Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN ANAK

“ ASKEP LEUKIMIA PADA ANAK “

Dosen Pengampuh :

Ns. Oike Wulur ,S.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Yana Lajali (1901020)

Abdul Wahid Siakona (1901026)

Akbar Jusan Amir (1901013)

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO


PRODI S1 KEPERAWATAN
T.A 2021

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Leukemia Pada Anak, yang
di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Keperawatan Anak.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini,
demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Manado, 15 Oktober 2021

Penyusun

1
DAFTAR PUSTAKA
SAMPUL ...................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 4
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................................................ 5
2.2 Etiologi .............................................................................................................................. 6
2.3 Patofisiologi ...................................................................................................................... 6
2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................................................. 7
2.5 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan ................................................................................................................. 9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ........................................................................................................................ 10
3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................................... 11
3.3 Intervensi ......................................................................................................................... 12
3.4 Implementasi .................................................................................................................... 13
3.5 Evaluasi ........................................................................................................................... 13
3.6 Pathway ........................................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
6.2 Saran ..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSUTAKA ........................................................................................................ 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima yang
berarti darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh sel
darah putih. Proses terjadinya leukemia adalah ketika seldarah yang bersifat kanker
membelah secara tak terkontrol dan mengganggu pembelahan sel darah normal.

Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembulu darah yang sering ditemui pada
anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang dan sistem limfatik (Wong
et al, 2009).

Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya
proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali dan kegagalan organ. LLA sering ditemukan pada anak-anak (82%) dari pada
umur dewasa (18%). Tanpa pengobatan sebagian anak-anak hidup 2-3 bulan setelah
terdiagnosa diakibatkan oleh kegagalan sumsum tulang (NANDA,2015).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2013, insiden kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 jadi 14,1 juta kasus tahun 2012 dan kematian
meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Leukemia
merupakan jenis kanker yang paling sering pada anak dengan insiden 31,5% dari semua
kanker pada anak di bawah usia 15 tahun di Negara industry dan sebanyak 15,7% di Negara
berkembang, tipe leukemia yang paling sering pada anak-anak adalah Leukemia Limfositik
Akut (LLA), yang terjadi sekitar 80% dari kasus leukemia dan diikuti hamper 20% dari
Leukimia Mieloid Akut (LMA) (WHO,2009).

Data statistika LLA di peroleh pada tahun 2015 di Amerika Serikat memperkirakan ada
kasus baru yang di diagnosis Leukemia Limfositik Akut pada anak usia 0-14 tahun sebanyak
45.270 kasus (American Cancer Society, 2015)

Menurut data National Cancer Institute pada tahun 2012. Kasus Leukemia Limfositik
Akut telah terjadi pada 47.150 orang. Leukemia adalah kanker yang peling sering di temui
pada anak-anak di Indonesia dengan persentasi 10,4% leukemia adalah jenis kanker yng
mempengaruhi sumsum dan tulang jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel yang
membuat darah dan jaringan lainya (WHO, 2012).

Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 80.000.000 anak yang berumur di bawah usia 15
tahun dan di perkirakan terdapat sekitar 3000 kasus LLA baru setiap tahun nya (Rahimul,
Syahrizal, Edi Setiawan, 2017).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tahun 2013 di Indonesia, insiden kanker
pada anak usia kurang dari 1 tahun ( 0,3 %), usia 1-4 tahun (0,1%), usia 5-14 tahun (0,1%)
dan usia 4-24 tahun (0.6%). Di Indonesia leukemia merupakan kanker tertingi pada anak

3
sebesar 2,8 per 100.000 anak. kasus kanker pada anak-anak mencapai 4,7% dari kanker pada
semua umur (Kemenkes RI, 2013).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tahun 2015 di Indonesia sekitar 6% atau
13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita kanker dan kanker merupakan penyebab
kematian nomor 5 di Indonesia (Kemenkes RI, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Leukemia pada anak” ?

1.3 Tujuan

1) Tujuan Umum
Secara umum, studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman Asuhan
Keperawatan Anak Leukemia Limfositik Akut pada anak.
2) Tujuan Kusus
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada kasus Leukemia pada anak

1.4 Manfaat

1) Bagi Penulis
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan dan
menambahkan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak Leukemia
Limfositik Akut (LLA)
2) Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini di harapkan memberikan manfaat khususnya agar dapat
menambah referensi perpustakan sebagai bahan acuan penelitian yang akan datang
3) Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Profesi Keperawatan
Hasil studi khasus ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi
perkembangan keperawatan anak, dan sebagai acuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada anak Leukemia

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi

Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun
1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoetik. Leukemia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan
anemia dan trombositopenia diakhiri dengan kematian (Hasan et all, 1997).

Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum sum tulang yang
di tandai oleh proliferasi sel-sel yang abnormal dalam darah tepi (Muthia dkk, 2012)

Secara umum, leukemia Diklasifikasikan menjadi bentuk akut (berkembang pesat) dan
kronis (berkembang lambat). Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan
perkembangan selkanker yaitu Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik
Kronik (LMK), Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
(Medicastore, 2009). Pada anak-anak, sebagian besar leukemia yang dialami adalah
leukemia jenis akut. Leukemia akut pada anak-anak juga dibagi menjadi
leukemia limfoblastik akut (acturelymphoblastic  leukemia /ALL)    dan leukimia myeloid
akut (acute myeloid leukimia /AML). Leukemia limfositik akut (LLA) adalah proliferasi
maligna limfoblas dalam sumsung tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat
bersifat sistematik (Smelrzer et sl, 2008).

2.2 Etiologi

Faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (Sibuea,2009)

1) Faktor genetik : virus tertntu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell
Leukimia-Lhympoma virus/HLTV)
2) Radiasi
3) Obat–obat imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diet hylstilbestrol
4) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
5) Kelainan kromoson missal nya pada down sindrom leukemia biasanya mengenai sel-sel
darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan
terhadap penyinaran radiasi dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakain
obat anti kanker, meningalkan resoko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki
kelainan genetic tertentu (misalnya down sindrom dan sindrom fanconi), juga lebih peka
terhadap leukemia.

2.3 Patofisiologi

Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoitek yang terkait dengan sum-
sum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukemia
dan prosedurnya. Sejumlah besar sel pertama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit
dalam sumsum tulang limfosit di dalam limfenodi) dan menyebar ke organ hematopoetik dan

5
berlanjut ke organ yang lebih besar (splenomegaly, hepatomegaly). Proliferasi dari satu jenis
sel sering mengganggu produksi normal sel hematopetik lainya dan mengarah ke
pengembangan / pembelahan sel yang cepat dan ke sitopenia (Friehling et al, 2015).

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi, manifestasi
akan teanpak pada gambar gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolism, depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada
penurunan leukosit, eritrosit, factor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan, dan
adanya infiltrasi pada eksra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, linfe, dan
nyeri persendian (Friehling et al, 2015)

Sel-sel leukemia menyusup ke dalm sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang
normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunya jumlah trombosit yang bersirkulasi.
Inflasi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel
leukemia ke dalam semua orgna-organ vital menimbulkan hepatomegaly, splenomegaly dan
lomfadenopati. Timbul disfungsi sum-sum tulang, menyebabkan turunya jumlah eritrosit,
neutrophil dan trombosit. Sel-sel leukemia menyusipi limfonodus, limfa, hati, tulang dan
susunan saraf pusat (David,2015).

Gejala dan tanda aklinis yang paling umum muncul pada LLA yang paling sering
muncul adalah demam (60%) lesu dan mudah lelah (50%), pucat (40%), manifestasi
perdarahan (petekie, purpura) (48%), serta nyeri tulang (23%). Hepatosplenomegali terjadi
kebanyakan penderita tetapi umumnya tidak menimbulkan keluhan. Pemeriksaan
laboratorium menunjukan anemia, trombositopenia dan neutropenia yang menggambarkan
kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel tersebut. Dapat juga terjadi
eosinophilia relative (Lanzkowsky, 2011).

2.4 Manifestasi klinis

Gejala klinis LLA sangat bervarias umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang :

 Memar
 Mimisan
 Pucat, demam, perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali
serta limfadenopati.
 Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekie, epistakis, dan perdarahan gusi.
 Sakit sendi atau sakit tulang
 Lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral
 Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha atau di bagian tubuh
lain
 Kelelahan yang abnormal
 Nafsu makan yang buruk

6
 Sakit perut

Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, latergi, sesak, nyeri dada),
infeksi dan pendarahan sel anoreksia, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme, nyeri
terutama pada sternum, tibia dan femur (NANDA, 2015)

2.5 Pemeriksaan Penunjang

1) Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah
tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogenamik untuk leukemia.
2) Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem yang lain terdesak
(apanila skunder).
3) Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel
blast / sel primitive (NANDA, 2015).

2.6 Penatalaksanaan

Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur, kromosom dan tipe
penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah kemotrapi terdiri dari 6 fase yaitu:

1) Fase induksi
Terjadinya pengurangan secara lengkap dan pengurangan lebih 50% sel leukemia
pada sumsung tulang yang disebut dengan remisi.
2) Terapi profilatik
Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk kedalam sistem saraf pusat.
3) Terapi konsolidasi
Membasmi sisa sel leukemia di ikuti dengan terapi intensifikasi lanjutan untuk
mencegah resistensi sel leukemia.
4) Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase di gunakan.
5) Radioterapi
Radiotrapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk membunuh se-sel leukemia
6) Transplantasi sum-sum tulang
Transplantasi sum-sum tulang dilakukan untuk mengganti sum-sum tulang yang rusak
karena dosis tinggi kemoterapi atau radiasi (penyinaran). Selain itu transplantasi sum-
sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker
(NANDA, 2015).

7
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujua untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah- masalah kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental sosial dan lingkungan (Dermawan,
2012:36).

1) Identitas

Leukemia limfosit akut sering terdapat pada anak-anak usia dibawah 15 tahun (85%),
puncaknya berada pada usia 2-4 tahun. Rasio lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada
anak perempuan.

2) Riwayat Kesehatan

 Riwayat penyakit sekarang


Biasanya pada anak dengan LLA mengeluh nyeri pada tulang-tulang, mual muntah,
tidak nafsu makan dan lemas. Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah,
wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
 Riwayat penyakit dahulu
Biasanya mengalami demam yang naik turun, gusi berdarah, lemas dan dibawa ke
fasilitas kesehatan terdekat karena belum mengetahui tentang penyakit yang diderita.
Riwayat penyakit :
o Kaji adanya tanda-tanda anemia pucat, kelemahan, sesak, dan napas cepat.
o Kaji adanya tanda-tanda Leauko Tproenmiba, purpura, perdarahan membran
mukosa.
o Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstramedulla, limfadenopati, hepatomegaly,
spllenomegali.
o Kaji adanya pembesaran testis, hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di
sekitar rektal, dan nyeri.
 Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang pernah mengalami penyakit LLA karena merupakan penyakit
ginetik (keturunan)
Adanya faktor gangguan hematologis, adanya herediter misal kembar monozigot.
 Riwayat pada faktor-faktor pencetus
Seperti pada dosis besar, radiasi dan obat-obatan tertentu secara kronis.

3) Manifestasi dari hasil pemeriksaan

8
Biasanya di tandai dengan pembesaran sum-sum tulang dengan sel-sel leukemia yang
selanjutnya menekan fungsi sum-sum tulang, sehingga menyebabkan gejala seperti diBawah
ini.

- Anemia
Ditandai dengan penurunan berat badan, kelelahan, pucat, malaise, kelemahan, dan
anoreksia.
- Trombositopenia
Ditandai dengan perdarahan gusi, mudah memar, dan petekie.
- Netropenia
Ditandai dengan demam tanpa adanya infeksi, berkeringat di malam hari (Nursalam
dkk, 2008:100).

4) Pemeriksaan Fisik

Didapati adanya pembesaran dari kelenjar getah bening (limfadenopati), pembesaran


limpa (splenomegali), dan pembesaran hati (splenomegali), dan pembesaran hati
(hepatomegali). Pada pasien dengan LLA precursor sel-T dapat ditemukan adanya dispnoe
dan pembesaran vena kava karena adanya supresi dari kelenjar getah bening di mediastinum
yang mengalami pembesaran . sekitar 5% kasus akan melibatkan sistem saraf pusat dan dapat
ditemukan adanya peningkatan tekanan intracranial (sakit kepala, muntah, papil edema) atau
paralisis saraf kranialis (terutama VI dan VII) (Roganovic, 2013).

5) Pemeriksaan Diagnostik

Untuk menegakkan diagnose, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu:

 Darah tepi : adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan


gambaran darah tepi monoton terdapat sel belst, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
 Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik sedangkan sistem yang lain terdesak
(apanila skunder)
 Pemeriksaan lain : biopsy limpa, kimia darah, cairan cerebrospinal dan sitogenik.

Data laboratorium pada klien dengan leukimia :


o Anemi nokmokrom normositer
o Leukosit >15.000/mm (5000-10000/mm)
o Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14 kadang-kadang pada kromosom 6,11
o Hb : 7,3 mg/dl ( 150000-400000/mm)
o SDP : 60.000/cm (50.000)
o PT/PTT : memanjang
o Copper serum meningkat
o Zink : menurun

9
3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga dan
komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang actual, potensial yang
merupakan dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012:58).

 Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder


 Risiko perdarahan b.d Gangguan koagulasi (Mis. Trombositopenia)
 Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme

3.3 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang merupakan


keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012:24).

• Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

Tujuan /kriteria hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan Manajemen Imunisasi/vaksin 1. Untuk mengetahui
tindakan (I. 14508) riwayat kesehatan dan
keperawatan 2x24 Observasi alergi pada pasien
jam diharapkan 1) Identifikasi riwayat kesehatan 2. Meminimalakan
Tingkat Infeksi dan riwayat alergi kontra indikasi dalam
menurun dengan 2) Identifikasi kontraindikasi pemberian
kriteria hasil : pemberian imunisasi 3. Mengatahui status
 Kebersihan 3) Identifikasi status imunisasi imunisasi setiap
tangan setiap kunjungan ke pelayanan kunjuangan
meningkat kesehatan 4. Diberikan sebagai
 Demam Terapeutik pencegahan dan
menurun 1) Berikan suntikan pada pada bayi pengobatan infeksi
 Kemerahan dibagian paha anterolateral 5. Sebagai bukti
menurun 2) Dokumentasikan informasi informasi vaksinasi
 Nyeri menurun vaksinasi 6. Untuk kejelasan
 Kultur darah 3) Jadwalkan imunisasi pada waktu yang tepat
membaik interval waktu yang tepat 7. Anak dapat
 Sel darah putih Edukasi memahami seputar
membaik 1) Jelaskan tujuan, manfaat, resiko vaksinisasi
yang terjadi, jadwal dan efek 8. Dapat mengetahui
samping imunisasi yang
2) Informasikan imunisasi yang diwajibkan maupun
diwajibkan pemerintah tidak oleh pemerintah
3) Informasikan imunisasi yang 9. Untuk anak dapat
melindungiterhadap penyakit mengetahui informasi
namun saat ini tidak diwajibkan pelaksanaan

10
pemerintah vaksinisasi
4) Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus
5) Informasikan penundaan
pemberian imunisasi tidak berarti
mengulang jadwal imunisasi
kembali
6) Informasikan penyedia layanan
pekan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis

• Risiko perdarahan b.d Gangguan koagulasi (Mis. Trombositopenia)

Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan Pencegahan Pendarahan (I.02067) 1) Agar tidak terjadi
tindakan Observasi pendarahan
keperawatan 2x24 1) Monitor tanda dan gejala 2) Untuk mengatahui
jam diharapkan perdarahan hasil hematokrit/
Tingkat Pendarahan 2) Monitor nilai homoglobin sebelum
menurun dengan hematokrit/homoglobin sebelum dan setelah kehilangan
kriteria hasil : dan setelah kehilangan darah darah
 Kelembapan 3) Monitor tanda-tanda vital 3) Mengatahui tanda vital
kulit meningkat ortostatik ortostatik
 Kognitif 4) Monitor koagulasi (mis. 4) Untuk mengatahui
meningkat Prothombin time (TM), partial penyimpangan yang
 Hemoptisis thromboplastin time (PTT), terjadi akibat
menurun fibrinogen, degradsi fibrin dan koagulasi
 Hematemesis atau platelet) 5) agar tidak menambah
menurun Terapeutik terjadinya pendarahan
 Homoglobin 1) Pertahankan bed rest selama 6) agar tidak terjadi
membaik perdarahan pendarahan secara
 Hematokrit 2) Batasi tindakan invasif, jika perlu mendadak
membaik Edukasi 7) guna mempertahankan
1) Jelaskan tanda dan gejala asupan cairan dan
 Tekanan darah
perdarahan makanan tetap
membaik
2) Anjurkan meningkatkan asupan seimbang
 Suhu tubuh
cairan untuk menghindari 8) tubuh tidak
membaik
konstipasi kekurangan pasokan
3) Anjurkan meningkatkan asupan darah sehingga terjadi
makan dan vitamin K penurunan trombosit
4) Anjrkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat dan
mengontrol perdarhan, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian prodok
darah, jika perlu

11
• Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme

Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I. 03119) 1) Untuk mengtahui
tindakan Observasi status nutrisi anak
keperawatan 2x24 1) Identifikasi status nutrisi 2) Mengetahui terdapat
jam diharapkan 2) Identifikasi alergi dan intoleransi alergi dan intoleransi
Status Nutrisi makanan makanan
membaik dengan 3) Monitor asupan makanan 3) Untuk mengetahui
kriteria hasil : 4) Monitor berat badan perkembangan bb
 Porsi makan 5) Monitor hasil pemeriksaan anak dan
dihabiskan laboratorium penyimpangan dalam
meningkat Terapeutik tubuh
 Sariawan 1) Lakukan oral hygiene sebelum 4) Menjaga kebersihan
menurun makan, jika perlu tangan dan terhindar
 Berat badan 2) Sajikan makanan secara menarik dari kuman
membaik dan suhu yang sesuai 5) Agar anak mau dan
 IMT membaik 3) Berikan makanan tinggi kalori dan makan dengan baik
 Nafsu makan tinggi protein 6) Untuk keseimbangan
membaik 4) Berikan suplemen makanan, jika makan tinggi kalori
 Membran perlu dan tinggi protein
mukosa Edukasi 7) Untuk menambah
membaik 1) Anjurkan posisi duduk, jika asupan makanan anak
mampu 8) Agar anak dalam
Kolaborasi posisi nyaman
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 9) Untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis memaksimalkan
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU pemenuhan gizi yang
seimbang

3. 4 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan


(kozier, 2011)

3. 5 Evaluasi Keperawatan

Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa


jauh diagnos keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai.
Meskipun tahapp evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan (Dermawan, 2012).

12
13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima yang
berarti darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh sel
darah putih. Proses terjadinya leukemia adalah ketika seldarah yang bersifat kanker
membelah secara tak terkontrol dan mengganggupembelahan sel darah normal.

Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu
Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Medicastore, 2009).

Gejala – gejala yang dirasakan antara lain anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan
gusi, mimisan, mudah memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi.

Di Indonesia kasus leukemia sebanyak ± 7000 kasus/tahun dengan angkakematian


mencapai 83,6 % (Herningtyas, 2004). Data dari International Cancer Parent Organization
(ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120 anak yang mengidap kanker
dan 60 % diantaranya disebabkan oleh leukemia(Sindo, 2007). Data dari WHO menunjukkan
bahwa angka kematian di AmerikaSerikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun
1971 (Katrin, 1997).Di Amerika Serikat setiap 4 menitnya seseorang terdiagnosa menderita
leukemia.Pada akhir tahun 2009 diperkirakan 53.240 orang akan meninggal dikarenakan
leukemia (TLLS, 2009).

Kemoterapi merupakan jenis pengobatan yang menggunakan obat - obatan untuk


membunuh sel - sel leukemia, tetapi juga berdampak buruk karena membunuh sel- sel normal
pada bagian tubuh yang sehat.

4.2 Saran

Guna sempurnanya Askep kami ini,kami sangat mengaharapkan kritik dan saran dari Rekan-
rekan kelompok lain serta dari Dosen Pembimbing.

14
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2015). Cancer in children.
Diperolehdarihttp://www.cancer. org/cancer/cancerinchildren/detailedguide/cancer-in-
children-cancer.

David, G., 2015. Acute lymphoblastic leukemia. The pharmacogenomics journal, hlm.77–89
Damayanti, T K. (2016).Gambaran Strategi Koping Anak Dengan Leukemia Limfostik Akut
Dalam Menjalani Terapi Pengobatan.(Fakultas Kedokteran Universits Udayana).
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Friehling, E., Ritchey, K., David. G., & Bleyer, A., 2015. Acute lymphoblastic leukemia
20th ed. B. E. Kliegman MR, Stanton B, ed., Nelson Textbook of Pediatrics, hlm. 2437-2442.
Kozier, (2011), fundamental keperawatan (konsep, proses, danpraktik), Jakarta: EGC.
KemenkesRepublik Indonesia.ProfilKesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakerta
:KementrianKesehatan RI.

Kemenkes, L. (2013). LaporanHasilRisetKesehatanDasar(Riskesdas)Tahun 2013.


Lanzkowsky P., 2011 Leukemias. Manual of pediatric hematology and oncology.
5thEd. California: Elsevier academic press. hlm. 518-65.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.

http://catatanperawat.byethost15.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-anak-
leukimia/ Diposkan oleh Abdul Aziz di akses pada tanggal 15 oktober 2021

http://bantarmerak64.com/2013/04/asuhan-keperawatan-leukemia-pada-anak.html diakses
pada 15 oktober 2021

15

Anda mungkin juga menyukai