4. Gambarkan bagaimana Tuhan menghadirkan diri atau mewahyukan diri secara kodrati
dan adi kodrati. Bagaimana pendapat para filsuf, bagaimana pendapat Gereja? dan
bagaimana kita sekarang dapat mengalami Tuhan dan menemukan eksistensi hidup?
Jawaban :
Tuhan mewahyukan Diri secara penuh dengan mengutus Putera-Nya sendiri;
di dalam Dia Ia mengadakan perjanjian untuk selama-lamanya. Kristus adalah Sabda
Bapa yang definitif, sehingga sesudah Dia tidak akan ada wahyu lain lagi. Allah
menyatakan diri kepada manusia dalam pertemuan pribadi. Dalam pertemuan itu,Allah
tidak hanya memperkenalkan diri-Nya saja, tetapi juga menyingkapkan kepada
manusiarencana keselamatan-Nya. Wahyu Allah bukan informasi, melainkan komunikasi
yangmengundang partisipasi. Manusia diajak bertemu dengan Allah dan hidup dalam
kesatuandengan-Nya, Hubungan pribadi dengan Allah itulah intisari wahyu. Dan itu
terjadi bertahap-tahap, langkah demi langkah.
Pernyataan diri-Nya secara kodrati memungkinkan kita mengenal-Nya dengan akal budi
kita, yang dapat menangkap melalui tanda-tanda dan aktivitas alam semesta. Kitab Suci
menyebutkan tentang wahyu kodrati ini dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Pernyataan diri Allah secara adikodrati adalah melalui Wahyu Ilahi. Wahyu Ilahi
adalah Pernyataan diri Allah kepada manusia tentang apa yang harus kita ketahui tentang
Dia dan kehendak-Nya tentang kita, dan bagaimana kita harus menyembah-Nya.Disebut
Wahyu Ilahi, karena berasal dari Allah, dan mengarahkan kita untuk menjadi milik-Nya.
Sejak dulu Tuhan merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, sebab dari Dia segala
sesuatu tercipta. Manusia selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan diri-Nya agar
selalu mendapat berkah dan keselamatan. Untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan
Tuhan maka manusia itu kemudian membentuk sebuah aturan-aturan yang pada akhirnya
menjadi sebuah agama. Dan dari agama itulah kemudian manusia menjadikan pemujaan
kepada Tuhan merupakan sesuatu yang sangat disakralkan sehingga terjadi serangkaian
ritual yang memiliki makna sebagai penghubung antara manusia dan Tuhan. Relasi
primordial antara manusia dan Tuhan sudah terjadi sejak manusia berada dalam alam roh.
Sehingga semua manusia memiliki fitrahnya, yaitu sebagai manusia yang beragama dan
bertuhan