Disusun Oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Tafsir yang
diampu oleh Bapak MUHAMMAD MISBAH., Lc M.Hum tepat pada waktunya. Tanpa
adanya rahmat dan hidayah Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah
dengan baik dan benar.
Makalah ini memaparkan tentang Tafsir Tematik Ayat-ayat Akidah dan Keimanan
yang disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir di Institut Agama Islam Negeri
Kudus. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca dalam memahami materi tentang Tafsir Tematik Ayat-ayat Akidah dan Keimanan.
Kami sadar, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
masukan perbaikan sangat kami harapkan untuk menyempurnakan tugas-tugas serupa pada
masa yang akan datang. Kami berharap, makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam berfungsi sebagai petunjuk dan ajaran moral
universal yang diyakini relevan setiap waktu dan tempat ( shalih li kulli zaman wa al-
makan). Sebagai implikasinya, al-Qur’an harus terus dibaca, difahami kandungannya melalui
penafsirannya dan dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-harI.
Akidah merupakan “segi teoretik” yang harus lebih dulu diimani, sebagaimana seruan
pertama Rasulullah Saw dan juga para Nabi Saw. Akidah mencakup risalah Ilahi yang
memberikan informasi tentang pokok-pokok ajaran Islam seperti percaya kepada keesaan dan
kekuasaan Allah, Malaikat, Rasul, Kitab Suci, hari akhirat, dan ayat-ayat yang mengungkap
rahasia kehidupan manusia dan kematian.Bisa didefinisikan bahwa Tafsir Tematik Akidah
merupakan sebuah kajian yang membahas tentang penafsiran ulama terhadap ayat-ayat yang
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan keimanan dan kepercayaan, seperti
percaya kepada keesaan dan kekuasaan Allah, Malaikat, Rasul, Kitab Suci, hari akhirat, dan
ayat-ayat yang mengungkap rahasia kehidupan manusia dan kematiaan.
B. Rumus Masalah
1. Tematik Akidah
2. Tematik ayat pendidikan Keimnan
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui Tematik Akidah
2. Mengetahui Tematik ayat pendidikan Keimnan
BAB III
PEMBAHASAN
Sementara menurut istilah (terminologi) aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak bercampur dengan keraguan sedikitpun bagi orang yang
menyakininya. Aqidah merupakan inti ajaran agama yang tetap dari masa ke
masa. Aqidah tidak akan berubah meskipun para Nabi yang membawa risalah
Allah silih berganti sejarah. Hal ini bisa dilihat dalam al-Qur’an, bagaiman Nabi
Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Syu’aib mengajak umatnya menyembah Allah
Yang Esa: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu
selain-Nya” (QS al-A’raf; 59,65,73,85).
Kaum Mu‘tazilah dan Zaidiyyah telah menelurkan beberapa karya tafsir dan
karya yang berkaitan dengan ayat mutasyābihāt, di antaranya; al-Kasysyāf karya
az-Zamakhsyarī, Mutasyābihāt al-Qur’ān karya al-Qāḍī ‘Abd al-Jabbār (keduanya
merupakan ulama terkenal Mu‘tazilah), aṡ-Ṡamarāt al-Yāni‘ah karya Syamsuddīn
Yūsuf bin Aḥmad, dan lainnya.
3. Aqidah Musyabbihah-Mujassimah
Tidak bisa dipungkiri, terdapat banyak ayat mutasyābihat dalam al-Qur’an
yang membicarakan tentang sifat Allah seperti yad (tangan), ‘ain (mata), wajah
dan lainnya. Dalam menyikapi ayat-ayat mutasyābihāt tersebut, terdapat golongan
yang berpegang pada nas secara zahir seperti makna bahasanya. Mereka adalah
kaum musyabbihah dan Mujassimah. Musyabbihah berarti menyerupakan,
sedangkan Mujassimah menisbahkan tubuh kepada Allah. Hal ini berarti bahwa
kaum musyabbihah adalah segolongan umat yang menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya (bersifat materi), dengan mengatakan bahwa Allah menyerupai
makhlukNya, dengan bertangan, berkaki, bertubuh seperti layaknya manusia.
Semantara kaum Mujassimah, yaitu segolongan umat yang berkeyakinan bahwa
Allah mempunyai tubuh, yang terdiri dari daging, mata, tangan, kaki dan anggota
tubuh lainnya. Bahkan mereka berkeyakinan Allah berjenis kelamin laki-laki.
Sikap moderat yang disampaikan oleh alAsy‘arī dan para penganutnya (al-
Asy‘ariyah atau al-Asyā‘irah) tidak lepas dari cara alAsy‘arī pengambilan dalil
(istidlāl). Al-Asy‘arī menggunakan dua dalil sekaligus (naqlī dan aqlī) dalam
berargumentasi dengan persoalan aqidah. Ia tidak hanya menggunakan ayat-ayat
al-Qur’an dan hadis dalam menetapkan sifat-sifat Allah, para rasul-Nya, hari
kiamat, malaikat, hisab serta nikmat surga dan siksa neraka, namun juga
memerankan fungsi akal dan dalil-dalil rasional dalam membuktikan kebenaran
dalil naqli tersebut. Sebaliknya, ia tidak hanya menjadikan akal sebagai pemutus
terhadap nash dalam menginterpretasikannya, namun juga berpegang kepada
pengertian literal teks. Meskipun demikian, ia menjadikan akal sebagai pembantu
untuk memahami dan mendukung zahir suatu teks.
1) Al-qur’an
Al-qur‟an menjadi sebuah dasar pendidikan dalam islam,
seperti yang diSebutkan didalam surat Shad ayat :29
كتاب أنزلناه إليك مبارك لي ّدبّروا ءاياته و ليتذ ّكر أولوا االلباب¤
Artinya:
“Dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada
Allah-lah kesudahan segala urusan (QS. Lukman :22)”.
A. KESIMPULAN
Aqidah berasal dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqda – ‘aqidata. Al-‘aqdu
mempunyai arti ikatan, perjanjian, dan peneguhan. aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak bercampur dengan keraguan sedikitpun bagi orang yang
menyakininya.
1. Aqidah mu’tazilah zaidiyah
2. Aqidah Musyabbihah-Mujassimah
3. Aqidah al-Asya’irah (al-Asy’ariyah)
4. Aqidah Salafi Wahhabi
B. Saran
kami sebagai penulis adanya makalah ini ingin memberikan saran kepada
pembaca agar pembaca lebih giat untuk mencari pengetahuan materi guna untuk
menambah wawasan tentang Tafsir Tematik Ayat-ayat Aqidah dan Keimanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenintan.ac.id/7844/1/SKRIPSI.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/270166267.pdf