Makalah Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan 6
Makalah Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan 6
Makalah Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan 6
KESEHATAN KERJA
BIDANG PERTAMBANGAN
OLEH :
NAMA NIS
IRMA 0053297814
RISMA 0053297825
ALIA 0058505925
GEOLOGI PERTAMBANGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 LUWU TIMUR
LUWU TIMUR
2020
i
MAKALAH
OLEH :
NAMA NIS
IRMA 0053297814
RISMA 0053297825
ALIA 0058505925
GEOLOGI PERTAMBANGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 LUWU TIMUR
LUWU TIMUR
2020
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kami dibidang studi
K3LH. Adapun judul makalah ini adalah “Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan”.
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ............................................................................................... 36
B. Saran ......................................................................................................... 37
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa
kapasitas pekerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara
yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit
atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga, dan
seseorang akibat rutinitas atau paparan zat tertentu di tempat kerja. Ada beragam
jenis penyakit akibat kerja, dan masing-masing memiliki pemicu atau penyebab
yang berbeda.
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongsan segera kepada
dasar. Meski hanya mengguanakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah
B. Tujuan
kesehatan kerja
lingkungan pertambangan
2
BAB II
KESEHATAN KERJA MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN
1. Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang
yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
2. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
4. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, letak pekera bekerja, atau yang sering dimasuki pekerja
untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber bahaya sesuai dengan
8. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
9. Pengurus atau Pengelola Tempat Kerja adalah orang yang mempunyai tugas
sendiri.
10. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
berkesinambungan.
4
2. Penyelenggaraan Kesehatan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi upaya:
a. Pencegahan penyakit;
b. Peningkatan kesehatan;
d. pemulihan kesehatan.
undangan.
dipenuhi oleh Pengurus atau Pengelola Tempat Kerja dan Pemberi Kerja di
Adapun pada bab 2 bagian kedua standar kesehatam kerja pasal 4, dalam
5
4. pemeriksaan kesehatan;
a. pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di Tempat Kerja;
2. Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di Tempat Kerja
Kerja.
3. Diagnosis dan tata laksana penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dilakukan terhadap Penyakit Akibat Kerja dan bukan Penyakit Akibat Kerja,
6
4. Penanganan kasus kegawatdaruratan medik sebagaimana dimaksud pada ayat
6. Jika dalam diagnosis dan tata laksana Penyakit Akibat Kerja sebagaimana
b. pemulihan kerja.
7
a. Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
dan
perusahaan.
didukung oleh:
1. Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri atas
perundang-undangan.
8
4. Pelatihan di bidang kedokteran kerja atau Kesehatan Kerja sebagaimana
undangan.
ditujukan khusus bagi dokter yang harus memuat materi mengenai diagnosis
Penyakit Akibat Kerja dan penetapan kelaikan kerja dan program kembali
kerja.
Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dikembangkan sesuai dengan
teknologi.
keselamatan dan Kesehatan Kerja dikecualikan bagi Tenaga Kesehatan yang telah
9
Pelayanan Kesehatan tingkat lanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan.
termasuk alat pelindung diri sesuai dengan faktor risiko/bahaya keselamatan dan
3. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
10
Adapun pada bab 3 tentang pendanaan pasal 15, dimaksudkan sebagai
berikut.
daerah, masyarakat, atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
dilaksanakan melalui:
Pada bab 4 tentang pembinaan dan pengawasan bagian kesatu pasal 17,
dimaksudkan:
11
3. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
c. pemberdayaan masyarakat.
kepada orang, lembaga, Pengurus atau Pengelola Tempat Kerja, atau Pemberi
Kerja yang telah berjasa dalam setiap kegiatan untuk mewujudkan tujuan
3. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh tenaga
peraturan perundang-undangan.
12
B. Undang Undang RI No. 1 Tahun 1970
untuk :
proses kerjanya;
13
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,binatang, tanaman
atau barang;
penyimpanan barang;
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimahnya maupun akan dipindahkan
pemimpinnya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
perundangan.
14
C. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 3 Tahun
1982
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun 1982,
tujuan:
a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
kerja.
3. Pengurus adalah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) Undang-
pegawai teknis yang berkeahlian khusus yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga
15
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun 1982,
Kerja meliputi:
khusus.
kerja.
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
pengurus.
16
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun
17
2. Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Kerja,
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun 1982,
2. Tata cara bentuk laporan sebagaimana dmaksud pada ayat(1) dtetapkan oleh
Direktur
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun 1982,
tentang pelayanan kesehatan kerja pasal 8, bahwa Dokter maupun tenaga kerja
jika diperlukan.
Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.3 Tahun 1982,
18
D. Undang Undang RI No. 23 Tahun 1992
optimal.
4. Ketentan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dmaksud dalam ayat (2) dan
Dalam peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 02 Tahun 1980
dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan
pekerjaan.
19
2. Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan pada waktu-waktu tertentu
4. Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan telah memenuhi
Koperasi No. Per 10 /Men/1976 dan syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh
kerja.
Dalam peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 02 Tahun 1980
mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja yang lain-lainnya
dapat dijamin.
20
4. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap,
keselamatan kerja
dokter yang dimaksud pasal 1(sub d), tidak ada keraguan-raguan maka tidak
Dalam peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 02 Tahun 1980
pencegahan.
21
1. Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut diatas
yang ada.
menurut keperluan.
22
membantu perusahaan yang tidak mampu melakukan sendiri pemerksaan
kesehatan berkala.
tenaga kerja.
23
BAB III
PENYAKIT AKIBAT KERJA DI LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
setiap tahun terdapat 2,3 juta pekerja yang hilang akiba kecelakaan kerja.
Gambar 2 : Pneumoconiosis
silika, timah, asbestos ke dalam paru-paru. Gejala yang muncul karena terkena
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
Dalam UU No. 88 Tahun 2019 tentang kesehatan kerja pada bab 1 pasal 4
4. Pemeriksaan kesehatan
a. Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi ditempat kerja
25
2. Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi ditempat kerja
kerja.
3. Diagnosis dan tata laksana penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf
peraturan perundang-undangan.
undangan
6. Jika dalam diagnolis dan tata laksana penyakit akibat kerja sebagaimana
26
BAB IV
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
dengan adanya P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam
nyawa korban. Jika tindakan P3K tidak dilakukan saat terjadi kecelakaan di
menimbulkan kematian.
secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan /atau orang lain yang berada
tempat kerja.
3. Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan
4. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
5. Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka bergerak
atau tetap di mana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
6. Pengusaha adalah :
28
7. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu
2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 1
1. Pengurus wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 2
1. Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala Lisensi yang
3. Pemberian lisensi dan buku kegiatan P3K sebagaimana dimaksud pada ayat
29
4. Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur lebih lanjut dengan
tentang petugas P3K di tempat kerja pasal 4, bahwa Petugas P3K dalam
1. Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1),
Menteri ini.
a. Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah
b. Tempat kerja disetiap lantai yang berada di gedung bertingkat sesuai jumlah
c. Tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan
30
Dalam peraturan menteri tenaga kerjaan transmigrasi RI No.15 Tahun 2008
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 2 tentang
petugas P3K di tempat kerja pasal 6, Petugas P3K di tempat kerja mempunyai
tugas :
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 2 tentang
2. Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda khusus yang mudah
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 3 tentang
b. Ruang P3K ;
31
e. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di
2. Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d merupakan
peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja
3. Peralatan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d berupa alat
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 3 tentang
bahaya tinggi.
32
b. Mempunyai luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur
pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi seorang petugas P3K serta
c. Bersih dan terang, ventilasibaik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar
d. Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat ;
2) Kertas tissue/lap ;
3) Usungan / tandu;
4) Bidai/spalk ;
11) Kursi
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 3 tentang
fasilitas P3K di tempat kerja pasal 10, Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam
33
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan menteri ini
dan tidak boleh di isi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
a. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberitanda arah yang jelas,
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
pekerja/buruh ;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat ,
jumlah pekerja/buruh.
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 3 tentang
fasilitas P3K di tempat kerja pasal 11, Alat evakuasi dan alat transpotrasi
34
1. Tandu atau alat lain untuk memindahkan korban ketempat yang aman atau
rujukan ; dan
Gambar 5 : Tandu
korban.
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja, pada bab 4 tentang
pemerintah kabupaten/kota.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pasal salah satunya UU NO.1 Tahun 1970 yang termuat dalam pasal 3 dan pasal
8 dan salah satunya terdpat pada UU peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019.
akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan akibat
pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga
penyakit paru-paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu dan logam
keras.
pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu P3K. Dimana perkerja atau buruh
kerja.
yang benar dan lengkap sesuai dengan penggunaan di lokasi kerja. Menghindari
37
DAFTAR PUSTAKA
Amri Latif M. 2006. Paduan Karya Ilmiah, Makassar : Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negri Makassar.
Zain harun. 1982. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarata :
Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Zain harun. 1980. Peraturan menteri tenaga kerja da Transmigrasi, Jakarta : Menteri
Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
https://sentralsistem.com/news/detail/peraturan-kesehatan-kerja-terbaru-pp-no-88-
tahun-2019-tentang-kesehatan-kerja
https://rsmargono.jatengprov.go.id/ppid/informasipublik/downloadfile/undang-
undang-nomor-23-tahun-1992
https://www.jogloabang.com/kesehatan/pp-88-2019-kesehatan-kerja
38