Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK EXTINCTION

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Modifikasi Perilaku AUD
Dosen Pengampu : Putu Rahayu Ujianti, S.Psi., M.Psi.,Psikolog

Oleh :
Kelompok 5

Ni Made Riska Yanti NIM : 2011061002 (01)


Ni Kadek Dian Priani NIM : 2011061004 (02)
Nadiah Puteri Azizah NIM : 2011061014 (05)
Theresia Ayu Wulandari NIM : 2011061030 (09)
Ni Luh Gede Tina Ekayani NIM : 2011061038 (13)

KELAS C/IV
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kami, sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini. Dalam rangka menyelesaikan makalah ini,
kami merasa hal ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan kami mengenai
Teknik Extinction.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu, dengan
tangan terbuka kami senantiasa mengharapkan kerelaan yang bersifat membangun
demi sempurnanya makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen yang telah memberikan tugas yang bermanfaat untuk menambah minat baca
dan pengetahuan kami. Kami harap, tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Om Santih Santih Santih Om

Tabanan, 11 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1 Pengertian Extinction .................................................................. 3

2.2 Tujuan dan Manfaat Extinction ................................................... 5

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Teknik

Extinction .................................................................................... 5

2.4 Langkah-Langkah Teknik Extinction .......................................... 7

2.5 Contoh Penerapan Teknik Extinction dalam Modifikasi

Perilaku ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 10

3.2 Saran ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang kompleks dalam hal berperilaku, perilakunya


dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, pola didik saat kecil,
maupun sosial-budaya. Perilaku merupakan apa yang dikerjakan dan dikatakan
seseorang melibatkan aktifitas yang berubah baik secara verbal maupun non
verbal. Dalam hal ini diperlukan tindakan yang bertujuan untuk mengontrol
perubahan perilaku tersebut agar tidak bertentangan dengan lingkungan sosial.
Perubahan tersebut meliputi peningkatan, pengurangan, pemeliharaan, dan
perkembangan atau perluasan dalam rangka mereduksi atau mengalihkan
perilaku yang maladaptif.

Ekstinction merupakan salah satu fenomena-fenomena dalam kondisioning


klasik yang artinya adalah menurunnya frekuensi respon bersyarat bahkan
akhirnya menghilangnya respon bersyarat akibat ketiadaan stimulus alami
dalam proses conditioning atau secara singkat dapat diartikan hilangnya
perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcement. Extinction adalah
pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara menahan atau tidak
memberikan positive reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku
tersebut. Kepunahan dapat berlaku untuk perilaku yang telah menerima
penguatan positif atau negatif. Perilaku yang tidak diinginkan juga dapat
dikurangi dengan menggunakan metode extinction.

Melihat fenomena sosial seakan tidak ada habisnya, selama manusia


masihada dan saling berinteraksi, maka akan ada suatu fenomena di sana, baik
berupainteraksi dalam hal kebaikan atau keburukan. Dalam hal ini kami
mencoba membaca interaksi manusia yang selalu dilandasi perilaku, baik secara
verbal maupun nonverbal, namun tidak jarang perilaku yang dimunculkan
seseorang disisi lain bisamerugikan bagi dirinya atau orang disekitarnya. Oleh
sebab itu pada makalah kali ini penulis akan mencoba memaparkan bagaimana
penjelasan mengenai modifikasi perilaku dengan extinction (penghapusan) ,

1
mulai dari definisi teknik extinction, manfaat dan tujuan, langkah – langkah
modifikasi perilaku berdasarkan Teknik Extinction dan contoh penerapannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Teknik Extinction?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari Teknik Extinction?
3. Apa saja faktor–faktor yang mempengaruhi efektifitas Teknik Extinction?
4. Bagaimana langkah–langkah modifikasi perilaku dengan Teknik
Extinction?
5. Apa saja contoh penerapan Teknik Extinction dalam modifikasi perilaku?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari Teknik Extinction.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Teknik Extinction.
3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas Teknik
Extinction.
4. Untuk mengetahui langkah – langkah modifikasi perilaku dengan Teknik
Extinction.
5. Untuk mengetahui contoh penerapan Teknik Extinction dalam modifikasi
perilaku.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan mengenai Teknik Extinction
dalam modifikasi perilaku.
2. Sebagai sumber referensi ilmu pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Extinction


Extinction adalah pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki dengan
cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini
memperkuat perilaku tersebut (Reza Fahmi, 2011: 15). Ekstinsi adalah salah
satu cara untuk mengurangi proyekuensi perilaku yang tidak sesuai adalah
memastikan perilaku tersebut tidak diberi penguatan (Jeanne E, O, 2009: 451).
Exinction merupakan salah satu fenomena-fenomena dalam kondisioning
klasik yang artinya adalah menurunnya frekuensi respon bersyarat bahkan
akhirnya menghilangnya respon bersyarat akibat ketiadaan stimulus alami
dalam proses conditioning atau secara singkat dapat diartikan hilangnya
perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcement. Kepunahan (extinction)
jarang merupakan proses yang mulus. Ketika penguatan ditarik kembali orang
sering menambah tingkat perilaku mereka untuk sementara waktu. Misalnya,
bayangkanlah pintu yang digunakan sebagai jalan pintas ke tempat tertentu
dikampus yang sering dikunjungi tiba-tiba tertutup. Mungkin seseorang akan
mendorong, menggoyangnya, memutar ganggangnya kedua arah, dan
menendang pintu tersebut dan akan marah serta frustasi namun setelah beberapa
saat, orang tersebut menyadari bahwa pintu itu terkunci kemudian pergi.
Apabila pintu itu dikunci selamanya (tanpa orang ketahui), Orang tersebut
mungkin akan mencobanya lagi beberapa kali selama beberapa hari berikut,
kemudian mungkin sekali satu bulan kemudian akhirnya orang itu menyerah
(Slavin, E. R, 2011: 192). Kepunahan terjadi ketika :
 Perilaku yang sebelumnya telah diperkuat.
 Tidak lagi menghasilkan konsekuensi yang menguatkan.
 Oleh karena itu, perilaku berhenti terjadi di masa depan (Raymond G.
Miltenberger, 2008: 102).

Ketika membahas perilaku operan, istilah kepunahan sebenarnya memiliki


dua makna. Ini adalah prosedur atau ketentuan dalam dimana respon yang
sebelumnya diperkuat tidak lagi menerima penguatan, dan itu adalah proses

3
dimana laju dan kekuatan dalam melakukan penurunan respons yang tidak lagi
diperkuat. Bentuk kata kerja untuk kepunahan adalah pemadaman. Kepunahan
dapat terjadi sebagai kondisi sembarangan dalam kehidupan sehari-hari atau
sebagai prosedur yang hati-hati dan disengaja dalam suatu intervensi. Dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya, jika anak memiliki orang tua yang cukup acuh
terhadap atau tidak terlibat dalam peran pengasuhan mereka, banyak perilaku
sosial yang pantas yang anak-anak amati di sekolah dan di tempat lain mungkin
tidak menerima penguatan yang cukup untuk dipertahankan. Pada saat yang
sama, perilaku sosial negatif, seperti agresi, dapat menghasilkan imbalan cepat.
Pola penguatan ini membantu menjelaskan mengapa anak-anak dengan acuh
tak acuh, orang tua yang tidak terlibat cenderung agresif, tidak patuh, dan tidak
menyenangkan. Sebaliknya, prosedur kepunahan dalam intervensi
direncanakan untuk mencapai tujuan perilaku tertentu. Untuk memulai prosedur
kepunahan untuk perilaku target, individu harus mengidentifikasi apa
penguatan itu dan dapat mengendalikan sumbernya. Jika tidak mengontrol
sumber bala bantuan dengan sangat hati-hati, bala bantuan asing dapat terjadi
dan mengembalikan perilaku. Kepunahan dapat berlaku untuk perilaku yang
telah menerima penguatan positif atau negatif. Di salah satu kasus, penguatan
dihentikan dan perilaku di mana penguatan itu kontingen sekarang menurun

1. Extinction untuk penguatan positif


Jika konsekuensi dari perilaku adalah penguatan positif, seperti
menerima penguat nyata atau sosial, maka prosedur kepunahan
memastikan imbalan itu tidak lagi disediakan. Contoh prosedur
kepunahan untuk perilaku target yang telah menerima penguatan positif
datang dari intervensi untuk mengurangi kesalahan aritmatika dari
murid berusia 8 tahun bernama Bob. Meskipun bocah itu akan
menambahkan angka dengan benar, bocah tersebut biasanya
membalikkan angka dalam jumlah dua digit. Analisis perlaku
menentukan bahwa penguat untuk pembalikkan digit adalah perhatian
guru: ketika guru ditandai dengan 20 lembar kerja Bob yang bermasalah,
Bob menandai setiap jawaban yang benar dengan huruf C dan masing-
masing salah (terbalik digit) menjawab dengan X, yang tampaknya

4
memberikan perhatian yang berfungsi sebagai penguat untuk
pembalikan. Selama fase intervensi penelitian, guru terus menandai
setiap jawaban yang benar dengan C dan juga akan menepuk
punggungnya dan berkata “yang ini bagus” tetapi tidak menandai atau
mengomentari item yang salah.

2. Extinction penguatan negatif


Jika konsekuensi mempertahankan perilaku adalah penguatan
negatif, prosedur kepunahan mencegah individu melarikan diri atau
menghindari situasi yang tidak menyenangkan. Karena mengurangi
yang tidak menyenangkan situasi memberikan penguatan negatif bahwa
konsekuensi harus dihentikan untuk menggunakan kepunahan
mengurangi perilaku. Misalnya, anak-anak tidak ingin bersekolah
terkadang mengamuk ketika tiba disana, membimbing orang tua untuk
membawa anak tersebut pulang. Memadamkan 5 amarah dan
mengharuskan anak-anak ini tidak diizinkan untuk melarikan diri atau
menghindari sekolah. Intervensi yang menggunakan kepunahan untuk
mengurangi perilaku target dipertahankan dengan penguatan negative
diimplementasikan untuk seorang anak laki-laki bernama Drew, yang
telah didiagnosis dengan autism dan keterbelakangan mental. Masalah
perilaku yang ditangani analisis perilaku terjadi selama pelatihan dan
termasuk agresi dan perilaku merugikan diri sendiri: pengamatan
menunjukkan bahwa perilaku ini diperkuat oleh Drew melarikan diri
dari tugas yang dipelajari. Intervensi hanya mengguanakan kepunahan
yang terdiri dari menghentikan penguatan negatif perilaku: ketika
perilaku masalah terjadi, ahli terapi wicara melanjutkan sesi dan secara
fisik membimbing Drew menyelesaikan tugas (Edward P. Sarafino,
2012:94-95).
Perilaku yang tidak diinginkan juga dapat dikurangi dengan
menggunakan metode extinction. Metode ini merupakan strategi untuk
mengubah atau menurunkan perilaku yang tidak diharapkan dengan
menghilangkan hubungan sebab akibat dari suatu stimulus dengan

5
respon, dimana respon yang muncul merupakan bentuk perilaku yang
tidak diharapkan terhadap suatu stimulus tertentu (Evi Syafrida
Nasution, 2016: 60).

2.2 Tujuan dan Manfaat Extinction


Tujuan dari teknik extinction adalah untuk mengubah atau menurunkan
perilaku yang tidak diharapkan dengan menghilangkan hubungan sebab akibat
dari suatu stimulus dengan respon, dimana respon yang muncul merupakan
bentuk perilaku yang tidak diharapkan terhadap suatu stimulus tertentu.
Manfaat dari teknik extinction adalah dapat membantu anak dalam
mengubah perilaku agar menjadi lebih baik, lebih positiv dan bermanfaat.

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas Teknik Extinction


 Extinction combined with positive reinforcement (kepunahan
dikombinasikan dengan penguatan positif)
Extinction akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan positive
reinforcement. Kombinasi dari keduanya akan lebih cepat menurunkan
frekuensi dari perilaku yang tidak dikehendaki dan mungkin sampai pada
tingkatan yang paling rendah. Positive reinforcement sebaiknya tidak
diberikan tepat saat perilaku yang tidak dikehendaki selesai dilakukan.

