Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Pembingbing Akademik:
Anita Agustina, Ns., M.Kep

Disusun oleh

Kelompok IA.4

Muhammad Saifullah 2114901110055


Mujib Kristanto 2114901110056
Pani Azhari 2114901110073
Prayugi Pangestu 2114901110074
Prita Anggriana 2114901110075

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN NERS A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
T.A. 2021-2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Data Pasien
-     Nama   ( inisial ) : An. A
-     Usia / tanggal lahir : 1 tahun 2 bulan
-     Jenis kelamin : Laki-Laki/16-04-2020
-     Alamat : jl.Barito
-     Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
-     Status pernikahan : Belum menikah
-     Agama / keyakinan : Islam
-     Pekerjaan / sumber penghasilan : belum bekerja
-     Diagnosa medic : Pneumonia
-     No. medical record :0-52-xx-xx
-     Tanggal masuk : 14-10-2021
Keluhan Utama:
Pasien An.A berusia 1 tahun 2 bulan datang ke RS. Islam Banjarmasin bersama
ibunya, ibu pasien mengeluh anaknya mengalami sesak napas, secret kental yang
susah dikeluarkan, dan demam sejak hari sabtu sebelum pasien masuk rumah sakit
pasien mengalami demam yang cukup tinggi. Tanda-tanda vital An.A yaitu suhu
tubuh : 38,2oc, nadi : 96x/menit, respirasi : 50 x/menit, SpO2 : 98%, BB: 9,5kg.
Pasien sudah di berikan terapi pemberian infus D5 ¼ NS dengan 8 ttm, injeksi
paracetamol, Ventolin, dan injeksi ceftriaxone. Hasil lab HB: 11.7 gdl, Leukosit :
16.3/uL, Eritrosit : 4.28 juta/uL, Trombosit 197/uL, dan hematokrit 32.0%. Pasien
panas terus menerus dan turun ketika diberi obat penurun panas, pasien tampak
lemah, gelisah, mukosa bibir kering, akral teraba hangat, terdapat suara tambahan
ronki demam tidak disertai kejang. Kesadaran pasien dengan nilai GCS E4V5M6.
Sebelum pasien masuk rumah sakit pasien juga mengalami keluhan batuk disertai
dahak, namun dahak sulit dikeluarkan dan pasien juga bernapas dengan cepat
terutama waktu batuk.
PROBLEM HYPOTESIS MECHANISM MORE INFO DON’T KNOW LEARNING ISSUE
Data Objektif : - Ketidakefe Terlampir - Leukosit : - Pertanyaan
- Tanda-tanda ktifan 16,3 u/L - Sebelum pemberian terapi
vital An.A bersihan 1. Apa akibatnya jika
- MCV : 32,0 nebulizer dengan NaCl 1
yaitu suhu jalan nafas demam tidak cc + Ventolin 1 cc +
%
tubuh : 38,2oc, b.d mucus Bisolvon 10 tetes,
nadi : berlebih
- MCH :74,7 segera diatasi ?
frekuensi pernapasan 43
96x/menit, - MCGHC : 2. Diagnosa apa yg kali/menit, batuk terus-
respirasi : 50 - Hipertermi 36,8 g/gl menerus, pernapasan
x/menit, SpO2 : Mungkin muncul ?
b.d - GRANUL cuping hidung, ronkhi,
98%, BB: penyakit A : 2, 94 % 3. Intervensi setelah dilakukan terapi,
9,5kg.
- LYMPOSI ketidakefektifan frekuensi pernapasan
T : 59,1 % menjadi 26 kali/menit,
- Pasien sudah di bersihan jalan batuk berkurang, napas
berikan terapi
nafas ? normal.
pemberian infus
D5 ¼ NS - Pada saat perlakuan water
4. Intervensi
dengan 8 ttm, tepid sponge pada
injeksi Hipertermi ? responden sudah sesuai
paracetamol, dengan SOP yang ada,
5. Komplikasi pada
Ventolin, dan terdapat penurunan suhu
injeksi pneumonia ? tubuh pada anak setelah
ceftriaxone. 6. Tepid water dilakukan perlakuan water
tepid sponge. Rata rata
sponge dapat penurunan tindakan water
- Hasil lab HB:
digunakan dengan tepid sponge adalah pada
11.7 gdl,
suhu 36,503°C. Efek yang
Leukosit : suhu berkisar ? timbul pada anak dengan
16.3/uL, - Jawaban sementara
Eritrosit : 4.28 hipertermia setelah
juta/uL, 1. Dapat dilakukan water tepid
Trombosit mengakibatkan sponge adalah anak
197/uL, dan merasa lebih nyaman dan
hematokrit kejang suhu tubuh menurun.
32.0%. Pasien 2. Ketidakefektifan - Pada perlakuan kompres
panas terus hangat sudah dilakukan
menerus dan bersihan jalan
sesuai dengan SOP, dan
turun ketika nafas b.d mucus hasilnya terdapat
diberi obat
berlebih penurunan suhu tubuh
penurun panas.
- pasien tampak setelah dilakukan
- Hipertemi b.d tindakan kompres hangat.
lemah, gelisah,
mukosa bibir penyakit Rata rata penurunan
kering, akral tindakan kompres hangat
3. - Pemberian
teraba hangat, adalah pada suhu
terdapat suara Nebulasi 36,850°C. Efek yang
tambahan ronki, ditimbulkan setelah
demam tidak
- Claping dan dilakukan tindakan
disertai kejang. vibrasi
kompres hangat adalah
Kesadaran - Posisi anak merasa nyaman dan
pasien dengan semifowler suhu tubuh mengalami
nilai GCS - Relaksasi penurunan.
E4V5M6. 4. - Tepid Water - Water tepid sponge
spong disimpulkan lebih efektif
- Perbanyak menurunkan demam
daripada kompres hangat
Data Subjektif : minum air putih dilihat dari hasil mean
- Ibu pasien rank water tepid sponge
mengeluh yang hasil nya 22,82°C
anaknya sedangkan hasil
mengalami penurunan kelompok
sesak napas, kompres hangat hasilnya
- secret kental 38,18°C yang artinya
yang susah penurunan water tepid
dikeluarkan. sponge lebih banyak
- demam sejak sehingga dapat
hari sabtu disimpulkan jika water
sebelum tepid sponge lebih efektif
pasien masuk untuk menurunkan
rumah sakit demam pada anak
pasien daripada tindakan
mengalami kompres hangat.
demam yang
cukup tinggi.
Banjarmasin, 22 Oktober 2021

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(Anita Agustina, Ns.,M.Kep) (Fitriani Rahmadani, S.Kep.,Ns)


Mechanism
TUTORIAL KLINIK SESI II
PROBLEM SOLVING

PROBLEM SOLVING
Telaah Literatur & Teori (terkait tahap 6)
1. Apa akibatnya jika demam tidak segera diatasi ?
Jawab :
Dapat mengakibatkan kejang. Oleh karena itu, setiap serangan kejang harus
mendapat penanganan yang cepat dan tepat, apabila kejang yang
berlangsung lama dan berulang. Sebab keterlambatan bisa mengakibatkan
gejala sisa pada anak, bahkan bisa menyebabkan keematian.
Daftar Pustaka:
Ardhiyanti, Y., Pitriani, R., & Damayanti, I. P. (2014). Panduan Lengkap
Keterangan Dasar Kebidanan I. Yogyakarta : deepublish
2. Diagnosa apa yg Mungkin muncul ?
Jawab :
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus berlebih
 Hipertemi b.d proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
Daftar Pustaka :
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
3. Intervensi ketidakefektifan bersihan jalan nafas ?
Jawab :
- Monitor status pernafasan
- Posisi semi fowler
- Fisioterapi dada
- Pemberian Oksigen
- Batuk efektif
- Pemberian nebulasi

Daftar Pustaka :
KTI Askep pada An. RF dengan pneumonia di R. kenanga RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes kupang (2019).
Jawab :
Efektifitas Pemberian Terapi Pursed Lips Breathing Terhadap Status
Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia
Daftar Pustaka :
Muliasari, Y., & Indrawat, I. (2018). Efektifitas Pemberian Terapi Pursed
Lips Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia.
Jurnal Keperawatan, 92-101. Retrieved Oktober 21, 2021

4. Intervensi Hipertermia ?
Jawab :
- Identifikasi penyebab hipertermi
- Monitor suhu tubuh
- Longgarkan pakaian klien
- Lakukan tepid water sponge
Daftar Pustaka :
Efektifitas Tepid water sponge terhadap penurunan suhu pada anak
dengan masalah keperawatan Hipertermi : oleh Erny muyani. Tahun
2020.
5. Komplikasi pada pneumonia ?
Jawab :
- Gangguan keseimbangan asam, basa
- Syok septik
- Septis
- Gagal Napas
- Otitis media
- Meningitis
- Empiema

Daftar Pustaka :
Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil
Padang Sumatera Barat. Oleh Monita, dkk (2019).
6. Tepid water sponge dapat digunakan dengan suhu berkisar ?
Jawab :
Pemberian TWS efektif untuk hipertermi ringan dalam skala suhu 37,5-
38,5ºC
Daftar Pustaka :
Efektifitas Tepid water sponge terhadap penurunan suhu pada anak dengan
masalah keperawatan Hipertermi : oleh Erny muyani. Tahun 2020.
Intervensi Keperawatan
NO No Diagnosa Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
Keperawatan
1 (00031) Ketidakefektifan Setelah dilakukan O -Agar kondisi pasien
Bersihan Jalan tindakan keperawatan : Monitor Pola Nafas terpantau
Nafas 1x8 jam diharapkan : Monitor Sputum -Supaya pasien bisa bernafas
bersihan jalan nafas T dengan nyaman
pasien membaik. Dengan : Posisikan Semi-Fowler -Supaya sputum pasien bisa
kriteria hasil: : Berikan Minum Hangat keluar
-Batuk Efektif 5 : Berikan Oksigen -Agar suplai darah dapat
-Produksi sputum 5 E mengalir keseluruh tubuh
-Frekuensi Nafas 5 : Anjurkan Asupan -Untuk mengatasi batuk
Cairan 2000 ml/hari pasien
: Ajarkan Batuk Efektif -Agar batuk pasien tidak ada
C lagi
: Kolaborasi dengan -Supaya pasien cepat sehat
tenaga kesehatan yang
lain
2 (00007) Hipertermia Setelah dilakukan O
tindakan keperawatan : Identifikasi penyebab -Mengetahui penyebab
1x8 jam diharapkan hipertermi (mis. terjadinya demam pada
termoregulasi pasien Dehidrasi, terpapar pasien
membaik. Dengan lingkungan panas,
kriteria hasil: penggunaan incubator) -Mengetahui suhu tubuh
-Suhu tubuh 5 : Monitor suhu tubuh pasien
-Suhu kulit 5 : Monitor kadar elektrolit -Mengetahui kadar elektrolit
: Monitor haluaran urin pasien
: Monitor komplikasi -Mengetahui haluaran urin
akibat hipertermi pasien
T -Mengetahui komplikasi
: Sediakan lingkungan akibat hipertermi pada pasien
yang dingin
: Longgarkan atau -Agar demam pasien bisa
lepaskan pakaian menurun
: Basahi dan kipasi -Agara pasien tidak merasa
permukaan tubuh kepanasan
: Berikan cairan oral -Agar tubuh pasien terasa
: Ganti linen setiap hari nyaman
atau lebih sering jika -Agar pasien tidak dehidrasi
mengalami hyperhidrosis -Agar linen pasien selalu
(keringat berlebih) bersih
: Lakukan pendinginan -Agar suhu tubuh pasien
eksternal (mis. Selimut menurun
hipotermi atau kompres -Agar pasien cepat sembuh
dingin pada dahi, leher, -Agar kadar oksigen dalam
dada, abdomen, aksila) tubuh pasien tetap dalam
: Hindari pemberian kisaran normal
antipiretik atau aspirin
: Berikan oksigen, jika -Agar pasien mampu untuk
perlu menurunkan demam secara
E mandiri
: Anjurkan tirah baring
C -Agar kondisi pasien segera
: Kolaborasi pemberian sembuh
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
Banjarmasin, 22 Oktober 2021

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(Anita Agustina, Ns.,M.Kep) (Fitriani Rahmadani, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai