Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU:
Suri Handayani,DMK,S.Psi,M.Psi

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
ANGGI SEPTIANI NST
5203144017
A/2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah CBR. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah CBR ini.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah CBR dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, April 2021

Anggi septiani nst


5203144017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang……………………………………………….
II. Manfaat……………………………………………………..
III. Tujuan……………………………………………………..
IV. Identitas Buku…………………………………………….
BAB II RINGKASAN
I. ISI BUKU …………………………………………….. ……
BAB III PEMBAHASAN
I. KEKURANGAN BUKU…………………………………
II. KELEBIHAN BUKU……………………………………...
BAB IV PENUTUP
I. Kesimpulan………………………………………………….
II. Saran ………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

I.Latar Belakang
Critical Book Report adalah salah satu cara mengkritik suatu buku untuk mengkritik suatu
buku untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang dikritik.
II.Manfaat
Critical book report bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis mengenai
Psikologi Pendidikan.
III.Tujuan
Adapun tujuan Critical Book Report ini adalah untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam
menilai buku dan untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Pendidikan.

IV.Identitas Buku
BUKU I
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. H. Djaali
ISBN : ISBN (13) 978-979-010-002-2
ISBN (10) 979-010-002-7
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tahun, Kota Terbit : 2009, Jakarta
Jumlah Hlm : 138

BUKU II
Judul : PSIKOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS ANALISIS EMPIRIS
APLIKATIF
Penulis : Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si.
ISBN : 978-602-8730-11-2

Kota, Tahun Terbit : 2010, Jakarta


Penerbit : KENCANA
Banyak Halaman : xii + 318 hlm
BAB II
RINGKASAN

 BUKU I

BAB 1
KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan (ability) dan
aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar, intelegensia, dan
bakart, sedangkan aspek kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap
dan motivasi. Ilmu tentang kepribadian cakupannya sangat luas, yang pada perkembangannya teori
ini sudah sangat maju dalam pengenalan lebih luas tentang kepribadian manusia. Kepribadian
sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian sangat berkaitan erat dengan pola
penerimaan lingkungan social terhadap seseorang. Jika terdapat kesesuaian antara kepribadian
yang dimiliki dengan lingungan social, akan terjadi keseimbangan diantara keduanya, sebaliknya
jika terjadi ketidaksesuaian ai antara keduanya, maka akan timbul akibat yaitu orang tersebut akan
mencari lingkungan social yang sesuai atau akan mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan
sosialnya.

A. PENGERTIAN UMUM
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat untuk
menyembunyikan identitas diri. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa kepribadian adalah kesan
yang diberikan kepada orang lain yang diperoleh dari apayang dipikir, dirasakan, dan diperbuat
yang terungkap melalui perilaku. G.W.Allport mengatakan bahwa pribadi adalah organisasi
(susunan) dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya
yang unik terhadap lingkungan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Bruce Perry menemukan bukti
bahwa perilaku buruk juga disebabkan oleh perubahan struktur dan kerja pada otak. Sebagai
organisasi yang dinamis, artinya kepribadian itu dapat berubah-ubah dan antarberbagai komponen
kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan,
dan motif) memiliki hubungan yang erat. Kita dapat melihat bahwa kepribadian memiliki arti yang
sangat khas dan kompleks, karena mengacu kepada suatu proses yang dapat dilakukan manusia
sejak kecil hingga dewasa. Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan
konsep diri orang.

B. KELOMPOK TEORI KEPRIBADIAN


Beberapa tipe kepribadian akan dikemukakan berikut ini, dibatasi oleh pendapat yang dianggap
cukup banyak diperbincangkan oleh para ahli:
1. Type Theory
Tokohnya adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon yang menyatakan 4 tempramen
manusia yaitu:
 Sanguine dengan kekuatan pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang aktif, giat, dan
atletis
 Choleric dengan kekuatan pengaruh zat empedu kuning dicirikan dengan temperamen suka
marah
 Melankolik dengan kekuatan pengaruh zatempedu hitam dicirikan dengan mudah depresi
atau sedih
 Plegmatik dengan kekuatan pengaruh cairan lender dengan cepat lelah dan malas
2. Trait Theory
Tokohnya adalah Gordon Allport dan R.B.Cattell mengklasifikasikan sifat berdasarkan 4tipe,
yaitu:
 Common versus unique, artinya terdapat sifat-sifat umum yang dimiliki oleh semua orang
dan orang yang memiliki sifat khusus dan tidak dimiliki orang lain
 Surface versus source, artinya suatu sifat ada yang dengan mudah dapat dilihat dan ada
yang harus dilakukan lebih jauh baru dapat kelihatan
 Constitutional versus environmental mold, yaitu sifat yang tergantung pada pembawaan
(constitutional) dan yang tergantung pada lingkungan
 Dynamic versus ability and temperament, dynamic, artinya sifat yang mendorong
seseorang untuk mencapai tujuan dan sifat yang menetukan kemampuan untuk mencapai
tujuan dan temperamen adalah aspek-aspek emosional yang mengarahkan kepada
aktivitas.
3. Psychoanalysis Theory
Tokohnya adalah Sigmun Freud yang mengatakan bahwa kepribadian manusia adalah
pertarungan antara id, ego, dan super ego. Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia
dipengaruhi oleh tingkatan psychosexual yang dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:
 Oral stage: umur 0-1/2 tahun dicirikan dengan kesenangan pada bagian mulut dan bibir
seperti ngemut, menggigit, dan menelan
 Anal stage: umur 1,5-3 tahun dicirikan dengan sering mempermainkan sesuatu yang keluar
dari analnya.
 Phallic stage: umur 3-6 tahun sangat tertarik pada bagian-bagian vitalnya.
4. Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Teori ini melihat manusia sebagai pribadi
unik dan sangat individual sifatnya, artinya kepribadian seseorang dalam perkembangannya,
sangat dipengaruhi oleh faktorlingkungannya, dalam hal ini orangtua dan orang tang menjadi
panutannya.

C. TOKOH KEPRIBADIAN
1. Larry A.Hjelle dan Daniel J.Ziegler
Teori-teori kepribadian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut:
a) Psikoanalis: yang menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai
naluri dan konflik batiniah,
b) Prospetif dari kepribadian psikologi dari behaviorisme: memandang manusia lebih lunak
dan mudah dibentuk, dan korban yang pasif dari kekuatan-kekuatan di dalam lingkungan
c) Humanic psychology: yang merupakan perspektif terbaru dalam kepribadian manusia yang
mempersembahkan suatu gambaran yang sangat berbeda tentang manusia yang satu
dengan yang lain
2. Ericson
Ketika Freud mengindetifikasi perkembangan kepribadian dengan 3 subsistem, maka Ericson
mengembangkan menajdi 8 tahapan, yaitu

Tahapan Usia Karakteristik


sukses><gagal
Bayi awal 0− ± 1tahun Percaya><tidak percaya
Bayi lanjut ±1 − ±3 Otonomi><malu dan ragu-
ragu
Anak-anak awal ±4 − ±5 Inisatif><merasa bersalah
Anak-anak pertengahan ±6 − ±11 Ketekunan><rasa rendah diri
Masa puber ±12 − ±20 Membuktikan
kemamppuan><kekacuan
peran
Dewasa awal ±12 − ±40 Kekariban><pengasingan
Dewasa pertengahan ±30 − ±65 Menyamaratakan><tidak
aktif
Dewasa lanjut diatas ± 65 Menggabungkan><putus asa

3. Algyris
Chris Algyris meyakini bahwa orang yang sehat mencoba mendapatkan atau menuntut situasi
yang menawarkan otonomi, perlakuan yang sama, dan kesempatan untuk menonjolkan
kemampuannya dalam masalah yang rumit. Kesempatan itu cenderung bergerak dari
ketidakmatangan menuju kematangan dari :
a) Keadaan pasif ke pengembangan aktif;
b) Ketergantungan ke kemandirian;
c) Sejumlah rata-rata berkelakuan baik ke alternative pilihan yang jelas;
d) Minat yang dangkal atau sederhana ke minat yang penting atau bermanfaat;
e) Perspektif waktu yang singkat ke perspektif waktu yang lebih leluasa;
f) Posisi subordinasi ke cara memandang dirinya sebagai superordinat;
g) Miskinnya kesadaran terhadap dirinya ke kesadaran tentang dirinya.
4. Sheehy
Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui lima tahap krisis sebagai berikut:
a) Periode pulling up roots
b) The trying twenties
c) The cath thirties
d) The deadline decade
e) Renewal or regisnation
5. Sheldon
Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi morphology dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut:
a) Endomorph, dengan ciri-ciri gemuk, suka makan, lamban bereaksi, dan suka berteman
b) Mesomorph, dengan ciri-ciri atletis, agresif, dan suka hal-hal yang menantang
c) Ectomorph, dengan ciri-ciri kurus, cepat dalam bereaksi, dan suka hal-hal yang bersifat
privacy.
6. Carl Gustav Jung
Menurut Carl Gustav Jung, kepribadian dalam individu dapat dibedakan antara dua sisi yang
introvert serta extrovert. Pada diri individu yang introvert umumnya memiliki sifat-sifat cenderung
menarik diri, suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil
keputusan, dan cenderung tertutup secara social. Individu yang extrovert, pada umumnya memiliki
ciri-ciri suka berpandangan atau berorientasi keluar, bebas dan terbuka secara social, berinat
terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka
bekerja kelompok.
7. Eric Berne
Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk menganalisis kepribadian sesseorang dengan
melihat tigkah laku mereka yang dominan pada suatu saat, dan bila ini menjadi kebiasaan yang
terus-menerus dapat dikatakan manusia memiliki kecenderungan tipe kepribadian tertentu. Dalam
cara berpikir dan berperilaku, dalam oerasaan dan cara menghadapi kenyataan hidup ternyata
terdapat beberapa corak yang berbeda, sehingga didapat konsep ego state yang menampakkan
kepribadian seseorang. Berne membedakan ego state manusia dalam tiga tipe kepribadian yang
berbeda, yakni kanak-kanak (child), orangtua (parents), dan dewasa (adults).

D. FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KEPRIBADIAN


Perubahan dalam kepribadian tidak terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil dari
pematangan, pengalaman, tekanan dari lingkungan social budaya, dan faktor-faktor dari individu.
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Kondisi fisik
4. Daya tarik
5. Inteligensi
6. Emosi
7. Nama
8. Keberhasilan dan kegagalan
9. Penerimaan social
10. Pengaruh keluarga
11. Perubahan fisik

BAB II.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
Konsep pertumbuhan dan perkembangan menjadi sumber penting untuk menjelaskan aspek
psikologi pembelajaran.Untuk itu dalam bab ini duraikan terlebih dahulu tentang konsep
pertumbuhan baik secara pribadi,kelompok,maupun sebagai pribadi yang
kompleks.Uraian berikutnya adalah tentang konsep perkembangan yangmeliputi bagaimana
prinsip dan hukum-hukum perkembangan dan konsep yang lebih penting lagi dalam konteks
pendidikan adalah tahap perkembangan pribadi manusia,serta secara mendalam diuraikan tentang
tugas perkembangan itu sendiri.Dalam konteks inilah dikaji tentang peran teori perkembangan
dalam pendidikan anak dari masa kecil sampai dengan dewasa.Setelah mengetahui konsep
pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam pendidikan,maka diperlukan aksentuasi proses
dalam berpendidikan. Bentuk aksentuasi tersebut antara lain dalam hal emosi,perkembangan
interaksi soaial,dan pembentukan karakter sebagai manusia.

BAB III.
EMOSI, PERKEMBANGAN SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
1. Pengertian Emosi
Menurut Kaplan dan Saddock,emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung
komponen kejiwaan,badan,dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan mood.Affect merupakan
eksperesi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat bervariasi sebagai respon terhadap
perubahan emosi,sedangkan mood adalah suatu perasaan yang meluas,meresapa dan terus-
menerus yang secara subjektif dialami dan dikatakan oleh indidvidu dan juga dilihat oleh orang
lain.

2. Timbulnya Emosi
a) Rangsangan yang menimbulkan Emosi
Intesitas dan lamanya respon emosional sangat ditentukan oleh kondisi fisik dan mental dari
indidvidu itu sendiri,juga faktor lain yang sangat menentukan adalah stimulus itu sendiri.dapat
dikatakan bahwa emosi akan berlangsung terus selama stimulusnya ada dan yang menyertainya
masih aktif.

b) Perubahan Fisik dan Fisiologis


Jenis perubahan secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada diri seseorang selama tingkah
lakunya dipengaruhi emosi,misalnya dalam keadaan marah,cemburu,bingung dan lain-
lain.Adapun secara fisiologis perubahan yang terjadi tidak tampak dari luar,biasanya dapat
diketahui melalui pemeriksaan atau tes diagosis dari para ahli ilmu jiwa.

3. Perkembangan Emosional Selama Pertumbuhan


a. Selama Masa Awal
Menurut Bridges,emosi anak akan berkembang melalui pengalaman,sekalipun masih dangkal
dan berubah-ubah.Ketika emosi bayi diungkapkan dalam bentuk amarah dan takut dengan
menangis atau gemetar
b. Fase Selanjutnya
Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin lama semakin halus dalam
mengekspresikan sampai masa remaja.Peralihan ekspresi emosi yang tadinya kasar,karena
terpengaruh latihan dan kontrol,berangsur-angsur tingkah laku emosionalnya berubah.
c. Perkembangan Akhir
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya sehubungan
dengan apa yang terjadi pada dirinya.Semakin dewasa,ia akan semakin dapat mengungkapkan
dengan jelas emosinya.

4. Jenis Emosi Khas dan Cara Mengontrol


a) Takut
Rasa takut pada permulaan masa anak-anak itu berpengaruh kuat pada perkembangan
kepribadian individu.akan tetapi,setelah anak tumbuh dewasa ia dapat menekan secara bertahap
rasa takutnya .Rasa takut juga dapat berguna sebagai tindakan preventif agar risisko atau kerusakan
dapat dihindari.
b) Marah
Nilai marah adalah beberapa nilai atau manfaat yang diberikan oleh rasa marah,karena kemarahan
dapat digunakan sebagai serangan balik dalam usahanya mengatasi rasa takut.Dengan
menggunakan kemarahannya seseorang dapat dikejutkan dan dibangkitkan dari
kemalasannya.Kontrol atas kemarahannnya dilakukan dengan cara mengalihka stimulus sumber
kemarahan.
c) Afeksi
Ternyata selama perkembangan menuju dewasa,rasa kasih sayang dari orang lain untuk
mendatangkan rasa aman tetap dibutuhkan.Dengan demikian,sadarlah dia bahwa kehadirannya
memang disukai atau diinginkan.
d) Simpati
Kemampuan menyatakan simpati ini tidak datang secara almiah,tetapi memerluka proses latihan
yang lama alam kesadaran sosial.Semakin sama pengalaman seorang simpatisan terhadap orang
yang disimpatikan,maka akan semakin perasaan yang lebih jelas.

5. Fungsi Emosi dalam Kehidupan


a) Pengaruh Emosi pada Tingkah Laku
Tekanan emosional juga seringkali disebabkan oleh apa yang dikerjakan tidak sesuai atau bahkan
bertentangan dengan minatnya.
b) Kematangan Emosional
Sikap adalah keadaan dimana selalu ada kesiapan untuk bertindak.sikap merupakan hasil
akumulasi dari pengalaman yang mempengarhi kehidupandalam kegiatan langsung.

BAB IV
TEORI KOGNITIF

A. PENDAHULUAN
Psikologi kognitif mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-19, yaitu dengan lahirnya teori
belajar gestalt, dan salah satu tokoh psikologi gestalt adalah Mex Werteimer, dimana meneliti
pengamatan dan problem solving.kemudian dilanjutkan oleh Kurt Kaffka yang mencoba untuk
menguraikan secara teperinci hukum-hukum pengamatan.Tokoh yang lain adalah Wolfgang
Kohler yang meneliti tentang insight pada simpanse. Hasil penelitian tokoh tersebut telah
memunculkan ‘psikologi gestalt’’ yang mengutamakan pembahasan pada masalah konfigurasi
struktur, dan pemetaan dalam pengalaman.

B. INTELIGENSIA
Perkataan inteligensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Menurut Stern, inteligensi ialah daya menyesuaikan diri dengan
keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Menurut Piaget,
inteligensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.
Jalur belajar kegiatan kognitif dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Fase motivasi:anak sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri.
2) Fase konsentrasi:anak khusus memperhatikan unsur yang relevan,sehingga terbentuk pola
perseptual tertentu.
3) Fase mengolah: anak menahan informasi dan mengolah informasi untuk diambil
maknanya.
4) Fase menyimpan: anak menyimpan informasi yang telah diolah ke dalam ingatan.
5) Fase menggali 1:anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan yang tersimpan
dalam ingatan mereka dan memasukkan kembali ke dalam working memory.
6) Fase menggali 2: anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan mereka dan
mempersiapkan sebagai masukan bagi fase prestasi.
7) Fase prestasi: informasi yang telah disimpan digali kembali untuk memberikan prestasi
mereka.
8) Fase umpan balik: anak mendapat konfirmasi sejauh prestasinya.

C. PERKEMBANGAN INTELIGENSI
Fase-fase jalur belajar pengaturan kegiatan kognitif adalah sebagai berikut.
1) Fase motivasi: untuk mendapat motivasi siswa harus memeras otaknya sendiri.
2) Fase konsentrasi: anak harus mengamati dengan cermat,jika penyelesaian masalah
memerlukan pengamatan.
3) Fase pengolahan: anak harus menggali dari ingatannya terhadap siasat yang pernah
digunakan untuk mengatasi hal serupa,yang cocok untuk suatu problem.
4) Fase umpan balik:konfirmasi tepat dan tidaknya penyelesaian yang di tempuh.

Perkembangan intelegensi anak menurut Piaget mengandung 3aspek, yaitu structure, content dan
function. Selanjutnya Piaget membagi perkembangan melalui beberapa tahap yaitu:
a.Tahap Sensorik-Motorik
Selama tahap sensorik-motorik (0-2 tahun), bayi mulai menakpilkan perilaku reflektif,
dengan melibatkan perilaku yang inteligen. Dengan demikian, kematangan seseorang terjadi dari
interaksi sosial dengan lingkungan (asimilasi dan akomodasi).perilaku sensorik-motorik menjadi
tambah berbeda,sehingga konstruksi dan perilaku progresif termasuk dalam kategori perilaku
intensional.Bayi berkembang means-end,perilaku pemecahan masalah.
b.Tahap Berpikir Praoperasional
Selama tahap praoperasional (2-7 tahun), perilaku intelektual bergerak dari tingkat sensorik-
motorik menuju ke tingkat konseptual.pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari
keterampilan representasional termasuk didalamnya kemakpuan berbahasa, yang menyertai
perkembangan konseptual secara cepat dari proses ini.
c.Tahap Berpikir Operasional Konkret
Tahap operasional konkret anak (7-11 tahun) berkembang dengan menggunakan berpikir logis.
Anak-anak dapat memecahkan masalah konservasi dengan maslah yang konkret.
d.Tahap Berpikir Operasional Formal
Selama tahap operasional formal (11-15 tahun), struktur kognitif menjadi matang secara
kualitas, anak mulai dapat menerapkan operasi secara konkret untuk semua masalah yang dihadapi
di dalam kelas. Anak dapat menerapkan berpikir dari masalah hipotesis yang berkaitan dengan
masa yang akan datang.
Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, dapat digunakan tes IQ (Intelligence Quotient)
misalnya dari Binet Simon. Dari hasil Binet Simon, dibuatlah penggolongan inteligensi sebagai
berikut:
1) Genius > 140;
2) Gifted >130;
3) Superior >120;
4) Normal 90-110;
5) Debil 60-79;
6) Imbesil 40-55;
7) Idiot >30.

D. BEBERAPA TEORI INTELIGENSI


A.Teori Faktor (Charles Spearman)
Teori faktor berusaha mendeskripsikan struktur inteligensi, yaitu terdiri atas dua faktor utama,
yakni’’g’’(general) yang mencakup semua kegiatan intelektual yang dimiliki oleh setiap orang
dalam berbagai derajat tertentu,dan faktor’’s’’(specific) yang mencakup berbagai faktor khusus
yang relevan dengan tugas tertentu.
B.Teori Struktur Inteligensi (Guilford)
Menurut Guilford struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga
parameter, yaitu operasi,produk, dan konten.

C.Teori Multiple Intelligence (Gardner)


Menurut Gardner, inteligensi manusia mamiliki tujuh dimensi semiotonom, yaitu linguistik,
musik, matematik logis, visual spesial, kisnestik fisik, sosial interpersonal, dan intrapersonal.

D.Teori Uni Factor (Wilhelm Stern)


Menurut teori ini, inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum.Oleh karena itu, cara
kerja inteligensi juga bersifat umum.

E.Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)


Menurut teori ini inteligensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respons.

F.Teori Primary Mental Ability (Thurstone)


Teori mencoba menjelaskan tentang organisasi inteligensi yang abstrak,dengan membagi
inteligensi menjadi kemampuan primer, yang terdiri atas kemampuan numerical/matematis, verbal
atau bebahasa, abstraksi, berupa visualisasi atau berpikir, membuat keputusan, induktif maupun
deduktif, mengenal atau mengamati, dan mengingat.

G.Teori sampling (Godfrey H.Thomsom)


Menurut teori ini, inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai
bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran manusia.

H. Entity Theory
Menurut teori ini, inteligensi atau kecerdasan adalah kesatuan yang tetap dan tidak berubah-ubah.

I. Incremental Theory
Menurut teori ini, seseorang dapat meningkatkan inteligensi/kecerdasannya melalui belajar.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELIGENSI


Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain sebagai berikut.
a) Faktor pembawaan, dimana faktor ini di tentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
b) Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu
c) Faktor pembentukan, di masa pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
d) Faktor kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
e) Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.

F. TEORI BELAJAR KOGNITIF


1. Cognitive Field (Kurt Lewin)
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi
sosial,karena pada hakikatnya masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan,
yang bersifat psikologis, yang di sebut life space.Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil
pertemuan dari dua kekuatan.
2. Cognitive Development (Piaget)
Perkembangan intelektual adalah kualitatif, bukan kuantitatif.Inteligensi itu terdiri atas tiga
aspek, yaitu:
a) Struktur atau scheme ialah pola tingkah laku yang dapat diulang;
b) Isi atau content ialah pola tingkah laku spesifik, ketika seseorang menghadapi suatu
masalah;
c) Fungsi atau function adalah yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan
intelektual.
3. Teori Benyamin S.Bloom
Sebuah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari
kegiatan mental, dengan enam tahap sebagai berikut.
a) Pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk menghafal, mengingat, atau mengulang
informasi yang pernah di berikan.
b) Pemahaman (comprehension) ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang
informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.
c) Aplikasi (application) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada
situasi baru.
d) nalisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai
bagian –bagian serta hubungannya.
e) Sintesis (synthesis) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna
membentuk satu pola pemikiran yang baru.
f) Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
BAB 5
PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK

A. PENDAHULUAN
Perilaku atau behavior dari peserta didik dan pendidik merupakan massalah penting dalam
psikologi pendidikan. Perilaku sebelum menguasai atau memahami merupakan objek pengamatan
dari kelompok behavioris. Salah satu fungsi psikologi pendidikan adalah dasar perilaku manusia.

B. ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK


Psikologi behavioristik merupakan salah satu dari tiga aliran psikologi pendidikan yang tumbuh
dan berkembang secara beruntun dai period eke periode. Dalam perkembangan aliran psikologi
tersebut bermunculan teori belajar, yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori belajar,
yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori belajar, yaitu teori belajar conditioning dan
teori belajar connectionism.

C. TEORI BELAJAR CONDITIONING


1. Teori classical conditioning
a) Ivan Pavlov
Pavlov berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari
lingkungan. Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa lalu dan pada masa sekarang dan
segenap tingkah laku merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka merupakan hasil belajar.
b) John B.Watson
Watson berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadi refleks atau respons bersyarat
melalui stimulus pengganti. Menurut teori conditioning, belajar merupakan suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi.
c) Teori Conditioning (Guthrie)
Teori ini mengemukakan bagaimana cara atau metode untuk mengubah kebiasaan yang kurang
baik berdasarkan teoi conditioning ini. Tingkah laku manusia secara keseluruhan dapat dipandang
sebagai deretan tingkah laku yang terdiri atas unit-unit.

2. Teori operant conditioning (Skinner)


Teori operant conditioning dari Skinner penganut behaviorisme yang dianggap controversial,
dengan teori pembiasaan perilaku responnya, merupakan teori belajar yang paling mudah dan
masih sangat bepengaruh di kalangan psikologi belajar masa kini. Di dalam karyanya, tingkah laku
terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri. Skinner membedakan
dua macam respons, yaitu respondent response dan operant response.

3. Teori Systematic (Clark C. Hull)


Teori ini menggunakan prinsip-prinsip yang miripdengan yang dikemukakan behavioris lainnya,
yaitu dasar stimulus respons dan adanya reinforcement. Teori ini juga dalam usahanya
mengembangkan teori belajar. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan dan keuasan motif yang menyebabkan timbulnya usah belajar oleh respons yang
dibuat individu itu.

4. Teori belajar connectionism (Thorndike)


Menurut teori ini, proses belajar melalui proses trial and error (mencoba-coba dan megalami
kegagalan), dan law of effect: merupakan segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan
yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-
baiknya.
5. Teori Bandura
Menurut A. Bandura, belajar itu lebih dari sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian
pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh pengetahuannya tersebut (teori kognitif social).
Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.

6. Classical Conditioning

7. Teori Conditioning

8. Operant conditioning

9. Teori systematic behavior

10. Teori connectism

D. FAKTOR DARI DALAM DIRI


1. Kesehatan
2. Inteligensi
3. Minat dan motivasi
4. Cara belajar
E. FAKTOR DARI LUAR DIRI
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Lingkungan sekitar

BAB 6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

A. MOTIVASI
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).
Motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas sebaik-baknya
berdasarkan standar keunggulan.
1. Motivasi Berprestasi
Dalam perjalanan hidupnya, tiap orang akan banyak mengalami peristiwa, dimana harapannya
tidak selamanya terpenuhi. Hal ini mengakibatkan adanya berbagai kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan, dan oleh karena itu dalam diri seseorang akan terdapat berbagai primary affect
yang merupakan sumber berbagai motif. Ia juga akan banyak mengalami peristiwa, dimana
berbagai isyarat menyertai berbagai situasi afeksi dalam dirinya. Ini berarti, dalam proses
perkembangannya ia mempelajari (dan demikian akan memperoleh) berbagai motif.

2. Pengertian Achievment
Suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Harapan seseorang
terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya. Oleh karena itulah motivasi berprestasi dapat
diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar
keunggulan.

3. Karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi


Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil-hasilnya dan
bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.
b) Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau
terlalu besar resikonya
c) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan
nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya
d) Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain
e) Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik
f) Tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan
mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran
keberhasilan.

4. Motivasi berprestasi dan prestasi belajar


Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi yang akademis apabila:
a) Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk berhasil;
b) Tugas-tugas di dalam kelas cukup member tantangan, tidak perlumudah tetapi juga tidak
terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.

5. Penerapan di bidang administrasi pendidikan


a. Motivasi berkarier
Orang-orang yang motivasi berkariernya baik dtandai dengan:
1. Menyukai situasi kerja yang menuntut tanggung jaawab pribadi, sebagai tantangan untuk maju;
2. Memilih tujuan yang realistis sebagai upaya untuk mengembangkan karier;
3. Cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mengharapkan cepat memperoleh umpan
balik;
4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk menunjukkan kemajuan prestasinya.

b. Motivasi pelayanan
Seseorang yang motivasi pelayanannya baik memiliki tanda-tanda:
1. Menyukai kesungguhan dalam bentuk gairah untuk melayani konsumen;
2. Senang menciptakan cara-cara baru dan menarik untuk meningkatkan layanan;
3. Memiliki sikap proaktif, yaitu mengambil inisiatif yang tepat;
4. Menyambut hangat para konsumendengan keyakinan bahwa pelayanan mampu menemukan
penyelesaian (yang positif);
5. Tidak hanya menunaikan pekerjaan saja, tetapi juga melibatkan rasa cita dan bangga serta
memberikan pengalaman positif kepada konsumen.

c. Motivasi kerja
Seorang yang motivasi bekerjanya tinggi ditandai dengan:
1. Menyukai tugas kantor yang menuntut tanggung jawab pribadi;
2. Mencari situasi dimana pekerja memperoleh umpan balik dengan segera baik dari pimpinan
maupun teman sejawat;
3. Senang bekerja sendiri, sehingga kemampuan diri dapat dikedepankan;
4. Senang bersaing mengungguli prestasi bekerja orang lain;
5. Memiliki kemampuan menangguhkan pemuaan keinginan demi pekerjan;
6. Tidak tergugah sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya.

B. SIKAP
1. Pengertian sikap dan belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk betindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan
tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Adapun belajar menunjuk kepada suatu cabang
belajar yaitu belajar dalam arti sempit, khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar
menurut Morgan dkk. merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan atau pengalaman.
2. Konsep sikap belajar
Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari
hal-hal yang bersifat akademik. Siakp belajar penting didasarkan atas peranan guru sebagai leader
dalam proses belajar mengajar. Sikap belajar siswa akan berwujud dalam bentuk perasaan senang
atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut.
3. Peranan sikap belajar
Sikap belajar ikut berperan dalam menemukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif
berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswayang
sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang
lebih baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negative.
4. Penerapan di bidang administrasi pendidikan
Di sini akan diberikan tiga contoh variabel bidang administrasi pendidikan yang berkaitan dengan
konsep/variabel sikap, yaitu:
1. Sikap social di lingkungan kerja,
2. Sikap guru terhadap kebijaksanaan awal “kepala sekolah baru”, dan
3. Sikap kerja.

C. MINAT
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam
suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh keudian.

D. KEBIASAAN BELAJAR
1. Pengertian
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada
waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan.

2. Peranan kebiasaan belajar dalam kegiatan belajar


Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling
penting, siswa mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi
kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.

3. Peranan di bidang administrasi pendidikan


Kebiasaan kerja seseorang ditandai dengan kecenderungan perilaku yang:
1. Peduli kepada kosumen, pelanggan, teman, atau teman sejawat,
2. Selain member perhatian yang cermat terhadap konstituensi, konsumen, pelanggan, atau teman
sejawat, dan
3. Menunjukkan komitmen tinggi

E. KONSEP DIRI
1. Pengertian
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia
ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya
tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu:
1. Kemampuan
2. Perasaan mempunyai arti bagi orang lain
3. Kebajikan
4. Kekuatan

2. Penerapannya di bidang administrasi pendidikan


Konsep diri dari mahasiswa yang baik-baik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Pandangan mahasiswa terhadap kemaampuan sendiri dihubungkan dengan tujuan sebagai
manajer pendidikan
b) Perasaan mahasiswa tentang kebermaknaan dirinya dan kaitannya dengan calon manajer
pendidikan
c) Pandangan mahasiswa terhadap kebajikan yang ada dalam dirinya
d) Pandangan mahasiswa terhadap kekuatan yang dihubungkan dengan proses persiapan
menjadi manajer pendidikan.
 BUKU II

BAB I PENDAHULUAN
A. PERLU DAN PENTINGNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan adalah masalah setiap orang dari dulu hingga sekarang dan waktu yang akan datang.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia dengan tujuan
untuk tujuan dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Mengingat setiap orang pada sesuatu
saat tenti melalukan perbuatan mendidik, maka pada hakikatnya psikologin pendidikan itu
dibutuhkan oleh setiap orang.

B. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Pada hakikatnya inti persoalan psikologis terletak pada anak didik, sebab pendidikan adalah
perlakuan pada anak didik dan secara psikologis perlakukan ini harus selaras mungkin dengan
keadaan anak didik. Selain itu masih terdapat beberapa masalah khusus yang juga perlu penyorotan
secara psikologis, seperti pendidikan orang dewasa, kesehatan mental, serta bimbingan konseling,
materi yang dipakai, evaluasi hasil pendidikan, dan sebagainya.

C. SISTEMATIKA ISI BUKU


Yang akan disajikan dalam buku ini adalaj studi psikologis, yaitu studi tentang aktivitas individu-
individu dalam proses pendididkan dengan anak didik sebahai pusatnya. Adapun soal-soal
psikologi yang berperan dalam proses pendidikan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
 Kelompok pertama yang bersumber pada peninjauan inividual dalam statusnya sebagai
anak didik.
 Kelompok kedua bersumber pada peninjauan individu dalam proses pendidikan.
 Kelompok ketiga akan mencakup berbagai soal yang belum dibicarakan di atas.

BAB II SIFAT-SIFAT UMUM AKITIVITAS MANUSIA


A.PERHATIAN
Perhatian adalah pemusatan tangan naga psikis setuju kepada suatu objek. Perhatian juga
merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.
Macam-macam perhatian:
a) Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
atau pengalaman batin maka dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak
intensif.
b) Atas dasar cara timbulnya perhatian dibedakan menjadi perhatian spontan dan perhatian
sekehendak.
c) Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian-perhatian di bedakan menjadi perhatian
terpencar dan perhatian terpusat.
Hal-hal yang menarik perhatian
a) Dipandang dari segi objek hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari
konteksnya atau hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari yang lain.
b) Dipandang dari subjek yang memperhatikan hal yang menarik perhatian adalah yang
sangat bersangkut paut dengan pribadi si subjek.

B. PENGAMATAN
Manusia mengenal dunia baik dirinya sendiri maupun dunia sekitar tempat yang berada dengan
melihat mendengar membau dan mencecap. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut
mengamati sedangkan melihat mendengar dan seterusnya disebut modalitas pengamatan.
1) Penglihatan
Menurut objeknya penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan yaitu melihat bentuk, melihat
dalam, dan melihat warna.
2) Pendengaran
Pendengaran adalah menangkap bunyi atau suara dengan indra pendengaran. Oleh karena itu
bunyi dapat berfungsi sebagai tanda sebagai lambang dan sebagai pendukung arti.
3) Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti yaitu meraba sebagai sebuah perbuatan aktif yang meliputi juga
indera keseimbangan atau kinestesi, dan pengalaman raba secara pasif yan melingkupi pula
beberapa indera atau perempuan lain.
4) Pembauan
Arti psikologis bau dan pembaruan masih sedikit sekali diteliti oleh para ahli. Semua bau
berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh subjek yang membawa bau bau tersebut.
5) Pencecapan
Dalam kehidupan sehari-hari variasi rasa cacapan itu dibedakan menjadi banyak sekali akan
tetapi indera pencecap utama hanya peka terhadap empat macam rasa pokok yaitu manis, asam,
asin, dan pahit.

C. TANGGAPAN DAN VARIASINYA


Tanggapan biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan. Linschoten mengemukakan bahwa menanggap adalah melakukan
kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadirnya objek
fungsi primer yang merupakan dasar dari modalitas tanggapan itu.
Variasi tanggapan yaitu bayangan pengiring dan bayangan eidetik. Bayangan pengiring adalah
bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna.bayangan eidetik adalah bayangan yang
sangat jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan.

Tanggapan memainkan peranan penting dalam belajarnya atau berkembangnya anak didik karena
itu seyogianyalah tanggapan tersebut dikembangkan dan dikontrol sebaik-baiknya.

D. FANTASI
Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai
dengan benda-benda yang ada.secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam
yaitu fantasi tak disadari dan fantasi disadari.

Dalam kehidupan sehari-hari fantasI ternyata sangat besar gunanya antara lain fantasi
memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian orang lain, fantasi
memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya, fantasi
memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu, fantasi memungkinkan orang
untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, fantasi memungkinkan orang untuk
menyelesaikan konflik real secara imajiner, dan fantasi memungkinkan manusia untuk
menciptakan sesuatu yang dikejar. Dari beberapa hal yang dikemukakan itu nyata lah bahwa
merupakan keharusan bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi.

E. INGATAN

Tiga aspek dalam berfungsinya ingatan yaitu mencamkan yaitu menerima kesan-kesan
menyimpan kesan-kesan dan memproduksi kesan-kesan.jadi definisi ingatan adalah kecakapan
untuk menerima menyimpan dan memproduksi kesan pesan. Mengingat dan lupa biasanya juga
ditunjukkan dengan satu pengertian saja yaitu reaksi karena kedua hal tersebut hanyalah
memandang hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang
tidak dilupakan dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat.

Reproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan dalam reproduksi ada dua
bentuk yaitu mengingat kembali dan mengenal kembali. Asosiasi adalah hubungan antara
tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa menurut ahli-ahli psikologi
asosiasi antara tanggapan-tanggapan itu adalah ada semacam kekuatan halus yang menyebabkan
bahwa bila salah satu dari tanggapan-tanggapan itu masuk ke dalam kesadaran maka tanggapan
itu memanggil tanggapan yang lain dan membawanya ke dalam kesadaran.

Penyelidikan psikologis tentang ingatan telah cukup banyak dilakukan oleh para ahli dan hasilnya
banyak yang langsung bersangkut paut dengan soal belajar.

F. BERPIKIR
Berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana subjek yang berpikir pasif. Menurut
plato berpikir adalah berbicara dalam hati. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat
dilukiskan menurut proses atau jalannya. Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga
langkah yaitu satu pembentukan pengertian dua pembentukan pendapat dan 3 penarikan
kesimpulan. Dan dalam hal berpikir banyak psikologi pikir yang mencoba menafsirkan apa yang
dimaksud dengan berpikir.

Jauh daripada sikap ingin mengagung-agungkan akal atau pikir kiranya dapat diterima bahwa
pikiran mempunyai kedudukan yang boleh dikata menentukan karena itu kewajiban kita para
pendidik disamping mengembangkan aspek-aspek lain dari pada anak-anak didik kita untuk
memberikan bimbingan sebagainya dalam pengembangan pikiran itu. Penggunaan diagram peta
bagan intisari sering sangat membantu dalam berpikir karena itu latihan untuk dapat
mempergunakan dan membuat alat-alat bantu tersebut sehingganya dikembangkan pada anak
didik.

G. PERASAAN
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya
berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang
dalam berbagai taraf. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan
dapat timbul karena mengamati menanggap menghayalkan mengingat-ingat atau memikirkan
sesuatu. Bigot dengan kawan-kawannya telah memberikan iktisar mengenai macam-macam
perasaan itu ya kiranya sangat berguna sebagai rangka pembicaraan.adapun iktisar tersebut adalah
sebagai berikut perasaan terbagi atas dua yaitu perasaan rendah atau jasmani dan perasaan luhur
atau rohaniah. Perasaan rendah atau jasmaniah terbagi atas dua yaitu perasaan indriah dan perasaan
vital. Sedangkan perasaan luhur atau rohaniah di bagi atas 6 yaitu perasaan intelektual perasaan
kesusilaan perasaan keindahan perasaan sosial perasaan harga diri dan perasaan keagamaan.
Perasaan melatarbelakangi dan mendasari aktivitas aktivitas manusia karena itu dalam
memberikan pendidikan seharusnya diusahakan adanya perasaan yang dapat membantu
pelaksanaan upaya yang sedang dilakukan itu.

H. MOTIF-MOTIF
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Aktivitas yang didorong oleh motif intrinsik
ternyata lebih sukses daripada yang didorong oleh motif ekstrinsik karena itu alangkah baiknya
kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik itu pada anak-anak didik kita. Sedapat
mungkin harus kita hindarkan sugesti sugesti negatif dan kita gunakan sugesti sugesti positif.
Persaingan yang sehat, baik antar individu maupun antar kelompok dapat meningkatkan motif
untuk belajar.diskusi yang terbimbing mengenai aspirasi yang dikehendaki juga sangat baik untuk
memperkembangkan motif itu.

BAB III SIFAT-SIFAT KHAS KEPRIBADIAN MANUSIA


Berpangkal pada kenyataan bahawa kepribadian manusia sangat bermacam-macam, maka para
ahli psikolgoli berusaha mengemukan teori tentang kepribadian yaitu sebagai berikut:

A. TEORI TIPOLOGI
1) Teori Hippocrates-Galenus
Hippocrates berpendapat bahawa di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat yang didukung oleh
cairan-cairan yang ada dalam tubuh yaitu:
 Sifat kering didukung oleh cholc,
 Sifat basah didikung oleh melanchole,
 Sifat dingin didukung oleh phlegma, dan
 Sifat panas didukung oleh sanguis.
 Sifat kejiwaan tertentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan
dalam tubuh itu oleh gelenus disebut temperamental.

2) Tipologi Mazhab Italia dan Mazhab Perancis


a) Tipologi Mazhab Italia
Berdasarkan atas data-data yang diperoleh oleh degiovani, serta hukum deformasi yang
dirumuskan oleh degiovani, viona dalam penyelidikannya menemukan, bahwa ada tuga macam
tipe manusia berdasarkan atas keadaan tubuhnya, yaitu:
(i) Mucrosplanchnis: ukuran-ukuran menegak relatif dominan, sehingga orangnya
kelihatan tinggi jangkung.
(ii) Macrosplanchnis: ukuran-ukuran mendatarnya relatif dominan, sehingga orangnya
kelihatan pendek gemuk.
(iii) Normosplanchnis: ukuran-ukuran menegak dan mendatar seimbang; sehingga orang
kelihatan seimbang.
b) Tipologi Mazhab Perancis
Mazhab perancis yang dipimpin oleh siguad berpendapat, bahwa keadaa serta bentuk tubuh
manusia serta kelainnya itu pada pokoknya ditentukan oleh sekitar atau lingkungan.

3) Tipologi Kretschmer
a) Tipe-tipe Manusia Menurut Keadaan Jasmaninya
Kretschmer menggolongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat yaitu: 1) tipe piknis, 2)
tipe leptosom, 3) tipe atletis, 4) tipe displatis
b) Tipe-tipe Manusia Menurut Temperamennya
Menurut tempramennya manusia dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: tipe
schizothym (cenderung menutup diri sendiri) dan tipe cyklothym (mudah kontak dengan dunia
luar)
c) Hubungan Antara Keadaan Jasmani Dan Temperamen
(1) orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertempramen cyklothym,dan
(2) orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis krebanyakan bertemperamen
schizothym.

4) Teori sheldon
Sheldon menggambarkan kepribadian manusia itu terdiri dari komponen-komponen. Menurut
sheldon, kepribadian mengandung tiga kelompok komponen-komponen, yaitu: (a) komponen-
komponen jasmanian, (b) komponen-komponen tempramen, dan (c) komponen-komponen
psikiatris.

5) Beberapa Tipologi yang Berdasarkan Keadaan Kejiwaan Semata-Mata


a) Tipologi Plato
Membedakan ada tiga bagian jiwa, yaitu:
 pikiran (logos),
 kemauan (thumos), dan
 hasrat (epithumid)
b) Tipologi Queyrat
Queyrat menysusn tipologi atas dasar dominasi daya-daya jiwa, yaitu daya-daya kognitif, afektif,
dan konatif.
c) Tipologi Malapert
Malapert menggolongkan manusia atas dasar dominasi daya-daya tertentu. Pendapat malapert itu
dpaat diikhtisarkan sebagai berikut: (1) tipe intelektual, (2) tipe afektif, (3) tipe volunter, dan (4)
tipe aktif.

6) Tipologi Heymans
Heymans berpendapat, bahawa manusia itu sangat berlainan kepribadiannya. Adapun yang
dipakainya sebagai dasar penggolongan ialah tiga macam kualitas kejiwaan, yaitu: (a)
emosipnalitas, (b) proses pengiring, dan (c) aktivitas.

7) Tipologu Spranger
Spranger merupakan tokoh psikologi yang berdasarkan ilmu pengetahuan kerohanian. Ia
mengemukakan ada dua macam roh yaitu roh subjektif atau roh individual, dan roh objektif atau
roh supra individual, yang keduanya juga saling berhubungan. Tipe manusia terbagi atas enam
yaitu:
 manusia teori,
 manusia ekonomi,
 manusia estetis,
 manusia agama,
 manusia sosial,
 manusia kuasa.

B. BEBERAPA TEORI KEPRIBADIAN YANG MEMAKAI CARA PENDEKATAN LAIN


1) Psikoanalisis Teori Sigmund Freud
Teori kepribadian Freud dapat diikhtisarkan dalam rangka struktur, dinamika, dan
perkembangan kepribadian.
2) Psikologi Analitis, Teori Carl Gustav Jung
Menurut Jung kepribadian itu terdiri dari dua alam yaitu: alam sadar (kesadaran), yang
berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar; dan alam tak sadar (ketidaksadaran), yang
berfungsi mengadakan penyesuian terhadap dunia dalam yaitu batin sendiri.
3) Individual Psychologie, Teori Alfred Adler
Pengertian pokok yang dipergunakan Alder yaitu:
 Individualitas sebagai pokok persoalan
 Pandangan teleologis
 Dua dorongan pokok
 Rasa rendah diri dan kompensasi

BAB IV SIFAT-SIFAT KHAS INDIVIDU YANG LAIN: MASALAH INTELIGENSI


A. SIFAT HAKIKAT INTELIGENSI
Para ahli psikologi yang mula-mula membahas sifat hakikat inteligensi memakai metode
filsafar, yaitu mereka menyusun definisi mengenai intelogensi atas dasar pemikiran spekulatif-
logis. Namun sepanjang pengalaman penulis tidaklah ada hubungan antara teori dengan
pengukuran intelegensi yang diajukan oleh seorang ahli. Tidak ada satu konseppun yang dapat
menjelaskan inteligensi secara tuntas, tiap kosnepsi masih meninggalkan masalah yang belum
terselesaikan.

B. PENGUKURAN INTELIGENSI
1) Perkembangan Tes Inteligensi Pada Umumnya
Secara garis besar perkembangan tes inteligensi melewati empat fase yaitu:
 fase persiapan, dimana para ahli sedang mencari/berusaha mendapatkan test inteligensi
 fase naif, dimana orang menggunakan tes intelegensi tanpa koreksi.
 fase mencai tes yang bebas dari pengaruh kebudayaan.
 fase kritis, dimulai kira-kira tahun 1950 sampai sekarang.
Kelemahan tes inteligensi yaitu:
 test inteligensi tergantung kepada kebudayaan.
 tes inteligensi hanya cocok untuk jenis tingkah laku tertentu
 tes inteligensi hanya cocok untuk tipe kepribadian tertentu.
 perbandingan kecerdasan atau IQ yang merupakan hasil yang ditunjukkan oleh tes
inteligensi tidaklah semata-mata tergantung kepada keturuan atau dasar.
 perbandingan kecerdasan atau IQ seseorang tidak konstan.

dalam penggolongan manusia menurut IQnya biasanya diikuti suatu pedoman, yang
sebenarnya harus diterima dengan hati-hati.
 tes inteligensi itu sendiri masih mengandung kekeliruan (qalaf).
2) Perkembangan Tes Inteligensi
Pada tahun 1890-an Alferd Binet telah melakukan usaha-usaha ke arah penyusunan tes
inteligensi. Hasil pertama dari usaha binet dikeluarkan pada tahun 1905. Hasil usaha lanjutan
diterbitkan tahun 1908. Dan terus dikembagkan sampai kembali diterbitkan tahun 1911, beberapa
setelah kematiannya. Hingga saat ini hasil temuan Binet ini terus berlanjut dikembangkan oleh
para ahli.
Dalam perkembangan tes inteligensi Wechsler juga berusaha mengembangkan tes inteligensi
dengan skala khusus untuk orang dewasa yang mempergunakan skala nilai. Perkembangan
intelegensi terutama terjadipada masa kanak-kanak perubahan itu berlangsung dengan cepat
sampai umur 13 atau 15 tahun dan sesudah itu berlangsung dengan lambat. Terutama pada ke
anak-anak yang masih sangat muda pengaruh intelegensi terhadap sukses atau gagalnya belajarnya
seseorang adalah besar. Perbedaan-perbedaan dalam intelegensi menunjukkan perbedaan-
perbedaan kemungkinan yang dimiliki oleh anak-anak didik kita. Untuk keperluan pemberian
bimbingan umumnya diperlakukan pengetahuan mengenai intelegensi anak yang akan diberi
bimbingan itu baik itu bimbingan mengenai pemilihan pemilihan pekerjaan bimbingan mengenai
pemilihan sekolah yang akan ditempuh maupun bimbingan-bimbingan yang lainnya.

BAB V PERBEDAAN-PERBEDAAN DALAM BAKAT


A. APAKAH BAKAT ITU?
Pendapat ahli tentang bakat adalah berbeda-beda. Rumusan-rumusan yang berbeda tersebut
merupakan penyorotan masalah bakat dari segi yang berbeda dan saling melengkapi. Orientasi
yang lebih luas mengenai berbagai pendapat tentang bakat menunjutkkan, bahwa analisi tenyang
bakat selalu merupakan analisis tentang tingkah laku.

Variasi bakat timbul karena variasi dalam kombinasi, korelasi dan intensitas faktor-faktor
tersebut. Variasi inilah yang harusnya kita kenal seawal mungkin.

B. BAGAIMANA CARA KITA MENGENAL BAKAT SESEORANG?


Prosedur yang biasa dilakukan adalah:
 Melakukan analisis jabatan atau analisis lapangan studi untuk menentukan faktor apa saja
yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
 Dari hasil analisi dibuat pencandraan jabatan
 Dari pencandraan jabatan itu diketahui perayaratan apa yang harus dupenugi supaya
individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tertentu
 Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapannya (alat pengungkap
bakat), yang biasanya berwujud tes.

BAB VI PERKEMBANGAN INDIVIDU


A. APAKAH PERKEMBANGAN ITU?
Pendapat atau konsepsi perkembangan dapat kita golongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
(1) konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran asosiasi yang berpendapat bahwa
perkembangan itu adalah proses asosiasi (secara sistematis).
(2) konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt dan Neo-Gestalt yang berpendapat
bahwa perkembangan adalah proses diferensiasi (keseluruhan).
(3) konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme yang berpendapat bahwa
perkembangan adalah proses sosialisasi.

B. FAKTOR-FAKTOR APAKAH YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


ITU?
Pendapat tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan terbagi atas tiga yaitu:
1. Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Nativisme, yang berpedapat bahwa perkembangan
individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2. Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Empirisme, yang berpedapat bahwa perkembangan
individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
3.pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Konvergensi, yang berpedapat bahwa perkembangan
individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor pembawaan sejak lahir dan lingkungan dimana
keduanya memiliki peranan yang penting.

C. BAGAIMANAKAH SIFAT-SIFAT ANAK-ANAK PADA MASA-MASA


TERTENTU DALAM PERKEMBANGAN TERSEBUT?
Perkembangan merupakan hal yang dinamis yang dibekan atas fase atau periode tertentu, yaitu
sebagai berikut:
(1) periodisasi-periodisasi yang berdasar biologis,
(2) periodisasi-periodisasi yang berdasar didaktis, dan
(3) periodisasi-periodisasi yang berdasar psikologis.

Pada masa ini pribadi pendidik sangat langsung mempengaruhi perkembangan pendirian
hidupnsi remaja, karena itu segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya haruslah benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan jika dipandang dari segi pendidikan.

BAB VII PERUBAHAN KARENA BELAJAR


A. PENDAHULUAN
Belajar dan mengajar dapat dikatakan sebagai tindak pelaksaan usaha pendidikan, adalah
masalah setiap orang. Oleh karena itu perlu dan pebting menjelasakan dan merumuskan masalah
belajar itu supaya kita dapat menempuhnya dengan lebih efisien, seefektif mungkin.
Ahli-ahli psikologi memegang peran utama dalam mengupas masalah belajar. Banyak ahli
psikologi yang secara eksplisit menyatakan bahwa masalah belajar itu merupakan hal yang sentral
dalam oembahasan atau teorinya.
B. APAKAH BELAJAR ITU?
Perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam. Para ahli mengemukankan teori tentang
belajat yang dapat disimpulkan dalam hal-hal pokok yaitu sebagai berikut: bahwa belajar itu
membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan
perubahan itu terjadi karena adanya usaha.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Ada banyak faktor belajar yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
(1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masij lagi dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu: faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial
(2) faktor-faktorbyang berasal dari dalam diri si pelajar, yang dibagi dalam dua golongan, yaitu
faktor fisiologis dan faktor sosial

D. BAGAIMANA BELAJAR ITU TERJADI? BEBERAPA KONSEPSI ATAU TEORI


BELAJAR
Perumusan yang secara jelas tentang belajar mulamula didapat dari para ahli psikologi
skolastik, yang kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli psikologi golongan kontra reformasi.
Selanjutnya kita dapatkan perumusan yang lebih jelas lagi pada para ahli psikologi daya dan
Herbary dan lain-lqin ahli psikologi asosiasi. Semua konsepsi yang dikemukanan itu disusun atas
dasar pemikiran spekulatif. Kemudian dengan munculnya Ebbinghaus psikologi belajar memasuki
babakk baru, yaitu masa eksperimental; dan semua trori yang disusun sesudaj itu adalah teori-teori
yang didasarkan pada penemuan eksperimental. Secara singkat dewasa ini teori belajar dibagi atas
dua golongan, yaitu teori yang bersifat molecular dan moral dengan lima perbidaan sebagai
berikut:
1) Teori molecular environmentalistis versus nativisme. Ahli moleculer berpendapat bahwa
perkembangan tingkah laku tergantung kepada belajar, sedangkan ahli nativisme
berpendapat bahwa perkembangan tingkah laku tergantung kepada pengaturan obejk-objek
yang dilihat kini.
2) Teori molecular mementingkan bagian-bagian, teori molar mementingkan keseluruhan
3) Teori molecular mementingkan reaksi, teori molar mementingkan kognisi.
4) Teori molecular mementingkan mekanisme, teori molar mementingkan dynamic
aquilibrium.
5) Teori molecular bertinjauan histori, teori molar bertinjauan kekinian.

BAB VIII PENILAIAN HASIL-HASIL PENDIDIKAN


A. PENDAHULUAN
Masalah penilaian hasil-hasil pendidikan bukanlah masalah baru. Ujian adalaj cara yang
paling umum dilakukan dalam usaha tersebut. Maksud penilaian hasil-hasil pendidkan itu ialah
untuk mengetahi pada waktu dilakukan penilaian itu sendiri sejaih manakah kemajuan anak didik.
Hasil dari tindakan mengadakan penilaian itu lalu dinyatakan dalam suatu pendapat yang
perumusannya bermacam-macam.

Fungsi penilaian dalam proses pendidikan yaitu secara psikologis anak menjadi tau sudah
sejauh mana hasil proses belajarnya dan pendidik mengetahui kemajuan peserta didiknya. Secara
didaksi berfungsi agar peserta didik mengetahui kemajuannya dan berpengaruh baik dalam hal
yang akan dikerjakan selanjutnya, disamping itu peserta didik juga mengetahui dimana
kegagalannya. Secara didaksi guru mengetahui hasil pekerjaannya sendiri. Secara administratif
dengan adanya penilaian yang rumusan terakhirnya berwujud rapor itu, maka dapat dipenuhi
berbagai kebutuhan administrasi.

B. TEKNIK PENILAIAN
Syarat penilaian yang baik adalah test harus reliable, valid, objektif, diskriminatif,
comprehensif, dan harus mudah digunakan. Secara garis besar ada dia macam bentuk penilaian,
yaitu tes objektif dan tes subjektif atau yang biasa juga disebut essay examination.

Bebrapa cara atau bentuk tes itu masing-masing mempunya kebaikan dan kelemahan,
pendidik harus tidak memutlakkan salah satu saja dan menolak yang lain.

C. STATISTIKA SEDERHANA
Statistika merupakan teknik untuk mrngolah dan menyimpulkan data kuantitatif. Data
kuantitatif dibedakan atas data nominal, data ordinal, data rasio, dan data interval.
Supaya data lebih mudah dipahami maka dapat dibuat tabel frekuensi dan dapat diukur tendensi
sentralnya seperti mean, median, dan modus. Data penilai yang sudah ada dengan statistik dapat
diukur sebaran atau variansinya serta korelasi atau hubungan yang ada dengan pengolahan data
statistika yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN

 Buku pertama

Keunggulan Buku
1.Penjelasan materi terlihat singkat dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat dan
mudah untuk dibawa kemana-mana.
2.Pejelasan materi juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat para ahli yang memperkuat
keakuratan materi tersebut.
3.Materi yang diberikan juga berdasarkan hal-hal yang umum dialami semua orang sehingga
pembaca dapat langsung mengilustrasikan dirinya sendiri.
4.Materi yang diberikan memiliki keterkaitan antara bab pertama sampai bab terakhir sehingga
memiliki sinkronisasi dalam materi yang diterima oleh pembaca.
5.Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
6.Tampilan buku terlihat sederhana tapi menarik tampak dari cover buku tersebut.

Kelemahan Buku
1. Penjelasan materi yang diberikan dalam bentuk umum bukan secara spesifik (meluas) pada
peserta didik dalam konteks pendidikan.
2. Pejelasan materi yang diberikan terlalu singkat.
3. Penjabaran materi hanya berdasarkan hal-hal yang bersifat umum yang dialami oleh seorang
individu tanpa menambahkan hal yang lebih khusus dalam materi tersebut.

 Buku kedua

Kelebihan
1.cover buku yang menarik
2.Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3.Pembahasannya luas
Kekurangan
1.Terlalu banyak halaman membuat pembaca jenuh

Anda mungkin juga menyukai