 Controling reinforcers for the behaviour that is to be decreased


(mengendalikan bala bantuan untuk perilaku yang harus dikurangi)
Reinforcers yang diberikan oleh orang lain atau oleh lingkungan fisik
dapat merusak proses extinction.

 The setting in which extinction is carried out (pengaturan dimana


kepunahan dilakukan)
Hal yang penting adalah mempertimbangkan setting dimana proses
extinction akan dilakukan, yaitu:

6
a. Meminimalkan pengaruh dari reinforcer alternative pada perilaku
yang akan dikurangi.
b. Memaksimalkan keberhasilan modifikasi perilaku melalui program
ini.

 Intruction: make use of rules (intruksi: memanfaatkan aturan)


Ada kemungkinan untuk memberikan penjelasan mengenai proses
extinction ini kepada individu yang bersangkutan sehingga dapat
mempercepat proses pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki. Namun
hal ini dapat menjadi sesuatu yang kompleks.

 Extinction is quicker after continous reinforcement (kepunahan lebih


cepat setelah penguatan terus-menerus)
Extinction akan lebih cepat setelah continous reinforcement (dimana
setiap respon mendapatkan reinforcer) dibandingkan jika extinction itu
diikuti dengan intermittent reinforcement (dimana respon mendapatkan
reinforcement hanya pada waktu tertentu / kadang-kadang). Perilaku yang
sulit dihilangkan dikenal dengan resistant to extinction.

 Behaviour being extinguished may get worse before it’s gets better
(perilaku yang padam bisa jadi lebih buruk sebelum menjadi lebih
baik)
Selama proses extinction, perilaku mungkin akan meningkat sebelum
mulai berkurang.

 Extinction may produce aggression that interferes with the program


(kepunahan dapat menghasilkan agresi yang mengganggu program)
Hal yang kurang menyenangkan dari proses extinction adalah terkadang
proses extinction menghasilkan sikap agresif. Namun, jika kita menyerah
pada munculnya sikap ini, program kita tidak akan berhasil.

7
 Extinguished behaviour may reapper after a delay (perilaku yang
padam dapat muncul kembali setelah penundaan)
Dikenal dengan spontanius recovery, dimana perilaku yang sudah hilang
tiba-tiba muncul kembali. Namun, biasanya frekuensinya jauh lebih sedikit
dibandingkan sebelum proses extinction, dan hal ini tidak menjadi masalah
yang besar (Reza Fahmi, 2011: 15-16).

2.4 Langkah-Langkah Teknik Extinction dalam Modifikasi Perilaku


1. Menyeleksi Perilaku yang Akan Dipunahkan
 Saat memilih perilaku, spesifiklah. Jangan harapkan perbaikan
besar-besaran terjadi sekaligus secara serentak.
 Ingatlah bahwa pada proses pemunahan berlangsung, perilaku
sering muncul lebih intesif sebelum akhirnya hilang, membuat
kondisi pemunahan memburuk lebih dulu sebelum akhirnya
membaik.
 Mempertimbangkan lingkup dimana perilaku muncul.
2. Pertimbangan-Pertimbangan Awal
 Jika memungkinkan, selalu catat seberapa sering perilaku yang tak
diingikan muncul sebelum memulai program pemunahan.
 Cobalah mengindentifikasi apakah penguat sesungguhnhya yang
sudah mendukung kemunculan perilaku yang tak diinginkan.
 Sejarah penguatan bagi perilaku tak diingikan tersebut dapat
memberi gambaran tentang seberapa lama waktu yang dibutuhkn
bagi program pemunahan.
 Identifikasi jumlah perilaku alternative yang diinginkan dimana
individu dapat terlibat.
3. Mengimplementasikan Rencana
 Memberitahukan individu yang bersangkutan tentang rencana yang
akan dilakukan sebelum memulai.
 Setelah memulai program tetap konsisten menahan penguatan bagi
perilaku yang tak diinginkan dan menguatkan perilaku alternative
yang diinginkan (Garry Martin & Joseph Pear, 2015: 118-120).

8
2.5 Contoh penerapan Teknik Extinction dalam modifikasi perilaku
 Penerapan positive routine dan graduated extinction untuk menurunkan
perilaku co-sleeping pada anak usia dini. Dimana pada kegiatan tersebut
anak dilatih tidur sendiri dan anak berhasil melakuan hal itu, ia juga
menunjukkan penurunan durasi sleep onset dan night waking. Terdapat
beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan ini positive routine yang
terbangun dengan baik sejak anak masih bayi, anak yang terbiasa
melakukan aktivitas fisik secara rutin, gaya pengasuhan orang tua, juga
penguasaan anak terhadap teknik relaksasi.
 Pengaruh teknik extinction terhadap penggunaan game online yang
berlebihan yang mengakibatkan perubahan sikap anak. Kegiatan ini
dilakukan secara teratur dan konsisten dengan awasan orang dan guru. Hal
ini akan terjadi jika ada keinginan dan kemauan anak ingin berubah.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan ini.
Langkah 1: Pre-test. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman tentang bahaya online game pada peserta didik sebelum
diberikan layanan atau treatmen.
Langkah 2: Proses pemberian layanan teknik Extinction dalam
mengurangi penggunaan online game pada peserta didik.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Extinction adalah pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki dengan


cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini
memperkuat perilaku tersebut. Ekstinsi adalah salah satu cara untuk
mengurangi proyekuensi perilaku yang tidak sesuai adalah memastikan perilaku
tersebut tidak diberi penguatan. Kepunahan dapat berlaku untuk perilaku yang
telah menerima penguatan positif atau negatif. Perilaku yang tidak diinginkan
juga dapat dikurangi dengan menggunakan metode extinction.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas extinction di


antaranya, kepunahan dikombinasikan dengan penguatan positif,
mengendalikan bala bantuan untuk perilaku yang harus dikurangi, pengaturan
dimana kepunahan dilakukan, intruksi: memanfaatkan aturan, kepunahan lebih
cepat setelah penguatan terus-menerus, perilaku yang padam bisa jadi lebih
buruk sebelum menjadi lebih baik, kepunahan dapat menghasilkan agresi yang
mengganggu program, perilaku yang padam dapat muncul kembali setelah
penundaan. Selain itu, terdapat juga kesalahan dalam penerapan Extinction serta
pedoman extinction juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran
Untuk pemahaman lebih lanjut maka penulis memberikan saran kepada
pembaca. Pembaca dapat meningkatkan pemahaman tentang extinction dengan
membaca buku dari berbagai sumber sebagai perbandingan dan
mengaplikasikan teori extinction dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
pedoman dalam penerapan extinction dan metode extinction agar perilaku yang
tidak diinginkan dapat dihilangkan sehingga dapat mengubah perilaku tersebut
sesuai dengan yang diharapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

MAYANTI, D. (2019). PENGARUH TEKNIK EXTINCTION TERHADAP


PENGGUNAAN ONLINE GAME YANG BERLEBIHAN PADA PESERTA
DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 SUNGAI ARE SUMATRA
SELATAN TAHUN AJARAN 2018/2019 (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).
Fahmi, R.(2011). Modifikasi Tingkah Laku. Padang: IAIN IMAM BONJOL.

Martin,G. & Pear, J. (2015). Modifikasi Perilaku Makna dan Penerapannya. Edisi
Kesepuluh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11
Rincian tugas masing - masing anggota kelompok :

1. Ni Made Riska Yanti


NIM : 2011061002 (01) : Membuat bab 2 pembahasan dan bab 3 penutup

2. Ni Kadek Dian Priani


NIM : 2011061004 (02) : Membuat Power Point

3. Nadiah Puteri Azizah


NIM : 2011061014 (05) : Membuat daftar isi, daftar pustaka dan mengisi
nomor halaman makalah

4. Theresia Ayu Wulandari


NIM : 2011061030 (09) : Membuat bab 2 pembahasan

5. Ni Luh Gede Tina Ekayani


NIM : 2011061038 (13) : Membuat cover, kata pengantar dan bab 1
pendahuluan makalah

Anda mungkin juga menyukai