Anda di halaman 1dari 2

1.

Penetapan Pola Menu


Pola menu merupakan golongan dan frekuensi macam hidangan yang akan
dirancang untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu. Pola menu disusun
dengan tujuan agar dalam siklus menu dapat dipastikan menggunakan bahan makanan
dengan sumber gizi yang dibutuhkan konsumen. Pola menu di Indonesia biasanya
ditetapkan berdasarkan pedoman Gizi seimbang, yang terdiri dari kelompok bahan
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan makanan selingan (Bakri,
2018). Pola menu yang ditetapkan di panti asuhan adalah dengan pola menu 3 kali
makanan utama, tanpa makanan selingan. Namun, bisa menggunakan pola menu 3 kali
makanan utama dan 2 kali selingan, apabila dana yang tersedia mencukupi untuk
menerapkan pola menu tersebut.

2. Penetapan besar porsi


Besar porsi merupakan banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan setiap
kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar makanan yang
berlaku di institusi.
Contoh besar porsi yang ditetapkan di panti asuhan
1. Nasi 100 g / ¾ gls
2. Roti 70 g / 3 iris
3. Mie kering 50 g / 1 gls
4. Ayam 35 g/ 1 ptg sdg
5. Telur ayam 55 g / 1 btr
6. Telur puyuh 55 g
7. Lele 40 g / 1 ekor sdg
8. Nila 30 g / 1 ekor sdg
9. Ikan asin 15 g
10. Tahu 50 g / 1 biji kcl
11. Tempe 25 g / 1 ptg sdg

3. Penyusunan master menu


Master menu merupakan alokasi bahan makanan ke dalam matriks dalam siklus menu.
Master menu disusun agar distribusi bahan makanan yang digunakan tersebar dan
harmonis, sehingga pengulangan bahan makanan tertata dengan baik.
Contor master menu yang disusun di panti asuhan.
Makanan pokok dan hewani
1. Nasi
2. Roti
3. Mie kering
4. Ayam
5. Telur ayam
6. Telur puyuh
7. Lele
8. Nila
9. Ikan asin

Lauk nabati, sayur, buah.

1. Tempe
2. Tahu
3. Jamur
4. Bayam
5. Sawi
6. Kangkung
7. Wortel
8. Daun singkong
9. Pisang
10. Semangka
11. Jeruk

Referensi :
Bakri, B., Ani I & Widartika. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai