Makalah Islamic Studies 1
Makalah Islamic Studies 1
Kelompok 1
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, dzat yang menegakkan langit, membentangkan
bumi, aku bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW hamba dan utusannya yang
tercinta, sosok yang paling utama diantara seluruh makhluk. Beliau dimuliakan
dengan al-qur’an yang merupakan mukjizat serta sunnah yang menjadi pembimbing
bagi umat manusia. Rahmat dan keselamatan semoga Allah SWT selalu dilimpahkan
kepada seluruh umat manusia. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Islamic Studies
dengan judul “Pengertian Islamic Studies, Urgensi studi Isman, ruang lingkup studi
Islam, dan pertumbuhan studi islam di dunia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.maka dari itu
penulis berharap bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak,
khususnya kepada Dosen pengampu mata kuliah Islamic Studies .
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................i
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................iv
B. Rumusan Masalah......................................................................................iv
C. Tujuan..........................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Islamic Studies........................................................................1
B. Urgensi Studi Islam....................................................................................2
C. Ruang Lingkup Studi Islam........................................................................3
D. Pertumbuhan Studi Islam di Dunia...........................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Daftar Pustaka...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era Global yang semua sudah semakin maju, tentunya Kajian Islamic
studies berkembang dalam tradisi akademik modern (Barat). Pola ini tidak
sama dengan pengertian pendidikan agama Islam (al-tarbiyyah al-Islâmiyah),
3
yang secara konvensional lebih merupakan proses transmisi ajaran agama,
yang melibatkan aspek kognitif (pengetahuan tentang ajaran agama Islam),
afektif dan psikomotorik (menyangkut sikap dan pengamalan aja
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Studi Islam?
2. Seberapa pentingnya memplajari Studi Islam?
3. Apa saja ruang Lingkup Studi Islam?
4. Bagaimana pertumbuhan Studi Islam di Dunia?
C. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui dan memahami Studi Islam, mengetahui
seberapa pentingnya memplajari Studi Islam, apa saja rung lingkupnya serta
bagaimana pertumbuhan Studi Islam di Dunia sekaran
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Studi Islam secara Etimologi (bahasa) merupakan gabungan dari dua kata
yaitu Studi dan Islam. Dan kata studi sendiri memiliki banyak makna, diantaranya
Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu Study, yang berarti mempelajari atau
mengkaji. Dan menurut Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi
adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh
keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar atau meningkatkan suatu
keterampilan. Kemudian menurut Muhammad Hatta Studi adalah mempelajari
4
sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu
dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode
tertentu pula. Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima dan
aslama. Salima mengandung arti selamat, tunduk, dan berserah. Sedangkan aslama
juga mengandung arti kepatuhan, ketundukan, dan berserah. Yang disebut dengan
muslim adalah orang yang tunduk, patuh, dan berserah diri sepenuhnya kepada ajaran
Islam dan akan selamat dunia dan akhirat.
Dan Secara Terminologi (Istilah) Kajian Islam atau di Barat terkenal dengan
istilah Islamic Studies adalah usaha mendasar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk yang berhubungan dengan
agama Islam, baik ajaran-ajarannya, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah. Pengertian Studi Islam menurut
Muhammad Nur Hakim kegunaan istilah Studi Islam bertujuan untuk
mengungkapkan beberapa maksud, yaitu:
1. Studi Islam yang dikonotasikan dengan aktivitas-aktivitas dan program-
program pengkajian dan penelitian terhadap agama sebagai objeknya.
2. Studi Islam yang dikonotasikan dengan materi, subjek, bidang, dan
kurikulum atas semua kajian Islam.
5
maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,
sepanjang sejarahnya. 1
1
Rosihon Anwar- Badruzzaman-dkk,Pengantar Studi Islam,(Surabaya:Pustaka Setia,2019)hlm:35
2
Baidhawy Zakiyyuddin. Studi Islam Pendekatan, dan Metode. 2011. Insan Madani: Yogyakarta
6
B. Urgensi Studi Islam
2
dunia, tradisi Islam akan nampak sebagai satu-satunya nama yang built-in (terpasang
tetap).3
Nabi Muhammad SAW telah membakukan ajaran agama Islam (Dienul Islam)
secara sempurna, sehingga akan terjamin otentisitas dan sekaligus perkembangannya
sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tempat Dengan sistem pembakuan
tersebut, maka ajaran Islam akan tetap bersifat otentik, sempurna dan bersifat
dinamis, yakni sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tempat.
Islam dipahami dari sisi ajaran, doktrin dan pemahaman masyarakat dengan
asumsi dapat diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Setelah itu,
pemahaman yang telah menjadi input bagi kaum orientalis diambil sebagai dasar
3
Muhaimin,tadjab dan abd mudjib, dimensi-dimensi islam, (Surabaya:Karya Abditama:1994)hlm.71
3
kebajikan oleh para penguasa kolonial yang tentunya lebih menguntungkan mereka
dibandingkan dengan rakyat banyak di wilayah jajahannya. Hasil studi ini
sesungguhnya lebih menguntungkan kaumpenjajah. Atas dasar masukan ini para
penguasa kolonial dapat mengambil kebijakan daerah koloni dengan
mempertimbangkan budaya lokal. Atas masukan ini, para penjajah mampu membuat
peta kekuatan sosial masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan dan
keuntungannya.
1) Islam sebagai Doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya
sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2) Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agama.
3) Interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
4) Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah
keilmuan agama Islam yang dapat menjadi Objek Studi Islam, yaitu :
a. Wilayah praktik keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang
telah diintrepretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh
panutan masyarakat pada umumnya. Wilayah praktik ini umumnya
tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang
dipentingkan disini adalah pengalaman.
b. Wilayah-wilayah teori keilmuan yang dirancang dan disusun
sistematika dan metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para
ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apayang ada pada
wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah “teori-teori”
keilmuan agama Islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-
teks wahyu, maupun secara induktif dari praktik-praktik keagamaan
4
yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun
sepanjang sejarah perkembangan asyarakat muslim dimanapin mereka
berada.
c. Telaah kritis yang lebih populer disebut metadiscourse, terhadap
sejarah perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh
kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis
ketiga yang kompleks dan sophisticated inilah yang sesungguhnya
dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.
5) Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa objek kajian Islam
adalah substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam
aspek ini agama lebih bersifat penelitianbudaya, hal ini mengingat bahwa
ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang
dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui
proses penawaran dan perenungan. Ketika seseorang mempelajari bagaimana
ajaran Islam tentang sholat, haji, zakat, haji, tentang konsep ke- Esa-an Allah,
tentang argumen adanya Tuhan, tentang aturan etika dan nilai moral dalam
Islam, berarti sedang mempelajari Islam sebagai gejala Budaya.
Studi Islam mulai muncul pada abad ke-9 di Irak, ketika ilmu-ilmu agama
Islam mulai memperoleh bentuknya dan berkembang didalam sekolah-sekolah hingga
terbentuknya tradisi literer di kawasan Arab masa pertengahan. Studi Islam bukan
hanya berjalan di dalam peradaban Islam itu sendiri bahkan juga menjadi fokus
diskusi di negara-negara Barat.4
Sebelum kemunculan Islam pada abad ke-9, orang-orang Arab sudah dikenal
oleh bangsa Israel dan Yunani Kuno serta para pendiri gereja. Pandangan orang-
orang Eropa tentang Islam sepanjang masa pertengahan diambil dari konstruk Injili
dan teologis. Mitologi, teologi dan missionarisme menyediakan formulasi utama
4
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri. STUDI ISLAM suatu pengantar dengan kedekatan
interdisipliner. Badung : PT Rosdakarya. 2015.
5
tentang apa yang diketahui gereja mengenai Muslim sekaligus alasan-alasan bagi
perkembangan wacana resmi tentang Islam. secara Mitologis, Islam dipandang
sebagai orang Arab, Sarasen, yang merupakan keturunan Ibrahim melalaui Siti Hajar
dan putranya Ismail. pusat-pusat studi islam klasik adalah Mekah dan Madinah
(Hijaz), Basrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina (Syam), dan Fistat (Mesir).
2. Madrash Madinah dipelopori oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman; 3. Madrasah
Basrah dipelopori oleh Abu Musa al-Asy’ari dan Anas bin Malik; madrasah Kufah
dipelopori oleh Ali bin abi Thalib dan ‘Abdullah bin Mas’ud;
5. Madrasah Fistat (Mesir) dipelopori oleh Abdullah bin Amr bin ‘ash
Pada masa kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di Ibu kota negara, yaitu
Baghdad. Di Istana Dinasti Abbas pada zaman Al- Makmun (813-833), putra Harun
al-Rasyid, didirikan bait Al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda : sebagai perpustakaan serta
sebagai lembaga pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno
kedalam bahasa arab untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.
6
demikian, pusat-pusat kebudayaan yang juga merupakan pusat studi Islam pada
zaman kejayaan Islam adalah Baghdad,Mesir, dan Spanyol.
7
Di Chicago, kajian islam di selenggarakan di Chicago University. Secara
Organisatoris, Studi Islam berada di bawah Pusat Studi Timur Tengahdan jurusan
Bahasa, dan Kebudayaan Timur Dekat. Di lembaga ini, kajian Islam lebih
mengutamakan Kajian tentang pemikiran Islam, bahasa Arab, naskah-naskah Klasik,
dan bahasa-bahasa Islam non-Arab.
