Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY. C USIA 1 JAM DENGAN BBLR
DI PUSKESMAS TODANAN

Untuk Memenuhi Persyaratan Target Praktik


Stage Kolaborasi Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh :
PITRIN EKO WAHYUNI
(P1337424820228)

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Kolaborasi Bayi Baru Lahir pada By. Ny. C
Usia 1 Jam dengan BBLR di Puskesmas Todanan. Telah diperiksa dan disahkan
pada :

Hari :
Tanggal :

Blora, Oktober 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

Endah Khoirul Q, Amd. Keb Pitrin Eko Wahyuni


NIP. 19820715 201704 2 004 NIM. P1337424820228

Mengetahui

Pembimbing Institusi

Dr. Sri Sumarni, M.Mid


NIP. 19730729 199803 001
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY. C USIA 1 JAM DENGAN BBLR
DI PUSKESMAS TODANAN

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 16 Oktober 2021
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : UPTD Puskesmas Todanan
A. DATA SUBJEKTIF
Biodata
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. C
Tanggal Lahir : 16 Oktober 2021
Jam : 10.00 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke- : 1 (satu)
b. Identitas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. C Nama : Tn. Y
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indoneisa Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pelemsengir 2/3 Alamat : Pelemsengir 2/3
1. Alasan masuk / Kunjungan
Ibu mengatakan bayi lahir di UPTD Puskesmas Todanan pada tanggal
16 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayimya tidak ada keluhan
3. Riwayat Antenatal
Kehamilan ke :
a. Riwayat ANC : teratur / tidak
Trimester I
Frekuensi :2x
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : mual
Terapi : B6, asam folat
Trimester II
Frekuensi :3x
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Fe 1x1, Kalk 1x1
Trimester III
Frekuensi :4x
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Fe 1x1, Kalk 1x1
b. Imunisasi TT : 3 x
TT 1 : catin
TT 2 : 1 bulan setelah catin
TT 3 : Juni 2021
TT 4 :-
TT 5 :-
c. BB sebelum hamil : 49 kg
d. BB saat ini : 55 kg
e. Kenaikan BB selama hamil : 6 kg
f. Kebiasaan ibu yang merugikan (merokok, minum alkohol, dll) :
Ibu mengatakan tidak punya kebiasaan yang mengganggu
kesehatan seperti merokok, minum jamu, atau minuman
beralkohol.
4. Riwayat Intranatal
a. Lahir tanggal : 16 Oktober 2021, jam : 10.00 WIB
b. Usia gestasi : 38 minggu
c. Jenis persalinan : Normal, spontan, pervaginam
d. Penolong/tempat : Bidan
e. Komplikasi
Ibu (Hipertensi, partus lama, infeksi, KPD, perdarahan) :
Ibu mengalami KPD
Janin (prematur, malposisi, gawat janin, prolaps tali pusat) :
Janin ibu lahir dengan BBLR
f. Air ketuban : Jernih
g. Plasenta : Lengkap
Lahir : spontan
Ukuran/Berat : ± 500 gram
Tali pusat : panjang ± 50 cm, insersi : sentralis
Kelainan : tidak ada kelaianan
h. Lama persalinan
Kala I : 8 jam, perdarahan 20 cc
Kala II : 35 menit, perdarahan 150 cc
Kala III : 10 menit, perdarahan 50 cc
Kala IV : 2 jam, perdarahan 50 cc
5. Riwayat Kesehatan
a. Faktor genetik (kelainan bawaan/syndrome genetik)
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai kelainan genetik, kelainan bawaan,
maupun sindrom genetik.
b. Faktor maternal (penyakit jantung, ginjal, asma, hipertensi)
Ibu mengatakan baik dirinya maupun keluarganya dan suami tidak
punya penyakit menurun seperti diabetes dan hipertensi, menular
seperti TBC, maupun menahun seperti penyakit ginjal.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
S : 36,4 °C
N : 135 x/menit
R : 44 x/menit
Antropometri :
PB : 46 cm
BB : 2300 gram
LD : 31 cm
LK : 30 cm
APGAR Score
Waktu
No Aspek yang Dinilai
1 menit 5 menit 10 menit

1 Pernafasan 2 2 2

2 Denyut jantung 2 2 2

3 Reaksi terhadap rangsang 1 1 2

4 Tonus otot 1 2 2

5 Warna kulit 2 2 2
Jumlah 8 9 10

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : Mesocephal
UUB : Belum menutup
UUK : Belum menutup
Cephal hematoma : (-)
Caput sucedaneum : (-)
Rambut : Distribusi merata
Muka : Simetris, tidak pucat
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih, tidak ada tanda infeksi
Hidung : Lubang hidung simetris, tidak atresia
koana, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Bibir simetris, tidak ada labioskisis,
palatoskisis, maupun labiopalatoskisis.
Telinga : Simetris, ada lubang telinga, daun telinga
sudah terbentuk sempurna
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena
jugularis, maupun kelenjar tyroid, tidak ada
trauma
c. Dada
Bentuk : Simetris
Puting : Sudah ada
Gerakan : Tidak ada retraksi dinding dada
Jantung : Lub dub
Paru-paru : Vesikuler
d. Abdomen
Bentuk : Simetris, normal, tidak ada kelainan seperti
omfalokel
Dinding perut : Tidak ada tarikan
Tali pusat : Normal, terlihat segar, tidak ada
perdarahan
Palpasi : Tidak ada massa atau benjolan
e. Ekstremitas atas : Simetris, sirkulasi darah baik, geraka aktif,
jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan
seperti polidaktili, sidaktili, maupun
andaktili
f. Ekstremitas bawah : Simetris, sirkulasi darah baik, geraka aktif,
jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan
seperti polidaktili, sidaktili, maupun
andaktili, garis-garis plantar kaki sudah ada
g. Genetalia
Laki-laki/ : Laki-laki, testis sudah turun ke skrotum,
ada lubang pada ujung penis, tidak ada
kelainan
BAK : (+)
h. Anus : Lubang anus (+), tidak atresia ani
Mekonium : (+)
i. Punggung : Normal, tidak ada spina bifida, tidak ada
pembengkakan
j. Kulit : kemerahan, tidak ada tanda lahir, ada
sedikit lanugo, terdapat vernix caseosa,
tidak mengelupas, lembab, hangat
3. Reflek
a. Moro : (+)
b. Rooting : (+)
c. Sucking : (+)
d. Tonic neck : (-)
e. Graps : (+)

II.
III.
IV. ANALISA DATA
A. Diagnosa
By. Ny. C bayi baru lahir usia 1 jam dengan BBLR
B. Masalah
Hipotermi
C. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter

V. PELAKSANAAN
Tanggal : 16 Oktober 2021
Jam : 11.15 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga agar ibu mengetahui
kondisi bayinya, sehingga ibu dan keluarga tidak merasa khawatir dengan
keadaan bayinya.
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui kondisi bayinya dan merasa
khawatir
2. Menjaga kehangatan bayi dengan memasang lampu sorot ke bayi dan
dilakukan IMD
Hasil : Bayi telah dijaga kehangatannya sudah IMD selama 1 jam.
3. Mengajarkan ibu atau keluarga untuk melakukan teknik kanguru bertujuan
agar bayi tetap terjaga kehangatannya dengan meletakkan bayi ke dada ibu
(skin to skin).
Hasil : Suami telah bisa melakukan teknik kanguru.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, apabila pakaian bayi
basah segera diganti yang kering agar bayi tidak mengalami kehilangan panas
secara evaporasi atau penguapan sehingga bayi tetap dalam suhu tubuh yang
stabil.
Hasil :Ibu bersedia mengganti pakaian bayi yang basah.
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar sehingga ibu tidak kelelahan
karena posisi yang tidak nyaman, mencegah terjadinya lecet pada putting susu
ibu, produksi ASI lancar dan cukup, nutrisi bayi terpenuhi, dan bayi tidak
rewel.
Hasil : Ibu telah bisa melakukan teknik menyusui yang benar.
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin, bangunkan bayi
apabila bayi tidur lebih dari 2 jam agar bayi tercukupi pemenuhan nutrisinya
dan mencegah terjadinya kuning pada bayi.
Hasil : Ibu bersedia memberikan bayi ASI sesering mungkin.
7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya hingga 6
bulan agar bayi tidak rentan terhadap penyakit dan meningkatkan daya tahan
tubuh bayi.
Hasil :Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
8. Memberitahu ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
meliputi bayi demam tinggi, mulut bayi mencucu, tidak mau menyusu, dingin
pada tangan dan kaki bayi, bayi tampak biru atau pucat, bayi mengalami
kejang.
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tanda bahaya pada bayi
9. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan pada buku KIA
Hasil : Telah didokumentasikan asuhan yang telah diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN I

Hari/ Tanggal Catatan Perkembangan


19 Oktober S : Ibu mengatakan dirinya dan bayinya sehat
2021
Jam 15.00 O: Keadaan umum : baik
WIB Tanda-tanda vital :
Tempat : S : 36,6°C
Rumah By. N : 140 x/menit
Ny. C R : 40 x/menit
Antropometri :
PB : 46 cm
BB : 2500 gram
LD : 33 cm
LK : 31 cm

By. Ny. C bayi batu lahir usia 3 hari fisiologis

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan


ayah bayi
Hasil : bayi dalam keadaan normal dan tidak
A: ada tanda bahaya bayi baru lahir
2. Menjaga kehangatan bayi
Hasil : Bayi diselimuti dan diberikan topi
P : 3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI
eksklusif untuk bayi
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan
4. Memberikan KIE pada ibu dan ayah bayi
tentang perawatan bayi di rumah
Hasil : Ibu dan ayah bayi mengerti dan dapat
menjelaskan kembali tentang KIE yang
diberikan bidan
5. Memberitahu bahwa akan diadakan kunjungan
ulang kerumah 4 hari lagi atau ibu dapat segera
menghubungi bidan apabila terdapat keluhan
Hasil : Ibu bersedia melakukan yang dianjurkan
bidan
6. Mendokumentasikan asuhan yang telah
diberikan
Hasil: Telah didokumentasikan asuhan yang
telah diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN II

Hari/ Tanggal Catatan Perkembangan


23 Oktober S : Ibu mengatakan dirinya dan bayinya sehat
2021
Jam 14.00 O: Keadaan umum : baik
WIB Tanda-tanda vital :
Tempat : S : 36,8°C
Rumah By. N : 136 x/menit
Ny. C R : 42 x/menit
Antropometri :
PB : 46 cm
BB : 2600 gram
LD : 33 cm
LK : 31 cm

By. Ny. C bayi batu lahir usia 7 hari fisiologis

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan


ayah bayi
Hasil : Bayi dalam keadaan normal dan tidak
A: ada tanda bahaya bayi baru lahir
2. Menjaga kehangatan bayi
Hasil : Bayi diselimuti dan diberikan topi
P: 3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI
eksklusif untuk bayi
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan
4. Memberikan KIE pada ibu dan ayah bayi
tentang imunisasi dasar
Hasil : Ibu dan ayah bayi mengerti dan dapat
menjelaskan kembali tentang KIE yang
diberikan bidan
5. Mendokumentasikan asuhan yang telah
diberikan
Hasil: Telah didokumentasikan asuhan yang
telah diberikan
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian asuhan kebidanan pada masa nifas yang telah
dilakukan pada By. Ny. C dari pengkajian data subjektif dan objektif
didapatkan diagnosis By. Ny. C umur 1 jam dengan BBLR. Penatalaksanaan
asuhan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada masa nifas yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, mengajarkan cara merawat
menjaga kehangatan bayi dengan melakukan teknik kanguru, menganjurkan
ibu untuk sesering mungkin member ASI ke bayinya, mengajarkan ibu cara
melakukan perawatan tali pusat, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif ke bayinya hingga 6 bulan, memberitahu ibu tanda-tanda bahaya
bayi baru lahir, dan menganjurkan kunjungan ulang. Bayi dilakukan
kolaborasi dengan dokter.
Terkait asuhan yang dilakukan pada By Ny. C, penulis tertarik untuk
membahas dua topik masalah yaitu bayi baru lahir dengan BBLR dan
kekhawatiran ibu terhadap cara melakukan perawatan pada bayinya.

B. Urutan Prioritas Masalah


Dari ke dua topik asuhan yang telah ditentukan, penulis melakukan
analisis urgensi masalah dengan menggunakan metode USG yakni:
1. Urgency (dilihat dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidaknya
masalah tersebut diselesaikan).
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah).
3. Growth (tingkat perkembangan masalah).
Berdasarkan penilaian dengan menggunakan skala likert yakni poin 1
(sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), dan 5 (sangat besar)
ditemukan hasil penilaian sebagai berikut.
U S G
Masalah Total
(Urgency) (Seriousness) (Growth)

BBLR 5 4 4 13

Kekhawatiran ibu
terhadap cara
melakukan 4 4 3 11
perawatan pada
bayinya

C. Analisis Penyebab Masalah


1. BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya kurang dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2020). BBLR adalah
bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gastasi berat lahir yaitu bayi yang di timbang dalam 1 jam setelah bayi
lahir (Marmi, 2012). Bayi Berat Badan Rendah adalah bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram (Walyani, 2015). Bayi BBLR adalah
bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (Kurniarum, 2016)
Menurut (Prawirohardjo, 2020) tanda dan gejala dari bayi berat
badan rendah adalah :
a. Sebelum lahir
1) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
2) Pergerakan janin lebih lambat.
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang
seharusnya.
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
2) Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
3) Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan
intra uterine.
4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya (Tando, 2015).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Indrasari, 2012) faktor-
faktor penyebab bayi mengalami BBLR yaitu faktor usia, paritas, jarak
kehamilan, riwayat melahirkan BBLR, penyakit yang dimiliki ibu,
komplikasi yang disebabkan kehamilan ibu, jumlah janin yang
dikandung, dengan faktor yang paling dominan adalah riwayat BBLR.
Ibu dengan riwayat persalinan BBLR, mempunyai resiko 4,7 kali lebih
besar untuk terjadi berat badan lahir rendah (BBLR) dibanding ibu yang
tidak mempunyai riwayat persalinan BBLR.
Faktor usia dan paritas sangat berpengaruh dengan kejadian BBLR.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khoiriah, 2017) yang berjudul Hubungan
Antara Usia dan Paritas Ibu Bersalin dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang mendapatkan
hasil bahwa pengaruh usia ibu terhadap kejadian BBLR merupakan
faktor resiko tinggi, karena wanita yang hamil usia dibawah 20 tahun
perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum
optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannnya belum cukup matang
sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi
kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Sedangkan
kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, mengingat mulai
usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak, dan
penyakit degeneratif lainnya. Dalam peroses persalinan sendiri,
kehamilan diusia 35 tahun ke atas akan menghadapi kesulitan akibat
lemahnya kontraksi rahim serta timbul kelainan pada tulang panggul
tengah. Pengaruh paritas terhadap kejadian BBLR yaitu ibu yang pernah
melahirkan anak lebih dari tiga kali beresiko melahirkan bayi BBLR, hal
ini di karenakan keadaan rahim biasanya sudah lemah dikarenakan oleh
alat-alat reproduksi yang sudah menurun sehingga sel-sel otot mulai
melemah dan bagian tubuh lainnya sudah menurun sehingga dapat
menyebabkan dan meningkatkan kejadian BBLR. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor resiko tinggi penyebab
BBLR, dimana ibu dengan paritas >3 anak akan beresiko 2 kali
melahirkan BBLR.
Pada segi urgency bayi dengan BBLR mendapat poin 5
dikarenakan akan menimbulkan risiko terjadinya hipotermi. Pada segi
seriousness dan growth mendapat poin 4. Menurut analisis dan
pengkajian masalah dengan metode fishbone, ditemukan beberapa akar
permasalahan diantaranya:

Methods Man

Prosedur penatalaksanaan
Pengetahuan dan
kesadaran ibu
mengenai pentingnya
menjaga melakukan
perawatan pada bayi
BBLR
BBLR

Pengaruh tenakes,
dukungan keluarga
Fasilitas kesehatan,
sumber informasi

Material Environment

2. Kekhawatiran ibu terhadapnya cara melakukan perawatan pada bayinya


Pada pengkajian data subjektif didapatkan masalah yaitu Ny. C
merasa khawatir terhadap kondisi bayinya. Secara subjektif penderita
kecemasan selalu mengeluh adanya gelisah, tangan selalu dikepal atau
digosokkan, jalan mondar-mandir. Kecemasan dapat menyebabkan
fungsi tidur penderita terganggu, sukar konsentrasi, hilangnya daya
ingat, tiadanya minat terhadap lingkungan, tiada kegembiraan, mudah
marah dan tidur.
Pada segi urgency kekhawatiran ibu terhadap bayinya mendapat
poin 4 dikarenakanakan menimbulkan gelisah yang berlebihan. Pada segi
seriousness smendapat poin 4 dan growth mendapat poin 3. Menurut
analisis dan pengkajian masalah dengan metode fishbone, ditemukan
beberapa akar permasalahan diantaranya:

Methods Man

Gagalnya saraf otak


mengontrol emosi dan takut,
metode pemberian informasi
Pengalaman, pendidikan
yang rendah, pengetahuan
yang salah

Kekhawatiran ibu
terhadap cara
melakukan
perawatan bayinya

Dukungan Tenakes,
teman sebaya keluarga,
Minimnya sumber lingkungan sekitar,
informasi, media kurang

Material Environment

Ketakutan dan kecemasan merupakan masalah yang


membutuhkan pengkajian yang lebih jauh dan perlu suatu perencanaan
untuk mengatasinya. Kebutuhan yang mungkin diperlukan pada kasus
ini yaitu memberikan informasi tentang keadaan yang dialami ibu dan
motivasi ibu untuk tidak terlalu cemas dengan keadaannya (Varney,
2012). Bidan perlu memberikan dukungan fisik, psiko, sosial, dan
spiritual kepada pasien dan keluarga.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


1. BBLR
Dari kerangka fishbone di atas, ditemukan salah satu akar
permasalahan ialah prosedur penatalaksanaan. Oleh karena itu, alternatif
pemecahan masalahnya adalah menjaga kehangatan bayi, memberikan
ASI sesering mungkin pada bayinya, memperhatikan tanda-tanda bahaya
pada bayi baru lahir.
Penatalaksanaan yang dilakukan penulis adalah mengajarkan
metode kanguru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Silvia,
Yelmi Reni Putri, 2015) peningkatan berat badan bayi dengan perawatan
metode kanguru meningkat 19.3 gram per hari, sedangkan pada bayi
yang mendapatkan perlakuan metode konvensional meningkat 10,44
gram per hari. Jika dibandingkan peningkatan berat badan bayi dengan
perawatan metode kanguru yang dilakukan peneliti hasilnya lebih tinggi
yaitu sebesar 28,30 gram per hari. Perkembangan bayi dengan berat
badan kurang dari 1500 gram dengan metode kanguru sebagai pengganti
inkubator. Perawatan metode kanguru hasilnya lebih baik dalam
mempertahankan suhu optimal serta kenaikan berat badan.
Pemberian nutrisi untuk bayi dengan berat badan rendah yaitu
dengan memberikan ASI secara on demand dan secara eksklusif. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi angka kejadian stunting. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh (Fitri, 2018) bahwa hasil penelitian memperlihatkan
bahwa ada hubungan antara ASI eksklusif dengan stunting pada balita
bahwa resiko menjadi stunting 4 kali lebih tinggi pada balita yang tidak
diberikan ASI eksklusif.
2. Kekhawatiran ibu
Dari kerangka fishbone di atas, ditemukan salah satu akar
permasalahan ialahnya minimnya sumber informasi tentang cara merawat
bayi dan cara menjaga kehangatan bayi. Oleh karena itu, alternatif
pemecahan masalahnya yaitu memberikan informasi tentang cara
melakukan perawatan dan cara menjaga kehangatan bayinya untuk tidak
terlalu cemas atau khawatir dengan keadaan bayinya.
Pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi BBLR sangat
berpengaruh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Humaira & Rifdi, 2019) bahwa pengetahuan ini membentuk sebuah
pemahaman salah satu pemahaman benar nantinya dapat berpengaruh
pada perilaku seseorang. Jadi semakin baik tingkat pengetahuan ibu
dalam melakukan perawatan bayi BBLR maka akan baik pula sikap dan
perilaku seseorang tersebut. Dukungan suami berupa dukungan support,
motovasi, perhatian, kepercayaan dan cinta sehingga informan merasa
nyaman untuk bersemangat untuk mendampingi perawatan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, L. (2018). Hubungan Bblr Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di
Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance, 3(1), 131.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.1767

Humaira, B., & Rifdi, F. (2019). Bblr Di Rumah Sakitdr Ahmad Muchtar
Bukittinggi Tahun 2018. 1(2), 76–84.

Indrasari, N. (2012). Faktor Resiko Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Jurnal Keperawatan, 8(2), 114–123. https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/152

Khoiriah, A. (2017). Hubungan Antara Usia Ibu dan Paritas Ibu Bersalin dengan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RS. Siti Khadijah Palembang. Jurnal
Kesehatan, 8(2), 310–314. http://dx.doi.org/10.35842/jkry.v5i2.201

Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.


Pusdik SDM Kesehatan BPPSDMK.

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka Pelajar.

Prawirohardjo, S. (2020). Ilmu kebidanan (4th ed.). Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Silvia, Yelmi Reni Putri, E. G. (2015). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru


Terhadap Perubahan Berat Badan Bayi Lahir Rendah. Jurnal Ipteks Terapan,
1, 11–19.

Tando, N. M. (2015). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan AnakAsuhan


Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak. CV Trans Info Media.

Walyani, E. S. & E. P. (2015). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru


Lahir. Pustaka Baru Pers.

Anda mungkin juga menyukai