TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lanjut Usia
a. Definisi
(Kemenkes RI, 2016). Menurut Fatimah, 2010 Lanjut usia adalah fase akhir
Menurut Aspiani, (2014) batasan umur lansia dini (55-64 tahun), Lansia
(65 tahun keatas), dan kelompok lansia resiko tinggi (70 tahun keatas).
3) Lanjut usia tua (old) yang risiko tinggi usia >70 tahun
c. Proses Menua
(Ratmini dan Arifin, 2011). Tahap dewasa merupakan tahapan dalam mencapai
titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh akan mulai menyusut
hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain sebab lanjut usia bukan suatu
prnyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu: Bayi, kanak-
kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung
jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi
penuaan, yaitu teori biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual.
11
1) Teori Biologis
dari lahir sampai meninggal. Teori biologis dalam proses menua mengacu
dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup (Maryam, 2008).
2) Teori Psikologis
pemutusan hubungan, teori aktivitas, dan teori kontinuitas (Potter & Perry,
kognitif, memori dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit
3) Teori Sosial
yaitu teori interaksi sosial (sosial exchange theory), teori penarikan diri
4) Teori Spritual
hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti
hidup.
12
Maryam dkk (2010), beberapa tipe pada usia lanjut bergantung pada
2) Tipe Mandiri
undangan.
4) Tipe Pasrah
5) Tipe Bigung
bertahan (defensif), tipe militan dan serius, tipe marah/ frustasi, dan tipe
putus asa.
1) Perubahan Fisiologis
a) Sistem Integumen
Terdapat banyak bintik dan lesi pada kulit. Bintik dengan bentuk
awalnya akan timbul pada punggung tangan dan lengan bagian bawah
asimetris karena adanya gigi yang hilang atau susunan gigi yang tidak
suara.
juga terjadi.
jadi kurang mampu membedakan antara rasa asin, manis, asam, dan
d) Perubahan Kardiovaskuler
berubah menjadi lebih tebal dan kaku, jantung serta arteri kehilangan
pertahun setelah usia 20. Dalam kondisi stress, baik curah jantung
(Fatimah, 2010).
e) Sistem gastrointestinal
f) Sistem genitourinaria
tubuh melalui urin darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan
meningkat.
menjadi meningkat, vesika urianaria ini pada pria dengan usia lanjut
retensi urin. Perubahan lain pada sistem genitourinaria yaitu pada pria
g) Sistem endokrin
h) Sistem muskuloskeletal
Perubahan pada sistem ini pada lanjut usia seperti pada pria
elastisitas vagina, penurunan sekresi vagina. Pada pria dam wanita juga
j) Sistem Neurologis
ukuran neuron pada sistem saraf. Akibat penurunan jumlah neuron ini,
18
hari, terjaga terlalu cepat, dan tidur siang berlebihan. Masalah ini
2) Perubahan Fungsional
tertinggi pada seluruh bidang adalah diet sehat dan seimbang, kegiatan
prilaku yang aman pada aktivitas harian (ADL). ADL adalah tanda
sebelum masa kehidupan masuk pada kondisi yang stabil pada tahap
4) Perubahan Psikososial
usia sesesorang, maka akan semakin banyak pula transisi dan kehilangan
Berikut ini adalah hal-hal yng akan terjadi pada masa pensiun.
mortality).
5) Perubahan Spiritual
2. Posbindu
a. Pengertian
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
berkesinambungan.
lintas sektor.
b. Tujuan Posbindu
untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
usia
usia
c. Sasaran
1) Sasaran langsung kelompok pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut usia (60-
69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >=
d. Waktu Penyelenggaran
dapat lebih dari satu kali dalam sebulan untuk kegiatan pengendalian faktor
Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja
2016) :
1) Kegiatan Promotif
2) Kegiatan Preventif
3) Kegiatan Kuratif
4) Kegiatan Rehabilitatif
setahun. Lansia dapat dikatakan aktif jika kehadirannya mencapai 70% atau ≥
puskesmas setempat dalam satu tahun ( Rusmin dkk, 2016 & Pertiwi, 2013).
dengan cara:
4) Menjalani pengobatan
(Ismawati, 2016).
penyelengaraannya.
4) Menerima, menangani, dan memberi umpan balik pada kasus rujukan dari
Posbindu.
i. Peran Kader
2) Tahap Pelaksanaan
penyuluhan
berikutnya.
27
a) Melakukan kunjungan rumah pada lansia yang tidak hadir pada hari
buka Posyandu.
Sehat (PHBS).
kader kesehatan yang sudah dilatih, dengan tenaga teknik adalah tenaga
1) Meja 1
2) Meja 2
3) Meja 3
4) Meja 4
5) Meja 5
a. Pengertian
Efikasi diri (self-efficacy) adalah keyakinan diri atau sikap percaya diri
mengarahkan pada seseorang pada hasil yang diharapkan (Yusuf & Nurihsan,
dimiliki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat
2012).
yang ada disekitarnya. Dalam situasi sulit, orang dengan efikasi diri yang
rendah mudah menyerah. Sementara orang dengan efikasi diri yang tinggi akan
berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada (Ghufron, 2010).
yang mereka curahkan dalam melakukan coping terhadap stres, berapa lama
mereka bertahan dalam hambatan, dan seberapa banyak stress dan rasa sakit
atau dari kombinasi empat sumber, yang mana pada setiap sumber, informasi
konsekuensi praktis.
tampaknya lebih banyak menurunkan self efficacy, terutama jika kita sadar
emosi yang tinggi atau tingkatan stress tinggi, self efficacy nya tidak
saja bagi self efficacy, khususnya bagi mereka yang memiliki ekspektasi
kesuksesan tinggi.
melihat kegagalan seorang rekan. Apabila orang lain tidak setara dengan
kita, pemodelan sosial hanya memberikan efek kecil saja bagi self efficacy.
sosial. Efek dari sumber ini agak terbatas namun, dalam kondisi yang
efek yang lebih kuat pada self efficacy dari pada sumber yang tidak
hanya jika aktifitas yang diperkuat termaktub dalam daftar perilaku yang
efficacy berkaitan erat dengan status dan otoritas pemberi nasihat. Status
disini tidak sama dengan otoritas. Sebuah persuasi sosial terbukti lebih
kerja individu.
Bandura (1997) dalam Ghufron (2014: 80), efikasi diri tiap individu
berbeda satu sama lain, hal ini berdasarkan tiga dimensi self efficacy, antara
lain:
maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugas yang mudah,
yang memiliki efikasi diri yang tinggi cendrung mengerjakan suatu tugas
tugas sebagai suatu ancaman yang harus mereka hindari. Mereka yang
bagi mereka. Individu seperti ini memiliki aspirasi yang rendah serta
komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang mereka pilih atau
mereka tetapkan.
yang memiliki efikasi diri tinggi dan rendah memiliki ciri-ciri sebagai
raguan, dan suka mencari situasi yang baru (Ghufron dkk, 2012).
(Permana, 2016).
34
Bandura (2008: 3-6) memaparkan proses self efficacy, antara lain proses
kognitif, proses motivasi, proses afektif dan proses seleksi. Berikut akan
1) Proses Kognitif
keyakinan akan memikirkan rencana dan banyak hal yang salah oleh
2) Proses Motivasi
3) Proses Afektif
mereka dalam mengatasi stres dan depresi dalam situasi yang sulit. Self
bahwa mereka dapat mengontrol diri, maka pola pikir mereka tidak akan
terganggu. Tapi orang yang yakin bahwa mereka tidak dapat mengontrol
semakin parah dengan khawatir bila sesuatu akan terjadi. Pemikiran sperti
itu akan menyusahkan dan merusak mereka. Dalam hal ini, self efficacy
hanya dipengaruhi oleh self efficacy tetapi juga dipengaruhi oleh pikiran
mereka.
36
4) Proses Seleksi
Orang adalah bagian dari produk lingkungan, oleh karena itu, self
berhasil pada tugas ketika mereka telah berhasil pada tugas tersebut atau
lain.
37
mungkin memiliki sifat self efficacy yang lebih besar ketika mereka
Keadaan stres juga dapat memberikan pengaruh yang negatif pada efikasi
6) Dukungan Sosial
7) Tingkat Pengetahuan
8) Tingkat Spritualitas
4. Hipertensi
a. Definisi
menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negra maju dan negara
diatas nilai normal, yaitu 140/90 mmHg (Triyanto, 2014), sementara menurut
WHO bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah di atas 160/95 mmHg.
Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi atau naik, adalah
seluruh tubuh. Tekanan darah diciptakan oleh kekuatan darah yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh jantung. Semakin tinggi
karena mungkin tidak memiliki tanda atau gejala peringatan. Untuk alasan ini,
sangat penting bahwa tekanan darah diukur secara teratur. Ketika gejalanya
muncul, mereka bisa termasuk sakit kepala di pagi hari, mimisan, irama
b. Klasifikasi Hipertensi
2016) :
lain.
(JNC 8) (2015) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi 4
Tabel 1
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIII
Tabel 2
Klasifikasi tekanan darah dari European Society of Hypertension (ESH)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 (dan) < 80
Normal 120-129 (dan/atau) 80-84
Normal tinggi 130-139 (dan/atau) 85-89
Derajat 1 hipertensi 140-159 (dan/atau) 90-99
Derajat 2 hipertensi 160-179 (dan/atau) 100-109
Derajat 3 hipertensi > 180 (dan/atau) > 110
Sistolik hipertensi
terisolasi > 140 (dan) < 90
jenis:
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi,
2) Hipertensi Sekunder
kasus tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh
tertentu (misalnya Pil KB). Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk
41
tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis.
1) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
atau tekanan darah diasistolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi Sistolik terisolasi: tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
c. Etiologi Hipertensi
a) Genetik
b) Ras
42
ketimbang ras lainnya, dan itu menimpa mereka diusia yang lebih
c) Jenis kelamin
e) Kurang olahraga
(Kowalski, 2010).
43
besar dari pada bukan perokok karena nikotin dalam rokok mampu
2) Hipertensi Sekunder
hipertensi.
1) Kelelahan
2) Keturunan
3) Stres
4) Proses penuaan
6) Sosial budaya.
memiliki tanda/ gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti
terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak
kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur,
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual, muntah
f) Epistaksi
g) Kesdaran menurun.
e. Penatalaksanaan
darah arteri pada atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk
penderita diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika
2) Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil,
dan peluang terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia
sebagai terapi lini pertama : diuretik dan penyekat beta (Smeltzer, 2013).
(Smeltzer, 2013).
1) Non Medikamentosa
hipertensi.
f. Komplikasi Hipertensi
47
ensefalopati.
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar
tentang suatu topik yang akan dibahas (Setiadi, 2013). Tujuan dari kerangka konsep
adalah mensitesa dan membimbing atau mengarahakan penelitian, serta panduan untuk
anlisis dan intervensi. Fungsi kritis dari kerangka konsep adalah menggambarkan
2014).
Skema 1.
Kerangka konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Keaktifan lansia mengikuti
Tingkat Self Efficacy
kegiatan posbindu
p a. Tinggi
a. Aktif
b. Rendah
b. Tidak
C. Hipotesis aktif
Penelitian
48