Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU KMB

DISUSUN OLEH :

FIONA REZFEMY

F0H020042

DOSEN PENGAMPUH :

Ns. ESTI SORENA, S.Kep, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KASUS :

Seorang pasien Ny M berusia 50 tahunmasuk RS dengan keluhan nyeri pada luka


bekas operasi. Selain itu pasien mengeluh keluar cairan dari luka bekas operasi. Hasil
anamnesis didapatkan bahwa sekitar 7 bulan lalu pasien terjatuh dari motor dan
mengalami patah tulang terbuka Os Tibia Dektra, dan akhirnya dilakukan
pemasangan fiksasi internal melalui operasi ORIF. Kemudian pasien rutin kontrol ke
poliklinik bedah setiap bulan, namun pada nulan ke-5 pasien mengeluh kaki kanan
terasa bengkak dan nyeri saat ditekan, dan terkadang keluar cairan dari luka yang
masih terbuka, dokter kemudian mendiagnosis adanya infeksi pada tulang bekas
operasi (osteomielitis). Pasien mengatakan nyeri saat kaki sebelah kanan di gerakkan
dan butuh bantuan jika ingin berdiri dan ketoilet. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
TD 100/70 mmHg, N: 90x/I, RR: 20x/I, S: 37.4. Nampak luka bekas operasi yang
bengkak dan mengeluarkan cairan. Hasil laboratorium: Hb: 13.7 gr%, hematokrit:
42.3%, Leukosit 12.500 mmkI.

1. Istilah Ostemeilitis
Osteomielitis dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi inflamasi tulang yang
berawal dari infeksi ruang medula dan dengan cepat melibatkan sistem haversian,
kemudian meluas sehinggan melibatkan periosteum daerah sekitar. Kondisi ini dapat
dikategorikan menjadi akut, subakut dan kronis, tergantung pada gambaran klinis
(Topazian RG, 2002) . Osteomielitis akut sering diasosiasikan dengan perubahan
inflamasi pada tulang yang disebabkan oleh bakteri patogen dengan gejala terjadi
dalam waktu 2 minggu setelah infeksi. Pada osteomielitis kronis, nekrosis tulang
dapat terjadi hingga 6 minggu pasca infeksi (Schmitt, S.K, 2017).
Osteomielitis merupakan patologi infeksi yang bersifat inflamasi pada tulang,
yang lebih sering diamati pada pasien dari negara berkembang, merupakan masalah
kesehatan masyarakat karena morbiditas yang tinggi terkait dengan potensi kecacatan
pada orang tersebut karena penyakitnya. Oleh karena itu, jika tidak diobati dengan
benar, ia memiliki efek yang menghancurkan dan prognosis yang buruk bagi individu
yang terkena. Agen penyebab osteomielitis umumnya terkait dengan faktor risiko
tertentu yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Di antara agen
infeksi yang paling sering dikaitkan dengan penyakit ini adalah agen bakteri seperti
Staphylococcus aureus. Namun, dalam beberapa kasus, terutama bila ada beberapa
jenis gangguan sistem kekebalan atau penyakit kronis yang melemahkan, agen
etiologi yang terlibat mungkin bakteri atipikal atau agen jamur (Freire, LFL,
Gavilanes, 2019).
2. Penyebabnya
Penyebabnya pasien mengatakan 7 bulan lalu pasien terjatuh dari motor dan
mengalami patah tulang terbuka Os tibia dektra, dan akhirnya dilakukan pemasangan
fiksasi internal melalaui oprasi ORIF.
Dan penyebab secara umumnya osteomilitis adalah bakteri staphylococcus
aureus. Bakteri tersebut bisa terdapat dikulit atau di hidung dan umumnya tidak
menimbulkan masalah kesehatan. Namun, saat sistem kekebalan tubuh sedang lemah
karena suatu penyakit, maka bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi.
Masuknya bakteri staphylococcus hingga ke tulang dapat melalui beberapa cara,
yaitu:
a. Melalui aliran darah: Bakteri dari bagian tubuh lain dapat menyebar ke
tulang
melalui aliran darah.
b. Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi: Kondisi ini
memungkinkan bakteri bisa menyebar ke tulang di dekat jaringan atau
sendi yang terinfeksi.
c. Melalui luka terbuka: Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh jika
terdapat luka terbuka seperti patah tulang terbuka atau kontaminasi
langsung saat bedah
ortopedi.
3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hb 13,7 gr% L=14-18, P= 12-16

Hematokrit 42,3 % L= 40-48, P= 37-43

Leukosit 12.500 mmkl 4.000 -11.000


4. Analisi Pengkajian
A. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Ny. M
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 50 tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Jl. Kuningan
h. No.CM : 52643
i. Tanggal masuk : Kamis, 15 Februari 2022
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan bahwa nyeri pada luka bekas oprasi, selain itu klien
mengeluh keluar cairan dari luka
b. Riawayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri saat kaki sebelah kanan di gerakkan dan butuh
bantuan jika ingin berdiri dan ketoilet
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sekitar 7 bulan lalu pasien terjatuh dari motor dan
mengalami patah tulang terbuka Os Tibia Dektra dan sudah pernah
melakukan oprasi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital meliputi :
- TD : 100/70 mmHG
-N : 90x/menit
-P : 20x/menit
-S : 37,4 C
b. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis (E:4, M: 6, V:5)
c. Pemeriksaan Mata
Ikterik, conjungtiva anemis
d. Telinga
simetris, tidak ada massa
e. Hidung
Simetris kiri dan kanan, membran mukosa tidak ada secret
f. Mulut dan tenggorokan
Mulut lembab,tidak kesulitan dalam menelan
g. Leher
- Inpeksi : nomal, tidak ada pembengkaan kelejar tiroid
- Palpasi : tidak ada kelaian arteri carotis dan vena jungularis
h. Thorak/paru
- Inspeksi : normal, warna kuning langasat, pola napas efektif
- Palpasi : normal ada getaran
- Perkusi : normal
- Auskultasi : normal
i. Kardiovaskuler
- Inspeksi : tidak ada kelainan
- Palpasi : normal
- Perkusi :normal
- Auskultasi : normal
j. Abdomen
- Inspeksi : normal
D. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDEN

No Keterangan Dirumah Dirumah Sakit

Nutrisi
Makan :
-Frekuensi 3xsehari 3x sehari
-jenis Nasi dan lauk Nasi, lauk dan
-banyak 3 porsi buah
-minum 3 porsi
-Frekuensi 8x sehari
-Jenis Air putih 8x sehari
-Banyak 2 liter Air putih
2 liter

Istirahat :
-Tidur Cukup Tidak cukup
-Waktu 8jam 5jam
-Gangguan Tidak ada Nyeri pada luka
post oprasi, sering
terjaga dimalam
hari

Eliminasi :
BAB
-konsistensi Padat Padat
-frekuensi 2xsehari 2xsehari
BAK
-frekuensi 4xsehari 4xsehari
-terpasang alat Tidak ada Terrpasang alat
-jumlah urine 1800cc kateter
1800cc

Aktivitas
-mandi 0 2
-Berpakaian 0 2
-Mobilisasi ditempat tidur 0 0

Personal Hygine
-mandi 2xsehari 2xsehari
-gosok gigi 3xsehari 3xsehari
-pakaian 2xsehari 2xsehari

5. Pathway
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akur b.d agen pencedera fisik
b. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor

7. Asuhan Keperawatan
a. Analisa Data

Data Senjang Etiologi Problem

DS : Agen Pencedera fisik Nyeri Akut


- Mengeluh Nyeri
DO :
- Tampak meringis
- Frekunsi nadi
meningkat
- Sulit tidur

DS : Faktor mekanis Gangguan integritas


kulit/jaringan
DO :
- Nyeri
- Pendarhan
- Kemerahan
- Hematoma

b. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Hasil

Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nyeri


agen pencedera keperawatan selam 3x24 O:
fisk jam diharapakan tingkat  Identifikasilokasi,
nyeri menurun dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuen si, kualitas,
 Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun  Indentifikasi skala nyeri
 Meringis menurun  Indentifikasi respon nyeri
 Kesulitan tidur nonverbal
menurun  Identifikasi faktor yang
 Frekunsi nadi memperberat dan
membaik memperingan nyeri
 Diaforeis menurun  dentifikasi pengaruh budaya
 Nafsu makan terhadap respon nyeri
membaik  Identifikasi pengaruh nyeri
 Tekanan darah
membaik pada kualitas hidup
 Pola napas  Monitor keberhasilan terapu
membaik komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
T:
 Berikantehnik
nonfarmakologisuntuk
mengurangi rasa nyeri,
misalnya TENS, terapi
music, terapi pijat,
aromaterapi, dan lain-lain
E:
 Jelaskan penyebab periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkanmenggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan tehnik
nonfarmakologisuntuk
mengurangi rasa nyeri
K:
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka


integritas keperawatan selam 3x24 O:
kulit/jaringan b.d jam diharapakan integritas  Monitor karakteristik luka
faktor mekanis kulit/jaringan meningkat ( mis drainase, warna,
ukuran, bau)
dengan kriteria hasil :  Monitor tandatanda infeksi
 Elastitis maningkat T:
 Hidrasi meningkat  Lepaskan balutan dan
 Perfusi jaringan plester secara perlahan
meningkat  Cukur rambut di sekitar
 Kerusakan jaringan daerah luka, jika perlu
menurun  Bersihkan luka dengan
 Kerusakan lapisan cairan NaCl atau pembersih
kulit menurn nontoksik, sesuai kebutuhan
 Nyeri menurun  Bersihkan jaringan nekrotik
 Perdarshn menurun  Berikan salep yang sesuai
 Kemerahan ke kulit/lesi, jika perlu
menurun  Pasang balutan sesuai jenis
 Hematoma luka
menunrun  Pertahankan tekhnik steril
 Suhu kulit membaik saat melakukan perawatan

 Sensai membaik luka

 Tekstur membaik  Ganti balutan sesuai eksudat

 Pertumbuhan dan drainase

rambut membaik  Jadwalkan perubahan posisi


setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
 Berikan diet dengan kalori
30- 35 kkal/kg BB/ hari dan
protein 1,225- 1,5 g/Kg
BB/hari
 Berikan suplemen vitamin
dan mineral ( mis vit A, C,
Zinc, asam amino) sesuai
indikasi
E:
 Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
 Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
K:
 Kolaborasi prosedur
debridement (mis
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Perawatan Traksi Observas
O:
 Monitor kemampuan
perawatan diri saat
terpasang traksi
 Monitor alat viksasi
ekternal
 Monitor tempat insersi pen
(pin)
 Monitor tanda-tanda
kerusakan integritas kulit
apa area penonjolan tulang
 Monitor sirkulasi,
pergerakan, dan sensasi
pada ekstremitas yang
cedera
 Monitor adanya komplikasi
imobilisasi
T:
 Posisikan tubuh pada
kesejajaran(aligme nt)yang
tepat
 Pertahankan posisi baring
yang tepat ditempat tidur
 Pastikan beban traksi
terpasang tepat
 Pastikan tali dan katrol
bebas menggantung
 Pastikan tarikan tali dan
beban tetap berada
disepanjang sumbu tulang
fraktur
 Amankan beban traksi saat
menggerakkan pasien
 Lakukan perawatan area
insersi pin
 Lakukan perawatan kulit
pada area-area gesekan
 Pasang trapesius (trapeze)
untuk bergerak ditempat
tidur,jika tersedia
E:
 Anjurkan perawatan alat
penopang (brace), sesuai
kebutuhan
 Anjurkan perawatan alat
viksasi eksternal,sesuai
kebutuhan
 Anjurkan pentingnya nutrisi
yangmemadai untuk
penyembuhan tulang

DAFTAR PUSTAKA
(Schmitt, S.K, 2017). Pengertian Osteomeilitis
(Freire, LFL, Gavilanes, 2019). Pengertian Osteomeilitis
WOC. Pathway Osteomeilitis
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1.)
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai