Anda di halaman 1dari 17

SATUAN AJAR PERKULIAHAN

PERDARAHAN POST PARTUM

Disusun Oleh:
Wahyu Nugraheni
NIM 22/495162/PKU/20215

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2022
SATUAN AJAR PERKULIAHAN
A. Identitas Mata Ajar
Nama Blok : Magister Keperawatan semester II
Pokok Bahasan (topik) : Perdarahan Post Partum
Hati/tanggal : Rabu, 2 November 2022
Jam : 08.00 WIB
Dosen Pengampu : Dr. Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Ema Madyaningrum, S.Kep.Ns., M.Kes., Ph.D
Nama mahasiswa magister : Wahyu Nugraheni
NIM : 22/495162/PKU/20215
B. Standar Kompetensi
Mahasiswa memahami garis besar pembelajaran mata kuliah maternitas mengenai
kompilasi pada perdarahan : perdarahan post partum.
C. Kompetensi Dasar yang akan dicapai
Setelah mengikuti pembelajaran mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari perdarahan post partum.
2. Menjelaskan penyebab dari perdarahan post partum.
3. Menjelaskan faktor risiko dari perdarahan post partum.
4. Menjelaskan asuhan keperawatan mengenai perdarahan post partum.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari perdarahan post partum.
2. Mahasiswa mampu memahami penyebab dari perdarahan post partum.
3. Mahasiswa mampu memahami faktor risiko dari perdarahan post partum.
4. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari perdarahan post partum.
E. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan perkuliahan mahasiswa mampu memahami tentang asuhan
keperawatan maternitas pada pasien dengan perdarahan post partum.
2. Tujuan Khusus
Setelah perkuliahan berlangsung, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Memahami pengertian dari perdarahan post partum.
b. Memahami penyebab dari perdarahan post partum.
c. Memahami faktor risiko dari perdarahan post partum.
d. Memahami asuhan keperawatan pada perdarahan post partum.
F. Materi Ajar
(Terlampir)
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, tanya jawab
H. Perencanaan Kegiatan dengan Gagne 9 evens
No Gagne 9 Event Rencana Kegiatan Kegiatan Mahasiswa
Pengajar
1. Gain attention Pengajar menyapa Mahasiswa mampu
mahasiswa dan memberikan perhatian
memberikan narasi kepada pengajar
pembuka tentang
perdarahan post partum
2. Inform learners Pengajar menjelaskan Mahasiswa mampu
of objectives tujuan tentang definisi memahami definisi,
tentang perdarahan post penyebab, faktor risiko,
partum, menjelaskan dan asuhan keperawtan
penyebab dari tentang perdarahan post
perdarahan post partum, partum.
menjelaskan faktor
risiko perdarahan post
partum, menjelaskan
asuhan keperawatan
tentang perdarahan post
partum.
3. Stimulate recall Pengajar menanyakan Mahasiswa menjawab
of prior learning pengetahuan mahasiswa pertanyaan sesuai dengan
mengenai perdarahan yang diketahuinya.
post partum.
4. Present learner Pengajar menampilkan Mahasiswa
guidance dan menjelaskan materi mendengarkan
asuhan keperawatan danmenyimak penjelasan
maternitas pada pasien pengajar.
dengan perdarahan post
partum .
5. Provide learner Pengajar memberikan Mahasiswa menerima
guidance instruksi tentang cara instruksi pengajar.
belajar dan membantu
mahasiswa un tuk belajar
lebih baik.
6. Elicit Pengajar memberikan Mahasiswa membuat
performance kesempatan pada asuhan keperawatan
mahasiswa untuk maternitas mengenai
membuat asuhan perdarahan post partum
keperawatan maternitas
mengenai perdarahan
post partum.
7. Provide Pengajar memberikan Mahasiswa aktif
feedback umpan balik yang bertanya.
spesifik dan segera
tentang capaian peserta,
memperkuat dan
memperbaiki kesalahan
jika ada.
8. Assess Pengajar bertanya Mahasiswa aktif
performance kepada peserta untuk menjawab.
mengetahui pengetahuan
baru tersebut telah
dikuasai atau belum.
9. Enhance Pengajar menyediakan Peserta menyebutkan
retention and permasalahan yang jawaban dari pertanyaan
transfer serupa dan mendorong yang diberikan pengajar.
peserta mentransfer
pengetahuan yang baru
diperoleh ke situasi baru.
I. Media Ajar
Media ajar yang digunakan laptop, materi dalam format PPT, jaringan intenet.
J. Sumber Belajar
Cunningham, FG. (2001) William obstetrics, 21 ed, The McGraw-Hill Companies Inc.
hal 704- 728
Desmarnita,U., & Larasati, L (2021).Tinjauan Elsevier Keperawatan Maternitas (1 st
Indone). Elsevier
Lowdermilk, D. leonard, Perry, S. E., Cashion, K., & Alden, K. R. (2016). Maternity &
Woman Health Care. Elsevier.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo S. 2008. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sentilhes, L., Merlot, B., Madar, H., Sztark, F., Brun, S., & Deneux-Tharaux, C. (2016).
Postpartum haemorrhage: prevention and treatment. Expert Review of Hematology,
9(11), 1043–1061. https://doi.org/10.1080/17474086.2016.1245135
K. Penilaian Hasil Belajar
Bobot penilaian kemampuan dan keberhasilan belajar:
1. Kehadiran 20%.
2. Keaktifan dalam pembelajaran 40%.
3. Penugasan individu 40%.
Lampiran 1.1

MATERI AJAR

PERDARAHAN POST PARTUM

Dosen Pembimbing : Dr.Wenny Artanty Nisman, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun oleh :

Wahyu Nugraheni
NIM 22/495162/PKU/20215

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


TAHUN AJARAN 2022/2023
PERDARAHAN POST PARTUM

1. Definisi
Menurut laporan World Health Organization (WHO), penyebab langsung
kematian ibu terjadi saat dan pasca-melahirkan. 75% kasus kematian ibu diakibatkan oleh
perdarahan, infeksi, atau tekanan darah tinggi saat kehamilan. Salah satu yang menjadi
penyebab tingginya AKI di Indonesia yaitu perdarahan postpartum. Perdarahan post
partum merupakan penyebab 25% dari seluruh jumlah kematian ibu didunia. Selain itu,
perdarahan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu di sebagian besar
negara dengan penghasilan rendah. Kematian akibat perdarahan postpartum sebagian
besar terjadi selama 24 jam pertama setelah kelahiran (Manuaba, 1998)
Perdarahan post partum didefinisikan sebagai kehilangan darah dan waktu onset
bervariasi 500 untuk persalinan pervaginam atau 1000 mL untuk kelahiran sesar.
Perdarahan post partum menjadi penyebab utama morbiditas dan mortilitas ibu.
Perdarahan post partum merupakan kejadian yang mengancam jiwa yang dapat terjadi
dengan sedikit gejala dan sering kali tidak disadari hingga ibu mengalami gejala yang
berat. Perdarahan post partum merupakan penyebab tersering dari keseluruhan kematian
akibat perdarahan obstetric (Cunningham,2005).
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah partus
(melahirkan), perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir pada persalinan
pervaginam dan melebihi 1000 ml pada seksio sesarea, atau perdarahan yang lebih dari
normal dan telah menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh lemah,limbung,
berkeringat dingin, menggigil, hiperapnea, sistolik < 90mmHg, nadi > 100x/menit,,
kadar Hb < 8 g% (Prawirohardjo, 2008).
2. Type dan Jenis
a. Perdarahan Post Partum Dini / Perdarahan Post Partum Primer (early postpartum
hemorrhage)
Perdarahan post partum dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
setelah kala III. Biasanya disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa
sebagian plasenta dan gangguan pembekuan darah. Kematian maternal lebih banyak
terjadi dalam 24 jam pertama karena kehilangan banyak darah
b. Perdarahan pada Masa Nifas / Perdarahan Post Partum Sekunder (late postpartum
hemorrhage)
Perdarahan pada masa nifas adalah perdarahan yang terjadi dalam waktu lebih dari
24 jam pasca persalinan. Penyebab utama perdarahan post partum sekunder biasanya
disebabkan sisa plasenta.
3. Penyebab
a. Atonia uteri
Atonia uteri merupakan perdarahan yang terjadi karena uterus tidak mampu
berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh darah pada lokasi pelekatan plasenta
akan terbuka. Setiap keadaan yang mengganggu kemampuan uterus untuk
berkontraksi dapat menyebabkan atonia uteri dan selanjutnya perdarahan post partum.
Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak perdarahan post partum, hingga
sekitar 70% kasus.
Atonia dapat terjadi setelah persalinan vaginal, persalinan operatif ataupun
persalinan abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan bahwa atonia uteri lebih
tinggi pada persalinan abdominal dibandingkan dengan persalinan vaginal. Atonia
uterus juga dapat menyebabkan perdarahan post partum lanjut. Sebagai akibatnya,
uterus tidak dapat berkontraksi dengan kuat sehingga pembuluh darah yang terbuka
pada tempat pelekatan plasenta akan terus mengeluarkan darah. Batasan atonia uteri
adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan plasenta lahir.
b. Retensi plasenta
Retensio plasenta merupakan penyebab perdarahan post partum yang lain. Pada
beberapa kasus dapat terjadi retensio berulang, plasenta harus dikeluarkan karena
dapat menimbulkan perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi
plasenta incarserata, polip plasenta, degenerasi ganas khorio karsinom. Retensio
plasenta ini juga merupakan etiologi tersering kedua dari perdarahan post partum (10-
20% kasus). Retensi plasenta adalah kondisi tidak keluarnya plasenta dalam waktu 30
menit setelah kelahiran bayi. Retensi juga bisa terjadi terjadi ketika sebagian dari
plasenta tertinggal di dalam rahim setelah kelahiran bayi. Pengeluaran plasenta yang
terlalu kuat juga dapat menyebabkan inversi uterus yg menyebabkan perdarahan post
partum.
c. Laserasi tractus Genitalia
Laserasi serviks, jalan lahir atau perineum juga dapat menyebabkan perdarahan
postpartum. Perdarahan postpartum karena laserasi harus dicurigai jika perdarahan
terus berlanjut walaupun fundus uteri berkontraksi dan keras. Laserasi serviks dapat
mengakibatkan perdarahan yang sangat banyak jika pembuluh arterinya robek.
Biasanya keadaan ini terjadi segera setelah plasenta lahir. Laserasi serviks merupakan
salah satu terjadinya perdarahan post partum hingga sekitar 20% kasus.
Laserasi serviks juga dapat menyebabkan perdarahan post partum lanjut pada
tempat ruptur yang tidak berhasil membentuk bekuan darah dan dengan demikian
tidak dapat menyekat lokasi perdarahan. Faktor yang mempengaruhi penyebab dan
insiden laserasi obstetric dari saluran genital bawah meliputi kelahiran dengan operasi,
kelahiran cepat, abnormalitas kongenital dari jaringan lunak ibu dan kontraktur
panggul. Ukuran, presentasi abnormal, dan posisi janin, ukuran relative bagian yang
dipresentasikan terhadap jalan lahir, jaringan parut sebelumnya akibat infeksi,
perlukaan atau operasi,varises vulva, perineum dan vagina juga dapat menyebabkan
laserasi.
d. Koagulopati
Kejadian gangguan koagulasi ini dapat menyebabkan perdarahan post partum,
keadaan ini lebih sering ditemukan pada solusio plasenta, missed abortion atau
kematian janin intra uteri. Koagulopati merupakan salah satu etiologi dengan insiden
perkiraan sekitar 1% kasus.
4. Faktor Resiko
Faktor resiko perdarahan post partum
a. penggunaan anastesi berhalogen
b. penggunaan MGSO4
c. partus precipitatus
d. persalinan lama
e. penggunaan induksi pada persalinan
f. overdistensi uterus (janin besar,gemelli,hidramnion)
g. koriamnionitis
h. Riwayat atonia pada kehamilan sebelumnya
i. multipara
j. retensi jaringan plasenta
k. avulsi kotelidon, lobus suksenturiatus
l. laserasi jalan lahir yang tidak diperbaiki
m. trauma setelah persalinan dengan forceps
n. Gangguan koagulasi
o. retensi plasenta
p. rupture uteri
q. inversi uterus
r. subinvolusio uterus
s. plasenta akreta, inkreta, perkreta
t. abrupsio plasenta
u. plasenta previa
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada perdarahan post partum dapat menunjukan penyebab
perdarahan, ditunjukan dalam tabel berikut :
Gejala dan Tanda Penyulit Diagnosis Kerja
Uterus tidak berkontraksi Syok Atonia uteri
dan lembek. Bekuan darah pada serviks
Perdarahan segera setelah atau posisi telentang akan
anak lahir menghambat aliran darah
keluar

Darah segar mengalir Pucat Robekan jalan lahir


segera setelah bayi lahir Lemah
Uterus berkontraksi dan Menggigil
keras
Plasenta lengkap

Plasenta belum lahir Tali pusat putus akibat Retensio plasenta


setelah 30 menit traksi berlebihan
Perdarahan segera Inversio uteri akibat
Uterus berkontraksi dan tarikan
keras Perdarahan lanjutan

Plasenta atau sebagian Uterus berkontraksi tetapi Retensi sisa plasenta


selaput tidak lengkap tinggi fundus tidak berkurang
Perdarahan segera

Uterus tidak teraba Neurogenik syok Inversio uteri


Lumen vagina terisi massa Pucat dan limbung
Tampak tali pusat (bila
plasenta belum lahir)

Sub-involusi uterus Anemia Endometritis atau sisa


Nyeri tekan perut bawah Demam fragmen plasenta (terinfeksi
dan pada uterus atau tidak)
Perdarahan sekunder
6. Tata laksana/ manajemen
a. Selalu siapkan tindakan gawat darurat Tata laksana persalinan kala III secara aktif.
b. Lakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi kesadaran nadi, tekanan darah,
pernafasan dan suhu
c. Jika terdapat syok lakukan segera penanganan
d. Periksa kandung kemih, bila penuh kosongkan
e. Cari penyebab perdarahan dan lakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab
perdarahan
f. Atasi sesuai dengan penyebab perdarahan
7. Komplikasi
a. Syok hemoragik
b. Gagal ginjal akut
c. ARDS
d. Kematian
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Fokus pengkajian pada perdarahan post partum adalah :
1) Telusuri riwayat ibu terhadap faktor-faktor yang menyebabkan predisposisi
terhadap perdarahan post partum (riwayat multiparitas, persalinan lama,
anastesi, kehamilan kembar, abrupsio plasenta/ plasenta previa, gangguan
hipertensi, riwayat gangguan perdarahan, riwayat penyakit hemolitik)
2) Kaji fundus uteri untuk menentukan apakah uterus berkontraksi dengan baik
atau tidak
3) Kaji warna dan jumlah perdarahan
4) Inspeksi perineum terhadap tanda-tanda laserasi atau hematoma
5) Kaji tanda vital setiap 15 menit selama 2 jam pertama setelah melahirkan untuk
mengidentifikasi masalah- masalah terkait perdarahan (takikardia, takipne,
hipotensi)
6) Kaji distensi kandung kemih karena kandung kemih yang terdistensi dapat
menggeser posisi uterus dan menghambat kontraksi
7) Kaji kehangatan dan kekeringan kulit, kuku, adakah cyanosis atau tidak,
capillary refil time
8) Mengumpulkan specimen dan meninjau hasil laboratorium terutama kadar
hemoglobin dan hematokrit
9) Observasi ada atau tidaknya tingkat kecemasan, ketakutan, tidak dapat
beritirahat, disorientasi
Waspadai tanda dan gejala syok :
1) Denyut nadi cepat dan lemah. respirasi meningka, tekanan darah menurun,
akral dingin dan basah
2) Status mental berubah : gelisah, kebingungan, letargi,penurunan kesadaran
3) Kaji status kardiovaskuler: nadi, tekanan darah, elektrokardiogram, monitor
hemodinamik, pengkajian pembuluh darah vascular
4) Ukur saturasi 02
5) Analisa Gas Darah
b. Diagnosis
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah berlebih karena
atonia uteri, laserasi atau inversi uterus
2) Resiko volume cairan berlebih berhubungan dengan terapi pengganti cairan
dan darah
3) Resiko infeksi berhubungan dengan kehilangan darah berlebih atau
terpajannya tempat penempelan plasenta
4) Resiko cedera ibu berhubungan dengan upaya pengangkatan sisa plasenta
secara manual, tranfusi darah, prosedur operatif
5) Ketakutan/ kecemasan berhubungan dengan ancaman diri, kurang
pengetahuan tentang penatalaksanaan prosedur dan operasi
6) Resiko gangguan parenting berhubungan dengan pemisahan dari bayi karena
tindakan penyelamatan hidup
7) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan darah
berlebih dan pola abnormal (shunting darah) ke sirkulasi pusat
c. Nursing Care Plan
Outcome/ hasil perawatan yang diharapkan dari perawatan pada perdarahan post
partum adalah :
1) Menunjukan stabilitas hemodinamik
2) Tidak terjadi komplikasi berhubungan dengan perdarahan yang banyak
3) Menunjukan pemahaman atas kondisi dirinya
4) Tetap berorientasi pada waktu, tempat dan orang
Intervensi :
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji tinggi fundus uteri dan kontraksi, jika lembek maka berikan masase untuk
merangsang kontraksi uterus
3) Monitor perdarahan ( seperti; jumlah duk perineum, adanya bekuan darah)
4) Berikan oksitosin sesuai protokol
5) Dorong pengosongan kandung kemih untuk mencegah distensi yang dapat
mempengaruhi kontraksi uterus, pasang kateter urine sesuai prosedur jika tidak
bisa berkemih
6) Siapkan ultrasonographi jika diperkirakan ada sisa plasenta
7) Pertahankan puasa untuk antisipasi jika diperlukan intervensi pembedahan
8) Siapkan tranfusi darah untuk pembedahan darurat jika kondisi memburuk
d. Evaluasi
Perawat dapat yakin bahwa perawatan sudah efektif ketika hasil yang diharapkan
telah tercapai
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, FG. (2001) William obstetrics, 21 ed, The McGraw-Hill Companies Inc.
hal 704- 728
Desmarnita,U., & Larasati, L (2021).Tinjauan Elsevier Keperawatan Maternitas (1 st
Indone). Elsevier
Lowdermilk, D. leonard, Perry, S. E., Cashion, K., & Alden, K. R. (2016). Maternity &
Woman Health Care. Elsevier.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo S. 2008. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sentilhes, L., Merlot, B., Madar, H., Sztark, F., Brun, S., & Deneux-Tharaux, C. (2016).
Postpartum haemorrhage: prevention and treatment. Expert Review of Hematology,
9(11), 1043–1061. https://doi.org/10.1080/17474086.2016.1245135
Lampiran 1.2 Format Penilaian Satuan Ajar Perkuliahan
Nama mahasiswa : Wahyu Nugraheni
NIM : 22/495162/PKU/20215
Tanggal Penilaian : 2 November 2022
Dosen Pengampu : Dr. Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.,M.Kes
No Aspek yang dinilai Nilai Penilaian
1. SAP secara umum: 5
 Kerapihan
 Kesesuaian dengan ketentuan
pembuatan SAP (format fonr 12, Times
new roman, spasi 1.5)
 Kesesuaian pengumpulan: max H-2
proses pembelajaran.
2. Ketepatan penulisan tujuan umum dan tujuan 5
khusus pembelajaran
3. Kegiatan yang ditetapkan dalam gagne 9 events 40
4. Materi yang ditetapkan dalam gagne 9 events 30
5. Media ajar yang digunakan 40
 Inovasi
 Kualitas
 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Yogyakarta, 2 November 2022


Dosen Pengampu

(Dr. Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.,M.Kes)


Lampiran 1.3 Format Penilaian Observasi Mengajar
Nama mahasiswa : Wahyu Nugraheni
NIM : 22/495162/PKU/20215
Hari/tanggal : Rabu, 2 November 2022
Dosen preceptor : Dr. Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.,M.Kes
No Aspek yang diamati Pelaksanaan Skala Nilai
Ya Tidak penilaian
1. Kegiatan a. Membuka proses 10
pembukaan pembelajaran
dengan baik
b. Melakukan
apersepsi
c. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2. Penyampaian a. Menguasai 30
materi materi yang
diajarkan
b. Menyampaikan
materi dengan
runtut dan
sistematis
c. Memberikan
penekanan
pada hal yang
penting
3. Metode dan a. Menggunakan 20
strategi metode dan
pembelajaran strategi yang
tepat
b. Menciptakan
suasana
pembelajaran
yang kondusif
(peka dan
sensitive
terhadap
situasi peserta
didik)
c. Menstimulasi
peserta didik
untuk aktif
dalam proses
pembelajaran
d. Ketepatan
dalam alokasi
waktu
4. Penggunaan a. Menggunakan 10
media ajar bahasa yang
mudah
dipahami
b. Penggunaan
bahasa yang
baik dan sesuai
c. Kejelasan
vocal
d. Kecepatan
sesuai
5. Penggunaan a. Menggunakan 10
bahasa verbal bahasa yang
dan non- mudah
verbal dipahami
b. Penggunaan
bahasa yang
baik dan sesuai
c. Kejelasan
vocal
d. Kecepatan
sesua
6. Penampilan a. Penampilan 5
rapi dan sesuai
dengan
ketentuan
(walapun
dilakukan
secara daring)
7. Kemampuan a. Melakukan 15
dalam refleksi di
pelaksanaan akhir sesi
evaluasi b. Menjawab
pertanyaan
yang muncul
dengan baik
c. Melakukan
penilaian dari 3
aspek
(kognitif,
afektif dan
psikomotor)
d. Menutup sesi
dengan tepat
dan sesuai
TOTAL NILAI
*mohon disampaikan nilai dalam rentang 0-100
Yogyakarta, 2 November 2022
Dosen Pengampu

(Dr. Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai