Anda di halaman 1dari 4

Nama : Albert Matondang Kelas : ADP-A/2020

Nim : 7203144009 Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik

1. Buatlah peta konsep tentang gambaran Tuhan menurut para ahli!


2. Gambarkan kemutlakan manusia membutuhkan Tuhan dalam membangun eksistensi!
Jawaban :
 Iman memiliki motivasi untuk menempatkan Tuhan sebagai tumpuan untuk mencapai
eksistensi. Eksistensi, seperti dikatakan Karl Jaspers tidak dapat dicapai dalam realitas
diri (dasein) dan semua yang hal yang berada pada level yang sama (Jaspers, 1970a).
Manusia, karena terbelenggu dalam berbagai sutuasi batas, baik pada lingkup umum,
seperti nasip; maupun pada lingkup khusus, seperti perjuangan, kegagalan, penderitaan
dan terutama kematian, tidak dapat meraih eksistensi secara penuh selama hidupnya
(Jaspers, 1970a). Eksistensi, menurut Karl Jaspers hanya dapat diperoleh dalam Tuhan
yang disebut Jaspers sebagai Transendensi (Jaspers, 1971). Eksistensi dapat dicapai
apabila orang berdiri di hadapan Tuhan. Setiap eksistensi, kata Jaspers terarah kepada
Transendensi. Jaspers, dengan mengacu pada Kierkegaard menegaskan bahwa existence
is that which relates to it self and there in to its transcendence (Wildermuth, 2007).
Eksistensi berhubungan dengan diri sendiri dan dalam diri sendiri untuk bertransendensi.
Berpijak pada pemikiran ini, Jaspers dengan merujuk pada Kierkegaard menegaskan
bahwa situasi batas harus menjadi
 Tuhan menjadi tumpuan eksistensi karena dalam Tuhan terdapat ketidakterbatasan dan
kesempurnaan. Eksistensi tidak dapat dicapai dalam sesuatu yang terbatas. Keterbatasan
manusia hanya dapat dipenuhi oleh yang tidak terbatas. Ketidakterbatasan itu hanya
dimiliki oleh Tuhan, sehingga setiap orang yang hendak bereksistensi harus melompat
kepada Tuhan. Dengan kata lain eksistensi hanya dapat dicapai dengan mengimani
Tuhan. Dengan beriman atau melompat kepada Tuhan, manusia mengambil bagian dalam
ketidakterbatasan Tuhan.
 Alkitab menggambarkan karya agung Allah dalam dua bagian besar, yakni karya
penciptaan dan karya penyelamatan. Karya penciptaan seperti dilukiskan dalam Alkitab
kejadian menggambarkan Allah sebagai pencipta semesta alam termasuk manusia;
sedangkan karya penyelamatan menggambarkan Allah ysng terus menerus dengan
berbagai cara menyelamatkan manusia dari dosa, supaya kembali kepada persekutuan
dengan Allah. Kehidupan hanya dapat berlangsung dan keselamatan dapat terjadi hanya
dalam persekutuan dengan Allah, dengan demikian menegaskan Allah sebagai tumpuan
seluruh eksistensi manusia
 Manusia membutuhkan Allah karena manusia membutuhkan keselamatan. Keselamatan
memang bisa didapat dari mana saja, tapu yang paling sempurna hanya
dari Allah. manusia adalah makhluk ciptaan yg lemah dan terbatas,manusia akan
mengalami yg namanya ketakutan,kesusahan,menyerah&kematian maka dari itu ia
membutuhkan sesuatu yg mampu melindunginya dan menuntunnya kembali ketika suatu
saat nanti ia menyerah dan rapuh.ia tidak bisa hanya mengandalkan materi
dan manusia lain. Dia menolong kita mengubah kehidupan kita, menghadapi tantangan-
tantangan kita, dan maju terus dengan iman sewaktu kita melakukan perjalanan kembali
kepada-Nya dan Bapa-Nya

3. Gambarkan manusia memperoleh eksistensi dalam transendensi!


Jawaban :
 Semua usaha manusia memang berakhir dengan batas-batas, namun di atas batas-batas
pencapaian ada Transendensi yang memberi kemungkinan bagi manusia untuk
bereksistensi. Relasi dengan Transendensi akan memungkinkan manusia memperoleh
kesadaran tentang asal dasariah eksistensi, keterbukaan dunia, serta anugerah kebebasan
untuk mem-bangun momen bersejarah. Maka, bereksistensi berarti berani mengambil
keputusan yang menentukan hidup. Jika manusia tidak berani mengambil keputusan,
maka ia tidak bisa dikatakan bereksistensi dalam arti yang sebenarnya. Pada intinya,
eksistensi manusia tidak dapat dipahami jika dilepaskan dari arah transendetasi (Tuhan).
 Gambaran tentang Transendensi Allah mulai Nampak jelas setelah periode manusia jatuh
dalam dosa. Perjanjian lama melukiskan kepapaan manusia akibat kecemaran yang
disebabkan dosa Adam. Ketrasendensian membawa gambaran Allah yang kuat dan
dasyat, sehingga dalam kondiisi keafanaan, manusia tidak dapat menggapai, bahkan tidak
dapat bertahan di hadapannya. Perjumpaan langsung dengan Tuhan akan menyebabkan
kebinasaan

4. Gambarkan bagaimana Tuhan menghadirkan diri atau mewahyukan diri secara kodrati
dan adi kodrati. Bagaimana pendapat para filsuf, bagaimana pendapat Gereja?  dan
bagaimana kita sekarang dapat mengalami Tuhan dan menemukan eksistensi hidup?
Jawaban :
 Tuhan mewahyukan Diri secara penuh dengan mengutus Putera-Nya sendiri;
di dalam Dia Ia mengadakan perjanjian untuk selama-lamanya. Kristus adalah Sabda
Bapa yang definitif, sehingga sesudah Dia tidak akan ada wahyu lain lagi. Allah
menyatakan diri kepada manusia dalam pertemuan pribadi. Dalam pertemuan itu,Allah
tidak hanya memperkenalkan diri-Nya saja, tetapi juga menyingkapkan kepada
manusiarencana keselamatan-Nya. Wahyu Allah bukan informasi, melainkan komunikasi
yangmengundang partisipasi. Manusia diajak bertemu dengan Allah dan hidup dalam
kesatuandengan-Nya, Hubungan pribadi dengan Allah itulah intisari wahyu. Dan itu
terjadi bertahap-tahap, langkah demi langkah.
 Pernyataan diri-Nya secara kodrati memungkinkan kita mengenal-Nya dengan akal budi
kita, yang dapat menangkap melalui tanda-tanda dan aktivitas alam semesta. Kitab Suci
menyebutkan tentang wahyu kodrati ini dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Pernyataan diri Allah secara adikodrati adalah melalui Wahyu Ilahi. Wahyu Ilahi
adalah Pernyataan diri Allah kepada manusia tentang apa yang harus kita ketahui tentang
Dia dan kehendak-Nya tentang kita, dan bagaimana kita harus menyembah-Nya.Disebut
Wahyu Ilahi, karena berasal dari Allah, dan mengarahkan kita untuk menjadi milik-Nya.
Sejak dulu Tuhan merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, sebab dari Dia segala
sesuatu tercipta. Manusia selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan diri-Nya agar
selalu mendapat berkah dan keselamatan. Untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan
Tuhan maka manusia itu kemudian membentuk sebuah aturan-aturan yang pada akhirnya
menjadi sebuah agama. Dan dari agama itulah kemudian manusia menjadikan pemujaan
kepada Tuhan merupakan sesuatu yang sangat disakralkan sehingga terjadi serangkaian
ritual yang memiliki makna sebagai penghubung antara manusia dan Tuhan. Relasi
primordial antara manusia dan Tuhan sudah terjadi sejak manusia berada dalam alam roh.
Sehingga semua manusia memiliki fitrahnya, yaitu sebagai manusia yang beragama dan
bertuhan

Anda mungkin juga menyukai