Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG BKKBN

D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
SURYANI LAYLA SITOMPUL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat allah swt atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasankita semua khususnya dalam materi “BKKNBN KELUARGA” .apabila nanti dalam
tugas ini banyak keurangan atau kesalahn,kami mohon maaf karna sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.

Akhir kata yang kami sampaikan,mohon maaf jika memiliki kekurangan dan apabila
terdapat banyak kesalahaan penulis untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini agar kedepannya kami
menjadi lebih baik lagi.Atas segala perhatian,doa dan dukungan saya mengucap terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1
 1.1. Latar Belakang ………………………………………….. 1
 1.2. Rumusan Masalah …………………………………….. 4
 1.3. Tujuan ……………………………………………………… 5
 1.4. Manfaat ……………………………………………………. 7
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………… 14
BAB IV PENUTUP ………………………………………… 25
 4.1. Kesimpulan ………………………………………………… 25
 4.2. Saran ……………………………………………………… 27
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan
baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola
diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Kepemimpinan dibutuhkan
manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.
Di satu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, dipihak lain ada orang yang
mempunyai kelebihan kemampuan untuk untuk memimpin. Disinlah timbulnya kebutuhan
akan pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksana
otoritas dan pembuatan keputusan.Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk bertindak
yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari
suatu persoalan bersama-sama. Terry (dalam thoha 2007:259) merumuskan bahwa
kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar
diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan melibatkan orang lain serta bawahan
atau para pengikut.
Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu organisasi.
Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena berlangsung di
lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai
tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat
penting
yang di butuhkan di dalam dunia kerja. Kepemimpinan dapat membantu setiap aktivitas di
dalam bekerja.
Melalui kepemimpinan yang efektif maka setiap aktivitas di dalam organisasi dapat berjalan
dengan baik. Selain itu kepeimimpinan dapat mendorong peningkatan kinerja pegawai.
Karena
kepemimpinan dapat membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan organisasi
maupun tujuan individu. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal ditentukan oleh
kepemimpinan. Karena pimpinanlah yang bertanggung jawab atas pelaksana suatu pekerjaan,
dimana yang mendudukan posisi pimpinan dalam suatu organisasi merupakan posisi yang
sangatpenting. Kepemimpinan dapat menentukan seberapa besar tujuan organisasi
dapat tercapai.
Selain itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memiliki fungsi
diantaranya pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera, koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), fasilitasi dan pembinaan terhadap
kegiatan
instansi pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) dan
masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, penyelenggaraan
pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
A. Seberapa Besar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Perwakilan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
Medan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Perwakilan
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Medan .

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai.
b. Penelitian ini dapat di jadikan referensi dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut .

2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait agar lebih dapat memperhatikan
kepemimpinan di dalam lingkungan kerja.
b. Dapat memperluas ilmu pengetahuan penulis terhadap mata kuliah yang di berikan
khususnya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia serta dapat memberikan manfaat dan
pengalaman yang berharga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
1. Menurut BKKBN
Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah
tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan
peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki
dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.
Menurut BKKBN (1995) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan
yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.
Tingkat Kesejahteraan KeluargaTingkat kesejahteraan keluarga menurut Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dikelompokkan menjadi 5 (lima)
tahapan, yaitu:
1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic
needs).
2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS-I)
Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS
I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau
indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga.
3. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS-II)
Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5
(lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs) dari keluarga.
4. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS-III)
Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak
memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus)
atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) keluarga.
5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS-III Plus)
Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6
(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III,
serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.

2. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik)


Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga
sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu
dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan
sehari-hari bersama menjadi satu.
Ada bermacam-macam bentuk rumah tanga biasa, diantaranya :
A. orang yang tinggal bersama istri dan anaknya;
B. keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari
satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen;
C. rt yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang
dari 10 orang.
D. pengurus asrama, panti asuhan, lembaga permasyarakatan dan sejenisnya yang
tinggal sendiri maupun bersama anak, istri serta art lainnya, makan dari satu dapur
yang terpisah dari lembaga yang diurusnya;
E. masing-masing orang yang bersama-sama menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus tetapi mengurus makannya sendiri-sendiri.
F. orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus
makannya sendiri;

3. Menurut Dinas Sosial

B.

Seberapa Besar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor


Perwakilan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Medan?
Kepemimpinan dipastikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan meskipun kepemimpinan
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja.

Anda mungkin juga menyukai