Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEPERAWATAN PADA AN.

U USIA 8 BULAN DI
RUANG KEMUNING ATAS RSU KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh:

ANNISA NURWAHYUNI

P27901119057

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2021
RESUME KEPERAWATAN

Tanggal / Jam Pengkajian : 08 April 2021 / 16.00 WIB

Diagnosa Medis : Asidosis Metabolik (Hipokalemia)

No. Registrasi : 00274130

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. U
b. Alamat : Kp. Sangiang RT. 001/001
c. Umur : 8 bulan
d. Pendidikan :-
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
mengalami diare.
Riwayat penyakit sekarang : Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami
diare lebih dari 5 kali/hari, cair sedikit ampas. Sejak 3 hari sebelum di
bawa ke RS dan demam sejak 5 hari sebelum dirawat di RS. Pasien
sebelumnya di rawat di ruang ICU selama 5 hari setelah itu di pindahkan
ke ruang kemuning atas.

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosis DAR (Data, Action, Respond)


Keperawatan
1. Resiko DATA
ketidakseimbangan Subjektif: Ibu mengatakan anaknya masih
cairan berhubungan mengalami diare tadi malam.
dengan disfungsi Objektif:
intestinal - Bayi tampak sedikit lemah, CRT < 2
detik.
- Nadi : 115 x/menit
RR : 31 x/menit
S : 37,7oC
ACTION
- Memonitor tanda-tanda vital.
- Memonitor status hidrasi.
- Memonitor waktu pengisian kapiler.
- Memonitor intake dan output.
RESPONSE
Subjektif: Ibu mengatakan anaknya sudah
tidak diare pagi ini.
Objektif: CRT < 2 detik, tidak ada tanda
dehidrasi, Nadi : 110 x/menit, Suhu : 37,7oC,
Pernapasan : 30 x/menit.
2. Gangguan rasa nyaman DATA
berhubungan dengan Subjektif: Ibu mengatakan tubuh anaknya
efek samping terapi hangat dan ada bengkak pada bagian betis
(medikasi) kanan akibat jarum suntik.
Objektif: Tampak bengkak pada bagian betis
kanan, suhu 37,7oC.
ACTION
- Mengidentikasi penyebab hipertermia.
- Memonitor suhu tubuh.
- Melakukan kompres hangat pada daerah
yang cedera.
- Mengajarkan keluarga melakukan
kompres hangat secara mandiri
RESPONSE
Subjektif: Ibu mengatakan mengatakan
mengerti setelah di ajarkan kompres hangat.
Objektif: Suhu 36,8oC, bengkak di bagian
betis kanan anak berkurang, tampak anak
merasa nyaman meski tertidur.
3. Defisit pengetahuan DATA
berhubungan dengan Subjektif: Ibu mengatakan anaknya di beri
ketidaktahuan ASI sampai umur 3 bulan dan selanjutnya
menemukan sumber diberi susu formula.
informasi Objektif: -
ACTION
- Mengidentifikasi kesiapan orang tua
dalam menerima informasi.
- Menjelaskan kebutuhan nutrisi bayi
RESPONSE
Subjektif: Keluarga pasien mengatakan sudah
mengerti dengan informasi yang di berikan.
Objektif: Tampak keluarga sudah mengerti
dan pengetahuan meningkat.

C. PEMBAHASAN
Dari kasus An. U dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
(Hipokalemia) di dapatkan dua masalah keperawatan yaitu:
1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi
intestinal di tandai dengan diare.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan efek samping terapi
(medikasi) di tandai dengan bengkak pada betis kanan akibat jarum
suntik/infus.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan
sumber informasi di tandai dengan pemberian ASI yang hanya sampai
anak berumur 3 bulan.

Dari pengkajian terhadap pasien dengan keadaan yang sudah membaik di


dapatkan data ibu mengatakan anaknya masih mengalami diare tadi malam
tetapi paginya belum tahu diare kembali atau tidak. Ibu pasien mengeluh
terdapat bengkak di kaki sebelah kanan akibat suntikan dan suhu tubuh
sedikit meningkat. Terdapat juga ketidaktahuan ibu dalam pemberian ASI
yang baik.

Maka dari itu dilakukan intervensi untuk mengatasi resiko


ketidakseimbangan cairan dengan memonitor tanda-tanda vital, status hidrasi,
waktu pengisian kapiler, intake dan output untuk mengetahui apakah pasien
kehilangan cairan berlebih atau tidak agar mencegah terjadinya dehidrasi.

Untuk mengatasi pembengkakan di bagian betis kanan dilakukan kompres


hangat yang bertujuan untuk mengurangi pembengkakan dan memberikan
rasa nyaman kepada pasien. Dilakukan juga edukasi kepada ibu pasien agar
dapat melakukan kompres hangat secara mandiri. Diberikan pula informasi
mengenai pemberian ASI ekslusif untuk menambah pengetahuan ibu.

Berikut penjelasan teori yang mendukung praktik pada kasus tersebut

Pada keadaan normal hipokalemia akan menyebabkan ekskresi kalium


melalui ginjal turun hingga kurang dari 25 meq/L per hari sedang ekskresi
kalium dalam urin lebih 40 meq/L per hari menandakan adanya pembuangan
kalium berlebihan melalui ginjal. Ekskresi kalium yang rendah melalui ginjal
dengan disertai asidosis metabolic merupakan petanda adanya pembuangan
kalium berlebihan melalui saluran cerna seperti diare akibat infeksi atau
penggunaan pencahar. (Yunita, dalam jurnal Hipokalemi et causa Diare
akut).
Pemberian ASI eksklusif memengaruhi morbiditas diare, pemberian asi
sangat berpengaruh pada kejadian diare, dimana pasien yang tidak diberi ASI
eksklusif paling rentan menderita diare. Proteksi yang diberikan oleh asi
terlihat melalui dua cara yaitu, menurunkan insiden diare dan menurunkan
durasi diare. Pemberian ASI terlihat lebih memengaruhi penurunan prevalensi
diare dibandingkan dengan insiden. Diduga bahwa mekanisme yang menonjol
dari pemeberian asi adalah penurunan mortalitas diare melalui pengurangan
episode diare. (Christin, dkk, 2016).

Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat


setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek pemberian
terapi hangat terhadap tubuh antara lain meningkatkan aliran darah ke bagian
tubuh yang mengalami cedera untuk meningkatkan pengiriman leukosit dan
antibiotik ke daerah luka untuk meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi
nyeri akibat spasme atau kekakuan, meningkatkan aliran darah, dan juga
meningkatkan pergerakan zat sisa dan nutrisi (Perry and Potter, 2014).
Kompres hangat basah di gunakan pada permukaan jaringan yang tertutup
(bengkak) dan tidak memerlukan prinsip steril. Tujuan dari pemberian
kompres hangat basah adalah antara lain untuk memperbaiki sirkulasi,
menghilangkan edema, meningkatkan drainase pus, dan mengurangi rasa
nyeri.

Anda mungkin juga menyukai