Di UCLA, studi Islam dinagi menjadi empat kmponen : pertama, Doktrin dan
sejarah Islam, kedua, bahasa Arab, ketiga bahasa Islam dan non-Arab seperti
Urdu,Turki, dan Persia, dan keempat, ilmu-ilmu sosial,sejarahn dan sosiologi. Di
London, studi Islam digabungkan dalam School of Oriental and African studies
(Fakultas Studi Ketimuran dan Afrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa dan
kebudayaan Asia dan Afrika.5
Studi Islam sekarang ini berkembang hampir di seluruh negara di dunia, baik
di negara Islam maupun bukan negara islam. Studi Islam di Negara-negara non-Islam
di antaranya: Aligarch University (India), Chicago University (Chicago), Los angeles,
London dan Kanada
5
M.Atho Muzhar, 1998:24-9
6
Loc.cit 40-46
8
dengan kaum muslim. Ini semua membutuhkan banyak pengetahuan tentang ajaran-
ajaran Islam, dengan tujuan hanya untuk menolak ajaran tersebut.
Selama empat abad kemudian hingga awal Perang Salib, orang-orang Eropa
hidup dalam kebodohan tentang agama dan penduduk yang hidup bersebelah dengan
mereka di Spanyol. Suku-suku jerman, orang Slavia, Magyar, dan gerakan-gerakan
bidah seperti Manicheanisme, melihat Islam sebagai salah satu musuh yang
mengancam kerajaan kristen. Sejak awal perang salib hingga abad ke-11, nama
Muhammad dikenal negatif di kalangan Eropa.
Fase Perang Salib dan Kesarjanaan Cluny (1100-1500). Studi Islam untuk
tujuantujuan misionaris mulai abad ke-12 pada masa Peter Agung (1094-1156),
seorang Biarawan Cluny di Prancis. Para pasukan salib dan rahibrahib yang
menerjemahkan Al-qur’an dan teks teks Islam berperan sebagai pihak-pihak yang
menyerang peradaban Islam, yang membentuk batas-batas di sebelah selatan dan
timur dari kerajaan kristen Barat. Pada masa ini, Peter Agung membentuk komisi
penerjemah dan penafsiran teks-teks Islam berbahasa Arab. Banyak karya mereka
yang memahami Muhammad sebagai dewa bagi kaum Muslim, penyuka perempuan,
penipu, orang kristen yang murtad, ahli ilmu sihir, dan seterusnya. Korpus Cluny
dikenal sebagai permulaan kanon kesarjanaan Barat tentang Islam. Peter juga
memerintahkan para penerjemah untuk menerjemahkan Al-qur’an, hadis, dan sirah
muhammad, serta teks-teks Arab lainnya. Serangan-serangan mereka ditujukan pada
kenabian Muhammad, Al-qur’an dan jihad sebagai topik utama kesarjanaan kristen
pada masa pertengahan.
Akhir abad 12 koleksi karya Ibnu Sina muncul dan beredar di Eropa. Sejalan
dengan hal tersebut para sarjana Eropa mulai melihat dunia Muslim saat itu sebagai
peradaban kaum terpelajar dan filosof, sangat berlawanan dengan pandangan negatif
tentang Muhammad dan praktik-praktik keagamaan Islam. Keberhasilan militer dan
diplomasi Salahudin Al Ayyubi (1138-1193) terkenal dalam legenda Eropa.
9
Fase Reformasi (1500-1650), sejalan dengan Eropa memasuki periode
perubahan keagamaan, politik dan intelektual pada abad ke-16, pengetahuan dan studi
Islam juga terpengaruh, pada masa ini kaum reformis memandang Sarasen Turki
bersama-sama gereja Roma sebagai anti kristus. Bibliande menganggap Muhammad
sebagai kepala dan Islam sebagai tubuh anti kristus. Kaum protestan membandingkan
Roma dan Islam, melihat Islam sebagai Bidah, bukan sebagai agama lain yang
mempunyai haknya sendiri. Jadi, patut dicatat bahwa kaum reformis telah
menghasilkan kesarjanaan tentang Islam yang tidak berbeda dengan sebelumnya.
Pada abad ke-16, edisi-edisi Al-qur’an dan teks-teks Islam lainnya yang diterbitkan di
Eropa cenderung mengikuti korpus Cluny pada empat abad sebelumnya.
10
filterisasi dalam penerimaan informasi yang bersumber dari dunia Barat tersebut.
Tentunya dalam rangka Tabayyun atau kroscek, meluruskan dan Islamisasi.7
Nah lalu bagimana dengan fase yang sekarang, “Masa yang semakin maju?”
“Dinegara-negara maju?” Dengan berubahnya waktu dari masa kemasa tentunya kita
pun ikut berubah, kita tidak lagi jalan ditempat. Masyarakat islam sudah tersebar luas
diberbagai wilayah di Belahan Negara maupun Benua, membuat pertumbuhan studi
islam di Dunia pun semakin meningkat.
7
Op.cit (hlm 13)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
B. Daftar Pustaka
13