Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIKA SMA BERORIENTASI LABORATORIUM


“Pentingnya Praktikum Fisika Di Tingkat Sekolah” .

Dosen Pengampu : “Dra. Ida Wahyuni, M.Pd”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

DEWI MELIA GULTOM (4193321017)


ELVA SELLYA. R. TARIGAN (4193321007)
EVA ROLITA HARIANJA (4193321020)
RUTH RAMAYANI PASARIBU (4193121044)
BINTAMA SIHOTANG ( )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi sehat
pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas makalah “
Pentingnya Praktikum Fisika Di Tingkat Sekolah” .
Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fisika SMA
Berorientasi Laboratorium” dengan dosen pengampunya adalah bapak “Dra. Ida Wahyuni,
M.Pd” yang sudah banyak memberikan bimbingan atas tugas ini. Kami juga sangat berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan semangat untuk dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu pengumpulannya.
Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan
atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh bapak dan dapat dijadikan sebagai
acauan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 22 Agustus 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
ISI................................................................................................................................................................6
2.1 Defenisi Praktikum dan Pentingnya Praktikum Fisika di tingkat sekolah...........................6
2.3 Analisis Tujuan Pentingnya Praktikum Fisika di tingkat sekolah.........................................7
2.4 Analisis Faktor Pendukung Praktikum Fisika di tingkat sekolah.........................................9
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10
3.2 SARAN.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran sains yang dilaksanakan akhir-akhir bersifat hafalan, kering dan kurang
mengembangkan proses berfikir siswa. Masih banyak guru fisika yang kurang memanfaatkan
kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari konsep fisika. padahal kemampuan berfikir
siswa dalam membangun konsep fisika dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum dapat juga memberikan keterampilan belajar siswa sama seperti para ahli
sains.
Konsep pelajaran sains memang seharusnya menggunakan konsep inquiry, bukan dengan
cara menghafal rumus, hukum-hukum dan postulat. Belajar dari pengalaman langsung
merupakan proses pembelajaran yang terbaik. Terlebih, siswa juga dapat mengingat lebih lama.

Implementasi praktikum Fisika di lapangan sekarang ini ternyata masih menghadapi


banyak kendala. Permasalahan yang di hadapi guru dalam menyelenggarakan praktikum, antara
lain kurangnya peralatan dan bahan praktikum dan kurangnya pengetahuam dan keterampilan
guru dalam mengelola kegiatan praktikum. Selain itu, tidak adanya asisten yang membantu guru
dan terlalu banyaknya siswa sehingga menyulitkan pengaturan proses kegiatan.

Tingkat Keefektifan penyelenggaraan praktikum ditentukan oleh kualitas sumber daya


antara lain yaitu kualitas pendidik dan kelengkapan laboratorium. Selain itu adalah perencanaan
kegiatan yang berkualitas dan strategi asesmen yang tepat. Kegiatan praktikum di laboratorium
memiliki beberapa tujuan pokok. Tujuan pokok tersebut antara lain adalah membangun konsep
dan mengkomunikasikan berbagai fenomena alam yang terjadi dalam sains kepada siswa serta
mengatasi miskonsepsi siswa karena siswa memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah definisi praktikum ?
 Apakah Tujuan Praktikum Fisika di tingkat sekolah?
 Apa Saja Analisis Faktor Pendukung Praktikum Fisika di tingkat sekolah?
 Apa Saja Analisis Kebutuhan Praktikum Fisika di tingkat sekolah?

1.3 Tujuan
 Mengetahui defenisi praktikum
 Mengetahui Tujuan Praktikum Fisika di tingkat sekolah
 Mengetahui Analisis Faktor Pendukung Praktikum Fisika di tingkat sekolah
 Mengetahui Analisis Kebutuhan Praktikum Fisika di tingkat sekolah
BAB II

ISI

2.1 Defenisi Praktikum dan Pentingnya Praktikum Fisika di tingkat sekolah.


Menurut Sudirman (1992:163) metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada
siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari.
Hal ini didukung pula oleh Winatapura (1993:219) yang menyatakan bahwa metode praktikum
adalah suatu cara penyajian yang disusun secara aktif untuk mengalami dan membuktikan sendiri
tentang apa yang dipelajarinya. Melalui praktikum, peserta didik dapat memiliki banyak
pengalaman, baik berupa pengamatan langsung atau bahkan melakukan percobaan sendiri
dengan objek tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first-hand
experiences), peserta didik dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan belajar melalui
sumber sekunder, misalnya buku. Di dalam kegiatan praktikum perlu adanya penerapan beragam
keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses
perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa.

2.2 Analisis Kebutuhan


Dalam pembelajaran Fisika pentingnya kebutuhan praktikum yang memiliki kedudukan
yang amat penting dalam pembelajaran Fisika, karena melalui praktikum siswa memiliki peluang
mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dalam rangka
memperoleh pengetahuannya, kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu praktikum
terbimbing atau terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam praktikum terbimbing
hanya melakukan percobaan dan menemukan hasilnya saja, seluruh jalannya percobaan sudah
dirancang oleh guru. Langkah-langkah percobaan, peralatan yang harus digunakan, serta objek
yang harus diamati atau diteliti sudah ditentukan sejak awal oleh guru. Sedangkan kegiatan siswa
dalam praktikum bebas lebih banyak dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana merangkai alat
percobaan, melakukan percobaan dan memecahkan masalah, guru hanya memberikan
permasalahan dan objek yang harus diamati atau diteliti.

Adapun empat alasan yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan Fisika mengenai
pentingnya kegiatan praktikum di tingkat sekolah yaitu :

1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar Fisika.

2. Praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen.

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.

4. Praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.

Pada pelaksanaan praktikum dalam proses pembelajaran, ada langkahlangkah yang perlu
dilakukan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Menurut Djajadisastra (1982,
dalam Anggraini, 2012:21-22) ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan, yaitu langkah
persiapan, langkah pelaksanaan, dan tindak lanjut metode praktikum. Langkah persiapan
diperlukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat
muncul. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam langkah persiapan antara lain menetapkan judul
dan tujuan praktikum, mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkan tempat
praktikum, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas
tempat praktikum, mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum, serta membuat
petunjuk dan langkah-langkah praktikum. Pada langkah pelaksanaan praktikum, siswa
melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah yang telah dibuat
pada tahap persiapan praktikum. Langkah-langkah yang dibuat disesuaikan dengan materi
pembelajaran yang akan dipraktikumkan. Kegiatan siswa dalam pelaksanaan praktikum adalah
mengobservasi( mengamati) percobaan, mencatat data, menganalisis data, menjawab pertanyaan,
menyimpulkan hasil praktikum, dan mengomunikasikan hasil praktikum. Sedangkan guru
dalampelaksanaan praktikum adalah mengawasi proses praktikum yang sedang dilakukan oleh
siswa, baik secara menyeluruh maupun perkelompok. Setelah praktikum dilaksanakan, kegiatan
guru selanjutnya adalah melakukantindak lanjut kepada siswa dengan cara meminta siswa
membersihkan dan menyimpan peralatan yang digunakan, mendiskusikan masalah-masalah yang
ditemukan selama praktikum, membuat laporan hasil praktikum, memintaperwakilan siswa
untuk mempresentasikan hasil laporan yang telah diperoleh dan dibuat selama kegiatan
praktikum berlangsung.

2.3 Analisis Tujuan Pentingnya Praktikum Fisika di tingkat sekolah.


Dalam pendidikan fisika praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar, khususnya fisika. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kebutuhan kegiatan
praktikum untuk mencapai tujuan pendidikan fisika. Terdapat empat hal pentingnya Praktikum
Fisika di tingkat sekolah, terdiri atas :

1. Praktikum Fisika membangkitkan motivasi belajar sains.


Siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa.
Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan melalui
eksplorasinya terhadap alam.

2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.


Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan dasar
melakukan eksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan
cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih,
menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan
menginterprestasikan eksperimen.

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.


Di dalam kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk merumuskan masalah, merancang
eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat, menginterprestasi data
perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang harus dibuatnya serta dapat
mengambil kesimpulan dari yang telah didapatkannya.

4. Praktikum menunjang materi pelajaran.


Praktikum merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai verifikasi konsep yang diajarkan
oleh guru di kelas. Melalui kegiatan praktikum ini siswa mendapatkan kebenaran konsep atau
teori yang telah mereka dapatkan secara nyata sehingga pemahaman konsep atau materi
pelajarannya lebih mengena dan selalu diingat sepanjang masa. Kemampuan guru dalam
pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Pengelola Laboratorium Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium fisika
meliputi; mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan
laboratorium, memantau pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan
laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan kegiatan
laboratorium, dan mengkoordinasikan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pelatihan pengelola laboratorium fisika di sekolah untuk kompetensi pengelolaan laboratorium
disesuaikan dengan peraturan menteri tersebut.

2.4 Analisis Faktor Pendukung Praktikum Fisika di tingkat sekolah


Pentingnya praktikum Fisika ditingkat sekolah juga memerlukan adanya faktor pendukung.
Faktor-faktor yang menjadi pendukung didalam praktikum fisika termasuk dalam pengelolaan
laboratorium sekolah belum ada karena alat-alat dan bahan yang digunakan merupakan alat-alat
yang sudah lama dan perlu dilakukan peremajaan kembali, dari hasil observasi terlihat bahwa
faktor pendukung hanya pada sebuah bangunan yang memenuhi standar dalam melakukan
praktikum.
Adapun beberapa faktor pendukung yang dapat membantu telaksananya kegiatan dari
praktikum Fisika di tingkat sekolah ialah :

1) Kepala laboratorium bukan hanya sebagai profesi sampingan dari seorang guru. Tetapi
merupakan seseorang yang memiliki keahlian tentang laboratorium.
2) Laboran harus dapat menguasai dan memahami berbagai alat laboratorium dan pekerjaan
laboran. Sehingga diperlukan juga program peningkatan sumberdaya manusia yang
menguasai manajemen dan sistem pengelolaan laboratorium sekolah.
3) Minat dan motivasi guru untuk menggunakan laboratorium dalam pembelajaran harus
lebih antusias agar siswa juga dapat mengikuti dan memahami dengan baik praktikum
tersebut.
4) Laboratorium harus sudah dikelola dengan baik, sehingga jika guru ingin menggunakan
laboratorium guru tidak lagi menyiapkan sendiri mulai dari perencanaan, penyiapan alat,
penggunaan dan pengembalian serta penyimpanan alat.
5) Alat dan bahan laboratorium fisika haruslah tersusun dengan baik, sehingga untuk
mencari satu jenis alat tidak diperlukan waktu dan curah tenaga yang cukup banyak.
Sehingga kegiatan praktikum dapat terlaksana secara efektif.
6) Ruang laboratorium tidak digunakan untuk kegiatan lain, seperti rapat-rapat, ruang panitia
ujian. Agar semua kualitas alat dan bahan yang ada di laboratorium tetap terjaga dengan baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada siswa untuk melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari. Melalui
praktikum, peserta didik dapat memiliki banyak pengalaman, baik berupa pengamatan
langsung atau bahkan melakukan percobaan sendiri dengan objek tertentu. Tidak
diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first-hand experiences), peserta
didik dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan belajar melalui sumber sekunder,
misalnya buku.
Fungsi laboratorium fisika disekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar
fisika di sekolah, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di
sekolah, selain itu laboratorium juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai
kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran fisika di sekolah.
Keberadaan dan keadaan suatu laboratorium bergantung kepada tujuan penggunaan
laboratorium, peranan atau fungsi yang akan diberikan kepada laboratorium, dan manfaat
yang akan diambil dari laboratorium. Praktikum merupakan hal penting dalam belajar
ilmu fisika, walaupun demikian tidak sedikit sekolah yang belum mempunyai peralatan
praktikum yang sesuai dengan yang dibutuhkan, hal ini tentu saja dapat mengambat
kualitas pembelajaran.

3.2 SARAN

Diharapkan segala informasi dan media pembelajaran yang kelompok kami sajikan dapat
bermanfaat sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan terutama kepada
kelompok penyaji.

DAFTAR PUSTAKA

Subarmia, I Dewa Putu, dkk. 2014. Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana
Laboratorium IPA SMP di Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan Fisika. 03(01) ; 33-35
Suseno Dan Riswanto, 2017. Sistem Pengelolaan Laboratorium Fisika Untuk Mewujudkan
Pelaksanaan Praktikum Yang Efisien. Jurnal Pendidikan Fisika. 05(01) ; 77-86.
Yanti,dkk. 2016. Analisis Sarana Prasarana Laboratorium Fisika Dan Intensitas Kegiatan
Praktikum Fisika Dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Sma Negeri Di
Kabupaten Jember. Jurnal pembalajaran fisika. 05(01); 41-46

Anda mungkin juga menyukai