. Melalui
pembelajaran etnosains fisika. Dalam hal ini setiap permainan tradisional akan
konsep pembelajaran etnosains fisika nya dilihat dari keterkaitan kompetensi dasar
dengan konsep yang ada pada permainan tradisional tersebut. Berikut hasil rekonstruksi
81
Gasiang adalah mainan yang dibuat dari kayu yang dibulatkan sedemikian rupa.
Disebut gasiang karena benda ini mengeluarkan bunyi desingan sing berasal dari
pusingannya yang sangat kencang. Bunyi putaran ini disebut dosiang (desing). Gasiang
dibuat dengan cara ditarah menggunakan pisau, atau dilarik menggunakan gorejoh
(pembubut). Bahan yang biasa dijadikan gasiang adalah pangkal kayu yang ada di
dalam tanah dari jenis pohon; toreh jua, kayu rukom, kayu tomutun, kayu bongkuang,
kayu cocang, kayu potai, dll. Bahan gasiang yang paling bagus adalah banie kompeh
(kayu kempas), kayu mato koliang (mata keling), kayu kasai, dan kayu keranji. Bentuk
gasiang selalu sama. Ada badannya, jambulnya dan paksinya, bawahnya yang runcing.
Hanya rupanya yang selalu berbeda-beda sedikit antara daerah satu dengan daerah
lainnya. Ada yang bulat lonjong, kerucut, silinder, juga ada yang berbentuk seperti
piring terbang. Di Kecamatan Tambusai terdapat dua jenis gasiang yang menjadi ciri
khas dari daerah ini yaitu gasiang jantong dan gasiang taka. Untuk lebih jelasnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
Tabel 4.13.
masyarakat kaki gasiang dibuat runcing dan diberi paci agar gasiang dapat berputar
lama. Secara ilmiah hal ini dilakukan untuk memperkecil gesekan. Lama/tidaknya
putaran gasiang juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan tali dan pengaruh lemparan.
Menurut pengetahuan masyarakat, semakin banyak lilitan tali maka semakin lama
gasiang berputar. Sedangkan secara fisika hal ini dapat terjadi karena pengaruh momen
gaya yang bekerja pada gasiang tersebut. Menurut sains masyarakat semakin kuat
83
gasiang dilempar, semakin cepat dan lama gasiang berputar, hal ini secara fisika dapat
dibuktikan dengan hukum II Newton yaitu percepatan gasing saat jatuh ke tanah
sebanding dengan besar gaya yang diberikan (lemparan). Selanjutnya menurut pendapat
masyarakat gasiang dapat berputar pada porosnya karena beratnya imbang serta
gasiangnya hugai sedangkan secara ilmiah pada gasiang berlaku konsep dinamika
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil wawancara tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
pemuda ditemukan bahwa gasiang berawal dari buah nun bupusiang. Menurut tokoh
adat permainan gasiang ini dimainkan saat musim padi, agar padi berisi dan anak-anak
masyarakat dan tokoh adat gasiang dapat berputar pada porosnya karena gasiang itu
seimbang ditambah dengan paku dan buatan dari gasiang itu sendiri. Sedangkan tokoh
pemuda tidak mengetahui hal tersebut. Secara fisika bupusiang (berputar) disebut
dengan istilah rotasi. Rotasi adalah perputaran sesuatu terhadap porosnya. Gasiang
dapat berputar pada porosnya karena pada gasiang berlaku konsep dinamika rotasi dan
Adapun cara untuk bermain gasiang ini menurut pengetahuan masyarakat yaitu
dengan melilitkan tali gasiang hingga bagian bahu kemudian lempa ke tanah sambil
munyintak talinya. Secara fisika lempa (lempar) dan munyintak (menarik) dapat
dikaitkan dengan konsep gaya. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dilakukan pada
suatu benda. Secara ilmiah saat gasiang dilemparkan artinya pemain memberikan gaya
terhadap gasiang tersebut sehingga gasiang dapat berputar dengan kecepatan tertentu.
Hal ini sejalan dengan hukum I Newton yang menyatakan bahwa “Jika sebuah benda
84
dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja
Gasiang yang diam akan tetap diam jika tidak ada pengaruh gaya luar. Untuk
membuat gasiang dari keadaan diam agar bergerak dengan kecepatan tertentu maka
harus ada gaya luar yang membuat gasiang tersebut bergerak. Gaya luar tersebut bisa
berupa hentakan atau tarikan tali pada gasiang (pada saat mulai memutar gasiang).
Menurut pengetahuan masyarakat semakin kuat gasiang dilempar, semakin cepat dan
lama putaran gasiang. Hal ini secara ilmiah dapat dijelaskan dengan konsep hukum II
Newton yang berbunyi “percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
sebuah benda sebanding dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding
terbalik dengan massa kelembaman benda tersebut”. Pada gasiang saat kita
memberikan gaya yang besar (melempar gasiang dengan kuat) maka semakin besar
percepatan gasiang sampai ke tanah, sedangkan jika kita memberikan gaya yang kecil
(melempar gasiang dengan pelan) maka semakin kecil percepatan gasiang sampai ke
tanah. Pada saat gasiang berputar akan mengalami kecepatan sudut yang dipengaruhi
oleh besarnya gaya yang diberikan. Semakin besar gaya tarikan tali yang diberikan,
semakin besar torsi gasiang yang pada akhirnya semakin besar kecepatan sudut yang
dihasillkan gasiang. Hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan tali pada gasiang.
tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh pemuda semakin banyak lilitan tali maka
semakin lama gasiang berputar. Sejalan dengan pendapat tersebut berdasarkan hasil
kumparan atau lilitan tali terhadap gasiang maka semakin besar periodenya (T). Artinya
jumlah lilitan tali berbanding lurus dengan lama gasiang berputar. Secara ilmiah jumlah
85
lilitan tali ini untuk memberikan gaya optimum saat gasiang lepas dari tali. Ketika
ditarik, lilitan akan berkurang seiring dengan timbulnya gaya yang memberikan torsi
(momen gaya) pada gasiang. Momen gaya (torsi) adalah sesuatu yang menyebabkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
Terdiri dari kupalu (bulat diatas), lihie (leher untuk tempat melilit tali), bahu untuk
batas lilitan tali, badan (antara kepala dan ekor), ikuo (ekor) atau biasa disebut paci
yaitu tempat paku/mimis. Berdasarkan kepala gasiang yang berbentuk bulat dan
perputaran gasiang yang lintasannya berbentuk lingkaran, maka dapat dikaitkan dengan
konsep gerak melingkar. Pada permainan ini gasiang akan berputar dengan kecepatan
yang memiliki arah tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran, maka pada gasiang berlaku
konsep kecepatan linear. Kemudian saat gasiang berputar gasiang akan membentuk
sudut untuk melakukan perpindahan tiap satuan waktu/detik. Dalam hal ini berlaku
persamaan kecepatan sudut, karena selama benda bergerak melingkar, jari-jari arah
mempunyai kecepatan sudut sebesar ω sebab tiap satuan waktu menempuh sudut
tertentu.
bentuknya dibuat runcing dan diberi paci (mimis). Menurut pendapat tokoh,
masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda hal ini bertujuan agar gasiang dapat
berputar, kalau tidak runcing (popoh) maka gasiang tidak bisa berputar. Sedangkan
menurut hasil observasi jawaban kuesioner penelitian ditemukan bahwa bagian bawah
gasiang dibuat runcing untuk memperkecil bidang sentuh antara lantai dengan gasiang
dan diberi mimis untuk memperkecil gesekan agar gasiang dapat berputar lama. Akan
86
tetapi memperkecil ujung gasiang artinya memperkecil luas bidang sentuh sehingga
jenis gasiang, yaitu gasiang jantong dan gasiang taka. Menurut tokoh masyarakat
gasiang jantong adalah gasiang yang bentuknya lonjong dan menurut tokoh adat
Sedangkan gasiang taka adalah gasiang yang bentuknya buntak (pipih) menyerupai
menyebutkan bahwa gasiang taka lebih kencang dan hugai daripada gasiang jantong.
Istilah hugai berarti lama berputar. Beliau berpendapat bahwa semakin pipih
suatu gasiang maka semakin kencang dan lama gasiang itu berputar. Hal ini secara
ilmiah dapat dijelaskan melalui hukum torsi. Menurut hukum torsi, besarnya jarak
sumbu putar gasing dengan bagian terluar gasing akan mempengaruhi kecepatan putar
gasing tersebut. Semakin besar jaraknya semakin lambat gasing berputar, semakin kecil
jaraknya semakin kencang gasiang berputar. Diantara kedua gasiang tersebut yang
lebih lama berputar adalah gasiang taka, karena jarak sumbu putar dengan bagian
terluar gasing tersebut cukup kecil sehingga gasiang ini dapat berputar kencang dan
lama.
Selain faktor jarak antara sumbu putar dengan jarak terluar gasiang, torsi
dipengaruhi oleh besarnya gaya yang arahnya tegak lurus terhadap sumbu putar. Pada
tolakan awal ketika melepas gasing. Semakin besar gaya tolakan yang kita berikan,
semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya semakin besar kecepatan yang akan
87
dihasilkan begitupun sebaliknya, semakin lemah kita memutar gasing semakin lambat
terdapat aturan permainan yang dilombakan yaitu lomba gasiang urieh dan gasiang
pangkah. Lomba gasiang urieh di kecamatan Tambusai lebih dikenal dengan istilah
busuhugai (adu lama berputar). Pada lomba ini yang gasiang nya paling lama berputar
akan dinyatakan menang, sebaliknya yang gasiang nya mati (berhenti berputar) lebih
dahulu akan kalah. Lomba gasiang berikutnya yaitu lomba gasiang pangkah atau di
kecamatan Tambusai lebih dikenal dengan istilah setingkah (adu antar gasiang).
Pada lomba gasiang ini gasiang yang menang pada adu busuhugai akan
muningkah (menumbuk) sedangkan yang kalah akan munahan (ditumbuk). Pada lomba
gasiang setingkah ini akan diadu dengan cara moningkah (menumbuk) gasiang lawan.
Apabila gasiang yang ditingkah terbang jauh atau pecah (berhenti berputar) maka
terbang jauh dan berhenti berputar maka dinyatakan kalah. Berdasarkan hasil observasi
kuesioner penelitian diperoleh informasi bahwa pada permainan gasiang ini berlaku
konsep fisika momentum, impuls dan tumbukan. Momentum pada permainan gasiang
ini terdapat pada tali, semakin kencang melepaskan tali pada gasiang maka gasiang
akan melaju dengan cepat dan akan sukar dihentikan. Sedangkan impuls pada
permainan gasiang ini tedapat di kecepatan gasiang memutar, karena pada saat gasiang
dilepaskan oleh tali terdapat selang waktu yang singkat saat gasiang diluncurkan.
Berlaku tumbukan lenting sempurna apabila jumlah energi kinetik kedua gasiang yang
main setingkah sesudah di tingkah (tumbukan) sama dengan jumlah energi kinetik
88
kedua gasiang sebelum ditingkah (tumbukan). Konsep ini berlaku apabila setelah
moningkah kecepatan putaran gasiang yang di tingkah sama dengan kecepatan gasiang
menjadi lebih kecil atau energi kinetiknya berkurang maka berlaku konsep tumbukan
lenting sebagian.
menurut responden 1 dan responden 2 pada permainan gasiang terdapat konsep fisika
responden 3 konsep fisika yang terdapat pada permainan gasiang ini adalah konsep
tekanan terutama pada zat padat (tekanan zat padat), dan hukum Newton baik hukum I
gasiang ini terdapat konsep fisika yaitu tekanan, gerak melingkar, dan hukum Newton.
Menurut responden konsep gaya terdapat pada saat gasiang dilemparkan dan menarik
tali gasiang, sedangkan konsep kecepatan sudut ketika gasiang akan berputar. Konsep
kesetimbangan pada gasiang pada saat gasiang tidak stabil maka gasiang akan jatuh,
etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan gasiang ini dikaitkan
dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang dapat dijelaskan pada
permainan tradisional gasiang tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.14.
89
gerak melingkar yaitu dapat dijelaskan dari lintasan gasiang yang berbentuk lingkaran,
materi dinamika rotasi & kesetimbangan benda tegar terdapat pada putaran gasiang,
materi gaya dapat dijelaskan dari gasiang yang bergerak dan memiliki percepatan
tertentu, materi hukum fluida (tekanan) dapat dijelaskan dari kaki gasiang yang
(2020) yang menyatakan bahwa permainan gasing berhubungan dengan materi fisika
antara lain konsep kesetimbangan benda tegar dan konsep tekanan terutama pada
menggunakan mesiu, disebut juga dengan nama lain sonapang lantak, sonapang
polocok, sonapang ompak. Bodie adalah senjata api atau alat perang untuk menembak
musuh atau binatang. Bobodie atau bedil-bedil adalah pelontar peluru mainan, terbuat
dari buluh cinu yang dipotong lebih kurang satu jengkal setengah, kemudian ruas
bukunya dibuang, lalu diambil lagi bambu yang besarnya seukuran lobang bambu tadi
bawah ini:
Tabel 4.15.
91
Pada Tabel 4.15 diatas diperoleh informasi bahwa terdapat hubungan antara
jenis bambu dan peluru bodie, yaitu semakin kecil diameter bambu semakin jauh
tembakan peluru. Kemudian pengaruh kuat pendorong terhadap tembakan peluru bodie
sebanding atau berbanding lurus. Peluru bodie dapat keluar saat ditembakkkan karena
timbul tekanan di dalam rongga bodie. Lintasan peluru bodie saat mengenai sasaran
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil wawancara tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
pemuda ditemukan bahwa menurut tokoh masyarakat permainan bodie berawal dari
perang-perangan. Sedangkan menurut tokoh adat bodie adalah senjata. Alat dan bahan
pada permainan bodie ini adalah bambu berukuran lebih kurang 30 cm yang terdiri dari
dua bagian, yaitu bagian badan (tempat peluru) biasa disebut dengan lop dan bagian
ponujah (pendorong peluru) yang biasa disebut bilah atau sundak. Menurut
pengetahuan masyarakat bambu yang biasa digunakan adalah segala jenis bambu yang
penting bambunya lurus, kecil, dan tebal. Di kecamatan Tambusai permainan ini lebih
dikenal dengan nama sundak kopadan. Karena peluru yang digunakan terbuat dari buah
kopadan. Menurut tokoh pemuda buah ini dipilih karena pas dibagian lobang
(diameter) bambu.
bambu dan peluru bodie ini ternyata terdapat hubungan antara jenis bambu dan peluru
bodie. Secara ilmiah hubungan antara volume bambu dan peluru bodie dapat dikaitkan
dengan hukum gas ideal. Berdasarkan Hukum Boyle jika suhu suatu gas dijaga
konstan, maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volumenya. Tekanan gas
bergantung pada seberapa sering partikel gas menumbuk dinding wadahnya. Jika
ukuran wadah dipersempit atau volumenya dikurangi, partikel gas akan lebih sering
93
munumbuk sehingga tekanan akan bertambah besar. Sebaliknya jika volume wadah
tekanan gas berkurang. Artinya semakin kecil diameter atau volume bambu yang
digunakan pada permainan bodie ini maka semakin besar tekanan dalam ruang bambu
yang memengaruhi tembakan peluru yaitu pengaruh kuat pendorong (sundak). Menurut
tokoh masyarakat semakin kuat didorong maka semakin laju tembakan peluru tetapi
bergantung juga pada tekanan udara di dalam bambu. Sedangkan menurut tokoh adat
kalau tidak kuat digosak maka peluru keluar tetapi peluru tidak mulotuih (meletus).
Senada dengan hal tersebut tokoh pemuda berpendapat bunyi letusan peluru akan kuat
apabila bodie kuat didorong. Secara fisika pengaruh kuat pendorong terhadap tembakan
peluru dapat dikaitkan dengan hukum II Newton yaitu F = m.a besar gaya yang
diberikan sebanding atau berbanding lurus dengan percepatan yang diterima. Pada
permainan bodie ini, semakin kuat sundak mendorong peluru maka semakin cepat/laju
tembakan peluru.
karena adanya tekanan angin/dorongan udara. Kalau bodie bocor (ditandai dengan
longgar) maka peluru tidak keluar. Sedangkan menurut pendapat tokoh adat peluru
dapat keluar karena dorongan angin. Berbeda dengan pendapat tokoh pemuda yang
mengatakan bahwa peluru dapat keluar karena pelurunya pas. Berdasarkan Tabel 4.8
karena peluru diberikan tekanan dan gaya yang besar yang memaksa peluru keluar.
Menurut sains ilmiah peluru bodie dapat keluar saat ditembakkan karena dorongan
94
tekanan dalam ruang bambu naik. Ketika terus didorong maka volume di dalam bambu
semakin kecil, tekanan inilah yang memaksa peluru keluar dan mengeluarkan bunyi.
Cara bermain bodie menurut tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda
yaitu isi 2 buah peluru, masukkan satu persatu dengan memukulnya menggunakan
ponujah (pendorong). Lalu gosakkan (beri dorongan), maka peluru pertama akan keluar
dan mengeluarkan bunyi. Secara ilmiah dorongan atau gaya yang diberikan akan
mengakibatkan tekanan dalam ruang bambu besar dan volume dalam bambu kecil.
Apabila diberikan gaya yang semakin besar, maka peluru bodie yang berada diujung
bambu akan keluar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putranta
(2019) yang mengatakan bahwa pada permainan tulup (nama lain bodie) terdapat
konsep impuls yang digunakan yaitu ketika pendorong peluru tulup menekan peluru
tulup, maka akan timbul tekanan di dalam rongga tulup sehingga peluru tulup bergerak
keluar.
Selain itu dalam permainan bodie juga terdapat konsep momentum, yaitu ketika
peluru bodie dikenai gaya tekan maka peluru bodie akan bergerak dengan kecepatan
tertentu dan mengenai sasaran pada waktu tertentu pula. Pada permainan bodie ini
sasaran yang ditembak adalah sesama teman yang ikut bermain. Adapun lintasan yang
berbentuk lintasan lurus, sedangkan secara ilmiah ketika peluru bodie ditembakkan dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, maka lintasan peluru bodie yang dihasilkan
tidak membentuk garis lurus tetapi membentuk lintasan parabola. Hal ini disebabkan
Pada permainan bodie ini antara peluru yang satu dengan peluru yang lain yang
berada didalam ruang bambu terjadi tumbukan. Secara fisika tumbukan yang terjadi
pada peluru bodie ini adalah tumbukan lenting sebagian. Karena ketika dua buah peluru
bodie bertumbukan dan setelah tumbukan kedua peluru tersebut tidak saling menempel,
tetapi beberapa energi kinetik kedua peluru berubah menjadi energi panas ataupun
suara. Saat peluru keluar dari ruang bambu, peluru akan mengeluarkan bunyi letupan
(mulotuih). Hal ini muncul ketika ponujah mendorong peluru bodie menuju sasaran,
maka di dalam rongga bodie terjadi getaran dan memiliki tekanan udara yang jauh lebih
besar daripada di luar. Getaran dan udara yang tertekan tersebut diteruskan keluar
bodie terdapat konsep fisika yaitu tekanan. Sedangkan menurut responden 3 konsep
fisika yang terdapat pada permainan bodie ini adalah konsep dorongan dan volume
pada ruang tertutup. Pada permainan tradisional bodie ini setelah dilakukan kajian
pembelajaran etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan bodie ini
dikaitkan dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang dapat
dijelaskan pada permainan tradisional bodie tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pada permainan bodie ini dapat dikaitkan dengan konsep pembelajaran fisika
materi teori kinetik gas, momentum & impuls, gerak parabola dan tekanan. Konsep
teori kinetik gas terdapat pada volume dan tekanan udara di dalam rongga bodie,
sedangkan konsep momentum, impuls dan tumbukan pada saat peluru bodie keluar
dan memiliki kecepatan tertentu serta dapat mengeluarkan bunyi. Adapun konsep gerak
parabola yaitu lintasan yang dibentuk peluru bodie berbentuk lintasan parabola. Hal ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Octana (2020) yang menyatakan bahwa
pada permainan bedil locok terdapat konsep fisika berupa tekanan dan Putranta (2019)
menyebutkan bahwa pada permainan tulup ini terdapat konsep fisika impuls,
momentum, bunyi, getaran dan tekanan, gerak parabola, dan teori kinetik gas.
Setinjau terbuat dari kayu atau bambu berukuran 2,5 meter dengan besar
tempat pemijak kaki setinggi 40-50 cm, dilubangi untuk bisa dimasukkan bambu
97
sebagai pijakannya. Cara main setinjau yaitu rute permainan setinjau berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak, tegakkan kedua setinjau tersebut dan pegang erat,
pemain berada sejajar dengan setinjau tersebut lalu letakkan kedua kaki ditempat
pemijak, kemudian langkahkan kaki sebagaimana kita berjalan menuju rute yang sudah
ditentukan. Aturan permainan setinjau dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari
dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki
bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak berusia antara 7-
11 tahun dengan jumlah 2-5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan
lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 11-13 tahun dengan
Tabel 4.17.
98
keseimbangan. Pemain setinjau bisa jatuh kalau tidak bisa menyeimbangkan berat
badan. Faktor lain yang berpengaruh saat bermain setinjau yaitu posisi kemiringan
99
bambu ketika sebelum melangkah posisi bambu tegak, sedangkan saat telah berjalan
posisi bambu menjadi condong ke depan. Saat salah satu bambu berubah sudut maka
sudut tersebut harus segera dikembalikan dengan menyesuaikan kembali jarak antar
informasi bahwa permainan setinjau ini berawal dari sayembara putri raja bagi laki-laki
yang kakinya tidak kotor sampai ke istana maka akan menjadi jodohnya.
Berseberangan dengan pendapat tersebut, menurut tokoh adat permainan setinjau ini
salah satu permainan yang dilarang karena cukup berbahaya. Karena dahulu kala
permainan ini digunakan untuk mengintai harimau. Namun seiring berjalannya waktu
maka permainan setinjau ini menjadi familiar dan menurut tokoh pemuda permainan ini
Permainan setinjau atau yang biasa dikenal dengan nama enggrang ini terbuat
dari kayu atau bambu. Menurut tokoh adat panjangnya 6/7 etu (hasta). Kayu yang biasa
digunakan terbuat dari kayu nilu karena kuat dan ringan. Sedangkan menurut pendapat
tokoh masyarakat kayu yang digunakan untuk membuat setinjau yaitu kayu atau bambu
bulat yang penting kuat dan kokoh. Adapun cara untuk bermain setinjau ini adalah
dengan menaikkan kaki satu persatu ke tempat pijakan, seimbangkan badan lalu
dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling
hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain
di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Para pemain akan menaiki setinjau
100
nya dari garis start sampai garis finish. Dalam hal ini dapat dijelaskan konsep
diposisi semula. Sedangkan menurut sains ilmiah perpindahan adalah perubahan posisi
benda. Perpindahan adalah sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah. Pada peristiwa
ini posisi pemain akan berubah dari garis start ke garis finish sehingga pemain berarti
masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan
telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba
untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai
mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan
dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya. Pada lomba ini pemain
semakin berat badan seseorang semakin sulit untuk melangkah saat bermain setinjau.
dengan menyesuaikan posisi berdiri saat akan bermain dan ketika bermain. Menurut
hasil observasi jawaban kuesioner penelitian diperoleh informasi bahwa berat badan
sangat berpengaruh saat bermain setinjau, hal ini disebabkan pada saat bermain para
Secara fisika dua syarat yang diperlukan agar benda tegar seimbang dan stabil
adalah gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol dan jumlah torsi yang bekerja
pada benda tersebut adalah nol. Jika sebuah benda berada dalam kesetimbangan statis
karena pengaruh tiga gaya non paralel, maka garis kerja gaya-gaya tersebut harus
berpotongan di satu titik. Kesetimbangan sebuah benda dapat diklasifikasi menurut tiga
kategori: stabil, tak stabil, dan netral. Sebuah benda yang berada diatas suatu
permukaan akan berada dalam kesetimbangan bila pusat beratnya berada di atas dasar
Pada permainan setinjau agar setinjau setimbang maka resultan gaya harus
memiliki nilai yang sama dengan 0, jika gaya yang bekerja pada suatu benda memiliki
arah yang berlawanan, maka besar gaya di setiap arahnya harus memiliki nilai yang
sama. Jika tiba-tiba salah satu bambu berubah sudut maka sisi kiri dan kanan menjadi
tidak sama lagi. Agar kembali sama maka pemain melakukan aksi dengan cara:
4. Melakukan kombinasi cara tersebut sehingga sisi kiri dan kanan kembali sama
etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan setinjau ini dikaitkan
dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang dapat dijelaskan pada
permainan tradisional setinjau tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.18.
102
fisika materi besaran pada gerak lurus dan kesetimbangan benda tegar. Besaran pada
gerak lurus yang dapat dijelaskan dari permainan setinjau ini yaitu perpindahan,
kecepatan dan percepatan. Sedangkan materi kesetimbangan yang dapat dijelaskan dari
permainan setinjau ini yaitu posisi sudut kemiringan bambu agar tidak terjatuh saat
memainkan setinjau. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Octana
(2020) yang menjelaskan bahwa pada permainan enggrang menerapkan konsep fisika
sesuatu yang diputar menghasilkan tenaga angin, air, dsb. Permainan baliang-baliang
103
adalah permainan yang terbuat dari buah para, tali dan kayu/bambu. Awalnya
permainan ini terinspirasi dari baling-baling yang berputar di ladang untuk mengusir
elang dari tanaman padi. Baling-baling juga biasanya digunakan untuk menentukan
arah angin untuk berlayar. Permainan baliang-baliang ini bentuknya seperti baling-
baling. Bagiannya terdiri dari buah para yang dilubangi sebagai tempat tarikan tali dan
lubang kayu tempat baling-baling, kemudian kayu sebagai tempat melilit tali dan
dibagian ujung kayu ada baling-baling. Untuk bagian lobang untuk tarikan tali bisa
terbuat dari buah para. Bentuk baling-balingnya harus seimbang antara sisi kiri dan sisi
kanan agar dapat berputar ketika talinya ditarik. Berikut gambar permainan baliang-
baliang:
Tabel 4.19.
104
berputar karena pengaruh dari tali yang sudah dililitkan, sedangkan menurut sains
ilmiah karena ada perubahan gaya. Baliang-baliang dapat berputar lama karena
pengaruh dari panjang tali, semakin panjang tali maka semkain lama baliang-baliang
berputar. Kemudian terdapat hubungan antara kecepatan menarik tali dengan jumlah
105
dengan frekuensi. Tali yang sudah dililit pada tiang akan berputar bersamaan dengan
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil wawancara tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
arah angin serta menjaga burung/elang dari tanaman padi di kebun. Permainan baliang-
baliang adalah permainan yang terbuat dari buah para, tali dan kayu/bambu. Menurut
terdiri dari buah para yang dilubangi sebagai tempat tarikan tali dan lubang kayu
tempat baling-baling, kemudian kayu sebagai tempat melilit tali dan dibagian ujung
kayu ada baling-baling. Untuk bagian lobang untuk tarikan tali bisa terbuat dari buah
para. Bentuk baling-balingnya harus seimbang antara sisi kiri dan sisi kanan agar dapat
Adapun cara untuk bermain baliang-baliang ini yaitu dengan cara menarik tali
berputar karena pengaruh dari tali yang sudah dililitkan. Sebelumnya tali sudah
dililitkan pada kayu/lidi saat bermain hanya menarik tali yang sudah disiapkan dari
bolongan buah para kemudian baliang-baliang akan berputar. Secara ilmiah baliang-
baliang dapat berputar karena ada perubahan gaya gesek menjadi gaya gerak.
Secara fisika pada permainan baliang-baliang ini terdapat konsep yaitu gaya.
Gaya adalah tarikan atau dorongan pada suatu benda. Pada permainan baliang-baliang
ini konsep gaya yaitu pada cara bermain. Cara bermainnya dengan menarik tali yang
sudah terlilit pada tiang penyangga, ini artinya terjadi konsep gaya pada proses cara
bermain baliang-baliang tersebut. Kemudian terjadi perubahan gaya, yaitu gaya gesek
106
menjadi gaya gerak. Gaya gesek terjadi antara tali dengan tiang penyangga. Saat tali
ditarik terjadi gesekan antara tali dengan tiang yang mengakibatkan baling-baling
berputar (gerak). Sehingga karena terjadi perubahan gaya gesek menjadi gaya gerak
tali dan kecepatan menarik. Menurut pendapat tokoh masyarakat semakin panjang tali
maka semakin lama baliang-baliang berputar dan semakin cepat menarik tali maka
semakin lama baliang-baliang berputar. Secara fisika pada permainan baling-baling ini
dapat dijelaskan semakin besar tarikan (gaya) semakin cepat baling-baling berputar.
Tarikan tali berbanding lurus dengan putaran baling-baling. Sedangkan panjang tali
mempengaruhi periode karena hubungan panjang tali dengan periode berbanding lurus,
semakin panjang tali maka periode semakin besar. Artinya semakin panjang tali
karena itu dapat dijelaskan konsep fisika gerak melingkar. Gerak melingkar adalah
gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik
tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang
baliang ini lilitan tali dan baling-baling berada pada satu pusat yang sama oleh karena
itu berlaku hubungan roda-roda sepusat. Jika poros roda sepusat, roda akan memiliki
kecepatan sudut yang sama. Jika roda pertama berputar satu putaran penuh, roda kedua
pun akan berputar satu putaran penuh. Kedua roda berputar searah, kecepatan sudut
kedua roda sama (ω1 = ω2). Pada permainan ini baliang-baliang ini putaran tali akan
juga akan berputar cepat. Sehingga tarikan tali sama sama berputar dengan baling-
baling.
pembelajaran etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan baliang-
baliang ini dikaitkan dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang
etnosains fisika materi gaya yaitu peubahan gaya gesek menjadi gaya gerak. Kemudian
materi gerak melingkar yaitu menjelaskan periode, frekuensi dan hubungan roda-roda
sepusat. Periode dapat dibuktikan dengan semakin panjang tali, maka semakin lama
baling-baling berputar, sedangkan frekuensi terbukti saat semakin cepat menarik tali
Kemudian hubungan roda-roda sepusat dapat dijelaskan dari putaran tali dan putaran
Upih adalah pelepah pinang yang sudah tua bisa digunakan untuk pembungkus
nasi dan itak. Upih pinang adalah pangkal pelepah daun pinang yang sudah kering. Bila
sudah tua pelepah ini mengering dan jatuh ke tanah. Bagi ibu-ibu daun upih pinang ini
digunakan untuk membungkus makanan yang diawetkan atau tahan lama, seperti dodol
labu atau lempuk durian. Bagi bapak-bapak upih ini bisa juga dijadikan semacam
pelana yang ditempelkan pada ambong atau keranjang rotan yang dipanggul, atau alas
antara punggung dengan ambong/keranjang. Selain itu bisa dijadikan cupak atau
gantangan atau juga sukatan untuk anak-anak ikan, udang, beras, dan bahan pangan
lainnya. Bagi anak-anak melayu upih pinang ini djadikan bahan permainan. Untuk
Tabel 4.21.
Pada Tabel 4.21 diatas diperoleh informasi bahwa pada permainan tarik upih
pinang, upieh yang digunakan adalah upieh yang sudah tua. Alasan pemilihan upieh
yang sudah tua ini menurut pengetahuan masyarakat karena sudah jatuh mudah diambil
dan tidak perlu dipanjat. Sedangkan secara ilmiah berkaitan dengan massa upieh itu
sendiri. Upieh dapat bergerak karena ada gaya luar yang bekerja pada upieh tersebut.
Kemudian terdapat pengaruh antara gesekan terhadap kecepatan upieh bergerak yaitu
menurut masyarakat upieh akan cepat habis dan susah bergerak. Sedangkan secara
fisika hal ini bisa dijelaskan dengan gaya gesek yang berlaku pada upieh. Berikutnya
terdapat hubungan antara kelajuan menarik upieh dengan jarak yang ditempuh upieh,
yaitu kelajuan berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh dan berbanding terbalik
menyebutkan bahwa permainan tarik upih pinang ini berawal dari pemikiran
masyarakat untuk membawa barang yang banyak. Sedangkan menurut tokoh adat upieh
ini biasa digunakan untuk pembungkus nasi. Bagi anak-anak melayu upieh pinang ini
dijadikan bahan permainan. Upieh yang digunakan untuk permainan tarik upih pinang
ini yaitu upieh yang sudah tua atau jatuh ke tanah. Menurut pengetahuan masyarakat
karena upieh yang sudah tua dan jatuh ini kembangnya bagus dan tahan, tidak perlu
dipanjat. Sedangkan menurut tokoh adat karena upieh yang sudah tua dan jatuh mudah
diambil. Secara ilmiah massa upieh yang sudah tua lebih kecil daripada massa upieh
bahwa elastisitas pada upih muda kecil dan cepat habis, sedangkan elastisitas pada
upieh yang tua besar dan lama habis. Sedangkan menurut responden lain berpendapat
111
bahwa jenis upieh pinang berpengaruh terhadap gesekan. Upieh yang sudah tua lebih
tahan terhadap gesekan karena permukannnya keras jadi tidak cepat habis.
Cara bermain tarik upih pinang ini yaitu satu orang duduk dibagian klupak
(pelepah) dan satu orang lagi menarik bagian daun. Menurut masyarakat cara
bermainnya tinggal ditarik dan diseret sampai garis yang ditentukan. Secara ilmiah
pada permainan tarik upih pinang ini upieh dapat bergerak karena adanya gaya
(tarikan). Hal ini sejalan dengan hukum I Newton yang berbunyi “Jika resultan gaya
pada suatu benda sama dengan nol, benda yang mula-mula diam akan terus diam,
sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan
tetap”. Artinya jika upieh tidak diberikan gaya (tarikan), maka upieh akan tetap diam.
Sedangkan saat upieh ditarik, maka upieh akan bergerak dengan kecepatan tertentu.
Ada beberapa hal yang memengaruhi upieh bergerak yaitu massa tubuh dan gaya yang
diberikan.
lebih besar daripada orang yang menarik maka orang yang menarik akan kesusahan
untuk menariknya dan upieh akan susah bergerak. Secara fisika suatu benda akan
cenderung mempertahankan posisi diam atau keadaan bergeraknya. Sifat benda ini
disebut sebagai hukum kelembaman atau hukum inersia. Makin besar massa benda,
makin besar kelembaman benda (makin sukar digerakkan). Pada permainan tarik upih
pinang ini semakin besar massa orang yang ditarik maka semakin susah upih bergerak.
Hal lain yang memengaruhi perpindahan upieh yaitu tarikan yang diberikan pada upieh
tersebut.
cepat upieh sampai ke garis finish. Sedangkan secara ilmiah kelajuan berbanding lurus
112
dengan jarak yang ditempuh dan berbanding terbalik dengan selang waktu. Artinya
semakin laju menarik upieh maka semakin jauh jarak yang ditempuh upieh dan
semakin sedikit waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke garis finish. Pada
pengetahuan masyarakat semakin banyak gesekan terhadap upih maka upieh akan cepat
mauih (habis) dan semakin sulit upieh bergerak. Sedangkan menurut pendapat tokoh
adat jika upieh ditarik di tempat yang banyak batunya maka upieh payah bergerak, Oleh
karena itu upieh dimainkan di tempat yang agak miring/turunan. Secara ilmiah semakin
kasar permukaan lantai, maka semakin besar gaya geseknya. Semakin besar gaya gesek
maka semakin lambat upieh bergerak. Hal ini terjadi karena gerakan upieh semakin
Secara fisika arah gaya gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh dan
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak. Gaya gesek yang terjadi pada
permainan tarik upih pinang ini yang utama adalah dengan lantai atau dasar dimana
upieh dimainkan. Gaya gesek yang terjadi pada upieh akan berlawanan dengan arah
gerak upieh. Jadi, apabila upieh bergerak ke kanan, maka gaya gesek akan bergerak ke
kiri berlawanan dengan arah gerak upieh. Upieh yang dimainkan pada lantai yang kasar
permukaan upieh maka semakin kecil perpindahan upieh. Sedangkan apabila upieh
dimainkan pada permukaan lantai yang halus atau licin, maka semakin kecil gesekan
Pada permainan tradisional tarik upih pinang ini setelah dilakukan kajian
pembelajaran etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan tarik upih
113
pinang ini dikaitkan dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang
dapat dijelaskan pada permainan tradisional tarik upih pinang tersebut. Untuk lebih
Pada permainan tarik upih pinang ini dapat dikaitkan dengan pembelajaran
etnosains fisika materi gaya dan gerak lurus. Materi gaya dapat dijelaskan dari upih
dapat bergerak karena gaya luar yang bekerja pada upih lebih besar daripada gaya
geseknya, dan kecepatan upih bergerak dipengaruhi oleh gesekan. Sedangkan materi
gerak lurus dapat dijelaskan dari kelajuan upih saat ditarik. Sejalan dengan penelitian
Sukma (2019) yang menyatakan bahwa pada permainan tradisional geredan pelepah
Permainan serunai adalah permainan yang terbuat dari batang padi. Batang
padi yang biasa digunakan untuk membuat serunai adalah batang padi yang sudah
114
dituai/dipanen. Panjangnya lebih kurang satu jengkal atau ± 20 cm. Bagian buku/ruas
batang padi dipecahkan atau dibelah, bagian yang dibelah atau dipecahkan ini bisa juga
disayat meyerupai belahan seruling. Kemudian bagian ujungnya dililit daun tebu,
bagian pangkal untuk meniup. Cara bermainnya yaitu bagian batang padi yang
dipecahkan dimasukkan ke mulut lalu ditiup/dihembuskan. Jika tidak ada udara bebas
yang tersumbat didalam batang padi, maka serunai akan mengeluarkan bunyi saat
Tabel 4.23.
dapat mengeluarkan
bunyi karena ada
tiupan yang bersaal
dari mulut pemain
mengakibatkan
bagian batang padi
yang dipecahkan
bergetar dan
mengakibatkan
keluarnya bunyi
2. Apa yang memengaruhi Kekuatan meniup. Tinggi rendahnya
tinggi rendahnya bunyi Semakin kuat ditiup bunyi dipengaruhi
pada serunai? semakin keras oleh frekuensi.
bunyinya Semakin besar
frekuensi, maka
nada bunyi
semakin tinggi
3. Bagaimana pengaruh Semakin pendek Tinggi rendahnya
panjang serunai serunai semakin besar nada bunyi
terhadap frekuensi suaranya berbanding
bunyi serunai terbalik dengan
terdengar? panjang serunai
4. Mengapa serunai dililit Agar bunyinya lebih Memperbesar
dengan daun tebu? kuat keras amplitudo.
Semakin besar
amplitudo semakin
besar bunyi yang
didengar
masyarakat serunai dapat mengeluarkan bunyi karena ditiup. Sedangkan menurut sains
ilmiah karena adanya sumber bunyi dan getaran pada serunai. Menurut masyarakat
tinggi rendahnya bunyi serunai dipengaruhi oleh kekuatan meniup. Sedangkan secara
fisika tinggi rendahnya bunyi dipengaruhi oleh frekuensi. Adapun yang memengaruhi
116
frekuensi bunyi serunai yaitu panjang serunai. Menurut sains masyarakat semakin
pendek serunai maka semakin besar suaranya, sejalan dengan sains ilmiah bahwa tinggi
rendanya nada bunyi berbanding terbalik dengan panjang serunai. Untuk membuat
bunyi serunai semakin keras, menurut masyarakat hal ini dapat dilakukan dengan
melilitkan daun tebu pada serunai. Secara ilmiah lilitan daun tebu ini digunakan untuk
memperbesar amplitudo, semakin besar amplitude maka semakin besar bunyi yang
didengar.
ditemukan bahwa permainan serunai ini bermula dari orang tua yang ingin menghibur
anaknya yang menagis di ladang. Agar orang tua nya bisa bekerja dan anak nya tidak
menggangu maka diberikanlah batang padi yang mengeluarkan bunyi saat ditiup.
Sehingga menurut tokoh adat, lama kelamaan ini menjadi suatu permainan yang
menjadi hiburan anak-anak untuk orang yang menuai padi. Permainan serunai ini
terbuat dari batang padi dan daun tebu. Batang padi yang digunakan adalah batang padi
yang sudah dituai. Menurut tokoh pemuda kalau padi belum dituai, maka tidak boleh
memainkan serunai.
seperti terompet. Terdiri dari bagian buku/rueh (ruas) padi yang dipecahkan atau
dibelah, bagian ujungnya dililit daun tebu dan bagian pangkalnya untuk muhombuih
(meniup). Sedangkan menurut tokoh adat serunai ini panjnagnya lebih kurang 20 cm,
ada bagian untuk meniup dan ada bagian untuk corong. Bagian yang dipecahkan atau
dibelah bisa disayat menyerupai bolahan (lubang) seruling. Menurut tokoh adat batang
padi yang digunakan untuk permainan serunai ini yaitu batang padi yang berukuran
sedang.
117
Cara bermain serunai yaitu bagian batang padi yang dipecahkan dimasukkan
ke mulut lalu ditiup/dihembuskan. Jika tidak ada udara bebas yang tersumbat didalam
batang padi, maka serunai akan mengeluarkan bunyi saat ditiup. Menurut tokoh
masyarakat serunai dapat mnegeluarkan bunyi karena pengaruh dari getaran bagian
batang padi yang dipecahkan, dan dibersihkan agar udara didalam batang padi tidak
mengeluarkan bunyi karena dihombuih (dihembus) dari mulut dan pengaruh dari
pecahan batang padi. Senada dengan hal tersebut tokoh pemuda mengemukakan
serunai dapat berbunyi karena ada tekanan udara dibagian yang dipecahkan. Secara
ilmiah serunai dapat mengeluarkan bunyi karena adanya sumber bunyi. Bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar. Serunai dapat mengeluarkan bunyi karena ada
tiupan yang berasal dari mulut pemain, yang menyebabkan bagian batang padi yang
Adapun yang memengaruhi kuat atau pelannya bunyi serunai yaitu tergantung
kekuatan meniup dan lilitan daun tebu. Menurut tokoh masyarakat Semakin kuat
dihombuih (ditiup) maka semakin besar suaranya dan akan lebih besar lagi bunyinya
kalau dibaluik (dililit) daun tebu. Sependapat dengan hal tersebut tokoh adat
Tokoh pemuda memiliki pendapat semakin keras serunai ditiup maka semakin keras
suaranya. Menurut pendapat tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda besar
kecilnya suara serunai juga dipengaruhi oleh panjang serunai. Tokoh-tokoh tersebut
mengungkapkan bahwa semakin pendek serunai, maka semakin besar suaranya. Secara
ilmiah tinggi rendahnya bunyi dipengaruhi oleh frekuensi, semakin besar frekuensi,
maka nada bunyi semakin tinggi. Artinya semakin kuat meniup, maka semakin tinggi
118
nada yang dihasilkan. Sedangkan tinggi rendahnya nada bunyi berbanding terbalik
Pada permainan serunai ini, serunai dililit dengan daun tebu. Menurut
pengetahuan masyarakat hal ini dilakukan agar suara yang dihasilkan serunai semakin
besar. Secara fisika kuat lemah bunyi dipengaruhi oleh amplitudonya. Lilitan daun
tebu ini bertujuan untuk memperbesar amplitudonya, agar bunyi yang dihasilkan dari
serunai semakin kuat. Karena semakin besar amplitudonya maka semakin kuat nadanya
dan sebaliknya semakin rendah amplitudo maka semakin lemah nadanya. Ketika
meniup serunai kita bisa mengatur bunyi serunai supaya terdengar pelan atau keras.
Intensitas adalah energi yang ditransmisikan pada suatu luasan tiap detiknya.
Suatu bunyi dapat didengar apabila intensitasnya berada pada jangkauan pendengaran.
Intensitas bunyi yang terdengar dipengaruhi oleh jarak antara pendengar dan sumber
bunyi. Nilai intensitas berbanding terbalik dengan jarak, sehingga apabila jarak
pendengar semakin jauh maka intensitas yang terdengar semakin kecil. Kemudian pada
serunai terdapat konsep fisika efek Doppler. Efek Doppler adalah peristiwa dimana
adanya perubahan frekuensi yang di dengar oleh pendengar terhadap sumber sebagai
akibat dari adanya pergerakan dan kecepatan. Serunai yang dibunyikan sambil bergerak
juga akan mengalami efek Doppler, yang mana frekuensi bunyinya berubah sesuai
pergerakan dan kecepatannya. Pada keadaan normal (diam) maka energi akan tersebar
ke segala arah dengan sama besar, berbeda dengan kondisi ketika sumber bunyi
bergerak.
etnosains fisika. Dalam hal ini konsep sains pada permainan serunai ini dikaitkan
dengan kompetensi dasar yang berhubungan dengan konsep yang dapat dijelaskan pada
permainan tradisional serunai tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.24 berikut:
materi gelombang bunyi. Permainan serunai ini dapat menjelaskan tentang karakteristik
bunyi, tinggi rendah bunyi, intensitas bunyi, efek Doppler dan pipa organa terbuka.
Konsep fisika materi gelombang bunyi dan pipa organa terbuka pada serunai ini sama
dengan penerapan pipa organa organa terbuka pada alat musik seruling. Menurut
terdapat materi fisika gelombang bunyi terkait pipa organa, intensitas, dan efek
Doppler.
120
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Budi, A.,S. 2019. “Pengembangan Modul Metode Permainan Tradisional Anak Untuk
Pembelajaran Kelas 1 SD Tema 4 Subtema 1”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Danandjaja, J. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Danang & Setiabudi. 2020. Analisis Matematis Fenomena Fisik Permainan Tarik
Tambang. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. 6 (2) : 138-145.
Deni & Permasih. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Dimyati dan Modjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Emdin, C. 2011. Droppin’ science and dropping science: African American males and
urban science education. JAAME, 2 (1): 1-15.
122
Jasa Unggah Muliawan, Tips Jitu Memilih Mainan Positif dan Kreatif untuk Anak
Anda, Yogyakarta: 2009. Hal.16.
Joseph, M.R. 2010. Ethnosciences and Problems of Method in the Social Scientific
Study of Religion. Oxfordjournals. 39 (3): 241-249.
KBBI. 2021. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI). Online Available at:
http://kbbi.web.id/kaji.html- diakses pada 6 Januari, jam 20.00 WIB.
Pane, A., & Dasopang, M.D. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Aprida Pane Muhammad
Darwis Dasopang. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3 (2), 333-352.
Putri, dkk. 2016. Pengaruh Permainan Tradisional Goak Maling Pitik Terhadap
Kemampuan Memahami Lambang Bilangan Pada Anak. e-Journal Pendidikan
Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha. 4 (2).
Setiawan, dkk. 2017. The Develpomnet Of Local Wisdom Based Natural Science
Module To Improve Ccience Literation Of Students. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. 6(1): 49-54.
Suastra, I. W. 2006. Belajar dan Pembelajaran Sains. Buku Ajar Jurusan Pendidikan
Fisika: Universitas Pendidikan Genesha.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugono, Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008)
hal. 968.
Sukma, T . A & Putri, N. D. 2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fiska Al-Biruni. Local
wisdom-Based Electronic Book on Newtons’ Law. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fiska Al-Biruni. 8 (2): 197-206.
Taufik. 2018. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Tientje, dkk. 2004. Pendidikan Anak Usia Dini Untuk Mengembangkan Multiple
Inteligensi. Jakarta: Drama Graha Group.
Wiyono, dkk. 2017. Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Gerak Parabola
Berbasis Permainan Tradisional untuk Mata Pelajaran Fisika di Sekolah
Menengah Atas. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2017.125-138
127
LAMPIRAN 1
128
129
130
131
132
133
LAMPIRAN 2
134
135
136
137
138
139
LAMPIRAN 3
140
141
142
143
144
145
LAMPIRAN 4
146
147
148
149
LAMPIRAN 5
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
LAMPIRAN 6
161
162
163
164
165
166
LAMPIRAN 7
memulai pendidikan dasar di SD Negeri 011 Tambusai pada tahun 2005 dan tamat pada
tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 dan tamat
pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tambusai dan
tamat pada tahun 2017. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Pasir
Pengaraian pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan
Fisika, dan menyelesaikan studi pada tanggal 13 Juli 2021. Selama menjadi mahasiswa,
penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Fisika. (1) Anggota Divisi Pendidikan
Mahasiswa Fisika 2020-2021. (4) Bendahara Sobat Bumi Universitas Pasir Pengaraian
2020-sekarang.