Segala puji bagi Allah. Tuhan semesta alam yang berkat karunia dan rahmat-Nyalah kita
dapat merasakan limpahan nikmat yang tak terhingga sehingga tidak dapat dikalkulasikan
sekalipun kita ingin membuat perhitungan terhadap nikmat-Nya.
Sholawat serta Salam selalu kita haturkan dan curahkan kepada manusia pilihan Allah Nabi
Muhammad SAW. yang dengan penuh keikhlasan menjalankan perintah Allah yang terbilang berat
bagi manusia biasa seperti kita yakni untuk menyerukan asma Allah hingga pada akhirnya pilar –
pilar Islam pun tertancap dimuka bumi ini dan cahaya rahmat-Nya menyinari alam semesta.
Dengan izin Allah kita masih diberikan kesempatan untuk mengkaji, mempresentasikan dan
mendiskusikan beberapa masalah yang ada dimuka bumi ini yang belum pernah terpecahkan
selama ini. Dengan memudahkan pekerjaan kami, maka kami susun makalah ini dari berbagai
sumber yang kita miliki untuk memecahkan beberapa masalah yang ada dimuka bumi ini yang
belum terpecahkan selam ini yaitu tentang Mawaris dalam Islam.
Alhamdulillah, akhirnya makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin untuk
memnuhi tugas kami yang telah di amanahkan kepada kami. Mudah – mudahan makalah ini dapat
memenuhi kebutuhan, menambah ilmu dan wawasan bagi para pembaca dari kalangan apapun.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanya
milik Allah semesta. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif untuk penyempurnaan makalah
ini sangat kami harapkan. Apabila ada kata – kata yang salah dan kurang berkenan dihati para
pembaca, kami memohon maaf yang seluas – luasnya karena kesalahan datanya dari kami dan
kebenaran yang haqiqi datangnya hanya dari Allah SWT.
Penyusun
DAFTAR ISI
MUQADDIMAH i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 2
1.5 Manfaat Penulisan 2
BAB 2 Isi 3
2.1 Makna Waris dan Ahli Waris dalam Hukum Islam 3
2.2 Pembagian Ahli Waris Sesuai Ketentuan Islam 5
2.3 Makna Aul dan Radd dalam Pewarisan 8
2.4 Hikmah Mawaris 9
BAB 3 Penutup 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Pesan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak para sarjana hukum barat menganggap hukum kewarisan Islam tidak
mempunyai sistem dan hukum Islam itu hanya bersandar pada asas patrinieal. Sementara
itu, dikalangan umat Islam sendiri banyak pula yang mengira tidak ada sistem tertentu
dalam hukum kewarisan Islam sehingga menimbukan sebuah angapan seolah – olah hukum
kewarisan Islam merupakan hukum yang sangat rumit dan sulit. Kondisi ynag demikian
itulah yang menyebabkan hukum kewarisan Islam menurut fiqh kebudayaan arab itu sangat
sulit diterima masyarakat Islam di Indonesia.
Menurut bahasa mawaris berasal dari bahasa Arab َو َر َث – يَ ِرث – َو َرثَةyang artinya
berpindahnya harta seseorang yang telah meninggal kepada yang lain. Sedangkan menurut
para fuqaha ( ulama fiqih ) yang dimaksud ilmu waris
1. AL QURAN
Q.S. An Nisa / 4 : 11 – 12
2. AL HADIST
" اَ ِحلق موا المفَ َرائِ َض ِبأَ مه ِلهَا ف َ َما: قَا َل.ِض هللا َع منه َع ِن النَّ ِ ِ لب َص ََّّل هللا عَل َ مي ِه َو َس َّ َْل ِ َع من َع مب ِد
َ ِ هللا مب ِن َع َّب ٍاس َر
﴾ ل َذكَ ٍر " ﴿ متفق عليه ٍ ب َ ِق َي فَه َو َِلَ مو ََل َرج
“ Abdullah bin Abbas R.A. berkata. Nabi Muhammad SAW. bersabda “ Berikanlah harta
warisan kepada orang – orang yang berhak sesudah itu, sisanya untuk orang laki – laki
yang lebih utama’’. ( H.R. Bukhari dan Muslim ) ’’.
3. IJMA’ ULAMA
Para ulama berperan dalam penyelesaian masalah – masalah yang berkaitan dengan
mawaris. Adapun hukum mempelajari ilmu mawaris adalah wajib ( fardhu kifayah ) yaitu
apabila disuatu tempat ada salah seorang diantara mereka ada yang mempelajari, maka
sudah dianggap terpenuhi kewajiban itu, tetapi jika tidak ada satupun dari mereka
mempelajarinya maka semua orang ikut berdosa.
4. UNDANG – UNDANG
Bagi umat Islam di Indonesia, pembagian harta waris dapat diserahkan kepada
pengadilan agama Islam berdasarkan UU. No. 7 Tahun 1989 yang pada hakikatnya
bersumber dari Al Quran, Hadist, dan Ijma’ para ulama yang terdiri dari 5 bab dan 37 pasal,
yaitu :
1. RUKUN PEWARISAN
2. SYARAT PEWARISAN
Kematian.
Ahli waris masih hidup.
Adanya harta warisan.
3. SEBAB PEWARISAN
Perkawinan.
Kekeluargaan.
Kekerabatan.
4. TERHALANGNYA PEWARISAN
Pembunuhan.
Perbedaan agama.
Perbudakan.
2.2 PEMBAGIAN AHLI WARIS SESUAI KETENTUAN ISLAM
Ahli waris zawil furud ialah ahli waris yang bagian harta warisan telah ditentukan
berdasarkan Al Quran, Hadist, dan Ijma’ sehingga tidak dapat diubah. Ahli waris zawil
furud ada enam kelompok, yaitu :
Ahli waris asabah ialah ahli waris yang memperoleh harta warisan apabila ada sisa
dan mendapatkan bagian warisan yang tidak pasti karena tergantung ada atau tidaknya sisa
dari harta warisan.
Ahli waris hajib ialah ahli waris yang menjadi penghalang bagi ahli waris lain untuk
menerima bagian harta warisan dan terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Hajib Muqsan ialah menutupi hak ahli waris sebagian sehingga tetap memperoleh
bagian walaupun bagian tersebut berkurang.
Hajib Hirman ialah menutupi seluruh bagian ahli waris sehingga tidak memperoleh
bagian warisan sama sekali.
Sedangkan ahli waris mahjub ialah ahli waris yang tertutupi haknya untuk
memperoleh bagian warisan.
Tidak memperoleh
baguan harta warisan
Ayah dan Ibu Nenek dari garis Ayah
Anak laki – laki atau
perempuan, cucu laki – laki
atau perempuan dari anak Saudara Seibu
laki – laki, ayah dan kakek
sama sekali
Ayah, anak laki – laki, cucu
laki – laki dari anak laki – Saudara Seayah
laki dan ayah
Anak laki – laki, cucu laki –
laki dari ank laki – laki dan Saudara Kandung
ayah
Hanya suami, ayah, dan
Semua ahli waris Semua ahli waris anak laki – laki yang
Laki – Laki Perempuan berhak memperoleh
warisan
Hanya istri, anak
perempuan, ibu, dan
Semua ahli waris Semua ahli waris
saudara perempuan
Perempuan Laki – Laki kandung yang berhak
memperoleh warisan
Ahli waris zawil arham ialah ahli waris yang sudah jauh hubungannya dengan
orang yang meninggal dunia. Mereka ini dapat memperoleh bagian warisan kalau tidak ada
zawil furud dan asabah atau diberi atas sukarela dari ahli waris zawil furud atau ahli waris
asabah.
2.3 MAKNA AUL DAN RADD DALAM PEWARISAN
Aul dalam pewarisan ialah kelebihan furudh atau kekurangan harta warisan yakni
apabila dalam pembagian harta warisan duantara para ahli waris zawil furud menunjukkan
bahwa angka pembilang lebih besar dari angka penyebut maka angka penyebut dinaikan
sesuai dengan anka pembilang.
Radd dalam pewarisan ialah kekurangan furudh atau kelebihan harta warisan yakni
apabila dalam pembagian harta warisan duantara para ahli waris zawil furud menunjukkan
bahwa angka pembilang lebih kecil dari angka penyebut sedangkan tidak ada ahli waris
asabah maka dilakukan secara radd dan apabila masih terdapat ahli waris asabah maka
tidak dilakukan secara radd.
3.1 KESIMPULAN
Jika ahli warisnya lengkap semua baik dari kalangan laki – laki, perempuan, kerabat
dekat maupun kerabat jauh hanya lima golongan saja yang berhak menerima harta waris,
yaitu suami atau istri, anak laki – laki dan anak perempuan, ayah dan ibu. Untuk kasus
yang lai, silakan ditentukan siapa saja yang berhak menerima harta waris.
Sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam kecukupan maka hal
itu lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam kekurangan sehingga meminta –
minta kepada manusia. Dan sungguh, tiada satu nafkah pun yang engkau kelaurkan untuk
mencari ridha Allah niscaya akan dibalas pahala, hingga apa yang engakau suapkan ke
mulut istrimu.
وهللا أعلم بالصواب
3.2 PESAN
Tak ada buku yang paling baik melainkan buku yang dimanfaatkan dengan sebaik
– baiknya dan jadikanlah buku itu sebagai teman dimanapun kalian berada karena tanpa
ilmu, dunia ini tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Ketahuilah ! Sesungguhnya
segala sesuatu yang telah kita kerjakan selama ini akan dipertanggungjawabkannya
diakhirat kelak maka jadilah manusia yang dapat dicontah oleh oranglain.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Al Karim
Sadi dan H. M. Nasikin. 2014. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA kelas XII.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Prof. Dr. Amir Syarifuddin. 2003. Garis – Garis Besar Fiqh. Jakarta : Prenada Media